Berikut ini puisi karya Taufik Ismail tentang rokok yang membudaya dan mengakar di negeri ini. Puisi ini berjudul Tuhan Sembilan Senti.
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok, Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok, Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok, Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok, Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok, Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok, Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita, Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok, Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok, Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS, Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, Bisa ketularan kena, Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan *ada juga dokter-dokter merokok*, Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok, Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-‘ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok, Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok, Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita, Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya, Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal? Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i. Kalau tak tahan, Di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan? Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok. Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan, Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk, Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba, Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya, Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini, Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini… Dikutip dari www.nugarislurus.com Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com
0 Comments
Kita mungkin pernah mendengar nasihat yang terdengar seolah baik: "Jangan mudah menyesatkan aliran lain karena kita sendiri belum tentu tidak sesat. Bukankah setiap shalat kita selalu membaca ihdinas shiraatal mustaqiim yang artinya tunjukilah kami ke jalan yang lurus?". Tetapi nanti dulu, mari kita uji dengan mengikuti dialog L dan AL berikut ini yang saya kutip dari website www.nugarislurus.com
L: Jangan mudah menyesatkan aliran lain. Jangan gampang menyesatkan kelompok lain. Karena kita sendiri belum tentu tidak sesat. Bukankah setiap shalat kita selalu membaca: اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus. Dalam setiap shalat, kita selalu memohon agar diberi petunjuk ke jalan yang lurus. Mengapa? Karena kita sendiri belum tentu lurus, belum tentu tidak sesat. AL: Dalam setiap shalat kita berdoa; اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus. Apakah dengan doa tersebut, Anda memahami bahwa kami yang berdoa karena belum meyakini bahwa ajaran agama yang kami ikuti pasti lurus? L: Sudah pasti karena belum meyakini ajaran kami lurus, maka kami berdoa. AL: Sudah pasti kesimpulan Anda keliru. Ketika kami berdoa, tunjukkanlah kami ke jalan lurus, maka ada dua kemungkinan berkaitan dengan doa tersebut. Pertama, mungkin karena keyakinan bahwa kami belum pasti lurus. Kedua, mungkin kami sudah meyakini lurus, akan tetapi memohon tetap ditunjukkan ke jalan yang lurus hingga akhir hayat kami. Dalam hal ini, kemungkinan dari doa tersebut, tetap ada dua, mungkin belum pasti lurus dan mungin diyakini lurus. Dari dua kemungkinan tersebut, kemungkinan pertama, yaitu kami berdoa karena belum meyakini kami pasti lurus, adalah kemungkinan yang jelas keliru. Mengapa kemungkinan yang Anda ambil tersebut pasti keliru? Ada beberapa jawaban terhadap kekeliruan Anda: Pertama, doa tersebut telah dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat, ulama salaf yang shaleh serta para ulama yang mu’tabar. Tidak mungkin mereka berkeyakinan bahwa ajaran mereka belum pasti lurus. Jika mereka belum meyakini bahwa ajaran mereka lurus, tidak mungkin mereka memperjuangkan penyebaran agama dengan harta, jiwa dan raga. Perjuangan dan pengorbanan mereka, justru karena didasari oleh keyakinan terhadap kebenaran yang mereka sampaikan. Keraguan tidak akan melahirkan keberanian dan semangat dalam perjuangan. Kedua, dalam menafsirkan ayat al-Qur’an, harus mengikuti konsep pemahaman al-Qur’an itu sendiri serta konsep pemahaman yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika menafsirkan ayat tersebut, para ulama berkata: (اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ): ثَبِّتْنَا عَلىَ الطَّرِيْقِ الْحَقِّ وَهُوَ دِيْنُ اللهِ أَوِ اْلإِسْلاَمُ Tunjukkan kami ke jalan yang lurus: teguhkanlah kami di atas jalan yang benar yaitu agama Allah atau Islam. (Al-Imam al-Iji, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, juz 1 hlm 24). Dalam pernyataan di atas, al-Iji menafsirkan dengan “teguhkanlah kami di atas jalan yang benar.” Penafsiran tersebut sejalan dengan ayat al-Qur’an: رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (8) “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” Dalam ayat tersebut Allah mengajarkan kita agar senantiasa memohon diteguhkan dalam kebenaran setelah meyakini bahwa kita benar-benar telah memperoleh petunjuk dari Allah terhadap kebenaran itu. Permohonan agar kita mendapatkan petunjuk kepada Allah, tidak hanya dilakukan ketika kita memang belum meyakini mendapatkan petunjuk. Akan tetapi kita lakukan meskipun kita meyakini telah mendapatkan petunjuk dari Allah. Kita memohon agar diteguhkan dan dikuatkan dalam kebenaran tersebut hingga akhir hayat nanti. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Kurang lebih begitulah yang ingin disampaikan oleh KH Abdullah Gymnastiar ketika membeberkan kisah nyata yang dialaminya sendiri dengan Pesantren Darut Tauhid dan perusahaan yang didirikannya. Beliau dengan rendah hati mengungkapkan betapa nasehat dari dua orang gurunya telah membantunya memahami apa yang dialaminya waktu itu.
