Dalam tulisan sebelumnya Anda sudah mengenal sedikit tentang LNG atau Gas Alam Cair. Anda sudah mengetahui bahwa untuk merubah Gas Alam menjadi cair atau LNG, kita harus mendinginkannya sampai temperatur -160 C. Semua benda pada temperatur kriogenik (di bawah -100 C) berubah karakteristiknya. Dalam tulisan itu dicontohkan besi yang setelah direndam LNG bisa menjadi rapuh dan mudah dipecahkan atau dipatahkan. Saya juga berjanji untuk menjelaskan mengapa ketika tetesan air kita percikkan ke atas minyak goreng panas bisa menimbulkan efek letupan. Fenomena yang sama juga Anda akan temukan apabila LNG disemburkan ke atas permukaan air. Keduanya bisa dijelaskan sebagai berikut. Perlu dicatat bahwa perbedaan temperatur air dan minyak goreng panas cukup besar. Air masih bertemperatur 25 C, sedangkan minyak goreng ada pada temperatur di atas titik didih air 100 C. Ketika air menyentuh permukaan minyak goreng panas, terjadi penguapan dengan cepat. Volume air berubah cepat menjadi 1000 kali lebih besar setelah berubah dari cair menjadi uap. Akibatnya uap air yang terkurung di dalam cairan minyak goreng panas ini mendesak keluar dengan cepat dan menimbulkan efek letupan yang disertai percikan minyak goreng panas. Hal yang sama juga terjadi ketika LNG yang temperaturnya -160 C disiramkan ke atas permukaan air yang temperaturnya 25 C. Ada perbedaan temperatur 185 C, lebih besar dari pada contoh air dengan minyak goreng tadi. Volume LNG ketika berubah menjadi gas akan bertambah menjadi 600 kali lebih besar. Akibatnya cairan LNG yang berubah dengan cepat menjadi gas akan menerobos permukaan air dengan cepat sehingga menimbulkan efek ledakan. Kisah Nyata Bahaya ketika LNG Bersentuhan dengan Air Kisah nyata saya alami ketika bekerja di salah satu pabrik LNG dan terjadi tumpahan cairan LNG. Suasananya sangat mencekam karena kami semua tahu apa akibatnya kalau uap LNG ini sampai tersulut percikan api atau listrik. Sumber listrik sudah diputus untuk mengurangi resiko. Kejadiannya berlangsung mulai pagi. Tumpahan cairan LNG berhenti tetapi keluar lagi setiap empat jam. Pada tengah malam terjadilah ledakan dahsyat. Kami semua bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Tidak ada asap api tanda kebakaran sedikitpun. Tetapi suasana gelap karena aliran listrik sudah kami putus. Beruntung tidak ada operator di lokasi kejadian karena memang gelap gulita. Terpaksalah kami menunggu sampai pagi. Paginya saya memberitahu atasan bahwa tumpahan LNG akan muncul lagi kurang lebih 4 jam dari sekarang. Akhirnya diputuskan untuk memasang kerangan sehingga tumpahan bisa dihentikan. Setelah diselidiki, akhirnya disimpulkan bahwa ketika LNG bocor dari kerangan dan jatuh ke permukaan tanah dia mendinginkan temperatur sekitarnya. Akibatnya LNG yang semula langsung menguap menjadi gas, tetap berbentuk cairan dan mengalir sampai ke dalam saluran air (gorong-gorong). Di dalam parit inilah cairan LNG bertemu dengan permukaan air sehingga terjadi ledakan dahsyat. Tenaga yang dihasilkannya mampu merobek beton setebal 50 cm menjadi terbelah dua dan terangkat ke permukaan tanah. Satu troli pengangkut pasir sampai terlempar ke atas dan tersangkut di rak penyangga pipa. Perbaikannya cukup memakan waktu lama. Bisnis pencairan Gas Alam memang pada dasarnya bisnis pengendalian resiko. Dalam kenyataannya tidak pernah ada resiko yang bisa kita hilangkan sampai 0%. Pada umumnya perusahaan dan aturan negara mengharuskan kita menurunkan resiko itu sampai seminimum yang bisa dilakukan selama masih praktis. Kalau tidak bisa, maka kita harus menghentikan operasi itu dan melakukan perbaikan yang diperlukan atau modifikasi. Oleh karena itu kesiapan menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan harus selalu ditingkatkan. Helfia Nil Chalis, Mencari Uang di Internet
