Al Qur'an Surah 74 (Al Mudatsir) ayat 30 mengatakan: "dan di atasnya ada sembilan belas". Dalam ayat berikutnya dijelaskan malaikan penjaga Neraka Saqar berjumlah 19. Tahukah sahabat muslim bahwa sangat banyak bertebaran bukti bahwa Al Qur'an tersusun dalam kode matematika berbasis bilangan 19? Kode matematis ini dengan sendirinya menjadi salah satu kunci terjaganya keaslian Al Qur'an sejak diturunkan ke langit dunia dan diwahyukan kepada Rasulullah SAW secara bertahap dalam masa 23 tahun kerasulannya. Ini sekaligus menjadi bukti tak terbantahkan bahwa Al Qur'an mustahil merupakan hasil pemikiran Rasulullah SAW sendiri. Berikut beberapa diantara bukti-bukti kode matematika berbasis bilangan 19 tersebut. Surah 1 (Al Fatihah), Ayat 1 yaitu Basmalah (Bismillaahir rahmaanir raahiim) tersusun dari 19 huruf Arab yaitu: (1) ba, (2) sa, (3) mim, (4) alif, (5) lam, (6) lam, (7) ha, (8) alif, (9) lam, (10) ro, (11) ha, (12) mim, (13) nun, (14) alif, (15) lam, (16) ro, (17) ha, (18) ya, (19) mim. Al Qur'an sendiri tersusun dari 114 surah. Bilangan 114 adalah kelipatan 6 dari bilangan 19 (114 = 6 x 19). Tahukah sahabat muslim bahwa setiap surah dalam Al Qur'an selalu dibuka dengan Basmalah kecuali surah 9 (At Taubah). Ketiadaan Basmalah dalam surah At Taubah ini menjadi misteri selama berabad-abad. Berbagai teori bermunculan untuk menjelaskan hal ini. Basmalah terdiri dari 19 huruf Arab. Jika Al Qur'an memiliki kode matematis bilangan 19 kita mesti bisa menduga kalimat Basmalah juga kelipatan bilangan 19. Ternyata seluruh surah dibuka dengan kalimat Basmalah kecuali satu sehingga jumlahnya 113 surah. Belakangan ditemukan bahwa surah 27 (An Naml) memiliki dua Basmalah yaitu di pembukaan dan di ayat 30. Sehingga jumlah Basmalah seluruhnya 114 di dalam Al Qur'an. Terbukti jumlah kalimah Basmalah adalah juga kelipatan 6 dari bilangan 19 (114 = 6 x 19). Lebih mencengangkan lagi jika kita menghitung jumlah surah dari surah 9 (At Taubah) yang tidak memiliki kalimat Basmalah sampai dengan surah 27 (An Naml) ayat 30 di mana ditemukan kalimat Basmalah tambahan, ternyata semuanya berjumlah 19 surah. Bilangan 114 adalah kelipatan 6 dari bilangan 19 (114 = 6 x 19). Apakah sebuah kebetulan jika Surah ke 114 (An Naas) memiliki 6 ayat? Sebuah bukti Al Qur'an disusun dengan kode matematis bilangan 19. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah Surah 96 (Al Alaq) Ayat 1 - 5. Ternyata jumlah hurufnya 19. Surah Al Alaq sendiripun memiliki 19 ayat. Masih banyak deretan bukti lain berupa fakta-fakta sederhana sampai yang rumit dan memerlukan kalkulator atau komputer untuk menghitungnya. Kesemuanya memperkuat kesimpulan bahwa Al Qur'an memiliki kode matematis berbasis bilangan 19. Bukti-bukti ini seolah menggambarkan tantangan dari Allah kepada manusia sepanjang jaman untuk menggunakan kemampuan intelektualnya, kemampuan matematikanya yang telah diajarkan Allah dalam rangka mengenal keberadaan Nya. Sesungguhnya tidaklah Allah menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada Nya. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com
0 Comments
Salah satu sifat Allah Swt adalah Al Muhaimin yaitu Maha Memelihara, Maha Melindungi. Sebagai manusia kita sepatutnya meneladani sifat Allah ini seperti menjaga dan memelihara nikmat dari Allah, serta melindungi dan menolong orang lain. Kisah berikut ini merupakan salah satu peneladanan sifat Allah Al Muhaimin ini. Berikut kisahnya. Seorang dokter ahli bedah bergegas menuju rumah sakit begitu dihubungi pihak rumah sakit karena seorang pasien dalam kondisi kritis harus segera dioperasi. Begitu sampai dia langsung mempersiapkan diri, mandi dan bersalin pakaian. Sejenak sebelum masuk ke ruangan operasi dia bertemu ayah pasien yang raut wajahnya memendam cemas bercampur marah. Dengan ketus laki-laki itu mencecar sang dokter, "Kenapa lama sekali dokter! Tidak tahukah anda sanak saya sedang kritis? Mana tanggungjawab anda sebagai dokter?" Dokter bedah itu menjawab seraya melontarkan senyuman, "Saudaraku, saya sangat menyesal atas keterlambatan ini. Tadi saya sedang berada di luar, tetapi begitu dihubungi saya langsung menuju ke sini. Semoga anda maklum dan dapat merasa tenang sekarang. Doakan semoga saya dapat melakukan tugas ini dengan baik, dan yakinlah bahwa Allah akan menjaga anak anda". Keramahan sang dokter ternyata tidak bisa meredam si bapak yang terlanjur marah, bahkan suaranya menggelegar, "Anda bilang apa? Tenang? Sedikitpun anda tidak peduli rupanya. Apakah anda bisa tenang jika anak anda yang sekarat? Semoga Allah mengampuni anda. Apa yang akan anda lakukan jika anak anda meninggal?" Sambil tetap senyum sang dokter menanggapi, "Jika anak saya meninggal saya akan mengucapkan sperti yang difirmankan Allah yaitu orang-orang yang jika ditimpa musibah mereka mengatakan innaa lillaahi wa inna ilaihi rooji'uun". Dokter itu melanjutkan, "Adakah ucapan belasungkawa yang lain bagi orang beriman? Maaf pak, dokter tidak dapat memperpanjang usia tidak juga memendekkannya. Usia di tangan Allah. Dan kami akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan putra anda. Hanya saja kondisi anaknya kelihatannya cukup parah. Oleh karena itu, jika terjadi yang tidak kita inginkan ucapkanlah inna lillaahi wa inna ilaihi rooji'uun. Saran saya, sebaiknya anda pergi ke mushola rumah sakit untuk memperbanyak shala dan doa kepada Allah agar Dia menyelamatkan anak anda," demikian tambahnya. Orangtua pasien menganggapi dengan sinis, "Nasihat itu memang mudah, apalagi untuk orang yang tidak punya hubungan dengan anda." Sang dokter segera berlalu masuk ruangan operasi. Operasi berlangsung beberapa jam, lalu sang dokter keluar tergesa-gesa dan berkata kepada orangtua pasien, "Berbahagialah, pak. Alhamdulillah operasi berjalan lancar, anak anda baik-baik saja. Maaf, saya harus segera pergi, perawat akan menjelaskan kondisi anak anda lebih rinci". Orangtua pasien tersebut tampak berusaha mengajukan pertanyaan lain, tetapi sang dokter segera beranjak pergi. Selang beberapa menit, sang anak keluar dari ruang operasi disertai seorang perawat. Seketika orangtua anak itu berkata, "Ada apa dengan dokter egois itu, tidak sedikitpun memberi kesempatan kepada saya untuk bertanya tentang kondisi anak saya?" Tidak dinyana perawat tersebut menangis terisak-isak dan berkata, "Kemarin putra beliau meninggal dunia akibat kecelakaan. Ketika kami hubungi, dia sedang bersiap-siap untuk mengebumikan anaknya itu. Apa boleh buat, kami tidak punya dokter bedah yang lain. Maka begitu selesai operasi dia bergegas pulang untuk melanjutkan pemakaman putranya. Dia telah berbesar hati meninggalkan sejenak segala kesedihannya atas anaknya yang meninggal demi menyelamatkan hidup anak anda". Dikutip dari "Asmaul Husna untuk Hidup Penuh Makna", Aa Gym hal 68 - 70. