Ini sebuah pertanyaan yang sangat wajar dari setiap orang yang mencari kebenaran. Oleh karenanya seyogyanya bisa dijawab pula secara akal sehat. Salah satu jawaban atas pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut. Tentu di dalam mencari kebenaran yang pertama harus dibersihkan adalah hati. Niat dalam hati haruslah benar-benar lurus semata mendapatkan petunjuk dari Tuhan Pencipta kita dan alam semesta. Bukti pertama. Sejarawan sepakat bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam adalah seorang ummi, yaitu tidak bisa baca tulis dan tidak pernah belajar dari guru manapun, karena memang pada masa itu belum ada sekolahan. Masyarakat Arab ketika itu belum mengenal ilmu seperti ilmu politik, ekonomi, matematika, sosiologi, kenegaraan, ilmu etika dll. Apakah mungkin seorang yang bisa baca tulis dan tidak mengenal ilmu pengetahuan bisa berbicara masalah hukum, tata negara, sistem ekonomi, etika dll padahal semua pembicaraan tersebut ada di dalam AlQur'an ? Tentu saja ini tidaklah mungkin. Oleh karenanya Al Qur'an bukanlah karangan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam. Tidaklah mungkin menurut akal sehat orang buta huruf yang tidak mengenal ilmu sama sekali bisa bicara hukum, kenegaraan, undang undang kemasyarakatan, akhlaq, sosiologi dan ratusan kalimat kalimat bijak secara spontan dengan bahasa yang memukau para ahli bahasa Arab kala itu bahkan sampai sekarang ini. Bukti kedua. Al Qur'an banyak bicara tentang sejarah sejak zaman Nabi Adam ‘alaihi sallam hingga Nabi Isa ‘Alaihi Sallam (Yesus dalam Nasrani), padahal Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam tidak pernah menerima informasi tentang sejarah hidup mereka. Cerita tentang Nabi Musa Alaihi Sallam dan Nabi Isa alaihi Sallam sangat lengkap. Bahkan seorang pendeta sangat bersyukur, ternyata di dalam Al Qur'an ada pembelaan terhadap kesucian bunda Maria (Maryam dalam Islam) yang oleh orang Yahudi dituduh telah berzina sehingga melahirkan Nabi Isa Alaihi Sallam. Dari mana Nabi Muhammad mendapatkan cerita seluruh kisah para nabi tersebut, padahal di Mekah dan Madinah hampir-hampir tidak ada orang Nasrani/ Kristen. Akal sehat kita tentu akan menolak jika dikatakan Al Qur'an karangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Begitu juga cerita tentang Nabi Musa ‘Alaihi Sallam sangat lengkap padahal orang Yahudi tidak ada yang mengajarkan Taurat kepada Nabi Muhammad yang tinggal di Mekah, bahkan di Mekah hampir2 tidak ada orang Yahudi. Bukti ketiga. Dulu ada seorang pelaut Eropa. Kebetulan di atas kapalnya ada Al Qur'an terjemah. Sekedar mengisi kekosongan selama dalam pelayaran beliau iseng membaca-baca AlQur'an terjemah tsb. Beliau sangat terpesona dengan pembicaraan Al Qur'an tentang lautan, badai dll. Bahasanya pun sangat dalam dan puitis. Ketika beliau berlabuh di India dia bertanya tanya kepada Muslim di sana tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Dari muslim India tsb dia memperoleh keterangan bahwa Nabi Muhammad hidup di tengah gurun pasir dan tidak pernah melihat lautan. Maka dia sangat yakin bahwa mustahil Al Qur'an karangan Nabi Muhammad yang bisa dengan sangat indah melukiskan lautan padahal ia tdk pernah melihat laut. Sehingga ia pun segera memutuskan masuk Islam. Bukti ke empat. Di dalam Surah Al Furqan ayat 53 Allah Subhanawata’ala berfirman: Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut yg mengalir berdampingan yang satu tawar dan segar yg lainnya asin dan pahit. Dan Dia jadikan di antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus. Dari mana Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam (yang tinggal di gurun pasir) tahu, padahal beliau tidak mengerti sedikit pun tentang lautan dan bahkan dua laut yang beda rasa dan warna itu pada masa hidup beliau belum pernah beliau lihat dan letaknya sangat jauh dari kota Makkah. Oleh karenanya akal sehat menolahk kemungkinan AlQur'an tersebut karangan Nabi Muhammad. Bukti kelima. Pada masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam hidup, ada dua negara imperium yaitu imperium Romawi dan Persia. Dua imperium ini sering berperang. Ketika dimasa hidup beliau, Persia berhasil mengalahkan Romawi. Hal ini membuat masyarakat musyrik Mekah menjadi gembira karena orang Persia juga penyembah berhala. Sebaliknya orang Islam bersedih karena Romawi menganut agama Nasrani yg seakar dengan islam. Kemudian turun ayat menghibur orang Islam, Surah Ar Rum ayat 2, 3 & 4 yang menjelaskan bahwa beberapa tahun lagi akan kembali terjadi peperangan dan peperangan tersebut akan dimenangkan oleh Romawi sehingga umat islam yang pro Romawi pun menjadi