2 Comments
Mungkin banyak yang baru mendengar istilah LNG. Padahal sudah lebih 30 tahun ekonomi Indonesia tertolong oleh devisa negara yang diperoleh dari hasil penjualan ekspor LNG ke Jepang, Korea, Taiwan. Ada tiga pusat produksi LNG di Indonesia sekarang ini, yaitu Arun Lhokseumawe, Badak Bontang, dan Tangguh Teluk Bintuni. Pada kesempatan kali ini saya ingin memperkenalkan kepada Anda tentang LNG. LNG adalah singkatan dari "Liquefied Natural Gas" yang kalau di Indonesiakan sering disebut "Gas Alam Cair". Gas Alam adalah gas yang biasa ditemukan orang ketika mengeksplorasi minyak. Ada sumur yang hanya menghasilkan gas saja. Tetapi ada pula yang menghasilkan gas bersama-sama minyak sebagai bawaannya. Sumur yang hanya menghasilkan gas disebut dengan 'Non Associated Gas Well', sedangkan sumur yang menghasilkan gas bersama-sama minyak sebagai ikutan disebut 'Associated Gas Well'. Sesuai namanya, LNG adalah Gas Alam yang dicairkan. Dalam keadaan normal, yaitu pada temperatur dan tekanan atmosfir, Gas Alam berada dalam fasa gas, bukan cair (makanya namanya gas...he..he..he). Untuk merubah Gas Alam menjadi cair atau LNG kita harus mendinginkannya sampai titik cairnya yaitu -160 C pada tekanan atmosfir. Semua temperatur yang lebih rendah dari -100 C dikenal sebagai temperatur kriogenik. Pada temperatur kriogenik sifat-sifat benda berubah. Besi misalnya akan menjadi rapuh atau getas pada temperatur kriogenik. Kekuatannya menjadi berkurang jauh. Apabila selembar plat besi direndam dalam LNG yang bertemperatur -160 C, setelah beberapa saat akan menjadi rapuh seperti kerupuk. Plat besi itu bisa dipecahkan dengan sekali pukul atau dipatahkan dengan tangan kosong. Temperatur kriogenik ini apabila tersentuh kulit bisa menimbulkan efek seperti luka bakar. Olehkarena itu pemasangan insulasi sangat penting bukan saja untuk mengurangi kehilangan panas tetapi juga untuk melindungi orang dari tersentuh temperatur dingin. Anda mungkin pernah menyaksikan ibu-ibu memanaskan minyak goreng yang tiba-tiba meletup ketika terkena percikan air di atasnya. Hal yang sama bisa terjadi terhadap LNG ketika tersiram ke atas permukaan air. Apa yang sebenarnya terjadi? Harap bersabar, ya... tunggu tulisan berikutnya. Helfia Nil Chalis, Mencari Uang di Internet Saya ingin mengajak Anda sedikit memahami tentang fenomena 'water hammer' atau yang dikenal juga dengan 'hydraulic shock'. Meskipun Anda tidak memiliki latar belakang teknis, tetapi saya yakin melalui uraian saya nanti akan memiliki gambaran yang cukup baik untuk mengerti apa yang oleh orang pabrik dikenal sebagai 'water hammer'. Mirip dengan namanya, fenomena 'water hammer' terjadi sebagai akibat hentakan aliran air atau cairan terhadap perpipaan. Sebenarnya dalam peristiwa sehari-hari di rumah kitapun kadang-kadang 'water hammer' juga terjadi. Ketika pipa air baru diperbaiki dan kita membuka kerangan, kadang-kadang ada aliran air yang mendadak kuat sekali dan kemudian hilang disertai suara yang nyaring. Itulah yang disebut dengan 'water hammer' dalam keseharian kita. 'Water hammer' di pabrik harus lebih diwaspadai karena dapat berakibat serius terhadap keselamatan orang maupun peralatan kilang. Oleh karena itu penting sekali operator untuk memahami bagaimana peristiwa 'water hammer' dapat terjadi sehingga bisa mencegahnya dalam mengoperasikan kilang. 'Water hammer' dapat terjadi dengan dua cara: 1) ketika aliran air/ cairan dalam pipa dihentikan secara tiba-tiba, misalnya dengan menutup kerangan cepat-cepat, 2) ketika tumpahan cairan dalam pipa berisi uap terguncang oleh gerakan uap atau oleh terjadinya kondensasi uap. 'Water hammer' jenis pertama tentu mudah dipahami karena penyebabnya adalah aliran cairan yang menghantam kerangan ketika ditutup dengan mendadak.