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Seorang politikus dari partai CDU (Kristen-Demokrat) yang pernah 18 tahun duduk di parlemen Jerman, Jürgen Todenhöfer, telah membaca Qur'an. Setelah membaca, mengamati dan berpikir, Todenhöfer menulis sebuah buku berjudul “Feinbild Islam – Zehn Thesen gegen Hass” (Potret Buruk Islam – Sepuluh Tesis Anti Kebencian”), yang terbit di akhir tahun 2011. Berikut ringkasannya: 1. Barat Lebih “Brutal“ dari Dunia Islam Todenhöfer, dalam tesis pertama, mengingatkan fakta sejarah yang sering terlupa di dua abad terakhir. Barat jauh lebih brutal daripada dunia Muslim. Jutaan warga sipil Arab tewas sejak kolonialisme dimulai. Atas nama kolonialisasi, Prancis pernah membunuh lebih dari dua juta penduduk sipil di Aljazair, dalam kurun waktu 130 tahun. Atas nama kolonialisasi, Italia pernah menggunakan phosphor dan gas mustard untuk menghabisi penduduk sipil di Libya. Atas nama kolonialisasi, Spanyol juga pernah menggunakan senajata kimia di Marokko. Tidak berbeda di era setelah perang dunia kedua. Dalam invansi perang Teluk kedua, semenjak tahun 2003, UNICEF menyebutkan, 1,5 juta penduduk sipil Irak terbunuh. Sepertiganya anak-anak. Tidak sedikit dari korban terkontaminasi amunisi uranium. Di Baghdad, hampir setiap rumah kehilangan satu anggota keluarganya. Sebaliknya, di dua abad terakhir, tidak satu pun negara islam menyerang, mengintervensi, mengkolonialisasi Barat. Perbandingan jumlah korban mati (dunia Islam: dunia Barat) adalah 10:1. Problema besar dunia, di dua abad belakangan ini, bukan kebrutalan Islam, tapi kebrutalan beberapa negara-negara Barat. 2. Mempromosikan Anti-Terorisme, Melahirkan Terorisme Terorisme jelas tidak dibenarkan. Menilik secara objektiv, terorisme justru lahir dari politik anti-terorisme Barat yang keliru. “Seorang pemuda muslim,” tulis Todenhöfer, “yang secara rutin memantau berita di televisi, hari demi hari, tahun demi tahun, akan situasi di Irak, Afghanistan, Pakistan, Palestina dan di tempat lain, di mana perempuan, anak-anak dan penduduk sipil, dihabisi oleh Barat dengan brutal, justru diprovokasi untuk menjadi seorang teroris.” Beruntung saja, sebagian besar pemuda islam tidak terpancing. Mereka memilih jalan yang berbeda. Di Tunisia, Mesir, Libya, Marokko, dan negara-negara muslim lainnya, mereka menjawab ketidak-adilan yang menimpa mereka melalui jalan demokrasi dan teriakan kebebasan, bukan teror dan kekerasan. 3. Terorisme: Fenomena Dunia, Bukan Fenomena Islam Pemeo favorit di setiap diskusi bertemakan terorisme: “Tidak setiap muslim teroris, tapi seluruh teroris adalah muslim.” Selain jauh dari benar, dengan data dan fakta, propaganda ini mudah dipatahkan. Data resmi Badan Kepolisian Eropa, Europol, menyebutkan: Dari 249 aksi teror di tahun 2010, hanya tiga yang pelakunya berlatar belakang Islam. Bukan 200, bukan 100 – tapi tiga! Data di tahun-tahun sebelumnya, juga tidak kalah mengejutkan: Dari 294 aksi terror di tahun 2009, hanya satu yang berlatar belakang Islam. Hanya satu dari 515 aksi teror di tahun 2008. Hanya empat dari 583 di tahun 2007. 4. Hukum Internasional untuk Semua Di hadapan hukum internasional, dunia Barat selalu mentematisir, dan merekam dengan baik, 3500 korban terorisme yang jatuh atas nama “teror-Islam“ semenjak pertengahan 1990-an (termasuk korban WTC, pada 11/9). Tapi mengapa ratusan-ribu warga sipil yang terbunuh dalam intervensi di Irak tidak pernah ditematisir.? Lebih jauh, Todenhöfer bertanya kritis: “mengapa elite Barat, tidak pernah sekalipun menimbang; membawa George W. Bush dan Tony Blair ke hadapan mahkamah internasional, atas serangan sepihaknya ke Irak.? Apakah hukum internasional hanya berlaku untuk orang-orang non-Barat.?“. Perang, bukan jawaban untuk aksi-aksi terorisme. Perang, hanya manis untuk mereka yang tidak mengenalnya. Teroris yang membunuh orang-orang tidak berdosa, bukanlah pejuang kebebasan, bukan pahlawan, bukan pula syuhada. Mereka mengkhianati agama mereka. Mereka adalah pembunuh. 5. Muslim, Toleransi dan “Perang Suci“ Bukan Muslim, yang atas nama kolonialisasi membunuh 50 juta nyawa di seantero Afrika dan Asia. Bukan Muslim, yang atas nama perang dunia pertama dan kedua menghabiskan 70 juta nyawa. Bukan pula Muslim, yang menggencarkan genosida terhadap 6 juta orang-orang Yahudi. Islam tidak mengenal kata suci dalam kaitannya dengan perang. Jihad bermakna sungguh-sungguh di jalan Tuhan. Tidak ada satu tempat pun di Qur'an yang memaknakan jihad dengan perang suci. Karena perang tidak pernah suci, dan kesucian hanya ada di jalan perdamaian. 6. Kontekstual Qur'an dan Islam-Teroris Permasalahan besar dalam perdebatan Qur'an di dunia Barat, adalah setiap orang bernafsu membicarakannya, sangat-sangat sedikit yang pernah membacanya. Sebagian besar mereka tidak lagi rasional dan ilmiah. Hanya mengutip beberapa tekstual yang mengesankan islam pro “perang” tanpa pernah mau tahu konteksnya. Padahal pesan-pesan Qur'an yang dikesankan seperti itu, spesifik diterima Muhammad, dalam konteks perlawanan antara penduduk Mekkah dan Madinah, waktu itu. Seperti Musa dan Isa, Muhammad tidak dilahirkan pada situasi dunia yang sedang vakum, apalagi damai. Mereka hadir pada saat moralitas dunia bobrok, penuh perang, perjuangan dan perlawanan. Adalah sangat lumrah beberapa tekstual yang terkesan pro “perang” itu bisa ditemukan di Qur'an, semudah bisa ditemukan di kitab Perjanjian Lama dan kitab Perjanjian Baru. Secara semantis, diksi “islam-teroris”, “kristen-teroris” atau “yahudi-teroris” adalah sebuah penyesatan bahasa. Terorisme, menurut Todenhöfer, berdiri di atas instrumen setan, tidak boleh dikaitkan dengan kesucian Tuhan dan keagamaan. Memang benar, di dalam Islam, Kristen, atau Yahudi ada ideologi teror – tapi bukan ajaran agamanya. Ideologi ini tidak mengantarkan mereka ke surga, tapi ke neraka. 7. Fakta atau Fake.? Kalimat andalan kritikus anti-Islam di barat: “siapa yang menginginkan panggilan azan terdengar di kota-kota kami, harus membiarkan juga lonceng gereja berbunyi di kota-kota mereka!” Padahal nyatanya: Di Teheran, semisal, berdiri banyak gereja. Loncengnya berbunyi tidak jarang, dan tidak pelan. Lebih jauh, anak-anak kristen memiliki pelajaran agamanya sendiri (sesuatu yang langka untuk anak-anak muslim di Barat). Barat mengidentifikasi jilbab sebagai simbol pengekangan dan ketertindasan. Dari survey resmi, wanita-wanita pemakai jilbab, yang begitu dipedulikan barat itu, justru berkata bukan (atas kesadaran pribadi). Sinisme jilbab, sebagian besar justru datang dari mereka yang tidak berjilbab dan anti-jilbab. Memaksa seseorang berjilbab, jelas menyalahi hak asasi. Tidak jauh berbeda, dari prosesi pemaksaan untuk melepasnya. Barat menuduh perempuan-perempuan islam tidak berpendidikan. Fakta dari dunia islam menjawab lain. Secara statistis, perempuan di negara-negara mayoritas islam, justru lebih berpendidikan dibanding Barat: 30% Profesor di Mesir perempuan, padahal di Jerman jumlahnya hanya sekitar 20%. Lebih dari 60% mahasiswa di Iran adalah perempuan. Di Uni Emirat Arab, sudah semenjak tahun 2007, mahasiswa perempuan menginjak angka yang sulit dipercaya: 77%. 8. Seorang Muslim = Seorang Yahudi = Seorang Kristen Tidak ada seorang bayipun terlahir sebagai seorang teroris. Barat harus memperlakukan seorang Muslim, persis seperti seperti mereka memperlakukan seorang Kristen atau Yahudi. Tidak jarang kita dengar politikus dan aktivis Barat, demonstratif, mengumbar kalimat penuh kebencian terhadap Islam. Frank Graham, penasehat George W. Bush, menyebut Islam sebagai “agama iblis dan sihir”. Politikus kanan Belanda, Geert Wilders, menyebut Islam sebagai “agama fasis”. Thilo Sarrazin, politikus Jerman memberikan thesis: “secara genetis, anak-anak dari keluarga Islam, dilahirkan di bawah tingkat kecerdasan rata-rata.” Bayangkan sejenak, jika Frank Graham, Greet Wilders, dan Thilo Sarrazin mengganti objek tesis-nya bukan kepada “Islam”, tetapi menjadi “Yahudi” atau “Kristen”. Tidakkah ucapan seperti itu akan menjadi badai kemarahan yang dahsyat.? Mengapa Barat boleh mengatakan hal-hal penuh fasistik dan rassist terhadap Islam, yang justru di kalangan orang-orang Kristen dan Yahudi sesuatu yang tabu.? Barat harus mengakhiri monsterisasi Islam dan Muslim. 