Saat terpuruk itu kedua gurunya justru mengatakan kepada Aa Gym bahwa dia beruntung disayang oleh Allah. Mengapa saat terpuruk begitu gurunya mengatakan dia disayang Allah? Gurunya menjelaskan bahwa Aa Gym sesungguhnya sedang diselamatkan Allah agar tauhidnya benar-benar keluar. Gurunya mengibaratkan sebuah kelapa yang masih di atas pohon. Dia tidak bisa keluar sari pati yang dikandungnya kecuali setelah kelapa itu menjalani sebuah proses. Mulai dengan dijatuhkan dari pohon. Setelah jatuh dari atas pohon yang tinggi, di"jambak-jambak" pula hingga "gundul". Setelah gundul bukan dielus-elus tapi diketok-ketok-ketok sampai pecah. Setelah pecah masih dicungkil-cungkil lagi. Kemudian disisit sampai mulus dan diparut. Tidak cukup sampai di sini, sang kelapa diperas sedemikian rupa barulah sari patinya bisa dikeluarkan semua. Dalam acara Demi Masa yang saya peroleh videonya dari seorang teman, Aa Gym membagi perkembangan Pesantren Darut Tauhid dalam beberapa babak. Babak Pertama disebutnya sebagai Babak Tauhid. Ini adalah masa di tahun 90 - 97 an saat segalanya disandarkan pada pertolongan Allah. Mendirikan pesantren tidak punya uang tak apa-apa. Minta sedikit ke Allah, minta banyak juga ke Allah sampai pesantren benar-benar berdiri. Kemudian Allah mengujinya dengan dibukakannya pintu dunia. Mulai ke TV, orang mulai melihat dan undanganpun datang dari mana-mana. Pesantrenpun berubah dari Darut Tauhid jadi Darut Duwit. Babak Kedua disebutnya sebagai Babak Duwit. Banyak uang, perusahaan maju, orang menyanjung perusahaannya sukses, membuka usaha apapun jadi, tamu ribuan berdatangan. Mendapat berbagai macam penghargaan. Orang menganggapnya ini sukses. Namun Aa Gym menganggap inilah saat terburuk dalam hidupnya. Dari menuhankan Allah jadi berubah menuhankan popularitas, menuhankan kekayaan karena waktu itu banyak sekali rejekinya, menuhankan kekaguman ibu-ibu, menuhankan perusahaan. Aa Gym mengakui itu membuatnya menderita luar biasa. "Hampa sekali hati ini" akunya. Orang datang dan melihat cuma sejam di TV tapi hari-hari yang dijalani, isi hatinya tidak pernah ada yang tahu. Alhamdulillah Allah memberikan babak ketiga, yaitu ...... babak belur. Babak Ketiga disebutnya sebagai Babak Belur. "Inilah saat terpenting, dan terindah!" kata Aa Gym. Ketika itu Aa Gym menikah lagi. Ibu-ibu yang tadinya baik menjadi galak. Tadinya antri dipotret, dirobek. Perusahaan mundur. "Itulah karunia Allah yang tak ternilai", aku Aa Gym. Saat itulah kedua guru ulama tauhid itu datang. Selama 7 - 8 tahun Aa Gym mengalami ini. Gurunya mengatakan: "Itu tauhid tidak akan keluar sebelum diproses". Apa artinya? Semua tuhan-tuhan yang ada di hati akan diambil. Dan itu dibuktikan sendiri kebenarannya oleh Aa Gym. Menuhankan popularitas dibalik oleh Allah. Berita yang biasanya bagus jadi jelek melulu di mana-mana. Lepaslah satu tuhan.... "sudah gak minat lagi sama popularitas". Ibu-ibu yang dulu kagum dibalikkan hatinya oleh Allah.....ngambek di mana-mana. "Lepas hati ini dari ibu-ibu". Dialog dua ulama besar yaitu Malik dan Syafi'i
Imam Malik berpendapat : Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rizki, Hal ini berdasarkan hadist {لَو أنكُم توكَّلْتُم علَى اللهِ حقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُم كما يَرْزُقُ الطَّيْرَ تغدُو خِمَاصًا وتَروحُ بِطَانًا} "Andai kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal niscaya Allah akan berikan rizki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung yang pergi dalam keadaan lapar lalu pulang dalam keadaan kenyang" (HR. Ahmad dan yg lain). Adapun Syafi'i berbeda dengan Imam Malik dalam hal ini, ia mengatakan bahwa seandainya burung itu tidak keluar dari sangkarnya dan pulang kembali niscaya tidak akan mendapat Rizki, artinya ia telah melakukan usaha. Masing-masing bertahan pada pendapatnya... Imam Malik mengambil potongan hadist (Niscaya kalian akan diberikan Rizki sebagaimana burung)... sedangkan muridnya Asy Syafi'i mengambil sisi hadist (Kalau burung tidak keluar dari sangkarnya maka tidak akan mendapatkan