Buletin Dakwah Kaffah 184 (28 Rajab 1442 H - 12 Maret 2021 M)
Rajab termasuk di antara empat bulan haram (suci) yang telah Allah SWT tetapkan (QS at-Taubah [9]: 36). Rajab sekaligus merupakan bulan istimewa. Banyak peristiwa penting yang terjadi pada bulan ini. Salah satunya tentu Isra’ Mi’raj Rasulullah saw. pada tahun ke-10 kenabian. Peristiwa agung ini diabadikan oleh Allah SWT dalam al-Quran (QS al-Isra’ [17]: 1). Pembuktian Iman Bagi kaum Muslim saat itu, Isra’ Mi’raj menjadi salah satu pembuktian iman. Rangkaian peristiwa Isra’ Mi’raj memang di luar jangkauan akal manusia. Karena itu sebagian orang yang lemah iman berbalik murtad karena peristiwa ini. Keadaan ini pun dimanfaatkan kaum musyrik Quraisy untuk menghasut kaum Muslim yang masih bertahan dengan keimanan mereka. Namun, ketika diprovokasi oleh kaum musyrik soal Isra’ Mi’raj, Abu Bakar ra. malah mempertanyakan sikap kaum musyrik Quraisy yang masih tetap mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw., “Demi Allah, jika itu yang Muhammad katakan, sungguh ia berkata benar. Apa yang aneh bagi kalian? Demi Allah, sungguh dia berkata kepadaku bahwa telah datang kepada dia wahyu dari langit ke bumi hanya dalam waktu sesaat pada waktu malam, atau sesaat pada waktu siang, dan aku mempercayai dia. Inikah puncak keheranan kalian?” Setelah itu Abu Bakar ra. mendatangi Rasulullah saw. Ia lalu meminta beliau untuk menjelaskan ciri-ciri Baitul Maqdis. Setelah Nabi saw. menjelaskan dengan lengkap, Abu Bakar berkata, “Engkau berkata benar. Aku bersaksi, engkau adalah utusan Allah!” Rasulullah saw. menjawab, “Engkau, Abu Bakar, adalah ash-shiddîq (yang selalu membenarkan)!” Sikap Abu Bakar ash-Shiddiq ra. menunjukkan pribadi Mukmin yang teguh imannya di tengah arus opini yang hendak merusak keyakinan umat Islam terhadap Rasulullah saw. dan ajaran Islam saat itu. Peristiwa Isra’ Mi’raj yang telah membuat kegoncangan hebat masyarakat Makkah justru menemukan urgensitasnya bagi tonggak berdirinya peradaban Islam. Peristiwa agung ini terjadi setahun sebelum hijrah. Tepatnya terjadi setahun sebelum proklamasi Daulah Islam di Madinah al-Munawwarah. Peristiwa Isra’ Mi’raj memudahkan Rasulullah saw. untuk memilih siapa saja yang pantas menjadi penopang bagi pendirian Daulah Islam, yakni kalangan kaum Anshar dan Muhajirin. Waktu satu tahun cukup bagi Rasulullah saw. untuk mendapatkan orang-orang yang layak menjadi sandaran bagi tegaknya Daulah. Dari orang-orang yang terseleksi inilah peristiwa hijrah Rasulullah saw. berjalan sukses yang ditandai dengan keberhasilan beliau menegakkan Daulah Islam Madinah atas perintah Allah SWT. Isra’ Mi’raj dan Bumi Palestina yang Diberkahi Dua masjid disinggahi dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah saw., yakni Masjid al-Haram di Makkah dan Masjid al-Aqsha di Palestina, sebelum ke langit menghadap Allah SWT. Makkah tempat Ka’bah berada merupakan tanah suci. Palestina tempat Baitul Maqdis berada merupakan bagian dari negeri Syam yang Allah SWT berkahi. Allah SWT berfirman: وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Lut ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam (TQS al-Anbiya’ [21]: 71). Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, yang dimaksud dengan negeri di sini ialah Syam (termasuk di dalamnya Palestina, red.) (Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, 5/353). Allah SWT memberkahi Syam karena kebanyakan nabi dilahirkan di negeri ini. Tanahnya pun subur. Ibnu Abbas ra. menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada sejengkal pun kota Baitul Maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana.” (HR at-Tirmidzi). Dalam pandangan Islam, Tanah Palestina (Syam) adalah tanah milik kaum Muslim. Di tanah ini berdiri al-Quds, yang merupakan lambang kebesaran umat ini. Al-Quds menempati posisi yang sangat mulia. Umat Islam jangan sampai melupakan sejarah penting ini. Terkait posisi Palestina, Khalifah terakhir Turki Utsmani, Sultan Abdul Hamid II, mengatakan, “Sungguh aku tidak akan melepaskan Bumi Palestina meskipun hanya sejengkal. Tanah Palestina bukanlah milikku, tetapi milik kaum Muslim. Rakyatku telah berjihad untuk menyelamatkan bumi ini dan mengalirkan darah demi tanah ini. Hendaknya kaum Yahudi—yang berambisi membeli Tanah Palestina, red.