9. Muslim Melawan Teror Di tesis kesembilan, Todenhöfer mengajak umat Islam, melalui sebuah reformasi sosial, menjejak Nabi Muhammad yang berjuang untuk sebuah Islam yang beradab dan toleran. Untuk tatanan ekonomi dan politik yang dinamis, bukan statis – sambil mempertahankan identitas keagamaannya. Untuk persamaan yang penuh, pria dan wanita. Untuk kebebasan beragama yang nyata. Tidak seperti politikus umumnya, Muhammad, bukan seorang reaksioner. Dia adalah seorang revolusioner, berani berpikir dan berani mematahkan belenggu tradisi. Islam di masa Muhammad bukanlah agama stagnan, apalagi regresif, tetapi pembaruan dan perubahan. Muhammad berjuang untuk perubahan sosial, ia pahlawan orang miskin dan orang lemah. Dia mengangkat hak-hak kaum perempuan, yang di periode sebelumnya nyaris tidak ada. Muhammad bukan seorang fanatik atau seorang ekstrimis. Dia hanya ingin membawa orang-orang Arab, yang kala itu terjebak pada belenggu politeistik, untuk kembali ke sumber aslinya yang murni, agama Ibrahim, persis seperti yang disuarakan Musa dan Isa. Terorisme, yang berada di sekelumit dunia Islam pada hari ini adalah distorsi ajaran Muhammad. Ini adalah kejahatan melawan Islam. Dunia Islam tidak boleh membiarkan citra baik Islam, yang dibangun Muhammad 14 abad yang lalu, dihancurkan seketika oleh ideologi kriminal ini. Dunia Islam perlu memerangi ideologi terorisme ini, persis seperti Muhammad memerangi berhala-berhala dari periode pra-Islam. 10. Politik Bukan Perang Kalimat bijak pernah mengajarkan: “Ketika kamu tidak bisa menaklukkan musuhmu, peluk dia.!” Masalah kompleks di Timur tengah, hanya bisa diselesaikan dengan jalur politik, bukan dengan perang. Barat harus membuka pintu diskusi yang lebih lebar untuk dunia Islam. Barat harus membuka ruang bilateral dan unilateral lebih besar untuk negara-negara Arab. Kesatuan dan stabilitas yang pernah terjadi di Uni Eropa, nyatanya, tidak berdiri di atas invansi senjata, tapi di atas politik diplomatisasi yang penuh visi. Sebuah visi akan sebuah dunia, yang setiap negara di dalamnya dihargai. Sebuah penghargaan yang tanpa diskriminasi. Politik anti-diskriminasi yang dibangun di atas keadilan dan kebebasan, bukan perang, apalagi penindasan. [mc] *Penulis: Yudi Nurul Ihsan, Mahasiswa Indonesia S3 di Jerman. Setiap muslim berkewajiban membela Islam dan muslimin dng seluruh kemampuannya. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Seorang hamba Allah bercerita: Ketika itu aku tinggal di samping kota Mekkah, sebuah kota yang semoga selalu dalam penjagaan Allah Ta'ala. Suatu hari aku sangat lapar, sementara aku tidak mendapatkan makanan yang dapat mengganjal rasa laparku. Tanpa aku duga aku menemukan sebuah bungkusan berbalut kain sutera diikat kaos kaki dari kain sutra juga. Tanpa pikir panjang bungkusan itu aku bawa pulang. Ternyata bungkusan itu berisi seuntai kalung mutiara yang seumur hidup belum pernah aku melihatnya. Setelah itu aku keluar rumah. Aku mendengar seorang kakek sedang mencari sebuah bungkusan yang hilang. Dia menjanjikan hadiah sebesar 500 dinar. Kakek itu berkata, "Barangsiapa menemukan bungkusan berisi kalung mutiara, uang 500 dinar ini akan aku berikan sebagai imbalan kepada penemunya". Aku berkata kepada diriku sendiri, "Aku sangat butuh, aku sangat lapar, aku bisa mengambil kalung ini dan memanfaatkannya. Tetapi aku akan mengembalikannya". Aku berkata kepada kakek itu, "Marilah kita ke rumahku". Aku pun membawanya ke rumahku. Setibanya di rumah, sang kakek menyebutkan ciri-ciri bungkusan yang hilang, diikat kaos kaki, jenis mutiara, jumlah dan benang yang digunakan untuk mengikat mutiara itu". Kemudian aku serahkan bungkusan tadi kepada kakek tersebut. Dia pun memberikan kepadaku 500 dinar sebagai imbalan. Namun, aku menolak. Aku hanya berkata, "Sudah menjadi kewajibanku unutk mengembalikan temuan ini kepada pemiliknya dengan tanpa mengambil upah". Sang kakek berkata, "Kamu harus menerima uang ini". Dia terus memaksaku untuk mengambil upah tersebut. Aku tidak mau menerimanya sehingga dia pun pergi meninggalkanku. Adapun cerita mengenai diriku selanjutnya bahwasanya aku menginggalkan Mekkah dengan menumpang sebuah perahu. Tanpa aku duga perahu tersebut oleng. Orang-orang pun bercerai-berai berkut seluruh hartanya. Namun, aku selamat dari musibah ini berpegangan salah satu papan perahu tersebut. Beberapa hari aku berada di tengah lautan tanpa arah. Tiba-tiba aku terdampar di sebuah pulau yang berpenduduk. Aku menuju masjid untuk membaca Al Qur'an. Di kampung itu tidak ada seorang pun yang bisa membaca Al Qur'an. Kemudian mereka mendatangiku untuk meminta mengajari mereka membaca Al Qur'an. Dari taklimku ini aku bisa mengumpulkan sejumlah uang. Suatu hari, aku menemukan beberapa lembar Al Qur'an di dalam mesjid. Lembaran itu aku pungut. Orang-orangpun bertanya, "Apakah kamu bisa menulis?". Aku jawab, "Ya". Kemudian mereka memintaku untuk mengajari tulis menulis termasuk pada anak-anak dan remaja mereka. Sejak itu, aku mengajari mereka, aku pun bisa mengumpulkan sejumlah uang. Suatu hari manyarakat kampung ini berkata kepadaku, "Kami mempunyai seorang gadis yatim sangat kaya, bagaimana jika kamu menyuntingnya?" Aku menolak tawaran mereka. Mereka tetap memaksaku untuk menikahi gadis itu. Akhirnya aku terima tawaran mereka. Setelah diadakan walimah dan istriku ada dihadapanku, aku mendapati kalung yang dulu pernah kulihat melingkar di lehernya. Mataku tidak berkedip melihat kalung tersebut. Orang-orang melihatku mengajukan protes, "Wahai ustadz, engkau telah menghancurkan hati gadis yatim ini, sebab engkau hanya menatap kalungnya bukan wajahnya!". Lalu akupun menceritakan kisah kalung tersebut. Orang yang hadir kemudian meneriakkan tahlil dan takbir sehingga terdengar oleh seluruh penduduk pulau tersebut. Aku menanyakan kepada mereka, "Ada apa?" Mereka menjawab, "Kakek yang mengambil kalung darimu itu adalah ayah gadis ini. Kala itu kakek tersebut berkata, "Seumur hidupku, aku tidak pernah bertemu dengan seorang pemuda Muslim yang baik seperti dia!". Sang kakek hanya mampu memanjatkan doa, "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan pemuda itu agar aku dapat menikahkannya dengan anak gadisku". Sekarang doa itu telah dikabulkan Allah. Selanjutnya, aku tinggal bersama istriku beberapa tahun. Aku dikaruniai dua anak laki-laki. Istriku kemudian meninggal dunia. Dia mewariskan kalung tersebut untukku dan untuk kedua anakku. Tanpa aku duga, dua anak laki-lakiku pun meninggal dunia. Maka tinggallah aku sebatang kara dan menjadi pemilik kalung istriku. Kemudian kalung itu aku jual dengan harga 100 ribu dinar. Hartaku yang bisa kalian lihat sekarang ini adalah sisa-sisa harta itu". Dikutip dari Dzail Thabaqatul Hanafiah, 1 - 196 dalam 99 Kisah Orang Saleh, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Darul Haq, 2011 M. Saudaraku, siapakah lelaki saleh dalam kisah ini? Lelaki yang telah menjadikan kejujuran dan peneladanan terhadap Al Mu'min sebagai bagian dari darah dan dagingnya? Dialah Imam Al Bazzar. Nama lengkapnya Al Qadhi Muhammad bin Abdul Baqi' Al Anshari Al Bazzar, seorang ulama hadis terkemuka. Beliau dikenal juga dengan julukan Qadhi Al Marastan. Beliau meninggal pada 535 Hijriyah. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Pemuda Korea yang mengaku dirinya bernama David Kim menerima banyak pertanyaan dari berbagai kalangan tentang alasan dirinya menjadi mualaf dan memeluk agama Islam. Akhirnya David Kim memutuskan untuk memberikan keterangannya melalui tayangan video di chanel youtubenya. David Kim memulai kisahnya dengan kenangan pertamanya tentang Islam didapatnya setelah peristiwa 9.11 (Pemboman World Trade Center, AS). Ketika itu usianya masih sekitar 8 tahun. Dia menyaksikan sebuah bangunan yang megah runtuh di TV. David kecil merasa shock. Saat itulah dia mendengar kata "Islam" di TV. Itulah kali pertama David Kim mendengar kata "Islam". Dia tidak tahu banyak tetapi ketika itu dia berpikir Islam berbahaya. Media yang didengar dan dibacanya selalu menunjukkan citra negatip tentang Islam seperti perang, penindasan, terorisme. Tak heran kalau David Kim menyimpulkan bahwa orang Islam berbahaya dan kaku. David Kim beragama Katolik meskipun dia mengaku tidak tertarik dengan hal-hal terkait agama. Dia hanya sibuk mencari nafkah untuk hidup. Suatu hari pikiran buruknya tentang Islam buyar sama sekali ketika dia ke Indonesia. Dia meniti karir sebagai penyanyi di Korea meskipun tidak terkenal. Beruntung David mendapat kesempatan promosi di Jakarta. Dia tidak tahu tentang Islam ketika itu. Dia bahkan tidak tahu bahwa orang Islam di Indonesia sangat banyak. Dia sama sekali tidak tahu itu. Ada dua hal yang membuatnya sangat terkejut. Pertama, mereka sangat ramah tidak seperti yang dia bayangkan. Kedua, banyak sekali wanita menutup wajah mereka dengan hijab. Dia bahkan tidak tahu apa-apa tentang hijab. Indonesia beriklim panas sehingga dia benar-benar ingin tahu sehingga dia bertanya kepada wanita yang menggunakan hijab. "Mengapa kamu memakai scarf untuk menutupi wajah, apakah ada orang yang memaksamu?". Wanita itu menjawab: "Saya berlian, amat sangat berharga. Jadi saya tidak ingin menunjukkannya kepada orang lain. Tidak ada yang memaksaku. Ini pilihanku dan saya bangga". Saat itu David benar-benar terkejut. Selama ini dia mengira mereka terpaksa tetapi justru mereka bangga. Hal ini benar-benar menarik perhatiannya. Apa yang menyebabkan mereka bangga? Waktu itu dia tidak tahu bahwa itu iman. David merasa Allah memberi tanda kepadanya ketika itu tetapi dia tidak menyadarinya. David Kim kembali ke Korea. Ayahnya tiba-tiba kehilangan pekerjaan. David berhenti main musik dan mulai bekerja. Dia menyukai pekerjaannya tetapi tidak mudah karena yang dia inginkan adalah mengerjakan hal-hal yang kreatif. Davidpun mulai membuat video di youtube. Dia kadang-kadang berbicara tentang kenangannya bersama orang Islam di Indonesia. Tiba-tiba banyak sekali orang yang menonton video saya. Itulah pertemuan kedua saya dengan Islam. Pada kali pertama dia tidak menyadarinya tetapi kali ini berbeda. Di dalam video itu David membuka rahasia mengapa kali ini berbeda. Ini karena terkait dengan keadaannya saat itu. Selama ini dia bercita-cita berkarya dalam bidang musik tetapi terpaksa harus meninggalkannya. Akibatnya dia kehilangan motivasi hidup. Dia ingin melanjutkan ke tahap selanjutnya dalam hidup tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Dia kehilangan arah sama sekali. Tidak ada kedamaian di dalam dirinya. Tetapi secara mengejutkan Youtube memberinya kesempatan menemukan Islam. Melalui Youtube David bisa bertemu dengan banyak orang Islam. Benar-benar orang Islam. Bukan dari media. David berkenalan dengan mereka dan mengenal hal-hal yang belum dia ketahui tentang Islam. Mengapa mereka beriman kepada Allah. Mengapa mereka shalat. Mengapa mereka tidak makan babi. Mengapa mereka tidak minum minuman beralkohol. Apa itu halal dan apa itu haram. Siapa Nabi Muhammad SAW. Banyak lagi. David belajar ini satu demi satu. David menemukan sesuatu yang sangat istimewa yang tidak pernah dirasakannya sebelum ini. David merasa sulit untuk menjelaskannya tetapi dia merasa orang Islam memilik sesuatu yang tidak dimilikinya. Cara mereka dalam menjalani hidup mereka benar-benar berbeda dengan dirinya. Dia selama ini berpikir hidup itu adalah sebuah kompetisi. Hanya dengan memenangkan persainganlah seseorang bisa sukses. Dia pikir harus berjuang dan mengalahkan orang lain. Tetapi mereka berbeda. Mereka selalu menolong orang lain. Mereka selalu bersyukur atas apapun yang mereka terima. Ini sangat mengesankan David. Bagaimana mereka menyikapi hidup ini. Teman muslimnya mengatakan kepadanya: "Hidup adalah sebuah perjalanan. Bukan sebuah kompetisi. Tujuan dari perjalanan ini adalah untuk pergi mengikuti arah yang benar yang sesuai ketentuan dari Tuhan, Allah SWT. Jika kamu mengikuti Allah pada arah yang benar akan ada hadiah di ujung perjalanan ini yaitu "Jannah" (Surga)". Mendengar ini, David merasa seperti dipukul seseorang tepat di wajahnya dengan sangat keras. Keyakinan bahwa mereka berada di jalan yang benar. Itulah yang menyentuh dan menggugah hati David. Di awal dan di akhir dari segala sesuatu ada Allah. Ini adalah hal yang dicarinya selama ini. Jadi setelah mengetahui ini David mulai mengikuti apa yang orang Islam lakukan dalam beribadah. David mulai membaca Al Quran, mempelajari tentang Nabi Muhammad SAW, berpuasa di bulan Ramadhan, pergi shalat di Mesjid. Ketika mulai melakukan ini semua, keimanannya tumbuh. Keimanan kepada Allah yang menciptakan dan membimbingnya. Ini tidak terjadi seketika, tetapi ditemukannya sedikit demi sedikit. Hal terpenting adalah dia sendiri yang menemukannya. Tidak ada seorangpun yang memaksanya. Ketika berpuasa, David merasa lebih bersyukur kepada Allah. Dia menemukan bahwa dengan berdoa kepada Allah dia merasa damai. Akhirnya David yakin dengan pilihan agamanya. Dia sudah berpikir untuk memeluk Islam namun demikian dia masih ragu-ragu cukup lama. Beberapa alasan seperti makan babi dan minuman beralkohol bukanlah hal yang menghalanginya dalam hal ini. Ada alasan lain. Pertama, apakah dia bisa menghadapi sikap prejudice orang terhadap dirinya karena dia muslim. Kedua, apakah dirinya benar-benar telah siap menjadi seorang muslim dan menghadapi keluarganya. Hal-hal ini memberikan tekanan besar dalam dirinya. Akhirnya dia berpikir mengapa harus begini. Islam adalah agama yang memberikan hubungan dirinya dengan Allah bukan dengan orang lain. Jika Allah mempunyai rencana untuk dirinya tentu Allah juga yang akan memberikan jawabannya. Davidpun pergi ke mesjid dan berdoa kepada Allah: "Apa yang harus ku lakukan, ya Allah". Cukup mengherankan setelah itu pikirannya menjadi tertata dan dia punya kesimpulan. David berpikir dia punya iman dan kemauan untuk berlatih. Jadi dia tidak perlu ragu-ragu lagi. Dia tidak perlu risau dengan pendapat orang lain. Karena hidupnya adalah milihnya bukan milik orang lain. Hubungannya dengan Allah hanya milik dirinya. Mereka tidak bertanggungjawab atas hidupnya. Termasuk ibu dan ayahnya. Mengenai kesiapan? Tidak ada manusia yang sempurna. Allah saja yang sempurna. Apakah karena takut nanti akan melakukan kesalahan sehingga merasa tidak bisa menjadi seorang muslim? David sadar ini hanyalah alasan dirinya untuk terus menunda masuk Islam. Dia sadar bahwa tentu saja dia akan berbuat salah tetapi dia yakin Allah akan membimbingnya kembali ke jalan yang benar. Sebagaimana Allah telah membimbingnya ke jalan ini sekarang. Dia yakin ada di dalam rencana Allah, sehingga dia yakin Allah akan menolongnya. Begitulah akhirnya David Kim masuk Islam. David mengibaratkan dirinya sebagai seorang yang mengarungi lautan luas sendirian dengan perahu kecil dalam kegelapan. Dia tenggelam tanpa mengetahui arah tujuan. Tetapi Allah Yang Maha Pengasih mengetahui dan memberinya tanda. Beruntung dia menyadarinya dan menangkap tanda itu. Akhirnya dia tahu bahwa mengikuti Allah itulah tujuan dari perjalanan ini. Sekaran dia tahu ke mana harus pergi. Allah telah memberinya cahaya. Dia yakin itulah berkah dan hadiah terbesar dalam hidupnya. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Nama aslinya Julie. Setelah masuk Islam dia mengganti namanya menjadi Jamilah. Julie lahir di sebuah desa terpencil bernama Denton di Inggris. Kedua orangtuanya asli orang Inggris. Julie dibesarkan oleh neneknya di Northamptonshire dan tinggal di sana cukup lama. Kedua orangtuanya atheis dan neneknya Kristen Baptis. Julie mengikuti agama neneknya Kristen Baptis. Neneknya seorang yang Kristen taat. Dia selalu membawa Julie ke gereja setiap hari Minggu. Julie banyak terlibat dalam kegiatan kegerejaan. Dia mengasuh kelompok balita dan kegiatan rohani lainnya. Diapun tumbuh menjadi seorang Kristen yang taat. Suatu ketika Julie bekerjasama dengan seorang wanita pekerja sosial untuk menolong kaum wanita bernama Ameda. Ameda seorang muslim. Ini membuat Julie tidak suka dan ingin mengajaknya masuk Kristen. Dalam pandangan stereotipnya wanita muslim tertindas oleh kaum lelakinya, mereka kasar, agresif, pokoknya sangat buruk. Julie merasa kasihan dengan Ameda. Dia tanpa lelah terus mengajak Ameda untuk masuk Kristen. Setelah berjalan beberapa bulan Ameda merasa kesal. Ameda suatu hari berkata kepadanya: "Baiklah, saya beri kamu kesempatan. Jika kamu bisa menemukan satu kesalahan apapun, kekurangan apapun, satu saja hal yang tidak benar dengan Islam, bukan dengan orang-orang Islamnya, tetapi dengan ajaran Islam, dengan Al Quran, hadis, atau hukum syariah, saya akan masuk Kristen". Julie langsung menjawab dengan bersemangat: "Baik. Itu bagus sekali. Itu pasti mudah. Saya pasti bisa melakukannya". Jadi Julie pun mengambil tantangan itu. Dia membeli buku-buku pelajaran Islam dan membacanya, membaca lagi, membacanya lebih banyak lagi. Julie tidak bisa menemukan ada yang salah. Julie sudah mencoba segalanya. Dia sudah punya satu rak buku tentang Islam sebelum benar-benar memutuskan bahwa tidak ada yang salah dalam Islam. Dia justru menyimpulkan ajaran Islam sempurna. Segala pertanyaan ada jawabannya di sana termasuk jawaban yang tidak bisa ditemukannya dalam agama Kristen. Julie mengaku menemukan kekurangan dan kesalahan yang banyak dalam Bible. Jika hal itu ditanyakan ke pasturnya: "Bagaimana dengan yang ini? Dikatakan di Korintus begini dan di Efesus begini. Mana yang benar?". Jawabannya: "Bagaimanapun harus diimani". Menurut Julie jika Bible ini benar buku Tuhan seharusnya ada fakta-faktanya. Julie mengaku menemukan fakta-fakta itu dalam agama Islam. Menurut Julie fakta-fakta itu begitu jelas. Semakin lama mempelajari Islam dia merasa lebih berpikiran terbuka. Memang kita manusia, kita seharusnya membuat pikiran kita terbuka. Singkatnya Julie menemukan bahwa agama Islam sempurna. Di dalamnya terkandung jawaban atas semua pertanyaannya. Lalu setelah sekitar 6 bulan mempelajari Islam Julie memutuskan untuk memeluk agama Islam. Jadi ide Ameda itu terbukti luar biasa. Sewaktu Julie menceritakan bahwa dia sudah masuk Islam, Ameda tertawa lama sekali. Pamannya yang seorang imam datang dari Lester, Canada dan menuntun Julie untuk bersyahadat. Juli menyembunyikan identitas Islamnya. Dia tidak memberitahu siapapun. Dia tahu citra buruk yang ditanamkan oleh media amat sangat negatip tentang Islam. Ayah dan ibunya saja membencinya karena memeluk agama Kristen. Bagaimana jika mereka tahu dia memeluk agama Islam. Anak-anaknya juga tidak diberitahu. Orang-orang di gereja dia tinggalkan. Julie tidak lagi ke gereja. Ketika ada yang bertanya dia mencari alasan sibuk kerja dll. Julie juga menjalankan bisnis. Jika mereka tahu dia muslim pasti bisnisnya bisa bangkrut. Ini semua karena Islam dianggap salah. Pengaruh media demikian kuatnya memberi pengaruh buruk terhadap citra Islam. Tiga tahun kemudian dia memutuskan untuk menikah lagi. Calon suaminya berasal dari Zanzibar, Afrika. Merekapun menikah. Keluarganya sangat marah. Ayahnya seorang yang rasis, jadi dia marah karena Julie menikah dengan pria berkulit hitam dan ketika tahu dia seorang muslim ayahnya berkata: "Ya tuhan, sekarang dia akan memaksamu masuk Islam". Julie akhirnya menyatakan untuk masuk Islam dengan sebenar-benarnya. Julie mengaku kepada ayahnya bahwa dia sudah memeluk Islam sejak lama. Ayah dan ibunya benar-benar marah. Beberapa tahun kemudian ayahnya menderita Alzheimer. Ayahnya lupa tentang rasisme, lupa mengapa membenci Max, suami Julie, dan lupa juga tentang pertengkarannya dengan Julie. Merekapun menjadi akrab lagi. Setelah ayahnya meninggal, ibunya masih hidup sekitar 8 tahun lagi. Ibunya masih membenci Islam. Setiap kali ibunya melihat Julie shalat selalu berkomentar: "Mengapa kamu meletakkan kepalamu di tanah?", "Kamu membuang waktu sia-sia!", "Apa gunanya itu (shalat)". "Nikmati saja hidupmu. Kamu kehilangan banyak waktu dalam hidupmu untuk agama konyol itu". Kemudian ibunya menderita kanker sangat parah. Julie mendampinginya di rumah sakit. Beruntung ibunya diperlakukan dengan sangat baik oleh para dokter di sana. Setiap dokter yang merawatnya beragama Islam. Julie ingat komentar ibunya yang dirasakannya seperti ucapan yang sangat berharga melebihi emas: "Islam yang kamu ikuti ini adalah komunitas yang indah". Ibunya melihat perbedaan itu. Dokter-dokter muslim memberikan waktu lebih banyak kepadanya. Mereka baik kepadanya. Mereka berbicara ramah dan sopan dengannya. Dia punya dokter non muslim yang selalu terburu-buru: "Ayo kita harus melakukan ini. Kita harus melakukan itu". Ibunya menjawab: "Saya tidak menginginkan kamu lagi". Suatu hari ketika sakitnya semakin parah, Julie tidak mau meninggalkannya. Julie tidur di samping ibunya. Julie harus shalat juga di samping ibunya. Dilihatnya ibunya sedang tidur, maka Julie mulai shalat. Ibunya terbangun. Julie memutuskan untuk meneruskan shalatnya. Ibunya mengerang-erang dan bangun lalu diam. Selesai shalat dia menjumpai ibunya berubah dari biasanya. Ibunya berkata: "Oh, aku harap engkau berdoa untukku". Saat itu Julie menyadari ibunya mulai memahami bahwa shalat itu penting. Sebelum masuk Islam Julie sering mengalami stress. Dia menjanda dengan 4 anak. Dia menjalankan bisnis sendiri. Sepanjang waktu mengalami stress. Julie sering mengalami serangan panik sehingga dokter memberinya Prozak (obat penenang). Dia punya perangai buruk. Sebelum punya anak dia selalu bertengkar. Setelah menjadi muslim, perlahan-lahan dia menjadi lebih sabar. Dia menjadi lebih bahagia. Dia berhenti minum Prozak meskipun dokter melarangnya. Dia sudah tidak lagi mengalami stress. Dia tidak gampang marah lagi. Islam memberikan perspektif mengenai hidup karena selalu ada jawaban atas segala hal. Menurutnya tanpa Islam, dia selalu bertanya-tanya mengapa segala sesuatu itu terjadi. Khususnya dalam agama Kristen yang mengajarkan Tuhan adalah cinta, Yesus mengampuni, segalanya baik-baik saja. Padahal tidak. Hidup adalah ujian. Jika kamu tidak merasa bahwa hidup adalah ujian akan terjadi sesuatu yang buruk yaitu stress. Karena bagaimana kamu tahu mengapa ini terjadi. Dalam Islam kita tahu ada manfaat dalam segala hal yang terjadi. Ada hadis yang meriwayatkan, jika jarimu tertusuk duri, maka itu menggugurkan dosa-dosamu. Jadi dalam Islam jika kamu terjatuh di salju dan mengalami memar, itu adalah sesuatu yang bagus karena menghapus dosa yang pernah kamu lakukan. Musibah itu pasti ada alasannya. Jika kamu menggunakan perspektif Islam, apabila sesuatu yang buruk terjadi, kamu berpikir: "Baiklah, ini terjadi karena suatu alasan". Dan ini membuatmu lebih baik. Dan kamu ikhlas dengan hal itu. Jika kamu percaya ini, maka kamu bisa hidup dengan tenang. Anda tidak pernah merasa kekurangan apapun. Hanya jika kamu mulai berpikir: "Oh, aku punya masalah besar nih dan masalah besar ini akan menghancurkanku". Kamu telah membiarkannya menghancurkan dirimu. Tetapi jika kamu berkata: "Aku punya masalah besar nih. Tetapi Tuhanku lebih besar. Masalah besar ini akan membuatku menjadi lebih baik". Maka masalah itu menjadi kecil. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Seorang wanita Inggris bernama Victoria Nailah Edwards, Direktur sekaligus pemilik Shop Zahra Ltd di London sejak Februari 2018, menuturkan melalui rekaman video youtube tentang bagaimana dan mengapa dia masuk Islam. Sebelum masuk Islam dia dulunya adalah seorang atheis. Dia tidak percaya adanya tuhan. Dia tidak percaya ada kehidupan sesudah mati. Tetapi dia sangat penasaran mengapa ada banyak orang yang percaya bahwa tuhan itu ada. Sebagai seorang yang tidak percaya tuhan, maka mudah baginya untuk belajar berbagai agama. Dia ingin tahu mengapa banyak orang yang percaya adanya tuhan. Apa yang membuat mereka percaya. Dalam perjalanannya ini dia mengenal agama Budha dan mempraktekkan beberapa ajarannya seperti tentang damai, tidak menyakiti siapapun, bahwa tidak ada apapun juga yang bisa kita kendalikan. Setelah sekian lama dia menyadari dirinya sangat dekat dengan ajaran Islam. Pada bulan Januari 2011 Nailah pindah ke sebuah rumah di Malaysia. Temannya datang dari Kanada dan dia juga mengundang beberapa temannya yang lain untuk pesta barbekyu di rumahnya. Ketika sedang pesta barbekyu pintu-pintu rumah dalam keadaan terbuka. Dia mengajak teman-temannya melihat-lihat sekitar rumah. Tiba-tiba ketika baru saja keluar dari salah satu kamar dia mendengar suara pintu dibanting dengan keras dan anjingnya menyalak. Tetapi dia mengabaikannya karena anjingnya memang biasa tiba-tiba menggonggong seperti itu. Dia pikir mungkin karena anjingnya menabrak sesuatu seperti biasanya. Jadi dia melanjutkan turun tangga. Di sana dia menemukan temannya sangat ketakutan, temannya demikian ketakutan sehingga hanya menatap ke arah pintu kaca itu saja. Akhirnya dia bertanya ada apa, temannya mengatakan bahwa anjingnya berjalan menuju pintu kaca dan pintu kacanya seperti dibanting menutup dengan sendirinya. Jika disebabkan oleh angin kencang mengapa hanya pintu kaca yang menutup sedangkan pintu kayu di sebelahnya tidak bergerak sama sekali. Hal ini membuat mereka semua merasa aneh dan ketakutan. Mereka semua akhirnya buru-buru keluar rumah dan tidak kembali lagi. Setelah teman-temannya pulang ke tempat tinggalnya masing-masing beberapa hal-hal kecil dialaminya di dalam rumah yang tidak bisa dijelaskan. Semisal ketika dia pulang ke rumah ada barang yang sudah berpindah tempat, atau mendengar benda jatuh di dalam kamar padahal tidak ada orang lain selain dia sendiri. Pada bulan Mei tahun itu juga, dia pulang ke rumah sekitar jam 2 malam. Dia masuk ke kamarnya dan sudah siap-siap untuk tidur. Kemudian dia sadar masih belum mematikan lampu di luar pintu kamarnya. Jadi dia keluar kamar lagi untuk mematikannya. Ketika dia berada di luar kamar, dia merasakan perasaan yang sama seperti waktu peristiwa pesta barbekyu bulan Januari yll. Dia merasa seperti ada "hantu" di dekatnya. Dia mendengar sayup-sayup suara berisik, suara yang asing, pada detik itu dia merasa "hantu" itu sedang menatapnya dari seberang sana. Jantungnya serasa copot. Dia merasa sangat takut. Dia sendirian pada waktu itu. Jadi dia segera mematikan lampu dan mengunci kamar. Ketika dia berbalik, ada sesuatu yang memukul pintu di belakangnya dengan sangat keras. Seluruh pintu tertutup. Saat itu dia sangat ketakutan. Dia selama ini tidak pernah ingat tuhan dalam keadaan apapun karena memang dia tidak percaya. Tetapi malam itu dia merasa tidak berdaya, putus asa, dia tidak tahu apa yang ada di sana, meski pikirannya benar-benar jernih dan satu-satunya yang ada dalam pikirannya ketika itu adalah Allah. Bukan Tuhan, bukan juga Budha atau semua tuhan-tuhan lain yang dia telah pelajari. Hanya Allah saja. Orang mungkin menganggap bahwa itu karena dia berada di negeri muslim (Malaysia) dan sebagian besar temannya muslim. Tetapi sudah bertahun-tahun dia berada di sana, dia mengaku tidak pernah terpikirkan tentang Allah atau sesuatu seperti itu. Pada saat itu satu-satunya yang terpikirkan untuk dilakukannya adalah meminta pertolongan Allah. Jadi dia berdoa: "Ya Allah, jika Engkau benar ada, tolong lindungi saya dalam situasi ini". Dalam situasi seperti itu tentu anda semua sependapat bahwa pastilah dia tidak bisa tidur karena sangat takut. Diapun berbaring di tempat tidur dan membuka laptopnya untuk browsing. Biasanya butuh 10 - 15 menit sebelum dia tertidur, tetapi dalam 5 menit saja dia sudah merasa nyaman. Pagi harinya dia bangun dan memikirkan apa yang dialaminya tadi malam. Diapun mengucapkan terimakasih kepada Allah karena telah melindunginya. "Jika ini jalan yang Engkau inginkan untuk aku tempuh, maka bantulah aku ya Allah, bimbinglah aku", demikian doanya. Dia berdoa demikian karena selama 22 tahun dia mengaku tidak menemukan agama yang cocok dan tidak ada seorangpun di bumi ini yang bisa meyakinkan dirinya meskipun begitu banyak orang yang mengajaknya atau memintanya untuk menjadi muslim. Tidak ada yang bisa melakukannya karena dia begitu keras kepala, akunya. Dia mengaku benar-benar membutuhkan Allah untuk membimbing Nya. Dalam beberapa minggu setelah itu dia mulai penasaran tentang peristiwa itu dan mulai bertanya kepada orang-orang. Dia bertanya kepada mereka apa saja yang diajarkan oleh Allah. Mereka memberitahunya misalnya bahwa Allah mengajarkan agar kita untuk sabar. Jadi ketika sedang terjebak macet dan mulai mau marah, dia ingat Allah dan dia memaksa dirinya untuk sabar dan tenang, keadaannyapun berubah. Dia melakukan ini terhadap berbagai aspek lain menurut ajaran Islam. Setelah beberapa bulan, yaitu bulan Agustus saat Ramadhan dia memutuskan untuk benar-benar merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang muslim. Dia ingin memastikan apakah dia benar-benar bisa menjadi muslim karena dia tidak mau setengah-setengah menjadi muslim. Misalnya tidak makan babi tetapi masih minum alkohol. Ini menurutnya tidak masuk akal. Jika ingin berkomitmen dengan sesuatu hal kita harus mengusahakan sebaik mungkin melakukannya 100%. Maka di hari pertama Ramadhan dia mulai berpuasa. Dia mengambil dari internet cara shalat dalam bahasa Inggris supaya bisa memahaminya. Dia membaca Al Qur'an tiap hari satu bab karena dia meyakini itulah cara memahaminya dan mengetahui secara cepat ajarannya apakah dia bisa menyetujuinya atau tidak. Jadi memang sulit bagi dirinya untuk mempelajari Islam dan kadang terasa aneh. Seperti misalnya masuk ke musholla pertama kali tidak tahu apakah harus berwudhu sebelum atau sesudah sholat. Lucu juga. Tetapi di pertengahan Ramadhan itu dia memutuskan tidak mau hidup atau tidak hidup dihari berikutnya tanpa menjadi muslim. Setelah shalat Isya dia duduk di ruang tamunya, dan diapun bersyahadat dalam bahasa Inggris. Mungkin ada orang yang beranggapan bahwa itu salah, tetapi menurutnya tidak ada bedanya waktu itu. Saat itulah dia merasa sudah menjadi seorang muslim. Di penutup videonya dia menitipkan pesan kepada sesama muslim untuk selalu ingat Allah dan Rasulullah Muhammad SAW. Selalu ingat apa yang diinginkan Allah dan apa yang akan dilakukan Rasulullah jika menghadapi situasi yang sedang anda hadapi setiap harinya. