Rasulullah dalam beberapa hadis membacakan Al Qur'an untuk menyembuhkan penyakit. "Dari Ubay bin Ka'b ra, dia berkata; "Aku berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian datanglah seorang Arab badui dan berkata: ‘Wahai Nabiyullah, saya mempunyai seorang saudara laki laki yang sedang sakit.’ Nabi bertanya: "apa sakitnya?" Dan dia menjawab, "Dia terkena penyakit gila." Nabi bersabda: "Bawa dia kemari." Kemudian dia dihadapkan kepada beliau dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memohonkan perlindungan untuknya dengan membaca: Al Fatihah, Al Baqarah (1-4, 163-164, 255, 284-286), Ali Imran : 18, Al A'raaf : 54, Al Mukminun : 116, Al Jin : 3, Ash Shaffaat : 1-10, Al Hasyr : 22-24, Al Ikhlash, Al Falaq dan An Naas. Maka berdirilah laki laki itu seakan-akan dia tidak pernah terkena sakit sama sekali." [Musnad Ahmad 20237, juga Sunan Ibnu Majah 3539] Bukti-bukti ilmiah kemukjizatan Al Qur'an sudah nampak di akhir zaman ini. Kemukjizatan Al Qur'an sudah di ketahui dunia saat ini, dan membuat para ilmuan terpesona atas keilmiahan dan kemukjizatan Al Qur'an. Prof. Dr. dr Suzane Moore PhD telah merilis dalam journalnya, ia berkata: ini sebuah kitab yg menakjubkan karena terbukti kemukjizatannya. Ia telah memperlihatkan bagaimana Al Qur'an merupakan sebuah obat penyakit manusia. Suara yang keluar dari tilawah seseorang akan melayang ke udara dan kemudian masuk melewati telinga dan seterusnya di serap oleh tubuh, kemudian ia masuk ke sel-sel yang ada dalam tubuh kita. Suara yg terdengar dgn irama dan frekuensi tertntu mengandung informasi spesifik sehingga dapat memberi rangsangan kepada sel-sel dalam tubuh kita. Al Qur'an yg tersusun secara sistematik dengan irama yang indah karena bacaan yang tartil dan pengulangan kata-katanya sungguh menakjubkan karena ia membuat sel-sel dalam tubuh kita bisa melawan penyakit-penyakit yg berbahaya, dengan bahasa yang menyentuh, ternyata mengandung informasi spesifik pada setiap ayat-ayatnya. Dengan informasi yang spesifik ini bisa membuat sel-sel yang sakit menjadi sembuh. Hasil penelitian terkini seperti yang diungkapkan Prof. Dr. dr. Abraham Nicole PhD, bahwa sel-sel darah merah yang telah dibacakan ayat-ayat Al Qur'an dengan bacaan tartil artinya bacaan yg indah dengan memakai kaidah Tahsin Tajwid, ia memperlihatkan respon tertentu. Sehingga sel-sel kanker pun bunuh diri. Bahkan virus auto imunpun lenyap. Terbukti dari hasil penelitian Prof. Dr. dr Victor Iron PhD USA Sehingga sel-sel kanker pun bunuh diri. Bahkan virus auto imunpun lenyap. Terbukti dari hasil penelitian Prof. Dr. dr Victor Iron PhD USA Penelitian lainnya membuktikan bahwa sel-sel kanker ganas menjadi normal kembali dengan bacaan ayat-ayat Al Qur'an. Di samping itu penelitian memperlihatkan bahwa media yang paling baik untuk informasi Al Qur'an adalah Air putih, Madu, minyak zaitun, air zam-zam dan makanan alami yang sangat banyak ragamnya di dunia ini, ia bisa menjadi media informasi gelombang energi dari sebuah bacaan Al Qur'an. Inilah Manfaat Membaca Al-Qur'an bagi Kesehatan Sebuah survey yang dilakukan oleh dr. Al-Qodhi di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan ayat suci Al-Qur'an, baik mereka yg mengerti bahasa Arab atau tidak, ternyata memberikan perubahan fisiologis yang sangat besar. Termasuk salah satunya dapat menangkal berbagai macam penyakit. Hal tsb dikuatkan lagi oleh Penemuan Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Mengapa di dalam Islam, ketika kita mengaji disarankan untuk bersuara? Minimal untuk diri sendiri alias terdengar oleh telinga kita. Berikut penjelasannya : Setiap sel di dalam tubuh kita bergetar di dalam sebuah sistem yang seksama, dan perubahan sekecil apapun dalam getaran ini akan menimbulkan potensi penyakit di berbagai bagian tubuh... Nah... Sel-sel yang rusak ini harus digetarkan kembali untuk mengembalikan keseimbangannya. Hal tersebut artinya harus dengan suara. Maka munculah TERAPI SUARA yang ditemukan oleh dr. Alfred Tomatis, seorang dokter di Perancis. Sementara dr. Al-Qodhi menemukan, bahwa MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN BERSUARA, Memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap sel-sel otak untuk mengembalikan keseimbangannya. Penelitian berikutnya membuktikan Sel Kanker dapat hancur dengan menggunakan FREKUENSI SUARA saja. Dan kembali terbukti bahwa, Membaca Al-Qur'an memiliki dampak hebat dalam proses penyembuhan penyakit sekaliber kanker. Virus dan kuman berhenti bergetar saat dibacakan ayat suci Al-Qur'an, dan di saat yang sama , sel-sel sehat menjadi aktif. Mengembalikan keseimbangan program yang terganggu tadi. Silakan dilihat QS. Al-Isro' ayat 82: وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا wa nunazzilu minal-qur`āni mā huwa syifā`uw wa raḥmatul lil-mu`minīna wa lā yazīduẓ-ẓālimīna illā khasārā Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian. Menurut survey : SUARA YANG PALING MEMILIKI PENGARUH KUAT TERHADAP SEL-SEL TUBUH, ADALAH SUARA SI PEMILIK TUBUH ITU SENDIRI. Mengapa Sholat berjama'ah lebih dianjurkan?. Karena ada do'a yg dilantunkan dengan suara yg jelas, sehingga terdengar oleh telinga, dan ini bisa mengembalikan sistem yang seharian rusak. Maka kesimpulannya adalah : 1. Bacalah Al-Qur'an di pagi hari dan malam hari sebelum tidur untuk mengembalikan sistem tubuh kembali normal. 2. Ganti saja mendengarkan musik dengan murotal yang jelas-jelas memberikan efek menyembuhkan. Siapa tahu kita punya potensi terkena kanker, tapi karena rajin mendengarkan murotal, penyakit tersebut bisa hancur sebelum terdeteksi. 3. Perbaiki baca Al-Qur'an (baca dengan tartil, penuhi Hukum Tajwid), karena efek suara kita sendirilah yang paling dasyat dalam penyembuhan. Dengan hanya tilawah yg baik dan Tartil Tajwid Tahsin maka kesehatanmu akan terjaga. In Syaa Allah. Aamiin.
1 Comment
Nabi Nuh disebut juga “bapak seluruh manusia” (أبو البشر/ Abul Basyar) selain Nabi Adam, karena semua manusia setelah kejadian banjir di zaman Nabi Nuh adalah anak keturunan beliau. Banjir Nabi Nuh terjadi pada seluruh dunia sehingga tidak ada manusia yang selamat kecuali yang berada di atas kapal bersama nabi Nuh. Manusia yang berada bersama nabi Nuh di atas kapal ditakdirkan Allah tidak mempunyai keturunan lanjutan lagi setelah kejadian tersebut. Banjir Nabi Nuh terjadi di seluruh dunia. Allah menurunkan banjir sampai-sampai gunung yang tinggi tidak bisa menjadi tempat berlindung. Salah satu Anak Nabi Nuh tidak bisa selamat dari banjir padahal ia berlindung di atas gunung. Allah Ta’ala berfirman, هِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ “Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan” (Huud : 42-43). Seluruh orang kafir yang tidak beriman di muka bumi akan terkena banjir sehingga tidak tersisa sedikit pun, sebagaimana doa nabi Nuh: وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا “Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi” (Nuh : 26). Semua yang tersisa di bumi yaitu yang tidak naik perahu nabi Nuh tenggelam. Allah berfirman, فَأَنْجَيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ * ثُمَّ أَغْرَقْنَا بَعْدُ الْبَاقِينَ “Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tersisa.” (Asy-Syuara 119-120). Hanya Anak Keturunan Nabi Nuh yang berlanjut. Beberapa ulama menjelaskan bahwa terdapat anak Nabi Nuh yang beriman bersama beliau di atas kapal. Bersama itu pula ada orang-orang yang beriman bersama Nabi Nuh di atas kapal. Hanya saja Allah mentakdirkan yang terus mempunyai keturunan adalah Nabi Nuh dan anaknya saja. Dalam riwayat lainnya, yang manusia yang selamat selain Nabi Nuh dan anaknya meninggal karena wabah sehingga mereka tidak mempunyai keturunan. Jadilah nabi Nuh adalah “bapak seluruh manusia” setelah nabi Adam. Allah berfirman, وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ “Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan” (As-Shaffat: 77). Ahli tafsir di kalangan tabi’in, Imam Qatadah, menafsirkan, الناس كلهم من ذرية نوح عليه السلام “Manusia semuanya adalah keturunan Nuh ‘alaihssalam”1. Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab sejarah Al-Bidayah wan Nihayah, فإن الله لم يجعل لأحد ممن كان معه من المؤمنين نسلا ولا عقبا سوى نوح عليه السلام …فكل من على وجه الأرض اليوم من سائر أجناس بني آدم ينسبون إلى أولاد نوح الثلاثة وهم سام وحام ويافث “Allah tidak menjadikan seorangpun yang bersama Nabi Nuh dari orang-orang yang beriman anak dan keturunan kecuali Nuh ‘alaihis salam saja… Semua yang ada di muka bumi sekarang dinisbatkan kepada ketiga anak Nabi Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafidz”2. Al-Hamawi menjelaskan, كان أول من نزله نوح عليه السلام لما خرج من السفينة ومعه ثمانون إنسانا فبنوا لهم مساكن بهذا الموضع وأقاموا به فسمي الموضع بهم ثم أصابهم وباء فمات الثمانون غير نوح عليه السلام وولده فهو أبو البشر كلهم “Orang pertama yang turun kapal adalah Nuh ‘alaihis salam, ketika beliau keluar dari kapal, beliau bersama 80 manusia. Mereka membangun tempat tinggal di tempat itu dan menetap di sana. Kemudian mereka tertimpa wabah penyakit, sehingga 80 orang tersebut meninggal kecuali Nuh ‘alaihis salam dan anaknya. Maka beliau adalah Abul Basyar (bapak seluruh manusia)”3. Penyusun: dr. Raehanul Bahraen dalam Artikel Muslim.or.id
Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Alkisah di masa Imam Abu Hanifah masih kanak2, sekitar umur 7 tahun, ada seorang ulama yang memiliki ilmu banyak dan tiada tandingnya bernama Dahriyah. Semua ulama pada masa itu tak ada yang mampu menandinginya ketika berdebat, terutama dalam bab Tauhid. Maka timbullah sifat sombongnya hingga dia berani berkata Allah tidak ada. Sayangnya belum ada ulama yang mampu mengalahkan dia dalam berdebat, sampai tiba pada suatu pagi ketika para ulama dikumpulkan di suatu Majlis milik Syeikh Himad, guru Imam Abu Hanifah, yang pada hari itu anak bernama Abu Hanifah juga hadir di majelis itu. Dahriyah naik ke mimbar dan berkata dengan congkak dan sombongnya: Siapakah di antara kalian hai para ulama yang sanggup menjawab pertanyaanku? Sejenak suasana hening, para ulama semua diam, tiba-tiba berdirilah Abu Hanifah dan berkata: "Pertanyaan apa ini? Siapa yg tahu pasti akan jawab pertanyaanmu!" Dahriyah: "Siapa kamu hai budak ingusan, berani kamu berkata begitu denganku. Tidakkah kamu tahu, bahwa halayak ramai yang telah berusia, bersorban besar, para pegawai, dan para pemilik jubah kebesaran, mereka semua kalah dan tidak dapat menjawab pertanyaanku, kamu masih ingusan dan kecil berani menantangku!!" Abu Hanifah: "Allah tidak menyimpan kemuliaan dan keagungan kepada pemilik sorban yang besar, para pegawai dan para pembesar, tetapi kemuliaan hanya diberikan kepada ulama tertentu." Dahriyah: "Apakah kamu akan menjawab pertanyanku?" Abu Hanifah: "Ya saya akan menjawab pertanyaan tuan dengan petunjuk Allah." Dahriyah: "Apakah Allah itu ada?", Abu Hanifah: "Ya, ada!" Dahriyah: "Dimana Dia?", Abu Hanifah: "Dia Allah, tiada tempat bagi Dia!" Dahriyah: "Bagaimana bisa kata ada bila Dia tidak bertempat?", Abu Hanifah: "Dalilnya ada di badan tuan, yaitu roh. Saya tanya, kalau tuan yakin roh itu ada, di mana tempatnya? Di kepala, di perut atau di kaki tuan?" Dahriyah diam seribu bahasa dengan muka malu. Abu Hanifah minta air susu dari gurunya, Syeikh Himad dan bertanya kepada Dahriyah: "Apakah tuan yakin susu ini manis?", Dahriyah: "Ya saya yakin susu itu manis." Abu Hanifah: "Kalau tuan yakin ada manisnya, saya tanya apakah manisnya di bawah, di tengah, atau di atas?" Dahriyah diam lagi dengan rasa malu. Abu Hanifah meneruskan: "Seperti roh atau manis yang tidak bertempat, demikianlah Allah tidak bertempat di dunia ataupun di Arash." Dahriyah tanya lagi: "Sebelum Allah itu apa dan setelah Allah itu apa?", Abu Hanifah: "Tiada apa-apa sebelum Allah dan sesudahnya tidak ada apa-apa." Dahriyah: "Bagaimana bisa jelaskan bila sebelum dan sesudahnya tak ada apa-apa?", Abu Hanifah: "Dalilnya ada di jari tangan tuan, apakah sebelum ibu jari dan apakah setelah kelingking? Dan apakah tuan boleh terangkan ibu jari dulu atau kelingking dulu? Demikianlah sifat Allah, ada sebelum semuanya ada dan tetap ada bila semua tiada. Itulah makna kalimat ada bagi Allah." Dahriyah dimalukan lagi, dia berkata: "Satu lagi pertanyaan saya, Allah sedang bebuat apa sekarang?", Abu Hanifah: "Tuan telah membalikkan fakta, seharusnya yang bertanya itu di bawah mimbar dan yang ditanya diatas." Dahriyah pun turun dari mimbar dan Abu Hanifah naik keatas. Dahriyah: "Allah sedang buat apa sekarang?", Abu Hanifah: "Allah sekarang menjatuhkan orang yang tersesat seperti tuan ke bawah jurang neraka dan menaikkan yang benar seperti saya keatas mimbar keagungan." Maha Suci Allah yang telah menyelamatkan aqidah ahlus sunnah wal jamaah melalui seorang anak berusia 7 tahun. Mudah-mudahan kita semua dijauhkan dari sifat-sifat: - Ria - Bangga diri - Sombong - Angkuh - Memandang rendah orang lain - Berburuk sangka - Takabur - Dzalim Dipetik dari Kitab Fathul Majid, karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi Asy-Syafi’ie. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Dr. Maurice Bucaille adalah seorang yg berprofesi ahli bedah. Dia juga seorang ilmuwan terkenal. Untuk dapat membaca Al-Quran dalam teks aslinya dan mempelajari maknanya dan memperoleh akses langsung dari sumbernya, ia mengabdikan dirinya untuk belajar bahasa Arab pada usia lima puluh tahun. Setelah itu, ia memulai dengan mencoba menguji bukti-bukti kebenaran ilmiah dengan aksioma agama. Sebagai hasil dari studi ini, ia menulis bukunya yang terkenal "QURAN, ALKITAB DAN ILMU PENGETAHUAN" pada tahun 1976, yang menyebabkan kehebohan di kalangan akademisi - terutama di dunia Kristen. Setelah mempelajari lebih dalam tentang Islam dan Al-Quran, ia telah menulis buku lain berjudul, "ASAL-USUL MANUSIA". Ini terdiri dari penjelasan Al-Quran atas beberapa pertanyaan yang diajukan jauh sebelum periode ketika pertanyaan-pertanyaan itu dapat dijawab secara logis dan memuaskan melelui eksperimen ilmiah, untuk sepenuhnya sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh Al-Quran sekitar 1500 tahun yang lalu. Gereja mengakui dan menerima penelitian Dr. Bucaille ini sebagai kontribusi berharga bagi pengetahuan manusia dan penulisnya menjadi terkenal di seluruh dunia, seperti Universitas