gembira. Kaum Musyrikin Quraish mentertawakan ayat ini karena menganggap sebagai bualan Nabi Muhammad saja. Apalagi waktu itu Romawi terlihat sudah sangat lemah. Tetapi tujuh tahun kemudian apa yang disampaikan Al Qur'an pun terjadi: Romawi kembali berperang dengan Persia dan peperangan dimenangkan orang Romawi. Jika AlQur'an bukan dari Allah Subhanawata’ala dan hanya sekedar karangan Nabi Muhammad, tentu saja beliau tidak akan bisa meramal sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Bukti ke enam. Seluruh ahli bahasa dan ahli syair dari kalangan musyrik Qurais mengakui secara jujur bahwa kalimat-kalimat Al Qur'an sangat tinggi kandungannya, sangat indah susunan kata katanya dan sangat memukau. Tidak ada sebelumnya kalimat-kalimat cerita, nasehat dan kalimat berita yang ditulis manusia yang sebagus Al Qur'an sampai sampai orang Quraish pun menjuluki Nabi Muhammad sebagai tukang sihir yang kata-katanya bisa memukau semua orang. Dan bukti yg lebih mencengangkan lagi dari banyak kitab yang pernah ada di dunia ini hanya Al Qur'an lah satu satunya kitab yang bisa dihapal secara pas kata demi kata oleh jutaan orang. Bahkan orang-orang yang tidak mengerti bahasa Arab seperti ribuan anak anak Indonesia, mampu menghapal Al Qur'an yang lebih dari 600 halaman. Bahkan ada satu ayat yang semua orang muslim harus menghapalnya karena menjadi syarat syahnya shalat, yaitu Surah Al Fatihah sehingga setiap muslim ketika shalat berjamaah di tempat yang asing sekalipun tetap merasakan kebersamaan seperti shalat di negeri sendiri. Tidak ada satu bukupun di dunia yang bisa dihapalkan secara kata per kata seperti Al Qurán ini. Hal ini menunjukkan bahwa Allah Subhanawata’ala sebagai yang menurunkan Al Qur'an telah mengatur sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi semua orang untuk menghapalnya. Bukti ke tujuh. Dalam surah Yunus ayat 92 diceritakan bahwa jasad Fir'aun, musuhnya Nabi Musa ‘alaihi Salam akan diselamatkan Allah Subhanawata’ala untuk bahan pelajaran/peringatan bagi umat dikemudian hari. Padahal peristiwa sejarah Nabi Musa dan Fir'aun tersebut terjadi 1.200 thn sebelum Masehi. Pada awal abad ke-19 thn 1896 seorang ahli purbakala bernama Loret, menemukan di lembah raja raja Luxor Mesir satu mumi yang dari data data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah. Pada tanggal 8 Juli 1908 Elliot Smith mendapat izin untuk membuka pembalut Fir'aun & ternyata jasadnya masih utuh seperti yang diberitakan Al Qur'an. Nah, mungkinkah Nabi Muhammad yang buta huruf tersebut bisa mengetahui hal tersebut, padahal di dalam Taurat dan Injil pun tidak ada diceritakan ? Tidak dapat tidak, akal sehat yang jujur akan berkata bahwa Al Qur'an bukan karangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Bukti ke delapan. Di dalam Al Qur'an Surat Yunus 10 : 15 Allah Subhanawata’ala menjelaskan bahwa cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri sedangkan cahaya bulan adalah pantulan. Dari mana Nabi Muhammad bisa tahu padahal dia buta huruf dan ilmu alam/ilmu dan pengetahuan tentang Antariksa zaman itu pun belum sampai kesitu bahkan belum ada kajian keilmuan. Bukti ke sembilan. Al Qur'an turun secara acak. Kadang kala turun karena ada suatu peristiwa atau pertanyaan sahabat maupun orang kafir Quraish. Jadi tidak ada upaya penyusunan kalimat. Kebanyakan ayat turun secara spontan dan disampaikan Nabi Muhammad secara lisan. Namun yang terjadi sangat mencengangkan. Banyak terdapat keharmonisan yang di luar nalar manusia. Dari hasil studi bertahun tahun Syeikh Abdul Razzak Naufal menemukan hal hal yg menakjubkan yang kemudian ia paparkan dalam kitab yang ia tulis : Mukjizat Al Qur'an al Kariem. Satu. Terdapat keseimbangan kata dengan lawan katanya: Al haya' (hidup) dan al maut (mati) disebut sama-sama 145 kali. Annaf (manfaat) dan mudorat disebut dalam jumlah yg sama 50 kali. Panas dan dingin 4 kali. Kebaikan dan keburukan 167 kali. Kufur dan Iman, dlm bentuk kata indifinite masing-masing 17 kali. Itu hanya mengambil beberapa contoh saja. Masih banyak keajaiban lainnya yang terus tergali seiring dengan kemajuan teknologi semacam mesin search engine. Dua. Kata hari dalam bentuk tunggal berjumlah 365 (jumlah 1 thn). Kata hari dalam bentuk jamak berjumlah 30 kali penyebutan (angka satu bulan). Kata yg berarti bulan hanya disebut 12 kali menunjukkan jumlah setahun. Apakah semua ini kebetulan ? Mudah mudahan dgn keterangan sedehana ini bisa meningkatkan kualitas iman kita dari Ainul Yakin menjadi Haqqul Yakin : “Keyakinan yang sudah terbukti dan tidak bisa dibantah”.
1 Comment
|
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|