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com KALA PENGADILAN MEMVONIS POTONG TANGAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH (GELAR SULTAN MEHMED II KEKHALIFAHAN TURKI USMANI 1444 - 1481 M) Sultan Muhammad Al Fatih, Sang Penakluk, divonis oleh Mahkamah Syariat agar dipotong tangannya. Vonis itu dikeluarkan oleh qadhi, karena Sultan Al Fatih memerintahkan memotong tangan seorang insinyur Romawi. Sultan Al Fatih mematuhi perintah pengadilan itu. Bagaimana ceritanya ?. Sultan Al Fatih secara nyata membuktikan kebenaran hadits Rasulullah Saw akan takluknya Konstantinopel pada tahun 1453. Penaklukkan itu membuat gempar seantero dunia. Sultan Al Fatih kemudian mengubah Konstantinopel menjadi pusat ibukota Utsmaniyah. Selama kepemimpinan Sultan Al Fatih, Utsmaniyah mencapai puncaknya. Kehidupan berjalan baik dan maju. Namun hasrat Sultan Al Fatih untuk terus menaklukkan tak terhenti. Bahkan dia sempat merangsek menuju kota Roma. Hal inilah yang membuat penguasa Roma, mengungsi dari singgasananya. Meski demikian, kepemimpinan Sultan Al Fatih di dalam negeri bisa dibilang cukup adil. Hukum yang diterapkan benar-benar berwibawa. Malah dia sendiri sempat divonis bersalah hukuman potong tangan oleh Mahkamah al Isti'naf (pengadilan) pada era itu. Kasusnya bermula ketika Sultan Al Fatih berniat mendirikan sebuah masjid Jami' di kota Islambul itu. Dia kemudian menugaskan seorang insinyur Romawi, Epsalanti, untuk memimpin dan mengawasi proyek pembangunan masjid itu. Epsalanti memang dikenal insinyur yang mumpuni. Salah satu perintah Sultan, bahwa tiang-tiang masjid Jami' itu mesti dibuat dari bahan marmer. Tiang-tiang itu juga harus dibuat tinggi, agar masjid Jami' bisa dilihat dari berbagai penjuru. Sultan Al Fatih pun menentukan batas ketinggian yang harus dicapai itu. Perintah itu langsung ditujukannya kepada Epsalanti tadi. Akan tetapi dalam pembangunannya, Epsalanti malah memotong tiang-tiang itu. Hingga ketinggian tiang Masjid Jami' itu tak seperti yang dipesan oleh Sultan. Epsalanti bersikap demikian karena suatu sebab. Ketika Sultan mengetahui hal itu, dia marah besar. Epsalanti dianggap melakukan pencurian karena mengurangi ketinggian tiang-tiang tadi. Sultan Al Fatih pun memerintahkan agar tangan Epsalanti dipotong. Ternyata keputusan itu langsung dieksekusi. Tangan Epsalanti dipotong. Pasalnya tiang-tiang yang sudah dibawa dari tempat yang jauh, menjadi tak berguna sama sekali. Perintah potong tangan itu dikeluarkan Sultan Al Fatih dalam keadaan emosi dan marah. Tapi nasi sudah jadi bubur. Tangan Epsalanti sudah terpotong. Sultan Al Fatih pun sempat menyesali keputusannya itu. Karena dianggapnya perintah itu terlalu berlebihan. Namun di mata Epsalanti, tindakan Sultan itu sudah kelewatan. Itu sudah dianggap sebuah kezhaliman, begitulah pandangan Epsalanti. Alhasil dirinya pun mengadukan Sultan Al Fatih kepada Mahkamah Al Isti'naf itu. Di Mahkamah itu ada seorang qadhi yang dikenal adil. Namanya Syaikh Shari Khidr Jalabi. Dialah yang kemudian mengadili kasus ini. Qadhi Syakh Shari Khidr Jalabi kemudian mengutus orang untuk memanggil Sultan Al Fatih untuk datang ke Pengadilan. Karena walau sebagai Sultan, Al Fatih mendapat aduan dari seorang rakyatnya yang menuntut keadilan. Mendapat panggilan dari qadhi, Sultan tak ragu menghadiri pengadilan itu. Ketika hari persidangan, Sultan Al Fatih pun masuk ke ruangan sidang. Sultan Al Fatih kemudian duduk di barisan tempat duduk yang disediakan. Tapi sikap Sultan itu kemudian dihardik oleh qadhi Syaikh Shari Khidr Jalabi. "Anda tidak boleh duduk, Tuan!", hardik sang Qadhi tanpa ragu. Sultan Al Fatih terkejut. Dia terdiam. "Engkau harus tetap berdiri di samping lawan engkau itu", tegas Qadhi lagi. Sultan Al Fatih pun menurut. Sosok yang begitu disegani oleh belantara Eropa, diam seribu bahasa di depan sang qadhi. Karena Al Fatih sangat mematuhi hukum Islam. Kemudian Sultan Al Fatih berdiri berjejer dengan Epsalanti itu. Sang insiyur itu kemudian membeberkan kezhaliman yang telah diterimanya itu. Ketika giliran Sultan berbicara, Al Fatih mendukung apa yang telah dijelaskan oleh sang insiyur. Dia tak membantahnya. Setelah Sultan Al Fatih selesai bicara, dia pun diminta berdiri. Qadhi Syakh Shari Khidr Jalabi berpikir sejenak. Tidak lama kemudian Qadhi itu mengeluarkan vonisnya untuk Sultan Al Fatih. "Berdasarkan aturan-aturan Syariat, maka tangan Engkau juga harus dipotong sebagai bentuk qishash, wahai Sultan !". Yang terkejut justru sang insinyur, ketika mendengarkan putusan itu. Dia tak menyangka, seorang Sultan Islam, yang menunjuk qadhi itu sebagai hakim, malah dikenakan hukuman potong tangan oleh qadhi itu sendiri. Tubuh Epsalanti sampai bergetar mendengar putusan qadhi itu, atas kasus yang dilaporkannya. Sultan Al Fatih hanya terdiam sembari berdoa. Epsalanti sama sekali tak menyangka vonis seperti itu yang bakal dikeluarkan oleh qadhi. Padahal niat awal Epsalanti adalah dia menuntut ganti rugi, karena tangannya telah dipotong. Epsalanti kemudian bangkit. Dengan suara gemetar, tercekak dan terbata-bata, dia malah memutuskan untuk menarik kasusnya itu. "Saya tak menyangka hasilnya seperti ini, saya memutuskan untuk menarik pengaduan saya terhadap Sultan", tutur Epsalanti terbata-bata. Padahal Sultan Al Fatih sudah sangat menerima putusan itu. Karena hal itu merupakan konsekuensi yang harus ditegakkan bagi seorang muslim. Epsalanti pun berujar lagi, bahwa sesungguhnya dia berharap adanya ganti rugi belaka atas kasus yang dialaminya. Karena dia beralasan, memotong tangan Sultan Al Fatih sama sekali tak memberi manfaat buat dirinya. Karena permintaan Epsalanti yang seperti itu, qadhi pun memutuskan agar Sultan Al Fatih membayarkan 10 keping Dinar kepada Epsalanti, sebagai ganti rugi atas memotong tangannya. 