Cambridge, dan Oxford di UK & Yale dan Harvard di AS. Dia diundang untuk memberikan Kuliah Ekstensi di lembaga akademik mereka. Karena pemikiran Alqurannya, dan berdasarkan pendekatannya yang realistis dan tidak berprasangka terhadap pemikiran Al Quran, dan berdasarkan diskusi dan penelitiannya yang realistis dan tidak berprasangka, Dr. Bucaille telah mengubah sejumlah sarjana bergengsi untuk setuju dengannya dan untuk menerima pandangannya bahwa Al-Quran adalah Buku Ilahi, tidak ditulis oleh manusia mana pun dan sebenarnya adalah Kitab Wahyu dari Tuhan Yang Maha Kuasa kepada Nabi Terakhir-Nya, Muhammad SAW. M. Bucaille berpandangan bahwa temuannya ini adalah penyebab kekuatiran dan kekecewaan para sarjana Barat atas paparan mereka sebelumnya terhadap propaganda palsu dan fiktif terhadap Islam dan Nabi (SAW), oleh penulis Kristen dan oleh bias dari penulis-penulis Barat. Mereka yang sesat ini tidak dapat percaya bahwa Quran adalah satu-satunya Kitab Suci yang tetap suci dan bebas dari semua penambahan, perubahan dan interpolasi dan akibatnya masih mempertahankan kemurnian untuk membimbing umat manusia di segala zaman, tempat dan dalam setiap krisis yang mungkin terjadi. Selama lebih dari 1400 tahun Al Quran telah menjadi satu-satunya rumah harta karun ilmu pengetahuan tentang alam semesta dan kehidupan itu sendiri. Umat manusia belum mengalami kemajuan dan melanjutkan ke tahap di mana ia sepenuhnya dapat dipenuhi dengan semua mutiara dan permata kebijaksanaan dan kebenaran, dikumpulkan dalam pangkuan mukjizat keaksaraan, keunggulan, dan kemurnian akademis yang tidak dapat ditandingi bahkan dengan satu kalimat kecilpun oleh raksasa sastra dahulu kala, meskipun Al Quran telah menantangnya secara terbuka untuk hal ini. T: Apa yang mendesak Anda begitu kuat untuk melakukan studi tentang Al Quran dan kitab suci lainnya, dan mengapa? J: Seperti semua orang Prancis lainnya, saya awalnya juga berpandangan bahwa Islam adalah agama yang dilahirkan dan diperkenalkan oleh seorang jenius dan seorang pria luar biasa dengan kecerdasan besar, yang dikenal dengan nama Mohammed (S.A.W.). Lima puluh tahun yang lalu, oleh Rahmat Tuhan, saya menjadi profesional yang memenuhi syarat untuk praktek sebagai ahli bedah, dan biasa berdiskusi dan membandingkan (pandangan tentang) Islam dan Kristen dengan pasien saya yang datang untuk berkonsultasi dengan saya (dan dengan rekan kerja profesional saya). Saya diberitahu oleh beberapa dari mereka bahwa pengetahuan saya tentang Islam dan tentang disiplinnya sebagian besar salah dan salah dipahami. Pada awalnya saya cenderung meragukan mereka, tetapi kadang-kadang beberapa orang mengirimkan Ayat-ayat Alquran yang asli dan benar-benar dalam kontradiksi dengan referensi saya, dan saya terpaksa merevisi kesimpulan saya. Dan, sebagai hasil dari revisi dan ulasan ini, saya merasa mereka benar dan saya salah. Saya menemukan bahwa mereka yang telah menjadi guru saya memiliki pendekatan yang salah untuk masalah ini dan telah memberikan informasi yang salah kepada saya. Pengetahuan saya tentang Islam, sampai saat itu, terbatas pada ulasan Radio dan T.V., artikel yang diterbitkan di berbagai majalah dan direproduksi dalam buku risalah yang bias. Tapi saya bingung; apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya harus mengubah posisi saya dan memperbaiki pemahaman saya? T: Kapan ini terjadi? A: Setelah Konferensi Vatikan ke-8 tetapi sebelum lahirnya sikap toleran dari para sarjana Eropa condong ke pemikiran yang tidak bias, yaitu sebelum 1926, ketika perpecahan antara Muslim dan sarjana Kristen berada di puncaknya dan tidak ada prospek dialog langsung di antara mereka. T: Bagaimana Anda bereaksi terhadap situasi ini? A: Saat itu hanya ada satu jalan terbuka bagi saya, yaitu belajar bahasa Arab sehingga saya dapat mempelajari Kitab Suci, Al-Quran, dalam bentuk aslinya dan mencoba untuk mendapatkan maknanya secara langsung. Saya mencurahkan dua tahun ke depan untuk tugas ini ketika saya telah memperoleh cukup pengetahuan tentang bahasa Arab (dalam bahasa dan sastra) untuk dapat membuat studi Quran yang dapat dipercaya dengan setia serta akademis. T: Dan apa manfaatnya bagi Anda? J: Saya tahu saat itu bahwa Al-Quran adalah "Karya Allah" dan belum ditulis oleh manusia mana pun. Saya juga yakin bahwa Mohammed (SAW) adalah Nabi Allah yang sejati. T: Dunia sekarang merayakan seratus tahun pertama Darwin, apakah Anda berlangganan teori Darwin atau tidak setuju dengannya? A: Tidak, Tuan, saya menentangnya dengan keras. Teori Darwin sepenuhnya didasarkan pada kesalahpahaman dan sama sekali bukan hasil dari penelitian ilmiah yang dapat membuktikan bahwa ada hubungan sekecil apa pun antara manusia dan teori evolusi spesies seperti yang dikemukakan olehnya. Kenyataannya pandangannya tidak lain adalah perhitungan yang salah arah dan murni dari pikiran materialistis. Buku terbaru saya (Origin of Man) berisi "Artikel Bantahan" yang komprehensif tentang Darwin dan pandangannya. T: Apakah Anda berpendapat bahwa Darwin menyadari kesalahannya? A: Ya, saya pikir dia tahu kesalahan yang dia lakukan. Para cendekiawan, yang gemar materialisme, telah mengemukakan teori-teori yang tak terhitung banyaknya, kebanyakan salah, dan lucunya bahwa mereka menyadari kekeliruan mereka. Namun, sebagai materialis, mereka tetap berpegang pada sikap yang salah. Dalam buku saya, saya telah mengkritik beberapa sarjana ini, beberapa di antaranya adalah pemenang Hadiah Nobel. T: Apakah Anda pikir tulisan Anda berdampak langsung pada orang di luar Perancis? A: Ya, Baru-baru ini, hanya beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi negara-negara Afrika Utara dan Barat, di mana saya berulang kali dipanggil untuk menghadiri pertemuan orang-orang terpelajar yang tak terhitung jumlahnya termasuk para sarjana, tentang Origin of Man dan tentang buku pertama saya: Al-Quran, Alkitab dan Sains. Saya diperiksa silang tentang pandangan saya oleh beberapa elemen yang paling berkualitas, bahkan bermusuhan. Setelah itu, banyak siswa dan cendekiawan menghubungi dan memberi selamat kepada saya. Mereka menyatakan bahwa setelah mendengarkan saya, mereka, untuk pertama kalinya, dapat merasa yakin akan kebenaran pernyataan Alquran tentang penciptaan alam semesta dan asal usul manusia. Beberapa dari mereka dengan jujur mengakui bahwa tulisan dan ceramah saya telah mengembalikan keyakinan dan keyakinan yang kuat kepada mereka dan mengubahnya menjadi Muslim Sejati, yang sebenarnya merasa terhibur dan senang sekarang dalam mengucapkan "doa" mereka. Mereka menyatakan bahwa unsur keragu-raguan dan kebodohan dalam iman sepenuhnya disebabkan oleh teori-teori yang disalahpahami dari beberapa yang disebut para sarjana Barat yang teorinya diadopsi sebagai kebenaran Injil. T: Apa putusan Sains tentang Manusia; dan mengapa ada konflik antara Sains dan Agama dalam hal ini? A: Dalam buku saya, "Origin of Man", saya telah berusaha untuk menjelaskan apa yang meragukan dan apa yang terbukti menurut temuan ilmiah. Saya juga telah berkutat dengan teori-teori yang sebelumnya didukung oleh para sarjana, tetapi sekarang dasar mereka sedang dihancurkan