Irian Jaya yang sekarang kita kenal dengan Papua dan Papua Barat masuk ke pangkuan Republik Indonesia sebagai bagian dari NKRI setelah melalui perjuangan panjang tak kenal lelah dari pendahulu kita. Belanda telah berjanji akan menyelesaikan masalah penyerahan kekuasaan atas Irian Barat dari Belanda ke Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag tanggal 2 November 1949 dalam waktu satu tahun. Namun sampai dengan tahun 1961 Belanda tetap tidak mau memenuhi janjinya. Presiden Sukarno kemudian mengambil langkah-langkah penting untuk membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda. Tiga langkah penting yaitu langkah diplomasi, langkah konfrontasi dan operasi militer. Perjanjian New York Amerika Serikat yang justru terkesan paling bernafsu membicarakan status kepemilikan Irian Barat mendesak pihak-pihak yang bersengketa untuk duduk di meja perundingan. Amerika bahkan menawarkan diri sebagai penengah dan menyediakan tempat “netral” untuk membicarakan masalah tersebut. Indonesia dan Belanda, atas desakan Amerika, akhirnya bertemu kembali di satu meja. Delegasi Indonesia dipimpin Adam Malik, sedangkan Belanda mengutus Dr. Jan Herman van Roijen. Diplomat AS, Ellsworth Bunke, bertindak sebagai penengah. Salah satu hasil dari perjanjian New York adalah gencatan senjata dan penyerahan kekuasaan atas Irian Barat dari Belanda ke Indonesia. Perjanjian New York ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 1962 oleh Adam Malik selaku Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dengan Schuurman dan Van Royen yang mewakili pemerintah Belanda. Proses penandatanganan perjanjian ini disaksikan oleh Sekertaris Jenderal PBB U Thant dan Ellsworth Bunker di markas besar PBB. Langkah diplomasi untuk membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda sudah dilakukan jauh-jauh hari dari kabinet Natsir dan kabinet selanjutnya. Namun langkah diplomasi ini mengalami kegagalan karena Belanda bersikeras untuk menguasai Irian Barat. Bahkan Belanda secara sepihak memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Belanda pada bulan Agustus 1952. Perisitiwa ini mengakibatkan Indonesia menghapus Misi Militer Belanda pada April 1953. Diplomasi PBB Upaya diplomasi di PBB juga dilakukan setelah perundingan langsung dengan Belanda tidak berhasil. Kabinet Ali Sastoramidjojo I membawa masalah Irian Barat ini ke forum PBB namun tidak membuahkan hasil. Selanjutnya Kabinet Burhanuddin melanjutkan usaha kabinet sebelumnya untuk membawa masalah Irian Barat ini ke dalam sidang Majelis Umum PBB. Belanda menanggapi usaha ini dengan cara meyakinkan PBB bahwa persoalan Irian Barat merupakan masalah bilateral antara Indonesia dan Belanda. Tentu saja pernyataan Belanda ini dikecam oleh Indonesia, sehingga pada masa kabinet Ali Sastroamidjojo II, seluruh isi dari Konferensi Meja Bundar dibatalkan. Diplomasi di PBB gagal karena Indonesia belum mendapat dukungan dari 2/3 anggota Majelis Umum PBB yang hadir pada sidang tersebut. Langkah Konfrontasi Pada tahun 1956 Belanda tetap tidak ingin mengembalikan Irian Barat dan bersikeras ingin menguasainya, karena itu Indonesia mencoba menghadapi sikap Belanda melalui langkah konfrontatif dalam bidang ekonomi. Presiden Sukarno mengirim wakilnya yaitu Anak Agung Gede Agung untuk merundingkan masalah Finansial Ekonomi dengan perwakilan Belanda di Jeneva pada tanggal 7 Januari 1956. Namun, persetujuan ini ditolak oleh Belanda, sehingga pada tanggal 13 Februari 1956 Kabinet yang dipimpin oleh burhanuddin Harahap membubarkan uni Indonesia-Belanda secara sepihak. Ini terpaksa dilakukan karena Belanda menolak persetujuan Finansial Ekonomi di Jeneva. Operasi Militer Operasi Militer ditempuh karena cara damai yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia semuanya gagal. Operasi Militer dilakukan dengan dibentuknya Trikora dan pembentukan Komando Mandala dalam rangka pembebasan Irian Barat. Tugas komando Mandala adalah sebagai berikut:
Isi Perjanjian New York Paling lambat pada tanggal 1 Oktober 1962 Belanda menyerahkan Irian Barat kepada United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA).
Belanda merupakan negara penjajah yang kejam dan ingkar janji. Sangat disayangkan bahwa dewasa ini Papua dan Papua Barat kembali bergejolak. Menurut Natalius Pigai gejolak ini bersumber dari adanya diskriminasi dalam pengelolaan sumber daya oleh pihak aparat Pemerintah, Kepolisian dan TNI yang sudah berlangsung lama. Semoga kita bisa menemukan jalan keluar yang baik untuk tetap mempertahankan Papua dan Papua Barat sebagai bagian tidak terpisahkan dari NKRI. Sumber: Urusandunia.com, Tirto.id Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com
0 Comments
Potongan surat kabar Bendera Islam terbitan 30 November 1924 ini menjadi bukti penentangan paham komunis oleh pemuda Islam dengan mengadakan pergerakan Chilafat melalui pembentukan Komete Khilafah. Peristiwa penghapusan Turki Usmani oleh Mutafa Kemal At Tarturk yang disusul oleh seruan ulama al-Azhar untuk menghadiri Kongres Kairo yang akan memilih khalifah baru mendapat antusiasme yang sangat besar dari umat Islam di Indonesia. Pada 4-5 Oktober 1924 para pemimpin Sarekat Islam, Muhammadiyah dan Al-Irsyad mengadakan sebuah pertemuan di Madrasah Tarbiatoel Aitam Genteng Surabaya. Selain dihadiri oleh para pemimpin nasional dan lokal dari ketiga organisasi tersebut, pertemuan ini juga dihadiri oleh banyak ulama besar, baik dari kalangan orang Arab maupun orang Jawa. Dalam pertemuan ini terjadi diskusi yang panjang tentang khilafah dan seruan ulama al-Azhar tersebut. Dalam sejarah Indonesia, pertemuan ini menjadi pertemuan khusus membahas khilafah yang pertama kali diadakan di Indonesia. Disepakati dalam pertemuan ini bahwa keberadaan khilafah adalah wajib, dan penting mengirim delegasi Indonesia ke Kongres Kairo. Hasil lain dalam pertemuan ini adalah kesepakatan para ulama dan tokoh pergerakan Islam untuk membentuk Komite Khilafah sebagai wadah bagi mereka dalam memperjuangakan khilafah. Komite Khilafah bertugas menetapkan mandat yang akan dibawa oleh delegasi Indonesia. Mandat tersebut berisi sebuah konsep khilafah yang akan ditegakan. Oleh karena itu ternyata perjuangan mereka saat itu telah berhasil merumuskan sebuah konsep baru tentang khilafah. Pada 24-27 Desember 1924 komite yang diketuai Wondo Soedirjo dengan wakil K.H. Abdul Wahab ini mengadakan Kongres Al-Islam Luar Biasa. Kongres yang dihadiri oleh ribuan umat Islam termasuk ulama dan tokoh pergerakan ini menyetujui mandat tersebut. Dengan seiya sekata para peserta kongres menyatakan wajib terlibat dalam perjuangan khilafah. Selain itu kongres tersebut juga menyepakati untuk mendirikan Komite Khilafah di seluruh Indonesia. Oleh sebab itu dibeberapa kota di Indonesia didirikan cabang-cabang Komite Khilafah. Jika kita telusuri sejarah lokal tentang Komite Khilafah, barangkali di kota tempat kita tinggal saat ini dapat ditemui jejak-jejak perjuangannya. Komite cabang yang pernah didirikan antara lain adalah Komite Khilafah Yogyakarta, Komite Khilafah Pekalongan, Komite Khilafah Cirebon, Komite