Memang energi yang dihasilkan oleh momentum 'water hammer' ini mampu menjebol kerangan atau perpipaan berikut penyangganya. 'Water hammer' tidak hanya bisa terjadi terhadap air, tetapi juga bisa terjadi terhadap fluida hidrokarbon seperti propan, bahkan LNG (liquefied natural gas atau gas alam cair). Pada prinsipnya apabila fluida dalam pipa dapat terkondensasi maka potensi terjadinya 'water hammer' selalu ada. Oleh karena itu untuk mencegahnya perlu diupayakan agar selama perpindahan melalui perpipaan, fluida dapat dijaga tidak mengalami kondensasi.
Helfia Nil Chalis, mencari uang di internet
Mempersiapkan Operator Handal
Tantangan lain yang kami hadapi adalah bagaimana mempersiapkan operator handal. Syukur alhamdulillah kerjasama dengan PT Badak NGL sangat baik dan atas bantuan mereka kami bisa melakukan training dalam kelas maupun 'on the job training' langsung di Kilang LNG Badak. Kami mengirim operator dalam dua batch ke PT Badak NGL. Operator Batch-1 sudah berjalan satu tahun ketika saya bergabung dengan BP Tangguh. Kemudian kami melanjutkan dengan Operator Batch-2 yang keduanya berhasil menyelesaikan training pada kwartal pertama tahun 2007. Setelah start-up, kami terus melanjutkan rekrutmen Operator Batch-3 dan Batch-4 masing-masing berjumlah 15 - 20 orang dan mereka sudah bisa mengikuti program training yang disusun sendiri oleh team BP Tangguh. Kami mengirim mereka ke Cepu /Bandung untuk 'class room training' yang dilanjutkan dengan 'on the job training' di Kilang LNG Tangguh yang sudah mulai beroperasi di tahun 2009. Sekarang Operator Batch-5 sudah direkrut dengan status training dan direncanakan tahun ini akan bisa dipermanenkan setelah lulus uji kompetensi.
Sebuah pipa bawah laut, bersama dengan Platform Claymore, menghubungkan Piper Alpha ke terminal minyak Flotta di Kepulauan Orkney. Piper Alpha juga memiliki jaringan pipa gas yang menghubungkan ke kedua platform Tartan dan platform pemroses gas MCP-O1. Seluruhnya, Piper Alpha memiliki empat anjungan utama: anjungan ekspor minyak, anjungan gas Claymore, anjungan gas Tartan dan anjungan gas MCP-01. Musnahnya Piper Alpha Pada tanggal 06 Juli 1988, pekerjaan dimulai pada salah satu dari dua pompa injeksi kondensat, yaitu Pompa A dan B, yang digunakan untuk menekan gas di platform sebelum dikirim ke Flotta. Sebuah katup pengaman tekanan telah dilepas dari kompresor A untuk dikalibrasi ulang dan dire-sertifikasi dan dua flensa yang dipasang ke pipa terbuka. Kru shift siang selesai bertugas hari itu. Pada malam tanggal 06 Juli pompa B terhenti dan kru shift malam memutuskan bahwa pompa A harus dijalankan kembali. Setelah pompa dijalankan, gas kondensat bocor dari dua flensa yang masih terbuka tadi dan sekitar jam 22.00, gas terbakar dan meledak, menyebabkan kebakaran dan kerusakan daerah lain sehingga menyebabkan kebocoran gas dan minyak bertambah. Beberapa puluh menit kemudian, anjungan gas Tartan runtuh dan ledakan besar kedua terjadi diikuti oleh kobaran api yang makin meluas. Lima puluh menit kemudian, sekitar jam 22.50, anjungan gas MCP-01 runtuh mengakibatkan ledakan besar ketiga. Selanjutnya ledakan terus berlanjut, diikuti dengan runtuhnya sebagian besar struktur platform. 167 orang tewas akibat ledakan dan api di Piper Alpha, termasuk dua operator dari Regu Kapal Penyelamat. 62 orang selamat, sebagian besar dengan melompat ke laut dari ketinggian dek platform. Antara tahun 1988 dan 1990, penyebab tragedi itu bisa diketahui dan dikeluarkanlah rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan kerja lepas pantai. 106 rekomendasi dikeluarkan yang kemudian diterima dan dilaksanakan oleh operator lepas pantai. Helfia Nil Chalis, www.helfia.net, chalishomebiz.com