dan terbukti tanpa pijakan ilmiah yang kuat. Pada tahun 1851, Darwin menerbitkan buku pertamanya, "Origin of Species". Di dalamnya ia telah menunjukkan bahwa "Semua hewan dapat berkembang biak di antara mereka sendiri", tetapi ia tidak bersusah payah untuk menunjukkan dan membuktikan secara ilmiah pandangannya bahwa "Silsilah Manusia" meluas hingga ke monyet. T: Lalu siapa yang bertanggung jawab untuk mengemukakan teori sembrono ini? J: Faktanya adalah bahwa beberapa orang lain bermetamorfosis dan tanpa pernyataan bahwa mereka mendasarkan pada teorinya, mereka memberikan pernyataan keliru kepada Darwin, dengan anggapan bahwa "Manusia telah berevolusi dari kera". Namun demikian, juga benar bahwa Darwin tidak ingin menentang anggapan keliru yang diberikan kepadanya dalam hal ini dan pada topik ini bahwa konfrontasi terjadi antara para pendukung Darwin dan para pendeta, di mana kedua belah pihak saling menyalahgunakan dan memfitnah satu sama lain. Itulah sebabnya adalah penting untuk menarik garis batas antara hasil penyelidikan ilmiah dan pandangan ngawur para sarjana seperti Darwin. T: Dengan wacana ilmiah, debat dan diskusi bahkan Kitab Suci, terbongkar dengan uji ilmiah maka kesalahan mereka dan kelemahan mereka terungkap. Dengan demikian, dapatkah kita bertanya apakah Anda memiliki beberapa anomali seperti itu dalam Al-Quran, yaitu di mana eksposisi dan penjelasannya berbeda dengan temuan ilmiah? J: Kitab Suci non-Muslim telah disalin dan diturunkan dari generasi ke generasi dan melalui kepribadian yang berbeda. Dokumen tertua sejenis ini adalah "Yehuwa", yang ditulis sekitar abad ke-9 Masehi. Buku ini, meskipun tidak banyak, masih merupakan dokumen paling komprehensif dari jenisnya. Buku kedua (Sacrodotal), meskipun secara umum diperlakukan sebagai Kata Pengantar Alkitab, terungkap pada tahun 600 SM. Ini berkaitan dengan penciptaan alam semesta dan kemunculan Manusia di bumi dan kisah-kisah yang menceritakan peristiwa yang mengikutinya. Alkitab datang sesudahnya, tetapi buku-buku "Perjanjian Baru" tidak menjelaskan banyak tentang masalah manusia. Mereka mengulangi pernyataan Perjanjian Lama seperti yang diadopsi oleh St Lukas. Al Quran muncul enam ratus tahun setelah Yesus dan memberikan materi berharga tentang manusia dan ciptaannya yang (dan masih) sama sekali tidak ada dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dan Kitab Suci lainnya. Yang lebih penting dalam konteks ini adalah bahwa tidak seperti Perjanjian Lama dan Baru dalam Alkitab, Al Quran benar-benar bebas dari kesalahan dan interpolasi. P: Menurut pendapat Anda, apa penyebab utama kesalahan yang begitu banyak dalam Kitab Suci lainnya? J: Para penyusun Kitab Suci, dalam kesombongan mereka, dianggap telah menyusunnya berdasarkan wahyu surgawi. Tetapi semua upaya mereka adalah gema dari periode mereka yang menyuarakan kembali pemikiran yang lazim di lingkungan saat itu. Mereka menyajikan konsepsi Manusia dan fenomena ciptaannya seolah-olah diucapkan oleh Allah sendiri, meskipun itu hanya mencerminkan tradisi ritual dan persepsi yang dikenal dan lazim pada waktu itu. Fakta ini diakui dengan suara bulat oleh semua penafsir Alkitab, baik mereka Katolik Roma atau Protestan. P: Apakah gereja juga mengakui fakta ini dan menganut pandangan ini? A: Ya Pak. Gereja menerima kebenaran ini yang dimasukkan dalam proses pada kesempatan konferensi Vatikan kedua, yang diadakan untuk menyatakan "Sifat Revolusioner Perjanjian Lama dan Baru". Mereka mengakui bahwa beberapa bagian dari Alkitab ini cacat dan saling bertentangan. T: Apa pendapat Anda tentang Al-Quran dalam hal ini? J: Sekarang ini adalah masalah yang sepenuhnya berbeda sifatnya. Semua cendekiawan Al-Quran sepakat bahwa Al-Quran adalah "Firman Tuhan" sebagaimana diungkapkan kepada Nabi Muhammad-nya yang terakhir (SA) melalui Jibril (Malaikat Wahyu). Saya telah mempelajari Kitab (Al-Qur'an) dengan sangat hati-hati dan belum menemukan satu pun contoh kesalahan ilmiah di mana pun di dalamnya. Sebaliknya, saya merasa bahwa kebenaran dan realitas (yang lebih tinggi) yang melekat dalam Teks Al-Quran telah, sepanjang sejarah 1400 tahun, di luar pemahaman manusia biasa yang dengan sendirinya, adalah bukti positif bahwa Al-Quran adalah Firman Allah. Tuhan dan itu (di tempat) di luar potensi intelektual manusia fana; baik dia seorang sarjana atau filsuf yang sangat baik dari kaliber tertinggi, yang tidak selalu mampu menjelaskan realitas alam yang melekat sebagaimana diungkapkan dalam Al-Quran. Yang jelas bertentangan dengan kebenaran ilmiah adalah asumsi Alkitab bahwa meskipun kehidupan muncul dalam berbagai bentuk spesies, yang telah bertahan lama, belum ada evolusi atau peningkatan fungsi mereka. Di sisi lain menurut Al-Quran, manusia telah melampaui perubahan besar dalam perjalanan seluruh sejarah kemanusiaan. Saya merasa sangat perlu untuk memberi tahu orang-orang Kristen di dunia ini tentang perbedaan yang sangat serius ini dalam Alkitab ini. Karena dalam studi saya yang kebetulan tidak memihak, jujur dan sangat blak-blakan, saya telah berulang kali dipanggil untuk mengungkapkan pandangan saya tentang masalah ini sebelum pertemuan yang terhormat. Dalam semua kesempatan seperti itu, saya selalu berurusan dengan subjek dari sudut pandang ilmiah, mengabaikan konteks gerejawi atau teologis. Apa pun yang tampaknya meragukan atau layak untuk diselidiki lebih lanjut, saya telah mencoba menaruhnya di atas batu ujian kritik dan tidak membiarkannya tanpa tantangan. T: Apakah Anda memeluk Islam? J: Saya ingin membuatnya sangat jelas di awal bahwa bahkan sebelum saya belajar huruf Bismillah pertama, saya yakin bahwa Tuhan itu unik dan sangat berkuasa dan ketika Tuhan membimbing saya untuk melakukan studi tentang Al Quran, batin saya berseru bahwa Al-Quran adalah Firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi terakhir Nya Muhammad SAW. Dalam buku saya "Quran, Alkitab, dan Sains," saya telah menyebutkan fakta-fakta ini dan buku itu telah berhasil dengan instan di seluruh dunia Kristen. Dalam buku ini saya telah mengabdikan diri untuk membahas semua masalah dari sudut pandang akademis murni, daripada masalah iman atau kepercayaan yang hanya akan mengungkapkan keyakinan pribadi saya. Ini karena saya ingin diperlakukan oleh dunia sebagai akademisi daripada seorang teolog. Tentang iman dan kepercayaan saya, Tuhan tahu apa yang ada di hati seseorang. Saya yakin bahwa jika saya mengidentifikasi diri saya dengan kepercayaan apa pun, orang akan selalu menjuluki saya sebagai salah satu dari kelompok ini dan itu dan merasa bahwa apa pun yang saya katakan atau lakukan, saya melakukannya hanya dari sudut kelompok kredo ini dan itu. Saya mengenal sesama makhluk saya dengan baik dan memahami mentalitas mereka dengan sangat baik. Saya ingin meyakinkan mereka bahwa semua pernyataan saya didasarkan pada pengetahuan ilmiah dan bukan pada dogma agama apa pun. T: Ini OK, tetapi karena Anda telah merujuk pada kesadaran penuh Tuhan dengan apa yang ada di hati seseorang, dapatkah kita bertanya apa pendapat Anda tentang hati manusia? J: Jantung bukanlah organ tubuh yang tampak dan jelas. Itu adalah