Namanya Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena kemuliaan pribadi, ketakwaan dan banyaknya ibadah kepada Allah Ta'ala, orang-orang pun menjulukinya Zainal Abidin (Hiasan Para Ahli Ibadah). Julukan inilah yang kemudian lekat dengan dirinya, Ali Zainal Abidin.
Beliaulah satu-satunya anak lelaki dari Sayyidina Husein bin Ali ra. (cucu kesayangan Rasulullah ﷺ) yang selamat dari tragedi pembataian di padang Karbala, Iraq, 10 Al-Muharram tahun 61 Hijriyah. Tentang Ali Zainal Abidin, Imam Az-Zuhri berkata, "Wa mâ ra'aytu ahadan kâna afqah minhu. Aku tidak melihat seseorang yang lebih faqih (paham agamanya) selain beliau." (Al-Imam Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubalâ') Ada banyak kisah inspiratif yang dinukilkan para ulama dari sosok mulia ini. Salah satunya dikisahkan oleh Al-Hafizh Ibnul Jauzi dalam Shifatush Shafwah (2:97). Satu ketika, Ali Zainal Abidin didatangi oleh orang-orang Syiah ekstrem dari kalangan penduduk Iraq di Madinah. Saat berbincang, mereka dengan lancang membicarakan kedudukan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khathab dan Utsman bin Affan dengan hal-hal yang tidak patut. Ketika orang-orang ini selesai bicara, Ali Zainal Abidin berkata, "Apakah kalian tidak pernah mendengar bahwa ketiganya termasuk kaum Muhajirin pertama yang disebutkan dalam ayat ini: الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ '… Yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-(Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.' (QS Al-Hasyr, 69:8)" Mereka menjawab, "Tidak!" Ali Zainal Abidin kembali bertanya, "Apakah kalian pernah diberi kabar tentang kaum Anshar, yang kemuliaannya disebutkan dalam ayat ini: وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ 'Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (kaum Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (kaum Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (kaum Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu) ...' (QS Al-Hasyr, 69:9)" Mereka berkata, "Tidak!" Ali Zainal Abidin lalu berkata, "(Kalau begitu), kalian telah berlepas diri untuk menjadi bagian dari kedua golongan itu (kaum Muhajirin dan Anshar)." "Aku bersaksi bahwa kalian tidak termasuk orang-orang yang disebutkan dalam ayat ini: وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا 'Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang beriman …" (QS Al-Hasyr, 69:10) Setelah itu, Ali Zainal Abidin mempersilahkan mereka untuk meninggalkan majelisnya sembari berkata, "Silakan kalian pergi! Allah-lah yang akan mengurus kalian." Dikutip dari Qishashul Auliyâ' (Kisah Para Kekasih Allah), karya Muhammad Khalid Tsabit.
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|