Khilafah Pasuruan, Komite Khilafah Bogor, Komite Khilafah Banjarmasin dan Komite Khilafah Cianjur. Hal ini menjadi bukti bahwa perjuangan khilafah mendapatkan apresiasi yang sangat besar di berbagai tempat di Indonesia. Seperti yang pernah diberitakan oleh sebuah surat kabar Bendera Islam, pada 30 November 1924 di Cianjur telah diadakan sebuah rapat besar yang dihadiri oleh sekitar 3000 orang untuk membahas persoalan khilafah. Sesuatu yang sangat luar biasa, dalam konteks hari ini sekalipun, di kota Cianjur sebuah pertemuan yang membicarakan khilafah dapat dihadiri peserta sebanyak 3000 orang. Oleh : Septian AW (JejakIslam.Net) Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Hidup ini tidak pernah terlepas dari masalah. Baik itu masalah kecil maupun besar, mudah maupun sulit. Bahkan sesungguhnya adanya masalah yang harus kita hadapi menunjukkan bahwa kita masih hidup. Jika sudah tidak ada masalah lagi yang harus kita hadapi maka berakhir juga hidup kita. Bagaimana kalau masalah yang kita hadapi sulit untuk kita atasi? Banyak orang menjadi berputus-asa karenanya. Sahabatku jangan termasuk salah satu dari mereka yang berputus-asa. Sesungguhnya siapa yang berputus-asa dari rahmat Allah, dia telah kafir. Berikut ini 10 Jurus untuk mengatasi masalah yang sulit diatasi. InsyaAllah Anda selamat dunia dan akhirat jika menggunakan jurus-jurus ini. Aamiin. JURUS PERTAMA: Ingatlah, bahwa Anda tidak sendirian (banyak yang lebih susah dari Anda). JURUS KEDUA: Allah tidak mungkin menakdirkan sesuatu melainkan pasti ada hikmahnya. Bukankah Allah Pemilik alam semesta? Tak ada untungnya bagi Allah dengan membuat Anda susah. Allah pasti menghendaki kebaikan diri Anda dengan masalah yang Anda sedang alami ini. JURUS KETIGA: Satu²nya Yang Kuasa mendatangkan manfaat dan menolak mudharat adalah Allah, karena itu jangan bergantung kecuali kepada Allah. Jika Anda mencari bantuan dari selain Allah, Anda pasti akan lebih menderita. JURUS KEEMPAT: Apa yang telah ditetapkan untuk Anda tidak akan meleset dari Anda dan apa yang tidak ditetapkan untuk Anda tidak akan mengenai Anda. Ingatlah segala sesuatunya sudah di"tulis" Allah dalam sebuah kitab yang nyata "Lauhul Mahfudz" sebelum Allah menciptakan alam semesta ini. JURUS KELIMA: Kenalilah hakikat dunia, pasti Anda tenang. Kita hidup di dunia bukan surga, maka pasti tidak luput dari masalah. Jika segalanya nyaman dan enak terus itu adanya hanya di surga, sedangkan jika segalanya menderita dan menyakitkan maka adanya hanya di neraka. Selama Anda hidup di dunia derita, sakit, atau sengsara pasti ada akhirnya. JURUS KEENAM: Berprasangka baiklah kepada Rabb Anda, Allah. Ingatlah Surah Adh-Dhuhaa, Ayat 3: "Tuhanmu tidak meninggalkan engkau dan tidak (pula) membencimu". JURUS KETUJUH: Yang dipilihkan Allah untuk Anda pasti lebih baik daripada pilihan Anda untuk diri Anda sendiri. Orang yang diuji masalah itu orang istimewaNya, jika sabar maka surga menanti. Jika Anda menjadi lebih dekat kepada Allah karenanya maka Anda sesungguhnya sedang mendapat sebuah keberkahan dari Allah. Ingatlah Surah Al-Baqarah, Ayat 286: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya...." JURUS KEDELAPAN: Semakin sulit ujian berarti semakin dekat jalan keluar. Ingat Surah Al Insyirah, Ayat 5 - 6: "Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan". JURUS KESEMBILAN: Jangan berpikir tentang bagaimana jalan keluar karena sesungguhnya Allah jika menghendaki sesuatu pasti menyiapkan solusinya, ada cara yang tidak terbayangkan. Taqwakan diri dan terus bertawakkal. Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Ingat Surah Ath-Thalaq, Ayat 2 - 3: ".... dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." JURUS KESEPULUH: Jangan berhenti berdo'a kepada Dzat yang di TanganNya semua kunci jalan keluar. Ingat Surah Al-Baqarah, Ayat 153: "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Dalam pelajaran sejarah di sekolah kita diberitahu bahwa Islam datang ke Indonesia di abad ke 14. Ternyata keterangan ini bersumber dari pendapat Snouck Hurgronje seorang Belanda yang mendapat tugas belajar tentang Islam ke Mekkah dan dikirim Belanda untuk berdakwah di Aceh dalam rangka membela kepentingan penjajah Belanda. Prof. Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya "Api Sejarah" dan juga Buya Hamka menepis dugaan itu. Islam masuk ke Indonesia menurut mereka sejak abad ke 7. Salah satu buktinya adalah ditemukannya sebuah makam Syech Mekkauddin di wilayah Baros (440 km dari kota Medan ke arah Tapanuli). Beliau seorang muslim dan batu nisannya bertuliskan aksara Arab. Demikian disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA dalam sebuah taushyiah di Masjid Al Azhar. Penduduk Nusantara Mayoritas Islam Sebelum Belanda Datang Sebelum kedatangan Belanda ke Indonesia di abad ke 16 - 17 mayoritas penduduk nusantara sudah beragama Islam (90%) sedangkan sebagian kecilnya Budha dan anemisme. Kerajaan-kerajaan Islam sudah ada sejak abad 8 membentang dari Sumatera sampai ke Papua. Kesultanan Peureulak yang merupakan sebuah kerajaan Islam sudah berdiri tahun 840 hingga 1292. Sultan pertama serta pendiri Kesultanan Peureulak adalah Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah yang mendirikan Kesultanan Peureulak tahun 840 dan berkuasa hingga tahun 864. Kesultanan ini tercatat masuk dalam berbagai catatan Cina dan juga catatan dari seorang pengembara terkenal Marco Polo yang dimana tertulis bahwa ia pernah singgah ke negeri bernama Ferlec ( Peureulak) yang penduduknya sudah menganut ajaran Islam. Sultan terakhir yang memimpin Kesultanan Peureulak adalah Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan berdaulat dari tahun 1267 hingga 1292 sebelum Kerajaan atau Kesultanan Peureulak akhirnya digabungkan dengan Kerajaan Samudera Pasai. Selain itu kita mengenal kerajaan Islam yang lainnya seperti: Kerajaan Aceh Darussalam, Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pajang, Kerajaan Islam Mataram, Kerajaan Islam Cirebon, Kerajaan Islam Banten, Kerajaan Islam Banjar, Kerajaan Sukadana atau TanjungPura, Kerajaan Islam Ternate, Kerajaan Islam Tidore, dan Kerajaaan Islam Makassar. Bahkan Maluku berasal dari kata "mulk" bahasa Arab yang artinya "raja-raja". Sebuah kerajaan Islam tentu saja tidak mungkin berdiri kecuali jika penduduknya memang mayoritas memeluk agama Islam. Masyarakat hidup sejahtera ketika itu di bawah kekuasaan dan aturan-aturan Islam. Hubungan antar agama juga sangat baik dan kompak. Dunia pada masa itu sedang berada pada akhir masa kekhalifahan Islam Bani Abbasyiah yang menguasai dunia (750 - 1517 M). Sejarah mencatat bahwa kemunduran kekhalifahan Bani Abbasiyah mulai terjadi pada 944 M di masa Khalifah Al Mustakfi akibat konflik yang terjadi antara pengikut mazhab Hambali dan mazhab Syafi'i serta perselisihan antar keluarga khalifah sendiri. Puncaknya adalah ketika datang pasukan Tartar (Mongol) menghancurkan kekhalifahan Bani Abbasyiah. Kekhalifahan Islam dunia setelah runtuhnya kekhalifahan Bani Abbasiyah ketika itu mengalami kekosongan selama 3,5 tahun sebelum kemudian muncul