tempat tinggal iman dan sumber cahaya abadi. T: Apa pandangan Anda tentang misi Islam dan masa depannya di Barat? J: Metode terbaik adalah mendekati orang melalui bahasa mereka sendiri. Saya menggunakan bahasa dunia dalam arti luasnya, yaitu komprehensif dari semua faktor yang membuat bahasa apa pun lengkap dan ekspresif dari pandangan dan kepercayaan orang. Prinsip dan peraturan yang menjadi perhatian Anda, harus disajikan dengan gaya yang Anda kenal dan yang populer di antara mereka. Dalam buku saya "Quran Bible and Science", saya telah mengadopsi gaya baru untuk memperkenalkan para pembaca dengan kebenaran Al Quran dan untuk memahami nilai intrinsik dari Al-Quran. Pandangan saya yang tidak berprasangka dan tidak memihak ini mendorong keluasan sirkulasi buku-buku saya. Pertama, saya mencoba mencari titik pusat perhatian orang Kristen dan gaya yang menarik bagi akal sehat mereka. Setelah itu saya mencapai kesuksesan ini. Setelah penerbitan buku-buku ini, saya menerima sejumlah surat dari akademisi besar dan cendekiawan peneliti serta orang-orang biasa di mana mereka menyatakan minat mereka dalam studi saya tentang Al-Quran dan menghargai itu. Mereka merasa puas dengan pandangan saya tentang Alkitab dan menegaskan kekeliruan yang saya tunjukkan. Saya pernah menghibur beberapa orang Kristen di rumah, di mana mereka mengekspresikan keheranan mereka atas literatur yang saya hasilkan mengenai Islam dan menanyakan nama-nama penafsiran untuk mendapatkan informasi yang benar tentangnya. T: Apa kegiatan Anda sekarang? A: Kami sekarang sedang mencoba untuk memproduksi film tentang "Sains, Al-Quran dan Asal Usul Manusia". Saya memiliki hubungan persahabatan yang mendalam dengan Malaysia. Cabang provinsi "Dawa-Islamia" telah mengeluarkan resolusi untuk memproduksi film tentang Al-Quran dan direktur perusahaan produksi mengunjungi Paris untuk menyiapkan rencana untuk itu. Film ini akan berada di Technicolor. Durasi presentasinya adalah lima puluh lima menit dikhususkan untuk Al-Quran dan sejarah fakta-fakta yang terkait dengannya, ayat-ayat Al-Quran digambarkan dalam film ini. Jadi itu sangat penting. Enam ratus ribu dolar telah dikumpulkan untuk memproduksi film ini. Persiapan film ini sudah dimulai. Untuk memulainya akan diproduksi dalam lima bahasa, dan kemudian akan diperpanjang hingga sepuluh. Cetakan pertama akan dalam bahasa Inggris, kemudian Arab dan Prancis, dan kemudian dalam bahasa lain. Itu akan diedarkan ke seluruh dunia. Dikutip dari www.IslamicBulletin.org Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Kisah nyata dari ulama salaf berikut ini insyaAllah akan menyadarkan manfaat istighfar sehingga memberi kita semangat untuk merutinkan beristighfar kepada Allah Swt. Imam Ahmad bin Hambal Rahimakumullah (murid Imam Syafi'i), dikenal juga sebagai Imam Hambali, di masa akhir hidupnya beliau bercerita. Suatu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju satu kota di Iraq. Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada keperluan. Imam Ahmad kemudian pergi seorang diri menuju ke kota Bashrah mengikuti perasaan dalam dirinya yg sangat kuat. Beliau bercerita. Begitu tiba di sana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah Isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat. Begitu selesai solat dan jamaah bubar, Imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba penjaga masjid datang menemui Imam Ahmad sambil bertanya; "Kenapa kamu di sini, syaikh?." Penjelasan: Kata "syaikh" boleh digunakan untuk 3 panggilan: 1. untuk orang tua, 2. orang kaya atau pun, 3. orang yg berilmu. Panggilan Syaikh dikisah ini panggilan sebagai orang tua, karena penjaga tu memanggil hanya sebagai orang tua. Penjaga masjid itu tidak tau yang lelaki itu adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan dirinya. Di Iraq, semua orang kenal siapa Imam Ahmad, seorang ulama besar & ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat shalih & zuhud. Zaman itu tidak ada kamera / gambar sehingga orang tidak tau wajahnya, cuma namanya sudah terkenal. Imam Ahmad menjawab, "Saya ingin istirahat, saya musafir." Kata penjaga tu, "Tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid." Imam Ahmad bercerita, "Saya diusir oleh orang itu, disuruh keluar dari masjid. Setelah keluar masjid, dikuncinya pintu masjid. Lalu saya ingin tidur di teras masjid." Ketika sudah berbaring di teras masjid Penjaganya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Kamu mau apa lagi syaikh?". Kata penjaga itu. "Saya ingin tidur, saya musafir", kata Imam Ahmad. Lalu penjaga masjid berkata; "Di dalam masjid tidak boleh, di teras masjid juga gak boleh." Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita, "Saya diusir sampai jalanan." Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat & menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian Imam Ahmad diusir oleh penjaga masjid tadi. Ketika Imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh; "Mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil." Kata Imam Ahmad, "Baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yg sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir). Penjual roti ini punya perilaku baik dan memuliakan tetamu. Kalau Imam Ahmad mengajak bercerita, pasti dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil terus-menerus melafazkan istighfar: "Astaghfirullah". Saat meletakkan garam, astaghfirullah, memecah telur, astaghfirullah, mencampur gandum, astaghfirullah. Dia senantiasa mengucapkan istighfar. Sebuah kebiasaan mulia. Imam Ahmad terus memerhatiknnya. Lalu imam Ahmad bertanya, _"Sudah berapa lama kamu lakukan ini?". Orang itu menjawab: "Sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan." Imam Ahmad bertanya: "Apa hasil dari perbuatan mu ini?". Orang itu menjawab: "Lantaran wasilah istighfar, tidak ada hajat / keinginan yg saya minta, kecuali PASTI dikabulkan Allah. Semua yg saya minta ya Allah... pasti saya akan dapat." Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: "Siapa yg menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yg tidak disangka-sangkanya." Lalu orang itu melanjutkan, "Semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yg belum Allah beri." Imam Ahmad penasaran lantas bertanya: "Apa itu?" Kata orang itu: "Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad." Seketika itu juga Imam Ahmad bertakbir, "Allahu Akbar..! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan - sampai diusir oleh penjaga masjid - sampai ke jalanan, ternyata karena ISTIGHFAR MU." Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah, ternyata yg di depannya adalah Imam Ahmad. Ia pun langsung memeluk & mencium tangan Imam Ahmad. (SUMBER: Kitab Manakib Imam Ahmad) Sahabat, istighfar adalah induknya doa. Dia sangat dianjurkan untuk mengawali setiap doa kita kepada Allah karena syarat diterimanya doa diantaranya adalah kebersihan jiwa. Istighfar menghapuskan dosa dan membersihkan jiwa kita. Wallahualam. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Dikutip dari tulisan Ustadz Fatih Karim Sahabat, tidak ada duka, tidak ada bencana, tidak ada kesedihan yg mendalam kecuali satu : SEORANG MUSLIM TAKUT KEPADA AGAMANYA SENDIRI. Seorang muslim ALERGI terhadap syari'ah, seorang muslim takut terhadap KHILAFAH, seorang muslim bahkan sampai pada level BENCI KEPADA AGAMANYA SENDIRI. Kepedihan yg mendalam ini tentu beralasan, karena yg pertama, memang ada upaya menakut-nakuti ummat agar takut kepada agamanya sendiri. Yang kedua karena memang ummat Islam enggan belajar Islam. Semakin parahlah kondisi, semakin lengkaplah penderitaan, karena memang ada upaya dari pihak EKSTERNAL untuk menakut-nakuti Islam, menakut-nakuti kaum muslimin untuk ber-Islam, dan ditambah lagi : umat Islam tidak mau belajar Islam. Umat Islam tidak mau mengkaji Islam, sehingga hari ini kita lihat di mana-mana : UMAT ISLAM YANG MENENTANG SYARI'AH. UMAT ISLAM YANG MENOLAK KHILAFAH, UMAT ISLAM YANG TIDAK MENGENAL PANJI-PANJI ISLAM. UMAT ISLAM YANG MENOLAK HUKUM-HUKUM YANG BERASAL DARI ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA. Umat Islam tidak terima dgn hukum waris, umat Islam sendiri yg kemudian menolak hukum yg terkait dgn persaksian wanita dan pria. Umat Islam sendiri yg tidak setuju terhadap larangan presiden (pemimpin) wanita dan seterusnya. Hal ini jelas dalam firman Allah Subhanahu Wata’ala; "Dan laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita...." (Qs. An-Nisa: 34) Siapa yg menolak syari'ah? Tentu umat Islam sendiri. Dua faktor yg saya sebutkan tadi terjadi di tengah-tengah kita. Orang-orang kafir memang telah berupaya pagi dan siang, juga malam untuk menakut-nakuti kaum muslimin agar kaum muslimin TIDAK MAU MENGAMBIL ISLAM. Maka, "Kalau mengambil Islam berarti terjadilah kemunduran." "Kalau mengambil Islam ketertinggalan." "Kalau mengambil Islam kembali ke jaman batu." "Kalau mengambil Islam maka terjadilah kesengsaraan." Ini yg terus dikampanyekan, ini yg terus diopinikan oleh orang-orang kafir AGAR KAUM TAKUT TERHADAP ISLAM. Yang kedua : Umat Islam rendah kesadaran untuk belajar Islam secara mendalam. Andai saja umat Islam mau belajar Islam. Mereka takut dgn syari'ah. Apa yg mereka takutkan dgn syari'ah? Bukankah syari'ah itu adalah aturan Yang Maha Sempurna dari Yang Maha Sempurna Allah Subhanahu wa ta'ala untuk mengatur diri kita? Bahkan Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : اَ لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَـكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَـكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا ....Hari ini telah Aku turunkan Islam sebagai agama yang sempurna untuk kalian, sebagai syari'ah yang sempurna untuk kalian, dan Aku cukupkan nikmat itu dan telah Aku ridhoi Islam menjadi agama kalian.... Maka apa yg salah? Mengapa kemudian umat Islam TAKUT terhadap syari'ah? Mengapa umat Islam TAKUT, umat Islam PHOBI terhadap syari'ah? Mengapa umat Islam adalah pemimpin garda terdepan terhadap Penentangan Agama untuk Agamanya sendiri? Oleh karena itu, tentu dua syarat tadi, tentu dua sebab tadi, yang pertama: adanya upaya. Yang ke-dua ditambah enggannya umat Islam belajar Islam. Bayangkan, Islam di Indonesia 58% umat Islam tidak bisa baca Qur'an. Ini adalah sebuah fakta, nyata, data bahwa umat Islam tidak mau, enggan untuk belajar Al-Quran yg merupakan sumber hukum Syari'ah yg diturunkan Allah Subhanahu wa ta'ala untuk kita. Ini merupakan bukti. Oleh karena itu sahabat, tidak ada lagi yg bisa menghambat, Menakut-nakuti umat Islam jika memang kita sendiri yg memiliki anti bodi yg kuat, memiliki daya tahan tubuh yg kuat yakin jika kita belajar Islam secara benar maka OPINI APAPUN yg masuk kepada kita tentu akan otomatis tertolak karena kita sudah memahami agama yang sempurna ini. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Akibat ketidaktahuan dan kekurangpedulian dari sebagian kita sesama umat Islam sering tanpa disadari kita telah melakukan perbuatan yg pada hakikatnya merendahkan bahkan melecehkan Rasulullah yg mulia. Salah satunya adalah mengenai hubungan intim suami-istri di malam Jum'at yg diklaim sebagai sunnah rasul. Padahal coba pelajari penjelasan berikut ini. Ternyata ini tidak ada di sebutkan di dalam kitab-kitab hadis yg manapun.
Malam Jumat memang memiliki kekhususan dalam beribadah. Sunnah Rasul yg jelas diantaranya untuk: - Membaca Surah Al-Kahfi, - Membaca ayat-ayat suci Al Qur'an, - Memperbanyak Sholawat & Dzikir, - dan merupakan waktu Istijabah (waktu banyak doa-doa hamba dikabulkan oleh Allah S.W.T ). Sangat disayangkan jika Sunnah Rasul dalam hal keutamaan malam Jum'at malah diselewengkan oleh sebagian umat Islam secara sadar ataupun tidak dengan menyebarkan dakwah vulgar bahwa diantara Sunnah Rasul di malam Jumat adalah hanya sebatas hal-hal yg diidentikkan dengan hubungan suami istri. Padahal sekali lagi hadist yg menjelaskan tentang berhubungan suami-istri di malam Jumat itu perlu dipertanyakan ke-shahih-annya. Semuanya berawal dari "hadits" ini: “Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (Kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi. [Dalam "hadits" yang lain disebutkan sama dengan membunuh 1000 atau 7000 yahudi].” Hadits di atas insyaa Allah tidak akan Anda temukan dalam kitab Alhadits manapun. Baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih. Artinya, hadits Sunnah Rasul pada malam Jumat tersebut, apalagi sama dengan membunuh 100 Yahudi, adalah bukan hadits alias palsu yang dikarang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Yang lebih miris lagi di radio-radio & TV-TV penyiarnya dgn vulgar bertanya pd pendengar/-penontonnya sambil tertawa, "Lagi Sunnah Rasul ya?". Juga di Facebook, Twitter & jejaring sosial yg lain bahkan memasang foto/gambar vulgar/porno dg tulisan: "Malam Jumat Malam Sunnah Rasul", "Jangan ganggu, lagi sunnah Rasul", dan tulisan2 lain berbau porno/vulgar yg ditujukan atas nama "Sunnah Rasul." Wahai ummat Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, apa setega itu kalian melecehkan Nabimu sendiri dgn olok-olok dan ejekan-ejekan yg menghinakan? Apa kau identikkan gambar2 & foto2 porno itu atas nama Sunnah Rasulullah sebagai pelampiasan nafsumu? Mengapa dari sebegitu banyak Sunnah Agung Rasulullah yg kamu sebarkan adalah olok-olok porno/vulgar tentang hubungan pria-wanita? أَسْتَغفِرُالله¬َ الْعَظيِمْ اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْن Jangan kamu permalukan/hinakan & lecehkan Nabimu Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. STOP berolok-olok ttg malam Sunnah Rasul dg niatan buruk/melecehkan. Allah Maha Mengetahui & Maha Melihat apa yg kamu lahirkan & kamu sembunyikan.. Semoga bermanfaat dan membuka pintu hidayah. Di zaman Jahilliyah hiduplah raja bernama Habib bin Malik di Syam, dia penyembah berhala yang fanatik dan menentang serta membenci agama yang didakwahkan Rasulullah Saw. Suatu hari Abu Jahal menyurati Raja Habib bin Malik perihal Rasulullah Saw. Surat itu membuatnya penasaran dan ingin bertemu dengan Rasulullah Saw, dan membalas surat itu Ia akan berkunjung ke Mekah. Pada hari yang telah ditentukan berangkatlah Ia dengan 10.000 orang ke Mekah. Sampai di Desa Abtah, dekat Mekah, ia mengirim utusan untuk memberitahu Abu Jahal bahwa Dia telah tiba di perbatasan