Syekh DR Khalid Abdul Karim Al Lahiim, seorang ulama terkemuka, seorang ahlul Quran, guru besar Ilmu Al Quran di Universitas Ibnu Suud Kerajaan Saudi Arabia memberikan resep mujarab untuk ummat islam agar meraih keberkahan dari mentadabburi Al Quran. Di dalam kitab “ Mafaatihu Tadabbur Al Quran Wa An Najaah Fiil Hayah “ Beliau memaparkan setidaknya ada 10 resep mujarab untuk mentadabburi Al Quran yang beliau rangkum dalam sebuah ungkapan " لإصلاح ترتجي" (Untuk perbaikan yang kau harapkan) yaitu : ل ( (قلب”Hati” Artinya bahwa hati adalah alat untuk memahami AL Quran. Sedangkan hati berada ditangan Allah SWT yang sifatnya berbolak balik sesuai dengan kehendak Allah SWT. Terkadang dalam keadaan Taqwa namun suatu saat bisa saja berubah menjadi durhaka. Seorang pembaca Al Quran sangat membutuhkan pertolongan Allah SWT didalam merawat hati. Jika hati selalu terawat, maka pesan Al Quran akan mudah meresap kedalam jiwa. Menjadi sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa memusatkan hati dan fikiran pada saat menerima sinyal-sinyal robbani. Bagaimana mungkin sinyal-sinyal robbani akan bisa diterima dengan baik jika penerima sinyal ( hati –red) dalam kondisi rusak. Rusak karena virus dunia yang menghancurkan sistem security didalam jiwa. Maka, mintalah kepada Allah SWT agar diberikan hati yang jernih, hati yang hidup, hati yang senantiasa terawat dan terjaga. Begitu banyak doa-doa yang bisa kita ungkapkan dihadapan Nya. Salah satu doa tersebut adalah “ Yaa Muqollibal Quluub Tsabbit Qolbii Alaa diiinik “ . أ (أهداف او أهمية ) “ Tujuan atau Urgensi” ; Maksudnya adalah agar kita senantiasa menghadirkan dalam benak kita, “ Untuk apa saya membaca Al Quran “ Apakah untuk sekedar memenuhi target khataman ? Apakah karena dorongan pahala yang menjanjikan dengan 10 kebaikan pada tiap hurufnya ? Atau karena tugas harian yang dibebankan ? Beragam motivasi yang kita miliki. Maka beragam pula manfaat yang kita dapatkan. Manfaat Al Quran akan lebih terasa jika kita bertujuan agar mendapatkan Informasi berharga dari Al Quran yang bisa kita gunakan didalam menjalankan System Operasi Kehidupan Manusia. ص ( صلاة ) “ Solat” . Sangat dianjurkan sekali proses tadabbur Al Quran dilakukan didalam Solat. Merenungkan bacaan demi bacaan akan lebih mudah dilakukan pada saat solat dibandingkan diluar solat. Kita dituntut untuk menghadirkan hati kita, mengkhusyu’kan jiwa-jiwa kita, memusatkan konsentrasi kita. Kesempatan meraih suasana jiwa seperti ini lebih besar didapatkan ketika kita sedang melakukan solat. ل ( ليل) “ Malam” . Waktu yang paling tepat untuk mentadabburi Al Quran adalah waktu malam hari. Dan inilah Fitrahnya. Allah menciptakan malam salah satu tujuannya adalah sebagai waktu istirahat. Bukan hanya istirahat fisik, namun juga istirahatnya jiwa. Dengan suasana jiwa dalam keadaan tenang, bebas dari kesibukan duniawi, membuat sinyal-sinyal robbani akan menguat sehingga mudah ditangkap oleh penerima sinyal yaitu hati manusia. أ (أسبوع) “ Mingguan” Hendaklah setiap kita mempunyai target untuk mengkhatamkan Al Quran setiap Minggu. Bagi kebanyakan orang memang sangatlah berat. Berat atau tidak sifatnya sangatlah relatif. Karena banyak juga orang yang mampu mengkhatamkan kitab-kitab novel yang tebalnya lebih dari Al Quran hanya dalam waktu satu hari. Mengapa bisa? Karena mereka menikmati bacaannya. Jika sudah menikmati, yang terasa berat menjadi sangatlah ringan untuk dilakukan. Tentu saja ini dilakukan dengan proses. Setahap demi setahap. Target khataman 3 bulan sekali. Meningkat menjadi 2 bulan sekali. Meningkat lagi ke sebulan sekali. Setelah terbiasa, khataman seminggu sekali akan terasa mudah untuk dilakukan. ح (حفظا) “ Hafalan “ Hendaklah setiap kita membaca Al Quran dengan hafalan. Mengapa ? Membaca dengan menghafal akan memudahkan hati dalam meresapi bacaan. Apalagi bacaan dilakukan didalam solat. Mana mungkin bisa konsentrasi jika solat dalam keadaan membolak balik mushaf. Disibukkan dengan huruf dan lembaran kertas. ت (تكرار) “ Mengulang ulang “ Hendaklah setiap kita mengulang ayat-ayat sampai benar-benar meresap kedalam jiwa. Semakin sering sebuah lafazh diulang maka semakin mudah memahami sebuah makna. Tanpa disadari, pengulangan sebuah Lafaz dapat melahirkan pengagungan dan