Penambahan Jabatan Shift Superintendent:
Empat seksi di tim Operasi yaitu 1) Gas Supply, 2) Utility, 3) LNG Manufacturing, 4) Storage & Loading masing-masing dipimpin oleh Team Leader atau Kepala Seksi. Setiap seksi memiliki Shift Supervisor yang bekerja dalam 4 regu. Dua regu yang "on duty" di LNG Site dibagi menjadi shift siang dan shift malam, sedangkan dua regu lagi "off duty". Adapun Team Leader yang memimpin masing-masing Seksi bekerja siang hari saja selama 12 jam dari jam 6 pagi sampai 6 sore. Team Leader melapor langsung kepada Operation Manager. Menjelang commissioning dan start-up dirasakan adanya kebutuhan mendesak untuk menambah satu peran lagi yang kemudian resmi disebut sebagai jabatan Shift Superintendent. Shift Superintendent bekerja dalam shift bersama-sama dengan shift supervisor dari masing-masing seksi. Dengan demikian tentu saja diperlukan 4 orang Shift Superintendent yang setara levelnya atau lebih senior dari Team Leader. Peran Shift Superintendent sangat kritikal mengingat operasi Kilang LNG Tangguh cukup kompleks. Pekerja shift selain dihadapkan pada pengoperasian sumur gas dari dua platform di offshore, juga harus mampu mengantisipasi dampak operasi atau gangguan di satu seksi terhadap seksi-seksi yang lain. Perubahan kondisi operasi bisa terjadi dengan cepat sehingga membutuhkan koordinasi yang tepat pula kalau ingin mempertahankan kestabilan operasi kilang dalam jangka panjang. Semua ini dikoordinasi dan dikelola oleh seorang Shift Superintendent. Selain itu keberadaan Shift Superintendent dalam shift juga membantu komunikasi dengan pekerja shift sehingga bisa lebih cepat dan tanggap dalam mengatasi berbagai permasalahan yang berkembang baik masalah teknis maupun non teknis dan masalah personil. Demikian pula dalam hal mengatasi situasi darurat. Setiap saat kalau ada situasi darurat, maka Shift Superintendent telah dibekali pelatihan-pelatihan untuk mengatasi berbagai kasus seperti itu guna mencegah terjadinya situasi yang lebih parah. Saya menganggap peran Shift Superintendent demikian penting dalam pengoperasian Kilang LNG Tangguh, sehingga ketika ada pelangsingan organisasi, saya memilih dan mengusulkan agar posisi Shift Superintendent justru diperkuat bukannya dihilangkan. Setelah perdebatan panjang, memang akhirnya manajemen memutuskan untuk menyatukan posisi Operation Manager dengan Shift Superintendent dan sekarang disebut dengan Production Manager. Tentu saja ada pro dan kontra dengan keputusan ini, tetapi keputusan ini lebih aman kalau dibandingkan dengan pilihan untuk meniadakan posisi Shift Superintendent dan mempertahankan posisi Operation Manager. Hanya saja tentu harus dicermati pengaruh perubahan ini dalam jangka panjang. Helfia Nil Chalis, www.helfia.net, ChalisHomeBiz.Com
Perubahan Organisasi Tim Operasi Menjelang Commissioning dan Start-up: Seperti diuraikan sebelumnya, pada awalnya tim Operasi LNG Tangguh disusun dengan lima seksi yaitu 1) GPF/ORF/SL, 2) Utility, 3) Process, 4) Laboratory, 5) Integrated Field Planning (IFP). Menjelang persiapan commissioning, kebutuhan untuk mengintegrasikan semua kegiatan Operasi lebih meluas cakupannya termasuk: Marine, Engineering, Maintenance, bahkan Logistik. Oleh karena itu tim Integrated Field Planning (IFP) dipisahkan dari tim Operasi dan dikendalikan langsung oleh tim di Jakarta. Sementara itu kegiatan commissioning dan start-up di Offshore sudah membutuhkan perhatian ekstra. Hal ini berbarengan dengan meningkatnya kegiatan di sisi Storage & Loading (penyimpanan produk LNG dan kondensat ke dalam tangki dan pemuatan ke kapal). Sehingga tim GPF/ORF/SL dipecah menjadi dua tim yaitu: Gas Supply dan Storage & Loading. Tim Process juga diganti menjadi tim LNG Manufacturing. Dengan demikian diusulkanlah perubahan organisasi menjadi: 1) Gas Supply, 2) Utility, 3) LNG Manufacturing, 4) Storage & Loading. Adapun tim Laboratory akhirnya dipindahkan ke Engineering agar tim Operasi bisa lebih fokus dengan kegiatan utamanya yaitu mengoperasikan Kilang LNG dengan selamat, handal, dan patuh pada aturan untuk menghasilkan LNG dan Kondensat sesuai permintaan pembeli. Helfia Nil Chalis, www.helfia.net, ChalisHomeBiz.Com