—menyimpan saja jutaan uang mereka. Jika suatu hari nanti Khilafah terkoyak-koyak, saat itulah mereka akan sanggup merampas Palestina tanpa harus mengeluarkan uang sedikit pun. Namun, selagi aku masih hidup, goresan pisau di tubuhku terasa lebih ringan bagi diriku daripada aku harus menyaksikan Palestina terlepas dari Khilafah. Ini adalah perkara yang tidak boleh terjadi (Dr. Muhammad Harb, Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II, Pustaka Thariqul Izzah, 2004). Urgensi Khilafah Saat Ini Pernyataan dan sikap Sultan Abdul Hamid II kini terbukti. Tanah Palestina lepas begitu saja dan jatuh ke tangan Yahudi secara ‘cuma-cuma’. Tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Kaum Zionis itu tak harus mengeluarkan banyak uang untuk menguasai Palestina. Itu terjadi setelah Khilafah Turki Utsmani—penjaga dan pelindung Bumi Palestina—dibubarkan oleh Mustafa Kemal Ataturk dengan dukungan Inggris. Sejak itu hingga kini Palestina, tanah yang diberkahi sekaligus tempat Masjid al-Aqsha berada, terus diduduki kaum Yahudi. Padahal tercatat dalam sejarah, dalam naungan Khilafahlah wilayah Syam, termasuk Palestina di dalamnya, berhasil dibebaskan dan dikuasai selama berabad-abad lamanya. Pembebas Palestina yang pertama adalah Khalifah Umar bin al-Khaththab setelah memenangkan Perang Yarmuk. Pembebas berikutnya adalah Shalahuddin al-Ayyubi. Ia berhasil menghadapi kaum salibis pada tanggal 27 Rajab 582 H atau 2 Oktober 1187 M sekaligus menguasai kembali Baitul Maqdis setelah hampir seratus tahun dikuasai oleh kaum salibis. Karena itulah, ketika pada faktanya hari ini Bumi Palestina berada dalam pendudukan kaum Zionis selama puluhan tahun, diperlukan upaya untuk membebaskannya kembali. Hal itu tidak mungkin kecuali dengan mengembalikan penjaga dan pelindungnya yang sejati, yakni Khilafah Islamiyah. Di sinilah urgensitas Khilafah Islamiyah bagi kaum Muslim. Spirit Isra’ Mi’raj Dengan demikian peristiwa Isra’ Mi’raj seharusnya menjadi spirit yang bisa menjadi pijakan dakwah dan perjuangan umat hari ini. Pasalnya, pasca Isra’ Mi’raj-lah terjadi transformasi kepemimpinan di tangan Rasulullah saw. Transformasi kepemimpinan tersebut ditandai dengan tegaknya Daulah Islamiyah di Madinah. Ini terjadi tidak lama setelah peristiwa Isra’ Mi’raj. Pasca Rasulullah saw. wafat, eksistensi Daulah Islamiyah kemudian dilanjutkan oleh keberadaan Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah yang pertama, yang dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin. Era Khulafaur Rasyidin lalu dilanjutkan secara berkesinambungan oleh Khilafah Umayah, Khilafah ‘Abasiyah dan Khilafah Utsmaniyah selama kurang-lebih 14 abad lamanya. Selama kurang-lebih 14 abad pula Khilafah Islamiyah sukses menciptakan peradaban yang agung. Khilafah mampu melindungi dan menebarkan rahmat bagi seluruh manusia, bukan hanya umat Islam. Pada masa Khulafaur Rasyidin, misalnya, keberkahan telah mereka rasakan dengan amat luar biasa. Di antaranya dalam bentuk kemakmuran hidup. Di dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah diriwayatkan bahwa di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra., Khilafah mampu memberikan santunan tunai kepada setiap warga negaranya, bahkan termasuk untuk bayi yang baru lahir. Menurut Will Durant dalam The Story of