lagi kekhalifahan Ustmaniyah (1520 - 1924 M). Ketika Konstantinopel yang merupakan pusat Kerajaan Romawi Timur atau Bizantium di masa itu jatuh ke tangan Kekhalifahan Turki Usmani, pedagang-pedagang Eropa kesulitan mendapatkan rempah-rempah sehingga mencari alternatif baru lewat jalur laut karena kebanyakan jalur darat menuju timur harus melalui Timur Tengah, Afrika Utara dan Jalan Sutera yang telah berada dalam kekaisaran Islam. Setelah jatuhnya konstatinopel, akhirnya bangsa eropa salah satunya bangsa Spanyol dan Portugis melakukan penjelajahan samudera untuk mencari rempah-rempah. Diawali oleh Portugis pada tahun 1490-an, namun bangsa Portugis mulai mendapat saingan yaitu bangsa Spanyol. Perjanjian Tordesillas Melihat adanya persaingan itu Pope Alexander VI mengeluarkan perintah pada 3 Mei 1493 kepada kedua Kerajaan tersebut yaitu Portugis dan Spanyol karena keduanya merupakan penganut Gereja Katolik yang setia dengan membagi dunia menjadi dua yaitu milik Portugis dan Spanyol. Pada 26 September 1493 M Pope Alexander VI kembali mengeluarkan perintah yang isinya memberikan kuasa kepada Spanyol untuk memiliki daerah yang ditemuinya di Timur dan memperluas pengaruh mereka. Perintah tersebut menimbulkan rasa tidak puas kerajaan Portugal. Maka dari itu terjadilah Perjanjian Tordesillas. Perjanjian Tordesillas ditandatangani pada 9 Jun 1494 di mana pihak gereja dalam perjanjian tersebut membagi dunia menjadi dua wilayah yaitu kawasan ke Timur adalah milik Portugal, sedangkan kawasan ke Barat adalah milik Sepanyol. Dalam perjanjian ini kerajaan Spanyol memiliki memiliki wewenang berdagang dan berlayar ke arah barat, sedangkan untuk Portugis berlayar ke arah timur. Perjanjian ini diberlakukan pada tanggal 4 Juni 1474 sampai 13 Januari 1750. Sesuai dengan perjanjian tersebut pelaut bangsa Portugis mencari jalan berlayar ke arah timur untuk mencari rempah-rempah, untuk para pedagang Spanyol berlayar kearah barat yaitu daerah Benua Amerika. Dampak Perjanjian Tordesillas Dampak perjanjian Tordesillas dikenal dengan semboyan 3G yaitu gospel, gold, dan glory. Gospel merupakan semboyan yang dibawa penjelajah samudera bukan hanya berdagang dan memperluas wilayah tetapi juga menyebarkan agama Kristen. Biasanya daerah yang dikuasai Spanyol dan Protugis akan terjadi konversi ke agama Katolik dengan dibarengi asimilasi budaya. Selanjutnya Gold, yaitu meraup kekayaan dengan hal terssebut kejayaan sebuah negara diukur dengan banyaknya laba yang dihasilkan dalam perdagangan. Maka dari itu, selain meluas kekuasaan, meraup kekayaan juga merupakan suatu tujuan penjelajahan. Yang terakhir Glory, glory merupakan mencari kejayaan maka dari itu glory akhirnya melahirkan imperialisme kuno. Tidak sedikit jalur perdagangan dikuasi pihak-pihak penjelajah samudera. Kedatangan Portugis dan Belanda ke Indonesia Portugis datang ke Indonesia pada tahun 1511 melalui Malaka setelah sebelumnya tersesat di Gowa, India. Mereka kemudian meminta bantuan navigator muslim Ahmad bin Majid yang ketika itu tidak tahu maksud kedatangan mereka yang sesungguhnya. Semenanjung Malaka yang semula damai mulai mengalami kekacauan ketika Portugis datang. Mereka memonopoli perdagangan dan memaksa penduduk masuk agama mereka. Akibatnya meletus perang yang dipimpin oleh Fatahillah yang menyebabkan Portugis menginggalkan bumi nusantara. Pada tahun 1629 datanglah VOC bangsa Belanda dengan misi dagang. Seperti halnya Portugis, Belandapun melakukan hal yang sama yaitu memonopoli perdagangan dan melakukan misi penyebaran agama mereka.
