Iman Para Mualaf Amerika Serikat Sungguh Sangat Luar Biasa. Ustadz Nababan dalam Tausiyahnya di Masjid Raya Kebayoran Residence hari Ahad tgl 14 Juli 2024 bercerita pengalamannya ketika safari Ramadhan ke AS. Beliau sudah 10 kali bersafari Ramadhan ke berbagai negara bagian di AS sebelum pandemi covid-19. Setelah covid-19, baru tahun inilah (2024) beliau kembali diundang melakukan safari Ramadhan ke AS. Beliau merasakan perubahan yang besar dalam dakwah Islam di AS. Rakyat AS yang di mana-mana berdemo memprotes Pemerintahnya yang terus-menerus tutup mata atas tragedi kemanusiaan di Palestina akibat ulah Zionis Israel. Sebagai dampaknya, mereka berbondong-bondong melirik Islam, belajar agama Islam dan bahkan menjadi mualaf yang benar-benar militan. Masjid-masjid di sana pada umumnya adalah gereja yang dibeli jamaah muslim AS dan dijadikan masjid. Pernah beliau berjamaah shalat subuh di salah satu masjid, jamaahnya dua shaf penuh. Dalam diskusi dengan beberapa jamaah, ternyata mereka rata-rata datang sholat subuh ke masjid itu 1,5 jam pakai mobil. Itu di musim panas yang waktu malamnya sangat pendek, yaitu dari jam 10 malam sampai jam 3 pagi. Artinya mereka rata-rata pulang ke rumah tidak sempat tidur dulu untuk kembali sholat subuh berjamaah di masjid itu. Ketika ditanya mengapa tidak sholat di rumah saja? Apa jawab mereka? Siapa lagi yang akan memakmurkan masjid kecuali mereka semua. Tidak mungkin warga sekitar masjid yang masih non muslim atau agnostik akan memakmurkannya. MasyaAllah, demikian kuat komitmen mereka dalam menjalankan agama Islam, padahal mereka rata-rata mualaf. Selesai sholat subuh, imam masjid mengumumkan bahwa pengurus berencana membeli sebuah gereja untuk dijadikan masjid. Harganya 120 ribu dollar. Kemudian imam masjid bertanya siapa yang bersedia menyumbang dana sebesar 10 ribu dollar. Banyak orang yang angkat tangan menyatakan komitmennya. Kemudian 9 ribu dollar, ada lagi banyak yang angkat tangan. Terus demikian sampai 500 dollar. Setelah beberapa saat hening, tiba-tiba seseorang warga AS berkulit putih berdiri mengangkat tangan dan berkata: “Saya bersedia menyumbang 100 ribu dollar.” Ustadz Nababan menunggu sampai dapat kesempatan bertanya kepada si penyumbang 100 ribu dollar itu. “Apakah anda seorang pengusaha?”. Jawaban sang pria mengagetkan: “Saya hanya seorang sopir taksi”. Dengan takjub, Ustadz Nababan bertanya lagi menyelidik: “Mengapa anda menyumbangkan uang anda sebegitu besar?”. Sang pria mualaf berkata: “Saya ini menabung selama 40 tahun untuk membeli rumah. Dengan profesi saya sebagai sopir hanya terkumpul 100 ribu, padahal harga rumah di sini paling murah 300 ribu dollar.” “Jadi ketika Imam masjid mengumumkan donasi itu, di telinga saya seperti ada yang membisikkan agar saya menyerahkan saja uang 100 ribu itu untuk donasi pembelian masjid." MasyaAllah. Sungguh luar biasa Allah menguji keimanan dan keikhlasan seorang hamba. Pria yang kini sudah berusia 60an tahun itu telah lulus dari ujian terberat dan membuktikan tingkat keimanan yang tinggi. Salam Hormat Helfia Nil Chalis
0 Comments
|
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|