Civilization, sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam, para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para khalifah juga telah memberikan kesejahteraan bagi siapapun selama beradab-abad dalam wilayah yang amat luas, yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, filsafat dan seni mengalami kejayaan luar biasa yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad. Sayang, sejak keruntuhan Khilafah tahun 1924 M/1342 H, umat Islam selama 100 tahun terakhir tak lagi memiliki kekuatan dan pelindung. Sejak itu pula hingga kini umat Islam di berbagai belahan dunia dirundung nestapa. Tak terkecuali Bumi Palestina, negeri yang Allah SWT berkahi, sejak lama berada dalam cengkeraman penjajahan Zionis Israel. Akhirnya, melalui perenungan peristiwa Isra’ Mi’raj 1442 H ini, saatnya umat Islam menemukan urgensitasnya yang terpenting, yakni semakin menguatkan keimanan kepada Allah SWT dan semakin meningkatkan spirit perjuangan untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah melalui tegaknya kembali Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah yang kedua, dengan izin dan pertolongan Allah SWT. Hanya dengan Khilafahlah negeri-negeri Muslim akan kembali bersatu dan terbebas dari berbagai nestapa akibat penjajahan. WalLahu a’lam bi ash-shawwab. Hikmah: Allah SWT berfirman: إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ . وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا . فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada Dia. Sungguh Dia adalah Maha Penerima tobat. (TQS an-Nashr [110]: 1-3). Download file PDF versi mobile: http://bit.ly/kaffah184m Download file PDF versi cetak: http://bit.ly/kaffah184
0 Comments
IDTODAY NEWS – Berkat kerja keras dan ketekunannya, ia berhasil mengembangkan bidang peternakan mulai dari budidaya kambing/domba, membuat pakan silase dan konsentrat, pupuk organik, perlengkapan ternak ruminansia hingga melayani aqiqah siap saji dan kambing guling. Hasilnya, omzet pebulannya tembus ratusan juta.
Beberapa waktu lalu, Suara Hidayatullah berkesempatan bersilaturrahmi ke kediamannya yang berlokasi di Jalan Sarana Mulya, Gang Buntu, RT 5/RW 2, Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Sambil mengunjungi peternakan yang tak jauh dari rumahnya yang diberi nama Kandank Oewang, Khoiri menceritakan awal kisah terjun memulai bisnisnya. Kisah terjunnya di usaha pertanian, khususnya peternakan domba wonosobo (dombos) secara terpadu, bermula di tahun 2011 sila,. Saat itu memasuki kelas 3 SMK bidang kimia organik, ia harus menjalani program magang selama 3 bulan sebagai syarat kelulusan. “Awalnya orientasi saya ke industri pabrik petrokimia, tetapi tidak lolos,” ujarnya. Lantaran ayahnya ingin salah satu anaknya menjadi petani, maka Khoiri pun diarahkan untuk melaksanakan magang di sebuah perusahaan milik kawan ayahnya yang bergerak di bidang produksi pupuk organik. Maka jadilah pemuda kelahiran 16 Mei 1993 itu, mulai terjun ke dunia pertanian. “Selama 3 bulan, saya belajar membuat pupuk organik, olahan pakan ternak, dan sebagainya,” ujarnya. Tahun 2012, setelah lulus SMK, berkat skill selama 3 bulan magang itu, Khoiri merasa nyaman terjun di dunia pertanian. “Terbiasa membuat pupuk, kemudian di rumah memang ada bangunan yang mendukung untuk dijadikan kandang tempat usaha. Kebetulan juga bapak saya punya proyek pasar kurban yang menampung hewan ternak, mulai dari situ, saya bergerak di bidang pertanian,” papar ayah beranak satu ini. Sembari berusaha, dia juga mengambil kuliah kelas karyawan, mengambil jurusan akuntansi. Di tahun 2012 itulah, Khoiri mendirikan Kandank Oewang, yang merupakan peternakan domba wonosobo (dombos) terintegrasi dari hulu hingga hilir. “Saya peternak by design, bukan tiba tiba jadi petani, by design dari lingkungan keluarga yang basic-nya