rizki)... Asy Syafi'i ingin memperkuat argumennya untuk sang guru, maka ia keluar meninggalkan Malik dalam keadaan berpikir, di tengah jalan ia mendapatkan orangtua sedang memikul plastik yang berisi sesuatu yang berat, lalu Syafi'i menawarkan diri untuk membawanya... Wahai Paman, bolehkah aku membantumu Ujarnya, lalu Syafi'i memikul barang bawaan tersebut... Tatkala sampai ke rumah orangtua itu, ia pun memberikan kepada Syafi'i beberapa biji kurma sebagai balas jasa kebaikannya... Syafi'i bahagia karena telah mendapatkan ide untuk menguatkan pendapatnya, "seandainya aku tidak membantu orangtua tadi, niscaya orangtua itu tidak akan memberikan kurma ini kepadaku"... Penuh kegirangan, ia pun bergegas menjumpai gurunya dengan membawa beberapa biji kurma tadi. Sesampainya di tempat Imam Malik, ia pun meletakkan kurma tersebut di hadapannya sembari menceritakan kisah yang terjadi... Mendengar kisah yang diceritakan, Imam Malik pun tersenyum sambil mengambil kurma dan mencicipinya lalu mengatakan kepada Syafi'i, engkau telah membawa kurma ini kepadaku tanpa usaha dariku... Kedua Imam yang mulia ini mengambil dua hukum yang berbeda dari hadist yang sama, ini merupakan keluasan rahmat Allah... Kisah ini bukan bermaksud utk meninggalkan usaha, oleh karena itu akan diceritakan kisah berikutnya... Dalam sebuah perjalanan, Ibrahim bin Adham yg merupakan saudagar besar melihat seekor burung yg patah sayapnya, lalu ia dan kafilah yg bersamanya berhenti sejenak sambil memikirkan apakah ada yg memberi makanan utknya atau burung itu akan mati kelaparan, tdk lama kemudian tiba2 dtg seekor burung lain menempelkan mulutnya lalu menyuapi burung yg sakit itu... Semenjak itu, Ibrahim bin Adham memutuskan utk meninggalkan semua perniagaannya dan fokus utk ibadah, hingga akhirnya Asy-Syibli mendengar berita ini dan mengataka : mengapa engkau tinggalkan perdagangan ini? Ibrahim menjawab dgn menceritakan kisah burung tadi.. Asy-Syibli pun mengomentari dgn mengatakan : Wahai Ibrahim, mengapa engkau memilihi posisi burung yg lemah? Mengapa engkau tdk memilih posisi burung yg memberi makanan? Sepertinya Asy-Syibli ingin mengingatkan hadits : {المؤمنُ القويُّ خيرٌ وأحبُّ إلى اللَّهِ منَ المؤمن ِالضَّعيفِ ...} "Orang beriman yg kuat lebih baik dan lebih Allah cintai dari org org mukmin yg lemah...} HR.Muslim Betapa hebat pemahaman ini dan kemampuan mencerna pendapat org lain, tentunya selama (pendapat) tersebut dibenarkan secara syar'i. Kesimpulan Ada rezeki yg datang tanpa melalui sebab, dan ada jg rezeki datang harus melaui perantara. Catatan Kita patut bangga menjadi umat islam karena kehebatan ulama-ulama kita dalam menggali hukum. Disaat yg sama kitapun mudah berlapang dada ketika mendapatkan perbedaan diantara mereka, karena ulama Rabbani tidak pernah membuat hukum sesuai hawa nafsu mereka, sebaliknya mereka keluarkan semua potensi yg dimiliki utk Islam dan umat Islam. Tulisan di atas adalah copas dari salah satu group WA. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Imam Ahmad bin Hambal Rahimakumullah (murid Imam Syafi'i) dikenal juga sebagai Imam Hambali. Dimasa akhir hidupnya beliau bercerita;
Suatu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju satu kota di Irak. Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada keperluan. Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita; Begitu tiba disana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat. Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba Marbot masjid datang menemui imam Ahmad sambil bertanya; "Kamu mau ngapain disini, syaikh?." ----------- Penjelasan -------- Kata "syaikh" bisa dipakai untuk 3 panggilan: 1⃣bisa untuk orang tua, 2⃣orang kaya ataupun 3⃣orang yg berilmu. Panggilan Syaikh dikisah ini panggilan sebagai orang tua, karena marbot taunya sebagai orang tua. --------------------------------- Marbot tidak tau kalau beliau adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya. Di Irak, semua orang kenal siapa imam Ahmad, seorang ulama besar & ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat shalih & zuhud. Zaman itu tidak ada foto sehingga orang tidak tau wajahnya, cuma namanya sudah terkenal. Imam Ahmad menjawab, "Saya ingin istirahat, saya musafir." Kata marbot, "Tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid." Imam Ahmad bercerita, "Saya didorong-dorong oleh orang itu disuruh keluar dari masjid, Setelah keluar masjid, dikuncinya pintu masjid. Lalu saya ingin tidur di teras masjid." Ketika sudah berbaring di teras masjid Marbotnya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Mau ngapain lagi syaikh?"