Nabi Isa memang lahir tidak memiliki ayah. Namun, bukan berarti dia anak tuhan, sama sekali keliru. Jika Isa lahir tanpa ayah kemudian dijadikan tuhan, seharusnya Adam lebih berhak untuk dijadikan tuhan karena tidak memiliki ayah dan tidak memiliki ibu.
Al Quran menjelaskan penciptaan Isa dan Adam sebagai berikut: إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آَدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ “Sesungguhnya misal (penciptaan Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seoang manusia), maka jadilah ia” (QS. Ali Imran: 59) Karena lahir tanpa ayah, orang Kristen juga menyebut Yesus anak Tuhan. Dalam Yohanes 6:67-69, Yesus disebut anak tuhan oleh Petrus. Karena disebut anak tuhan, lantas dituhankan. Padahal ada banyak orang yang disebut “anak Tuhan” dalam Injil. Adam adalah anak Tuhan, Efraim adalah anak Tuhan, Ezra adalah anak Tuhan. Semua orang yang dituntun Tuhan adalah anak-anak Tuhan. Jadi anak Tuhan adalah kata yang digunakan dalam Injil yang artinya seseorang yang mengikuti ajaran Tuhan. Jika orang Kristen masih ngotot menjadikan Yesus sebagai Tuhan, carilah di Injil pernyataan Yesus yang mengatakan “Akulah Tuhan” atau “Sembahlah aku.” Niscaya tidak akan pernah ketemu. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
0 Comments
Salah satu mukjizat Nabi Isa ‘alaihis salam adalah menghidupkan orang mati. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَرَسُولًا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآَيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ "Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (dia Isa berkata), "Aku datang kepadamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritakan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman." (QS. Ali Imran: 49) Perlu diingat bahwa yang menghidupkan orang mati itu adalah Allah. Nabi Isa 'alaihis salam mengakuinya sendiri. Demikian pula dalam Injil, Yesus mengakui bahwa yang menghidupkan orang mati adalah Allah. Bukan dirinya. "Sahabatku Lazarus mati, maka kembalikanlah ruh kepadanya Tuhan“. Allah memperkenankan doanya dan berfirman, “Mintalah, sesungguhnya engkau akan memperoleh apa yang engkau minta”. Ketika Yesus menyeru Lazarus agar keluar kepadanya, ia berkata, “Bapa, Aku mengucap syukur kepadamu, karena engkau telah mendengarkan aku. Aku tahu, bahwa engkau selalu mendengarkan aku” (Yohanes 11: 41-42) Jika dikatakan bahwa menghidupkan orang mati adalah mukjizat terbesar Nabi Isa 'alaihis salam, ternyata dalam Injil disebutkan ada lima orang yang bisa menghidupkan orang mati. Selain Nabi Isa 'alaihis salam (Yesus), mereka adalah Nabi Ilyas 'alaihis salam (Elia), Nabi Ilyasa 'alaihis salam (Elisa), Yehezkiel (seorang nabi di kalangan Nabi Israel menurut Injil), dan Petrus. Apakah dengan begitu, mereka semua juga dianggap sebagai Tuhan karena menurut Injil bisa menghidupkan orang mati? Nah, berbeda dengan Nabi-Nabi sebelumnya yang mukjizatnya kadang serupa dengan Nabi yang lain, Rasulullah Muhammad memiliki banyak mukjizat dan yang terbesar adalah Al Qur’an. Jika mukjizat yang lain sudah tidak bisa dilihat lagi bekasnya, Al Quran tetap ada hingga hari kiamat. Dan Al Quran sendiri menantang siapapun di dunia ini untuk menandinginya, dan hingga saat ini sudah lebih 14 abad berlalu tidak ada yang bisa menerima tantangan ini. Meskipun ilmu pengetahuan sudah sedemikian maju dan canggih. وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ . فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ “Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur’ân yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur’ân itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allâh, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, (neraka itu) telah disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 23-24) Dikutip dari penjelasan Dr. Zakir Naik. [Ibnu K/Tarbiyah.net] Dalam Al Quran memang dinyatakan bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam tidak disalib. Yang disalib adalah orang yang diserupakan dengan Nabi Isa ‘alaihis salam.
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (QS. An Nisa’: 157) Jika orang Kristen mengatakan Yesus masih hidup, berarti yang disalib menurut keyakinan Islam bukanlah Yesus. Sama seperti firman Allah dalam Al Quran tersebut. Namun jika Yesus tidak mati disalib, tidak ada konsep penebusan dosa sebagaimana yang dijadikan pijakan gereja saat ini. Jadi mau meyakini yang mana? Yesus masih hidup karena tidak disalib atau Yesus mati disalib? Anda pasti akan bingung sendiri. Nabi Isa ‘alaihis salam masih hidup sedangkan Nabi Muhammad sallaullohu 'alaihi wassalam secara fisik sudah meninggal dunia. Tentu tidaklah tepat mengatakan bahwa orang yang masih hidup lebih hebat daripada yang sudah meninggal dunia. Bukankah kita masih hidup dan Nabi Musa ‘alaihis salam telah meninggal tetapi saya atau anda tidaklah lebih hebat atau lebih mulia daripada Nabi Musa ‘alaihis salam. Khusus untuk Nabi Isa ‘alaihis salam yang diangkat Allah dan nanti akan diturunkan menjelang hari kiamat, itu bukanlah kehebatan Nabi Isa ‘alaihis salam atas Nabi Muhammad sallaullohu 'alaihi wassalam namun semata-mata atas kehendak Allah dalam rangka menegaskan kesalahan orang-orang yang menganggapnya sebagai Tuhan. لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ نَبِىٌّ – يَعْنِى عِيسَى – وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الإِسْلاَمِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ “Tidak ada nabi (yang hidup) antara masaku dan Isa. Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi dan tidak terlalu pendek), berkulit merah keputih-putihan, beliau memakai di antara dua kain berwarna sedikit kuning. Seakan rambut kepala beliau menetes meski tidak basah. Beliau akan memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam, beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi dan menghapus jizyah” (HR. Abu Daud; shahih) [Ibnu K/Tarbiyah.net] Al Quran menyebut nama Nabi Isa ‘alaihis salam (Yesus menurut umat Nasrani) sebanyak 25 kali padahal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam hanya disebut 5 kali. Kalau begitu Nabi Isa (Yesus) lebih besar daripada Nabi Muhammad? Dr. Zakir Naik menjawabnya berikut ini dengan lugas.