Petugas Emergency Response Team (ERT) dihubungi melalui operator radio Sierra Bravo. Tidak lama kemudian ERT Team Leader dan anggotanya sudah berada di depan Gedung Administrasi dan mulai berkoordinasi. Petugas di Platform VRB dihubungi melalui Pusat Pengendali Operasi untuk memastikan keadaannya aman terkendali. Alat pendeteksi gempa dilaporkan tidak menunjukkan angka bahaya, semua normal-normal saja. Meski demikian semua diminta menunggu sampai lima belas menit untuk memastikan tidak terjadi gempa susulan. Sejak dibangun, memang fasilitas kilang sudah dirancang tahan gempa. Potensi dan frekwensi gempa di daerah sekitar LNG site diteliti dulu sebelum proyek dilaksanakan. Alat pendeteksi gempa dipasang baik di Platform VRA dan VRB maupun di Train-1/2 MR dan PR Compressor. Meskipun demikian kewaspadaan tetaplah harus dijaga untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan gempa kemungkinan berasal dari Maluku Tenggara yang mengalami gempa dengan kekuatan 6,4 skala Richter di sebelah Barat Laut 171 km dari Maluku Tenggara pada kedalaman 120 km. (sumber BKMG). Helfia Nil Chalis, www.helfia.net, ChalisHomeBiz.Com
Masing-masing site wajib melakukan sendiri evaluasi untuk mengetahui sudah berada di mana tingkat kepatuhan terhadap OMS. Demikian pula halnya dengan Tangguh LNG yang mulai menerapkan OMS sejak tahun 2011 dengan dibantu oleh teman-teman di Jakarta. Ketika saya ke LNG site kali ini, saya surprise karena begitu banyak foto-foto yang terpampang di berbagai tempat di LNG Site Tangguh. Memang tahun lalu teman di Jakarta yang mengurus tentang OMS sudah meminta ijin kepada saya untuk menggunakan foto saya ini guna mengkampanyekan OMS kepada semua pekerja di LNG site. Tentu saya tidak berkeberatan, meskipun ada teman yang bergurau: "Mestinya minta royaltinya dong, pak". Sistem Management Operasi kalau diterapkan dengan sungguh-sungguh akan bisa meningkatkan kinerja Tangguh LNG secara terus-menerus. Hal ini karena setiap tahun kita bisa mengukur sendiri keberadaan perusahaan terhadap standar OMS dan sekaligus mengidentifikasi upaya-upaya yang perlu diambil untuk memenuhi standar tersebut. Hasil eveluasi dan rencana perbaikan ini setiap tahun wajib dilaporkan ke London, kantor pusat BP. Helfia Nil Chalis, www.helfia.net, ChalisHomeBiz.Com
Usulan Menambah Jumlah Personil Team Operasi Setelah mempelajari organisasi Operation yang diajukan saat itu, segera saya mengajukan usulan ke manajemen untuk memperkuat struktur organisasi dan menambah jumlah personil. Pengalaman saya bekerja di Departemen Operasi Kilang LNG Badak sangat membantu dalam menyusun organisasi ini. Pada awalnya organisasi Operation terdiri dari lima seksi termasuk Integrated Field Planning (IFP) dan Laboratory. Lengkapnya masing-masing seksi itu adalah 1) GPF/ORF/SL, 2) Utility, 3) Process, 4) Laboratory, dan 5) IFP. Catatan: IFP = Integrated Field Planning, GPF = Gas Processing Facilities, ORF = Onshore Receiving Facility, SL = Storage & Loading, Process = Train-1 dan Train-2 (klik 'read more' di kanan bawah artikel ini untuk lanjutkan ) ---> |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
August 2023
|