ketakjuban dari apa yang dibaca. Sebagai contoh, jika seseorang merasa takjub terhadap sebuah kisah atau kalimat, maka ia akan mengulang-ngulangnya sendiri, ataupun untuk orang lain. ر (ربط) “ Mengaitkan”. Hendaklah setiap kita selalu mengaitkan setiap bacaan dengan realita kehidupan kita. Caranya dengan mengimplementasikan Al Quran didalam waktu hidupnya malam ataupun siang. Dengan cara seperti ini Al Quran akan selalu hidup didalam hatinya. Setiap realita hidupnya selalu sejalan dengan yang diarahkan oleh Al Quran. Setiap ada persoalan selalu ada jawabannya dari Al Quran. ت (ترتيلا) “ Membaca dengan perlahan” . Janganlah tergesa-gesa didalam membaca ayat ayat Nya. Hanya karena menginginkan target khatamannya tercapai. Ibnu Katsir berkata : Bacalah Al Quran dengan perlahan karena hal itu akan membantu untuk memahami Al Quran dan Mentadabburinya. Dan dengan cara seperti inilah Rosulullah membaca Al Quran. Aisyah berkata : “Beliau membaca Al Quran dengan tartil seolah-olah menjadi surat terpanjang” ج (جهرا) “ Mengeraskan suara”. Karena sesungguhnya mengeraskan suara lebih membantu untuk konsentrasi dan perhatian. (Heru Basfar: www.pecintaquran.wordpress.com)
0 Comments
Nama saya Maryam Noor, ini nama Islam saya, dan nama asli saya Margaret Templeton. Saya lahir di Skotlandia dalam keluarga yang 'atheist'. Di rumah kami, kami dilarang bicara tentang Tuhan, dan bahkan kalau kami belajar sesuatu tentang Tuhan di sekolah, kami tidak boleh menceritakannya atau kami akan mendapat hukuman. Selama yang bisa saya ingat, saya sudah mencari tahu tentang 'Kebenaran' tentang mengapa saya ada di dunia ini, untuk apa, apa yang harus saya lakukan. Begitu saya sudah cukup dewasa, saya mulai mencari informasi tentang apa itu yang orang menyebutnya dengan 'Tuhan", yang disebuat orang, dan sepanjang hidupku saya sudah mencari "Kebenaran", bukan agama tertentu. "Kebenaran" bagiku adalah sesuatu yang masuk akalku, sesuatu yang membuka hatiku dan yang membuat hidupku bermakna. Saya sudah mengunjungi hampir setiap gereja di Kerajaan Inggris, baik di sini maupun di rumah, tidak pernah sekalipun terpikirkan tentang Islam. Saya mulai tertarik tentang Islam, tetapi perang terjadi di Irak, dan saya membaca hal-hal buruk yang ditulis suratkabar dan media tentang muslim, tetapi saya cukup mengerti agama-agama lainnya sehingga tahu bahwa berita-berita itu tidaklah benar, ada kebohongan-kebohongan di sana, maka saya pergi mencari seorang guru yang bisa mengajariku hal-hal tentang cara hidup Islam agar saya bisa terhindar dari hal-hal yang dituduhkan kepada kaum muslim. Saya membaca Al-Fatihah, dan saya seperti disambar petir, air mata mengalir dari mataku, jatuh seperti airterjun Niagara. Salah satu yang saya lakukan adalah saya berbicara kepada setiap orang. Saya biasa tersenyum kepada setiap orang dan mengatakan "Hello", "Apakabar", dan "Gimana keadaanmu hari ini"... karena Yesus menyebar kebahagiaan kapanpun dia berada. Pada waktu itu saya menganut Katolik Roma tetapi mereasa sangat tidak bahagia dan saya meninggalkan Gereja itu, dan tidak tahu harus pergi ke mana lagi. Pada saat yang sama, saya mencari seorang guru Islam, saya terus menerus berdoa sepanjang hari kepada Tuhan "Tolonglah...Tolong...Tolong..." berulang-ulang sepanjang hari selama hampir dua tahun, karena saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan atau harus ke mana. Seorang teman dari teman saya memberitahu saya nama seorang alim. Namanya Nur El-Din, dan dia seorang keturunan Arab di negara saya. Dia mengundaku ke rumahnya, yang saya penuhi, dan dia memberitahuku buku-buku apa yang saya perlu beli, dan bahwa saya bisa menelponnya bila ada pertanyaan. Dan begitulah hubungan kami. Ada tujuh volume buku ini, yaitu buku resensi Quran. Saya mulai mempelajarinya. Saya membuka buku pertama, Saya baca bagian 'ackowledgement'. Saya tidak memulai dari belakang, saya mulai dari depan dan saya langsung membaca Al-Baqarah. Dan sebelum Al-Baqarah, ada Al-Fatihah, dan saya membaca Al-Fatihah, dan saya seperti disambar halilintar, airmata mengalir deras dari mataku, seperti air terjun Niagara. Dadaku berdebar dengan sangat kencang, ... saya berkeringat, saya terguncang, ..... saya takut ini ulah setan, seolah-olah setan berusaha menghentikanku