bukan petani tetapi menyukai pertanian,” tegas Khoiri. Ada tiga kegiatan usaha yang dilakukan Khoiri di Kandank Oewang. Di hulu, dia melakukan penanaman hijauan untuk bahan pakan ternak, pembuatan silase (pakan berkadar air tinggi hasil fermentasi yang diberikan kepada hewan ternak ruminansia), dan pengembangbiakan domba wonosobo. “Prinsipnya, kenapa menanam dan beternak, karena pertanian dan peternakan tidak dapat dipisahkan. Prinsip yang kami bawa adalah pertanian sebagai awal peternakan dan peternakan sebagai akhir dari pertanian,” terang pria yang sempat mengikuti training di Jepang itu mengetahui silase untuk pakan ternak. Di hilir, usahanya melaksanakan bisnis penjualan daging kambing, domba untuk aqiqah, dan catering serta kuliner berbahan dasar daging kambing atau domba. Kemudian, di sektor pengolahan, ia juga menjalankan usaha pengolahan limbah menjadi pupuk organik hayati dengan bahan baku kotoran hewan yang dicampur limbah pertanian. Berikutnya adalah sektor pendukung yaitu penjualan alat pertanian. “Sifatnya online sehingga bisa dijual ke seluruh Indonesia, mulai dari produk peternakan, obat-obatan, jamu, buku materi peternakan, juga alat mekanisasi peternakan,” jelasnya. Khoiri juga membuka usaha kunjungan atau farm trip bagi anak-anak muda yang mau belajar dan melakukan praktik magang. Usaha pelatihan peternakan ini diampu oleh Koperasi P4S. Koperasi itu sendiri didirikan Khoiri untuk menjalankan usaha jual beli yang sifatnya skala besar seperti pembelian obat-obatan, dan mengedarkannya ke anggota serta ke wilayah lain yang bisa dijangkau. Dari sekian sektor yang dijalankan, boleh dibilang, usaha di sektor hilir, yaitu penjualan inilah yang menjadi inti usahanya. Rutin Ngaji Kesuksesannya dalam berbisnis diakuinya karena kerap mencari ilmu dan mentor. Termasuk rutin mengaji. “Penting bagi kami untuk tetap memperdalam ilmu ilmu agama, dari aqidah hinggah fiqih. Sehingga ketika berbisnis kami tetap berada pada koridor syariah. Bersama teman-teman komunitas peternak, setiap pekan kami rutin menggelar pengajian,” ungkapnya. Selain itu, ia mengungkapkan, dengan rutin ngaji, ia selalu merasa tenang jika terjadi musibah atau masalah dalam bisnisnya, termasuk saat musim pandemi. “Saya yakin dengan takdir Allah. Jadi segala sesuatu sudah ada yang mengatur. Maka jika terjadi sesuatu, contohnya ada ternak kami yang mati, tak kami ambil pusing, bahkan ketika sepi orderan. Saya yakin semuanya sudah ada jatahnya, tinggal kita yang harus berikhtiar sebaik-baiknya,” pungkasnya. Namun ia mengatakan, dengan adanya rutin ngaji dan mempererat silaturahmi, ia mengatakan jaringannya kian luas, dan malahan orderan kian meningkat. Berbagi Ilmu Bersamaan usahanya yang semakin berkembang, Khoiri membuat channel di YouTube yang mengupas seputar dunia peternakan kambing. Lewat itu pula namanya dikenal oleh kalangan peminat ternak kambing. ‘’Akhirnya muncul ide bikin pelatihan,’’ ujarnya. Pelatihan tersebut tidak melulu membahas cara merawat kambing, melainkan juga beberapa ilmu lain. Salah satunya cara memproduksi silase. ‘’Ada alumni yang sekarang sukses berbisnis silase dengan bahan dasar daun jagung. Produknya sudah dikirim ke berbagai daerah,’’ bebernya. Khoiri juga rutin memberikan bimbingan -baik personal maupun kelompok- melalui grup WhatsApp. Para alumni bisa leluasa menceritakan kendala yang dialami ketika praktik. Pun, dia sering memberikan ide-ide usaha sesuai potensi di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Kini, banyak alumninya yang sukses beternak kambing dengan pakan utama silase. Tidak sedikit pula yang menjadi produsen pakan, pupuk, dan vitamin hewan ternak. “Saya berharap agar generasi muda tidak takut untuk bermimpi menjadi peternak. Jangan takut dan ragu untuk terjun dalam sektor peternakan. Beternak itu menjanjikan dan menguntungkan,” tuturnya. Sumber: Sirajuddin Muslim/ HIdayatullah.com Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Manusia bertanya kepada Sang Khaliq : Ya Allah, apakah gerangan yang sedang menimpa kami saat ini ?