10 Dinar itu mesti dibayarkan Sultan Al Fatih kepada Epsalanti setiap bulan. Begitulah hukuman itu dijatuhkan. Namun Sultan Al Fatih memutuskan untuk membayar 20 Dinar setiap hari sepanjang hidupnya kepada sang insinyur itu. Hal itu dilakukan Sultan Al Fatih sebagai hadiah atas ungkapan kegembiraannya, karena lolos dari hukuman qishash dan bentuk penyelesaiannya atas kasus itu. Begitulah sistem peradilan Islam. Kisah keadilan seperti ini tentu sangat musykil ditemui dalam sistem hukum yang tak merujuk pada Al Quran dan As Sunnah dalam Negara Islam. Sumber : Kitab Rawai' Min At-Tarikh Al-'Usmani. Helfia Nil Chalis, www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com “KOTA Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan,” (H.R. Ahmad). Sebuah kalimat motivasi dari Rasulullah pada para sahabatnya di abad ke 7. Tentu saat itu menjadi motivasi tersendiri bagi umat Islam yang saat itu masih tertindas karena apa yang Rasulullah katakan pasti benar adanya, pasti akan terjadi. Dan itu artinya Islam akan menguasai dunia. Persentase 100% pasti benar walau baru terwujud ratusan tahun kemudian. Dan benarlah adanya pada tahun 1453, umat Islam yang di pimpin oleh Muhammad al-Fatih (Sultan Mehmet II) berhasil menaklukan kota Konstantinopel (Ibu kota Kerajaan Byzantium kala itu). Dengan cukup gamblang, Rasulullah sudah memberikan tanda-tandanya ketika Perang Al-Ahzab sampai dengan penaklukan Konstantinopel. Penyampaian yang luar biasa diiringi canda namun serius, membuat yang mendengarkan tercenang dan memperhatikan dengan saksama. Layaknya sebuah sayembara, janji yang disebutkan di atas memotivasi setiap pemimpin kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sejarah mencatat bahwa upaya serius penaklukan Konstantinopel telah berlangsung sejak masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan (668-669 M). Namun karena kuatnya pertahanan musuh, pasukan Islam yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah, belum mampu menaklukkan kota tersebut. Saat pengepungan ini, salah seorang Sahabat Nabi, Abu Ayyub Al Anshari wafat lalu Beliau dimakamkan di dekat dinding Konstantinopel sesuai wasiatnya. Namun demikian, cita-cita untuk membebaskan Konstantinopel tidak pernah berhenti. Perjuangan berikutnya terus diwarisi oleh Daulah Abbasiyyah. Pada masa Khalifah Al-Mahdi, ia mengirim ekspedisi-ekspedisi musim panas ke wilayah-wilayah Imperium Bizantium sejak 163 H/779 M. Saat itu, Al-Mahdi mengirim sebuah ekspedisi musim panas yang langsung dipimpin puteranya Harun Ar-Rasyid yang bertujuan untuk mengepung Konstantinopel. Hingga pada 166 H/782 M, Harun Ar-Rasyid kembali memimpin ekspedisi musim panas yang berjumlah sembilan puluh lima ribu personel. Ekspedisi ini tiba hingga di laut yang mengelilingi Konstantinpel. Berikutnya setelah kota Baghdad jatuh pada tahun 1258 M yang menjadi akhir Dinasti Abbasiyah, usaha membebaskan Konstantinopel tetap diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia timur terutama kerajaan Saljuk yang dipimpin oleh Alip Arselan sampai ke generasi Daulah Turki Utsmaniyah pada pemerintahan, Bayazid I (795-803 H/ 1393-1401 M) dan Sultan Murad II (1422 M). Tetapi usaha mereka masih tetap menemui kegagalan. Upaya pembebasan terus berlanjut. Hingga akhirnya setelah delapan abad berlalu, Allah mengabulkan impian umat Islam tersebut melalui kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih, pemimpin ketujuh dari Daulah Utsmaniyah. Sejarah menceritakan bahwa Muhammad Al-Fatih adalah seorang yang saleh. Sejak baligh, Al-Fatih tidak pernah meninggalkan kewajibannya dan senantiasa memperbanyak amalan sunnah. Setelah diangkat menjadi raja, Al-Fatih langsung melanjutkan tradisi para pendahulunya untuk terjun langsung dalam penaklukan Konstantinopel. Pasukan perang Muhammad Al-Fatih (Kekhalifahan Turki Utsmaniyah atau Kekaisaran Ottoman) bekerja keras ketika menaklukkan Konstantinopel. Begitu rumit, sulit, dan menegangkan. Tembok Konstantinopel selama ratusan tahun tak pernah ada yang berhasil menembusnya. Dengan lebar tembok pertahanan yang berlapis lapis nan tebal dan setinggi 18 meter, tentu menjadi masalah tersendiri bagi pasukan Muhammad Al-Fatih. Tapi Allah berkehendak lain, pasukan Muhammad Al-Fatih adalah pasukan terbaik umat Islam sepanjang sejarah. Pasukan ini pun dikehendaki Allah membuat meriam terbesar dan terkuat saat itu. Sekali tembak daya hancurnya sangat luar biasa. Muhammad Al-Fatih menyerang dari daratan dan lautan. Perang ini tercatat juga sebagai salah satu perang penaklukan kota terlama dalam sejarah manusia. Tentu yang paling fenomenal dalam kisah penaklukan ini adalah ketika pasukan Al-Fatih mengangkat 70 kapal laut nan besarnya kedataran dengan menggunakan kayu gelondongan dan minyak agar mudah digerakan, pindah dari satu laut ke laut lain dalam 1 MALAM! Luar biasa. Musuh Islam terkaget-kaget, Muhammad al-Fatih layaknya menjadikan daratan menjadi lautan. Musuh Islam mengira ini mustahil dan pasti semua karena bantuan jin. Tapi itulah, dengan berbekal ketakwaan pada Allah semua yang tak mungkin menjadi mungkin. Sastrawan Yoilmaz Oztuna : “Tidaklah kami pernah melihat atau mendengar hal ajaib seperti ini. Muhammad Al Fatih telah menukar darat menjadi lautan dan melayarkan kapalnya dipuncak gunung. Bahkan usahanya ini mengungguli apa yang pernah diilakukan oleh Alexander The Great”. Dan momen paling indah adalah ketika Muhammad Al-Fatih masuk ke dalam bangunan terindah di Konstantinopel yang kita kenal dengan nama “Hagia Sophia”, disana sudah berkumpul masyarakat setempat yang ketakutan akan dibunuh oleh umat Islam. Namun Al-Fatih tersenyum dan berkata, “Kalian bebas untuk terus bersama dengan agama kalian.” Lakum dinukum waliadiin, dan Al-Fatih menggendong salah satu anak kecil dari Ibunya, dan semua berakhir indah. Semua merasa tenang dan nyaman dengan apa yang umat Islam lakukan terhadap mereka. [Islampos] Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Oleh : Ustadz Fahmi Salim Ketika umat Islam diserang tentara Tatar (1258 M), tak lama setelah itu hampir seluruh wilayah Islam berhasil dijajah. Di antara yang terawal adalah wilayah Khurasan yang bertetangga dengan Mongol. Pada mulanya, di Khurasan, Tatar tidak berdaya menembus pertahanan umat Islam di kota Bukhara. Lalu pemimpinnya Genghis Khan menulis surat kepada umat Islam: "Barangsiapa yang menyerahkan senjata dan berada di sisi tentara Tatar, akan selamat. Tapi barangsiapa yang enggan, mereka akan kami buat menyesal." Surat tersebut menyebabkan umat Islam yang sedang terancam itu terpecah menjadi dua kubu. Kubu pertama menolak keras tawaran Genghis Khan dengan berkata: "Seandainya mereka mampu memerangi kita, tdk mungkin mereka memberi penawaran spt ini. Ini menandakan peluang kita cerah. Teruskan perjuangan, pasti kita akan beroleh salah satu di antara dua kebaikan: menang atau syahid penuh bahagia!" Namun kubu kedua cenderung menerima tawaran tersebut. Mereka berkata: "Menghadapi Tatar sama saja bunuh diri massal! Tidakkah kalian lihat jumlah mereka dan kelengkapan senjata mereka?" Genghis Khan terus memantau dan mengambil peluang dari pertentangan di tubuh umat Islam. Dia mengirim surat berikutnya, khusus kepada kubu kedua yang gamang dan kompromis. Dalam surat tersebut, Genghis Khan berjanji akan memberikan tampuk kekuasaan Bukhara kepada kubu kedua dengan syarat: mereka menumpas kubu pertama yg (dicapnya) ekstrim, radikal, dan fanatik. Tawaran itu menyebabkan pihak kedua berbinar-binar. Mereka menyambutnya tanpa rasa bersalah samasekali. Mereka bersedia memerangi saudara sendiri untuk Tatar! Baku bunuh sesama muslim pun terjadi. Akhirnya, tumpaslah kubu yang teguh berjihad mempertahankan tanah air itu di tangan saudara-saudaranya sendiri yang menjual Islam demi dunia. Apa yang menyedihkan? Apa lacur? Pihak yang menerima tawaran Tatar itu tidak diberi hadiah yang dijanjikan. Bahkan, senjata mereka dirampas, mereka ditangkap dan disembelih tanpa sisa. Genghis Khan memberi sambutan yang sangat masyhur menjelang penyembelihan terhadap umat Islam yg mengkhianati saudara-saudaranya. "Mereka sanggup memerangi saudara-saudara sendiri demi kita, padahal kita orang asing bagi mereka! Orang-orang semacam ini mustahil kita beri kepercayaan!" ------------------------------------ Hikmah dari cerita di atas antara lain :
Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|