Disarikan dari berbagai sumber: ceramah Ustadz Adi Hidayat, urusandunia.com, salamadian.com, dan jejakislam.net. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Allah mengingatkan manusia bahwa setiap orang akan mengakui dosa mereka di akhirat kelak. Allah juga mengingatkan bahwa jika seseorang merasa takut kepada Tuhannya meskipun dia tidak dapat melihat Nya maka mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Allah juga mengingatkan bahwa Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Bukankah tidak mungkin Allah yang mampu menciptakan apapun tidak mengetahui segala yang manusia ucapkan meskipun di dalam hati. Bukankah Allah telah menjadikan bumi itu mudah bagi manusia. Tidak ada satupun yang dapat merasa aman terhadap Allah. Dia dapat menjungkir balikkan bumi bersama seluruh makhluk di atasnya. Perhatikan surat Al Mulk ayat 17 berikut ini. Sebuah kiriman video hujan batu di Australia baru-baru ini seolah ingin menegaskan kembali ancaman Allah dalam Surat Al Mulk ayat 17 tsb. Berikut videonya. Islam Menyebar Pesat Ke Seluruh Penjuru Dunia Sejak di Masa Rasulullah Muhammad SAW Sampai Sekarang9/14/2019 Rasulullah Muhammad SAW tidak memerlukan waktu yg banyak untuk menyampaikan amanah Allah kepada seluruh umat manusia di masanya dan seterusnya sampai akhir jaman. Total hanya 23 tahun sejak turunnya wahyu pertama. Sebelum beliau wafat, Allah telah menyempurnakan Islam bagi umat Islam pengikut Rasulullah Muhammad SAW. Di dalam Surah Al Maidah (5) ayat 1 Allah berfirman yg artinya: "...... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu NikmatKu, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu....." Ketika itu Rasulullah Muhammad SAW telah meletakkan landasan penyebaran agama Islam. Beliau mengirimkan misi ke Kisra (gelar raja-raja Sasani di Iran), kepada Heraklius dan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa lain agar mereka bersedia menerima Islam. TIdak sampai 150 tahun sesudah itu, bendera Islam sudah berkibar ke Tiongkok di Asia Timur, juga telah sampai ke Syam (yaitu daerah yang meliputi Suriah, Libanon, Yordania dan Palestina), Irak, Persia dan Afghanistan yang semuanya sudah menerima Islam. Selanjutnya negeri-negeri Arab dan kerajaan Arab, sampai ke Mesir, Tunisia, Aljazair, Marokko, daerah sekitar Eropa dan Afrika telah dicapai oleh misi Rasulullah Muhammad SAW. Sejak itu sampai sekarang ini panji-panji Islam tetap berkibar di semua daerah itu, kecuali Spanyol yang kemudian diserang oleh koalisi Kristen dan Katolik dan penduduknya disiksa dengan bermacam-macam siksa yang kejam. Penduduk Spanyol yang bertahan dengan Islam dipaksa keluar dari Spanyol, ada yang ke Afrika tetapi ada juga yang karena takut ancaman akhirnya kembali ke agama asalnya agama kaum tiran yang menyiksanya. Namun demikian apa yang terjadi di Spanyol (Andalusia) di sebelah barat Eropa itu juga ada gantinya di kala kaum Usmani (Turki) masuk dan memperkuat agama Islam di Konstantinopel. Dari sanalah ajaran Islam itu menyebar ke Balkan dan sampai ke Rusia dan Polandia sehingga berlipat ganda luasnya daripada yang di Spanyol sendiri. Sejak dari mulai tersebarnya Islam oleh Rasulullah Muhammad SAW sampai sekarang ini memang belum ada agama lain yang dapat mengalahkan pesatnya penyebarannya. Jika ada sebagian umat Islam yang dijajah maka itu karena adanya kekerasan, kekejaman yang sebenarnya malah menambah kekuatan iman mereka kepada Allah, kepada hukum Islam dengan memohonkan rahmat dan ampunan dari Allah. Hanya beberapa tahun setelah Rasulullah Muhammad