Nabi Isa ‘alaihis salam memang disebutkan dalam Al Quran lebih banyak daripada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun, penyebutan yang lebih banyak itu tidak menunjukkan siapa yang lebih besar atau lebih agung. Nabi Musa, bahkan disebutkan lebih banyak lagi. Nama Nabi Musa disebutkan sebanyak 124 kali dalam Al Quran. Di Surat Al Baqarah 13 kali, di Surat Ali Imran 1 kali, di Surat An Nisa’ 2 kali, di Surat Al Maidah 3 kali, di Surat Al An’am 2 kali, di Surat Al A’raf 18 kali, di Surat Yusuf 7 kali, di Surat Hud 3 kali, di Surat Ibrahim 3 kali, di Surat Al Isra’ 2 kali, di Surat Al Kahfi 2 kali, di Surat Maryam 1 kali, di Surat Thaha 16 kali, di Surat AL Anbiya’ 1 kali, di Surat Al Hajj 1 kali, di Surat Al MU’minun 2 kali, di Surat Asy Syu’ara’ 8 kali, di Surat An Naml 3 kali, di Surat Al Qashash 17 kali, di Surat AL Ankabut 1 kali, di Surat As Sajdah 1 kali, di Surat Al Ahzab 1 kali, di Surat Ash Shafat 2 kali, di Surat Ghafir 5 kali, di Surat Fushilat 1 kali, di Surat Az Zukhruf 1 kali, di Surat AL Ahqaf 2 kali, di Surat Adz Dzariyat 1 kali, di Surat An Najm 1 kali, di Surat Ash Shaf 1 kali, dan di Surat An Naziat 1 kali. Nah, jika karena disebutkan lebih banyak dalam Al Quran kemudian otomatis lebih agung, apakah orang-orang Nasrani mau mengakui bahwa Nabi Musa lebih agung daripada Nabi Isa? Bahkan, jika karena disebutkan lebih banyak dalam Al Quran kemudian dianggap menjadi Tuhan, apakah orang-orang Nasrani mau mengakui bahwa Musa adalah Tuhan? Satu hal lagi, Al Quran hampir selalu menyebut Nabi Isa lengkap dengan bin Maryam. Hanya 4 kali nama Nabi Isa disebut sendirian tanpa bin Maryam yaitu pada Surat Ali Imran ayat 52, Ali Imran ayat 55, Ali Imran ayat 59, dan Az Zukhruf ayat 63. Selebihnya selalu disebut Isa bin Maryam. Hal ini untuk menegaskan bahwa Isa adalah anak Maryam, bukan anak Tuhan sebagaimana klaim kaum Nasrani. [Ibnu K/Tarbiyah.net] Kalau begitu mengapa kaum muslim tidak mengikuti ajaran Injil? Berikut ini penjelasan dari Dr. Zakir Naik.
Al Quran memang mengatakan Injil adalah kitab Allah sebagaimana Taurat juga kitab Allah. Al Quran membenarkan keduanya, sebagaimana tercantum dalam Surat Ali Imran ayat 3. نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ “Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil” (QS. Ali Imran: 3) Jadi Injil dibenarkan Al Quran sebagai kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Bukan berarti harus diikuti, sebagaimana Taurat juga dibenarkan sebagai kitab yang telah diturunkan sebelumnya tetapi tidak untuk diikuti. Bahkan seharusnya, orang yang percaya pada Taurat dan Injil, mereka mengikuti Al Quran sebagaimana orang yang berpegang pada sesuatu akan mengikuti update terbaru dari sesuatu itu. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ آَمِنُوا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهًا فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا “Hai orang-orang yang telah diberi Alkitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu...” (QS. An Nisa’: 47). Selain itu, Injil yang dibenarkan Al Quran adalah Injil yang otentik. Injil pada zaman Nabi Isa sebelum diubah oleh para pemalsu. Adapun Injil yang ada sekarang, telah beberapa kali mengalami perubahan, misalnya pada Persidangan Nicea pada tahun 325 M. Pada tahun 1881 dirilis Injil King James Version (KJV) yang merevisi beberapa hal yang dianggap bertentangan. Pada tahun 1952 dirilis Revised Standard Version (RSV) atas dasar ditemukannya beberapa cacat pada KJV. [Ibnu K/Tarbiyah.net] |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|