_ Kata marbot. "Mau tidur, saya musafir"_ kata imam Ahmad. Lalu marbot berkata; "Di dalam masjid gak boleh, di teras masjid juga gak boleh."_ Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita, _"saya didorong-dorong sampai jalanan." Disamping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat & menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian imam Ahmad didorong-dorong oleh marbot tadi. Ketika imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh; "Mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil." Kata imam Ahmad, "Baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk dibelakang penjual roti yg sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir). Penjual roti ini punya perilaku khas, kalau imam Ahmad ngajak bicara, dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil *(terus-menerus)* melafalkan *ISTIGHFAR.* "Astaghfirullah". Saat memberi garam, astaghfirullah, memecah telur astaghfirullah , mencampur gandum astaghfirullah. Dia senantiasa mengucapkan istighfar. Sebuah kebiasaan mulia. Imam Ahmad memperhatikan terus. Lalu imam Ahmad bertanya, _"sudah berapa lama kamu lakukan ini?". Orang itu menjawab; "Sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan." Imam Ahmad bertanya; "Apa hasil dari perbuatanmu ini?" Orang itu menjawab; "(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat/keinginan yg saya minta, kecuali PASTI dikabulkan Allah. semua yg saya minta ya Allah...., langsung diwujudkan." Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda; "Siapa yg menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rizki dari jalan yg tidak disangka-sangkanya." Lalu orang itu melanjutkan, "Semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yg belum Allah beri." Imam Ahmad penasaran lantas bertanya; "Apa itu?" Kata orang itu; "Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan imam Ahmad." Seketika itu juga imam Ahmad bertakbir, _"Allahu Akbar..! *Allah telah mendatangkan saya jauh dari Baghdad pergi ke Bashrah dan bahkan - sampai didorong-dorong oleh marbot masjid - Sampai ke jalanan ternyata karena ISTIGHFARMU." Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah, ternyata yg didepannya adalah Imam Ahmad. Ia pun langsung memeluk & mencium tangan Imam Ahmad. (SUMBER: Kitab Manakib Imam Ahmad) Wallohu a'lam Tanda-tanda akhir jaman seperti yang dinubuatkan Rasullullah Muhammad SAW sudah semakin jelas. Sejak Rasulullah diutus Allah untuk menyampaikan risalah Islam sebagai utusan Allah yang terakhir di muka bumi, sejak itu sesungguhnya sudah merupakan pertanda kiamat amat dekat waktunya. Saat huru-hara menjelang kiamat itu Allah membiarkan muncul Dajjal untuk menjadi batu ujian bagi umat Islam tentang keteguhan iman mereka masing-masing. Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa setelah tahiyat akhir dalam setiap shalat kita agar dilindungi Allah dari azab neraka jahannam, azab kubur, dan kejahatan Dajjal Al Masih. Berikut ini sekelumit penjelasan berdasarkan apa yang disampaikan Rasulullah tentang Dajjal kepada kita umat Islam.
- Bisa menurunkan hujan. - Bisa menghidupkan orang yang sudah mati. Bagaimana Dajjal bisa keliling dunia cuma dalam waktu 40 hari?
Dajjal itu penipu besar. Sebagian besar pengikutnya adalah wanita dan kanak-kanak, karena mereka itu mudah diperpedaya.
Waktu Dajjal keluar nanti, masing-masing harus melindungi diri sendiri. Karena tak seorang pun bisa membantu.
|
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|