Mekah. Maka disambutlah Raja Habib oleh Abu Jahal dan pembesar Quraisy. "Seperti apa sih Muhammad itu......?" Tanya Raja Habib setelah bertemu dengan Abu Jahal. "Sebaiknya Tuan tanyakan kepada Bani Haasyim," jawab Abu Jahal. Lalu Raja Habib menanyakan kepada Bani Hasyim. "Di masa kecilnya, Muhammad adalah anak yang bisa di percaya, jujur, dan baik budi. Tapi, sejak berusia 40 tahun, Ia mulai menyebarkan agama baru, menghina dan menyepelekan tuhan-tuhan kami. Ia menyebarkan agama yang bertentangan dengan agama warisan nenek moyang kami," jawab salah seorang keluarga Bani Hasyim. Raja Habib memerintahkan untuk menjemput Rasulullah Saw, dan menyuruh untuk memaksa bila Ia tidak mau datang. Dengan menggunakan jubah merah dan sorban hitam, Rasulullah Saw datang bersama Abu Bakar As Siddiq ra, dan Khadijah ra. Sepanjang jalan Khadijah Ra, menangis karena khawatir akan keselamatan suaminya, demikian pula Abu Bakar ra. "Kalian jangan takut, kita serahkan semua urusan kepada Allah ﷻ " Kata Rasulullah Saw. Sampai di Desa Abthah, Rasulullah Saw di sambut dengan ramah dan dipersilahkan duduk di kursi yang terbuat dari emas. Ketika Rasulullah Saw duduk di kursi tersebut, memancarlah cahaya kemilau dari wajahnya yang berwibawa, sehingga yang menyaksikannya tertegun dan kagum. Maka berkata Raja Habib: "Wahai Muhammad setiap Nabi memiliki mukjizat, mukjizat apa yang Engkau miliki.................?" Dengan tenang Rasulullah Saw balik bertanya: "Mukjizat apa yang Tuan kehendaki................?" Raja Habib bin Malik Menjawab: "Aku menghendaki matahari yang tengah bersinar engkau tenggelamkan, kemudian munculkanlah bulan. Lalu turunkanlah bulan ke tanganmu, belah menjadi dua bagian, dan masukkan masing-masing ke lengan bajumu sebelah kiri dan kanan. Kemudian keluarkan lagi dan satukan lagi. Lalu suruhlah bulan mengakui engkau adalah Rasul. Setelah itu kembalikan bulan itu ke tempatnya semula. Jika engkau dapat melakukannya, aku akan beriman kepadamu dan mengakui kenabianmu". Mendengar itu Abu Jahal sangat gembira, pasti Rasulullah Saw tidak dapat melakukannya. Dengan tegas dan yakin Rasulullah Saw menjawab: "Aku penuhi permintaan Tuan." Kemudian Rasulullah Saw berjalan ke arah Gunung Abi Qubaisy dan shalat dua rakaat. Usai shalat, Beliau Saw berdoa dengan menengadahkan tangan tinggi-tinggi, agar permintaan Raja Habib terpenuhi. Seketika itu juga tanpa diketahui oleh siapapun juga turunlah 12.000 malaikat. Maka berkatalah malaikat: "Wahai Rasulullah, Allah menyampaikan salam kepadamu. Allah berfirman: 'Wahai kekasih-Ku, janganlah engkau takut dan ragu. Sesungguhnya Aku senantiasa bersamamu. Aku telah menetapkan keputusan-Ku sejak Zaman Azali.' Tentang permintaan Habib bin Malik, pergilah engkau kepadanya untuk membuktikan kerasulanmu. Sesungguhnya Allah yang menjalankan matahari dan bulan serta mengganti siang dengan malam. Habib bin Malik mempunyai seorang putri cacat, tidak punya kaki dan tangan serta buta. Allah ﷻ telah menyembuhkan anak itu, sehingga ia bisa berjalan, meraba dan melihat." Lalu bergegaslah Rasulullah Saw turun menjumpai orang kafir, sementara bias cahaya kenabian yang memantul dari wajahnya semakin bersinar. Waktu itu matahari telah beranjak senja, matahari hampir tenggelam, sehingga suasananya remang-remang. Tak lama kemudian Rasulullah Saw berdoa agar bulan segera terbit. Maka terbitlah bulan dengan sinar yang benderang. ILUSTRASI. Terbelahnya Bulan Lalu dengan dua jari Rasulullah Saw mengisyaratkan agar bulan itu turun ke pada nya. Tiba-tiba suasana jadi amat menegangkan ketika terdengar suara gemuruh yang dahsyat. Segumpal awan mengiringi turunnya bulan ke tangan Rasulullah Saw. Segera setelah itu Beliau Rosulalloh membelahnya menjadi dua bagian, lalu Beliau masukkan ke lengan baju kanan dan kiri. Tidak lama kemudian, Beliau Rosulalloh mengeluarkan potongan bulan itu dan menyatukannya kembali. Dengan sangat takjub orang-orang menyaksikan Rasulullah Saw menggengam bulan yang bersinar dengan indah dan cemerlang. Bersamaan dengan itu bulan mengeluarkan suara: "Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh." Menyaksikan keajaiban itu, pikiran dan perasaan semua yang hadir terguncang. Sungguh, ini bukan mimpi, melainkan sebuah kejadian yang nyata............! Sebuah mukjizat luar biasa hebat yang disaksikan sendiri oleh Raja Habib bin Malik. Ia menyadari, itu tak mungkin terjadi pada manusia biasa, meski ia lihai dalam ilmu sihir sekalipun.....! Namun, hati Raja Habib masih beku. Maka ia pun berkata, "Aku masih mempunyai syarat lagi untuk mengujimu." Belum lagi Raja Habib sempat melanjutkan ucapannya, Rasulullah memotong pembicaraan, "Engkau mempunyai putri yang cacat, bukan...............? Sekarang, Allah ﷻ telah menyembuhkannya dan menjadikannya seorang putri yang sempurna." Raja Habib pun terkejut karena tidak ada siapapun yang tahu penyakit anaknya itu yaitu lumpuh dan matanya buta kecuali orang-orang istana dan mereka yang dekat dengannya saja. Mendengar itu, betapa gembiranya hati Raja Habib. Spontan ia pun berdiri dan berseru, "Hai penduduk Mekah.........! Kalian yang telah beriman jangan kembali kafir, karena tidak ada lagi yang perlu diragukan. Ketahuilah, sesungguhnya aku bersaksi: tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu baginya; dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah Utusan dan hamba-Nya...!" Melihat semua itu Abu Jahal jengkel dan marah, dengan emosi berkata kepada Raja Habib: "Wahai...! Raja Habib engkau beriman kepada tukang sihir ini, hanya karena menyaksikan kehebatan sihirnya...............?" Namun Raja Habib tidak menghiraukannya dan berkemas untuk pulang. Sampai di pintu gerbang istana, putrinya yang sudah sempurna, menyambutnya sambil mengucapkan dua kalimat sahadat. Tentu saja Raja Habib terkejut. "Wahai putriku, darimana kamu mengetahui ucapan itu............? Siapa yang mengajarimu.............?" "Aku bermimpi didatangi seorang lelaki tampan rupawan yang memberi tahu ayah telah memeluk Islam. Dia juga berkata, jika aku menjadi muslimah, anggota tubuhku akan lengkap. Tentu saja aku mau, kemudian aku mengucapkan dua kalimat sahadat," jawab sang putri. Maka seketika itu juga Raja Habib pun bersujudlah sebagai tanda syukur kepada Allah. Seperti ditulis dalam akun Utdz Hanan Attaki ttgl 18 Mei 2019. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Setiap manusia tidak ada yg bebas dari masalah. Bahkan sejak lahir ke dunia kita dihadapkan pada masalah demi masalah yg harus kita selesaikan. Sewaktu kecil kita menggantungkan diri pada bimbingan orangtua kita dalam segala masalah yg kita hadapi. Setelah dewasa ketika kita menghadapi masalah diharapkan kita sudah bisa menyelesaikannya tanpa bantuan orangtua kita. Tetapi kenyataannya seringkali hati kecil kita masih berharap mereka ada bersama kita membantu menyelesaikannya. Padahal sebagai seorang yg beriman, agama Islam mengajarkan kalimat tauhid "Laa ilaaha illa Allah" yg artinya "Tidak ada tuhan selain Allah". Juga kita mengenal kalimat "Laa haula wa laa quwwata illaa billaah" yg artinya "Tidak ada daya upaya kecuali dengan kuasa Allah". Tetapi mengapa ketika dihadapkan pada sebuah masalah yg terpikirkan adalah orangtua kita, atau orang lainnya yg kita harapkan bisa membantu? Mengapa yg terpikirkan pertama kali bukanlah untuk meminta pertolongan Allah? Allah memerintahkan di dalam Surah Al Baqarah (2) ayat 45 untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Tidak cukup itu, masih dalam Surah Al Baqarah (2) ayat 153 Allah kembali memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Oleh karena itu seyogyanya tindakan kita pertama kali ketika dihadapkan pada sebuah masalah adalah bersabar dan segera ambil wudu mengerjakan shalat. Segeralah menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita dan Allah menghendaki kita untuk kembali mengingatnya melalui masalah yg kita hadapi itu. Memohon ampunan Nya dengan segala kesungguhan dan mohonkan pertolongan Nya. Bukankah Allah telah berjanji akan mengabulkan doa hamba Nya apabila berdoa. Maka mengapa tidak kita tagih janji Allah ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Dia tidak membutuhkan apapun dari makhluk ciptaan Nya. Tak ada gunanya bagi Allah membuat kita makhluk ciptaan Nya menderita. Masalah yg kita hadapi pastilah untuk kepentingan kita sendiri sebagai makhluk ciptaan Allah. Mengapa Allah memerintahkan kita untuk sabar? Allah mempunyai rencana yg kita tidak mengerti disebabkan keterbatasan pandangan dan pikiran kita. Allah sudah menetapkan aturan-aturan yg harus kita ikuti di dunia ini dan Allah tidak pernah mengubah Nya sejak alam semesta ini diciptakan Nya. Allah hanya meminta kita untuk bersabar saja. Karena di sinilah letak ujian kita sebagai makhluk ciptaan Allah. Allah berkehendak melihat siapakah diantara kita yg lebih baik perbuatannya. Jika kita bersabar, maka Allah akan menyertai kita. Jika Allah beserta kita, apakah Allah akan membiarkan kita terbenam dalam masalah kita dan menderita? Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Hasbunallahu wa ni'mal wakiil. Ni'mal maulaa wa ni'man nashiir. Hanya Allah lah tempat seorang mukmin untuk kembali dalam arti menyerahkan segala urusannya di dunia ini. Ketika kita menyerahkan diri dengan permasalahan kita kepada Allah, akuilah kelemahan dan kesalahan kita. Akuilah dosa-dosa dan kelalaian kita selama ini. Buatlah diri kita tak ada apa-apanya dihadapan Allah. Apapun yg Allah akan perbuat terhadap diri kita, hendaknya kita siapkan diri untuk ikhlas menerimanya semua tanpa syarat. Hanya dengan begitulah, saat kita meniadakan diri kita dihadapan Allah kekuatan diri justru akan dimunculkan oleh Allah. Tiba-tiba kita merasa lebih yakin dengan keputusan yg akan kita ambil. Setelah mengucapkan syukur kepada Allah segeralah kerjakan tanpa rasa ragu sedikitpun. Istiqomahlah. Terimalah dengan ikhlas apapun hasilnya karena semuanya pasti baik untuk kita. Bukankah kita sudah menyerahkan urusan kita kepada Nya? Tidak ada yg lebih baik dalam menyelesaikan masalah kita selain Allah. Wallahualam bis sawaab. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Dalam setiap proses pemilihan kepala daerah atau Presiden kita sering mendengar bahwa salah satu syaratnya adalah bertaqwa. Bagaimanakah sebenarnya sebagai seorang beriman semestinya bertaqwa kepada Allah Swt? Kisah Nabi Ibrahim AS berikut ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk kita bisa memiliki sifat istimewa ini yaitu bertaqwa kepada Allah Swt.
NABI IBRAHIM MENINGGALKAN SITI HAJAR DAN BAYI ISMAIL DI GURUN PASIR Allah Swt memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk meninggalkan istrinya Siti Hajar beserta bayinya yaitu Ismail AS di sebuah gurun pasir yg sekarang dikenal sebagai Mekah. Ini sebuah perintah yg sangat berat bagi Nabi Ibrahim AS. Beliau sangat mencintai Siti Hajar. Apalagi istrinya ini baru melahirkan seorang bayi laki-laki yang memang sangat didambakannya selama ini. Kita bisa merasakan pergolakan batin Nabi Ibrahim AS ketika menerima perintah ini. Tetapi beliau tahu sedang mendapat ujian dari Allah Swt. Imannya terus membimbingnya mengalahkan pikiran dan perasaannya. Akhirnya ketika telah tiba di tempat yg ditentukan, Nabi Ibrahim AS tanpa menengok lagi terus berjalan meninggalkan Siti Hajar dan Ismail AS. Siti Hajar tentu bertanya-tanya mengapa suaminya meninggalkan dia dan Ismail anaknya yang masih kecil di padang pasir yang tak bertuan. Sebagai wanita umumnya dia hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberinya putra. Siti Hajar mengejar Nabi Ibrahim AS, suaminya, dan berteriak: "Mengapa engkau tega meninggalkan kami disini, bagaimana kami bisa bertahan hidup.? Namun Nabi Ibrahim AS terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh. Dia memendam dalam-dalam pikiran perasaannya KEPATUHAN / KETAATAN dan PEMBIARAN. Siti Hajar masih terus mengejar sambil terus menggendong Ismail, kali ini dia setengah menjerit, dan jeritannya menembus langit, "Apakah ini Perintah Tuhanmu?" Kali ini Ibrahim AS, Sang Khalilulloh, berhenti melangkah. Dunia seolah berhenti berputar. Malaikat yang menyaksikan peristiwa itupun turut terdiam menanti jawaban Ibrahim AS. Butir pasir seolah terpaku kaku. Angin seolah berhenti mendesah. Pertanyaan atau lebih tepatnya gugatan Siti Hajar membuat semuanya terkesiap. Nabi Ibrahim AS membalik tegas, dan berkata: "Iya. Perintah Allah". Hajar berhenti mengejar dan terdiam. Lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang mengagetkan semua Malaikat, butir pasir dan angin. "Jikalau ini perintah Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir. Allah akan menjaga kami." Nabi Ibrahim AS pun beranjak pergi. Inilah sebuah bentuk KEPATUHAN / KETAATAN atas perintah Allah tanpa syarat. Ini sama sekali bukan PEMBIARAN. Nabi Ibrahim AS demikian kuat keyakinan dan keimanannya kepada Allah Swt sehingga dia bisa ikhlas dengan apapun yg diperintahkan Allah Swt kepadanya. Dia mengesampingkan pikiran dan perasaannya. Dia hanya fokus pada kewajibannya untuk senantiasa patuh kepada Allah Swt tanpa syarat. Keikhlasannya adalah wujud prasangka baiknya kepada keputusan Allah untuknya. Sebuah kepasrahan yg disertai keyakinan memperoleh kemenangan karena Allah selalu mendahulukan sifat Ar Rahman dan Ar Rahim Nya daripada sifat-sifat Nya yang lain. Ketika kita masih diberi Allah kesanggupan memilih jalan yg lain, kita memilih menempuh jalan yang sudah ditentukan Allah untuk kita tanpa syarat. Kita memilih untuk senantiasa tunduk dan patuh. Kita memilih untuk menundukkan diri sendiri dan semua yang kita miliki dan kita cintai. Kita memilih jalan Allah bukan karena terpojok atau tidak punya jalan lain. Bukan karena terpaksa. Bukan pula untuk merasionalisasi tindakan tetapi semata-mata dalam rangka mematuhi perintah Allah Swt saja. Kita tidak berhitung baik atau buruk yg akan didapat dan tidak juga sambil menepuk dada tetapi pasrah dan menyerahkan semua hasil kepada keputusan Allah Swt. Sami'naa wa atho'naa. Kami dengar dan kami kerjakan. Sungguh sebuah keteladanan luarbiasa dari Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar untuk seluruh umat manusia sampai akhir jaman. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com www.HelfiaStore.com |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|