Al Qur'an menjawab: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan” (QS. Al-Baqarah : 155). Mengapakah kami harus diuji dengan wabah corona seperti ini ? Al Qur'an menjawab: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ?” (QS. Al-Ankabut : 2) Untuk apa sesungguhnya ujian ini, ya Allah ? Al Qur'an menjawab: “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah ; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya” (QS. At-Taghabun :11) Namun, mengapa harus terjadi pada kami ? Al Qur'an menjawab: “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" (QS. Al-Ankabut : 3) Darimana datangnya musibah ini ya Allah ? Al Qur'an menjawab: “Dari mana datangnya ini ?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri” (QS. Ali Imran: 165) Tapi ya Allah, wabah ini sungguh buruk bagi kami…. Al Qur'an menjawab: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 216) Telah sesak nafas kami, berat hidup kami, gara-gara wabah ini…. Al Qur'an menjawab: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah : 286) Kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa…. Al Qur'an menjawab: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 139) Terkadang, wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kami. Rasanya kami telah menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa. Al Qur'an menjawab: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS. Yusuf : 87). “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al-Hijr: 56) Kami menjadi gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang kami hadapi akibat wabah ini…. Al Qur'an menjawab: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du: 28) Di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kami ? Masih adakah pintu rezeki untuk menyambung hidup kami ya Allah ? Al Qur'an menjawab: “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. Ath-Thalaq: 2-3). “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” (QS. Ath-Thalaq: 4) Tapi, perusahaan sudah memotong gaji kami. Bahkan sebagian dari kami, sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kami ?* Al Qur'an menjawab: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya" (QS. Hud: 6) Sudah selama ini kami menjalani kebijakan Stay At Home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus dikurung di dalam rumah. Lelah ya Allah. Sungguh kami tidak tahu, sampai kapan suasana ini…. Al Qur'an menjawab: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran : 200) Mengapa Engkau menyuruh kami untuk bersabar ? Al Qur'an menjawab: “Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imran : 146) Adakah balasan atas kesabaran kami ya Allah ? Al Qur'an menjawab: “Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” (QS. An-Nahl : 96) Alhamdulillah. Seberapa banyakkah pahala yang akan Engkau berikan kpd kami ? Al Qur'an menjawab: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-Zumar : 10) Masya Allah… Lalu bagaimana nasib kami kelak di akhirat ya Allah ? Al Qur'an menjawab: “Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (surga),(sambil mengucapkan) ‘SeLamat untuk kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (QS. Ar-Ra’du : 23-24) Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah... Sekarang kami tenang ya Allah, kami ridha dengan ketentuan-Mu, kami bersabar dengan ujian-Mu. Al Qur'an menjawab: “Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah : 8). “Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar" (QS. At-Taubah : 72) Khasanah Al Qur'an |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|