SAW wafat 632 M, Islam telah masuk ke Indonesia (menurut penelitian Ustadz Haekal Hassan) yakni terjadi sejak masa kekhalifahan Ustman bin Affan sekitar tahun 640-an M. Ini disimpulkan dari sebuah artefak tulisan Tiongkok kuno yang berkisah tentang Ratu Sima dan anaknya Jaysima yang masuk Islam. Sebuah surat dikirim oleh Jaysima kepada Khalifah Ustman bin Affan untuk meminta didatangkan guru-guru dari Arab ke Kalingga (Jepara sekarang) untuk mengajar tentang agama Islam. Bukti lain menunjukkan bahwa pada tahun 718 M sebuah utusan dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah sampai ke Palembang untuk mendakwahkan Islam. Raja Sriwijaya ketika itu bernama Sri Indrawarman tertarik dan masuk Islam. Makamnya bertuliskan lafaz: "Laa Ilaaha Illaa Allah". Bukti surat menyurat antara Raja Sri Indrawarman dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz ada tersimpan di sebuah museum di Oxford. Sumber: Muhammad Husain Haekal "Sejarah Hidup Muhammad" dan Youtube Channel Basmalah dari Trans TV Officials, 22 Jan 2016. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Perkembangan agama Islam ahlus sunnah wal jamaah (sunni) sejak selesai perang dunia ke 2 sampai sekarang bisa anda lihat dalam video berikut ini Nenek Hajjah Che Dah adalah seorang warga Malaysia yang kini usianya sudah mencapai hampir satu abad. Tidak seperti umumnya para nenek lain di dunia ini, Nenek Hajjah Che Dah ini masih bugar di usianya yang sudah menginjak 97 tahun. Meski tongkat setia menemani langkahnya, namun ia masih mampu mengerjakan pekerjaan laiknya pemuda-pemudi di usianya. Che Dah Ibrahim yang akrab dipanggil Hajjah Che Dah ini masih mampu menganyam tikar untuk mengisi waktu luang. Salah satu rahasianya ternyata adalah kebiasaannya untuk membaca Al Quran. Ia sering kali mengkhatamkan Al Quran dalam waktu satu minggu. “Di waktu luang, saya suka menghabiskan waktu dengan membaca Alquran. Bisa dikatakan setiap minggu saya khatam Alquran,” kata Che Dah. Kebiasaan membaca Alqurannya itu membuat penglihatan Che Dah masih jelas. “Saya pakai kacamata tapi jarang-jarang, biasanya ketika baca Al Quran saja. Malah, saya kenal setiap gambar yang dipaparkan, khususnya tokoh-tokoh politik,” kata nenek dengan delapan anak serta 62 cucu dan 83 cicit ini. Che Dah masih kuat dan mampu melakukan pekerjaaan seperti biasanya, ia bahkan tak mengidap penyakit-penyakit serius. Atas kondisinya itu, Che Dah sangat bersyukur. Allah memang menjanjikan di dalam Al Quran Surah Al Isra' (17) ayat 82: "Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." Surah Al Isra' (17) ayat 82 ini jelas sekali memberitahukan kepada orang-orang yang beriman bahwa Al Quran bisa menjadi penawar dari berbagai penyakit dan permasalahan hidup serta bisa menjadi rahmat bagi mereka. Tetapi bagi orang-orang yang zalim (berlaku tidak adil terhadap dirinya sendiri dan orang lain) maka Al Quran justru akan menambah kerugian kepada mereka. Kiranya kisah Nenek Hajjah Che Dah ini menjadi ibrah bagi kita untuk merutinkan membaca Al Quran. Sesungguhnya Al Quran itu turun dalam bentuk suara yang dilantunkan oleh Malaikat Jibril keapda Rasulullah secara bertahap selama 23 tahun. Dia bukanlah sebuah buku tetapi suara yang harus dilafazkan seperti Jibril melafazkannya dan diajarkan kepada Rasulullah SAW. Oleh karena itu manfaat membaca Al Quran akan lebih besar ketika dilafazkan dengan suara yang terdengar jelas. Tidak terlalu keras dan tidak juga terlalu lembut. Wallahualam bis sawaab. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|