karena saya mungkin menemukan jalan yang aku cari itu, karena buku ini bisa membawaku ke arah "Kebenaran", yang selama ini kucari. Saya menelpon sang alim (Nur El-Din), dia meminta saya datang. Jadi saya datang di tengah musim dingin, dan saya tiba di sana beku seperti batu es, tetapi menderita sedikit tidak ada apa-apanya demi Allah yang aku temukan. Dan saya menjelaskan pengalamanku kepada sang alim. Saya katakan ini perbuatan setan, apa yang harus saya lakukan? Salah satu yang terjadi ketikan air mata ini mengalir adalah saya melihat jantung saya, saya bisa melihat jantung saya di luar, merah, sangat besar, agak cerah, tidak berbentuk seperti jantung sama sekali, dan saya katakan menurutmu apa yang harus saya lakukan? Dan dia mengatakan kepadaku "Margaret", katanya, "kamu akan menjadi seorang Muslim". Dan saya mengatakan "Tetapi saya bukan membaca buku-buku ini untuk menjadi seorang Muslim". "Saya membacanya untuk membebaskan diri dari kebohongan-kebohongan yang dikatakan orang tentang kaum Muslim". "Saya tidak mau menjadi seorang Muslim". Dan dia mengatakan "Margaret, kamu akan menjadi seorang Muslim, karena saya harus mengatakan kepadamu, ada intervensi Tuhan dalam hidup kamu." Saya sudah berusia 65 tahun waktu itu. Sekarang saya 66 tahun. Saya sudah menjadi Muslim selama satu tahun. Saya melanjutkan belajar dengan sang alim, dari November sampai Februari, dan saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mengucapkan syahadat, dan saya bertanya apakah tidak terlalu dini bagi saya, karena saya sebenarnya saya tidak ingin menjadi seorang Muslim, tetapi saya yakin dengan menjadi Muslim saya akan belajar dan Tuhan akan mengampuniku yang selama ini aku tidak hargai pemberiannya. Dia berkata "Noor, datanglah tanggal 11 Februari 2003", dan dia duduk agak jauh dariku..., dia berpakaian putih dari kepala sampai ke ujung kaki, dan dia berkata "Ulangi apa yang aku katakan" dan dia mengucapkan syahadat yang saya ulangi setelah dia membacakannya. Anak laki-laki saya satu-satunya orang yang percaya bahwa saya telah menemukan kebenaran itu Kemudian saya berkata kepadanya "Apa tadi yang saya katakan?" dan dia memberitahu saya dalam bahasa Inggris apat yang tadi saya katakan, dan saya berkata "Jadi saya sudah menjadi seorang Muslim" dan dia mengatakan "Iya dan namamu sekarang Maryam". Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya seorang Muslim yang baik karena itu luarbiasa sulit. Saya kehilangan semua teman-teman katolik saya, semua teman-teman yang saya ajak bicara. Anak perempuan saya berpikir bahwa saya sudah gila. Anak laki-laki saya adalah satu-satunya orang yang percaya bahwa saya sudah menemukan kebenaran itu dan dialah satu-satunya orang yang mungkin kelak menjadi seorang Muslim juga. Hal kedua yang membuat hidupku sangat sulit adalah saya tinggal di negeri sekular dan tidak di negeri Muslim dan saya ingin dengan sepenuh hati tinggal di negeri Muslim dan memiliki komunitas Muslim. Saya satu-satunya orang Muslim di daerah tempat tinggal saya. Tetapi Allah sudah sangat baik kepada saya karena meskipun menghadapi semua kesulitan ini, saya bisa bahagia dan terus belajar tentang Islam. Saya membaca semua dalam bahasa Inggris karena dalam usia saya, saya tidak bisa menghapal Qur''an jadi saya menggunakan buku. Saya meminta kepada Allah "Ya Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tolong ingatlah saya ini sebenarnya seorang bayi, tetapi saya bayi berusia 65 tahun dan saya menghadapi kesulitan-kesulitan dan Engkau harus membantuku" dan inilah salah satu cara Tuhan menolongku. Hati-hati dalam mengambil panutan. Salah-salah yang disangka ustadz ternyata sejatinya tak lebih dari seorang dukun semata. Dikutip dari SALAM-ONLINE, Ustadz Arifin Ilham memberikan tips sedikitnya ada 9 ciri untuk mengetahui apakah seseorang yang mengaku ustadz, habib, atau ulama, sebenarnya seorang dukun atau bukan. Dukun akan menggunakan semua cara untuk memperdaya pasiennya, terutama yang sangat awam pengetahuan Syariat Islam, bahkan tidak segan mengunakan gelar kehormatan ulama, seperti Kiai, Ustadz, Habib, dan sebagainya. Untuk itu kenalilah dukun “berbaju ustadz” ini di antaranya adalah:
Sumber: salam-online.com |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|