Ini kisah tentang perjalanan luarbiasa seorang mantan anggota marinir Amerika bernama Genessa Bingham (sekarang bernama Aisha Imaan). Mulai dari kekerasan seksual yang dialaminya sejak kecil sampai ke medan perang di Afganistan, berlanjut ke night club di Las Vegas dan terbaring di rumah sakit di mana ia menerima Islam sebagai satu dan hanya satu-satunya agama yang bisa mengobati kesedihannya dan membuat hidupnya berarti. Silahkan ikuti kisah yang disampaikan sendiri oleh Genessa Bingham alias Aisha Imaan berikut ini. Nama saya Genessa Bingham (sekarang Aisha Imaan). Saya pernah memeluk agama Katolik, Mormon, Kristen, and bahkan 'wiccan'. Saya berusia 25 tahun, wanita, seorang mahasiswi, lahir dan besar di Las Vegas, Nevada, USA. Sebagai seorang anak saya dibesarkan dengan banyak agama mulai dari Katolik, Mormon, serta segala macam turunan agama Kristen. Hanya karena saya dibesarkan dalam rumahtangga yang religius bukan berarti saya mendapatkan jalan yang mudah dan bagus. Ibu saya melakukan segalanya yang ia bisa untuk melindungi saya dari kekerasan fisik, emosional, dan mental yang dilakukan ayah biologis saya setiap hari, tetapi ia tidak tahu saya juga menerima kekerasan seksual dari kakek saya. Tumbuh dalam situasi seperti ini sangat sulit untuk memiliki keyakinan, terutama karena ayah saya menggunakan alasan dari Injil untuk memukul saya: "siapkan tongkat untuk memanjakan anak itu" yang katanya berasal dari Injil. Kakek saya yang seorang Kristen Katolik fanatik, ternyata juga seorang peleceh seksual. Ia melakukan pelecehan seks kepada ibu saya, saya sendiri dan juga adik-adik saya beberapa tahun kemudian. Saya heran mengapa dulu dia membelaiku dan memangkuku di pahanya tanpa alasan jelas dan heran mengapa Tuhan membiarkan hal ini terjadi. Bukan hanya itu, saya juga tidak pernah bisa mengerti kemunafikan dalam keyakinan ini dengan mengatakan bahwa hanya ada satu Tuhan padahal menyembah lebih dari satu orang seolah-olah mereka lebih dari satu tuhan. Ketika saya mulai dewasa pelecehan seks berkurang tetapi kekerasan fisik dan emosional makin memburuk dan bukan hanya saya saja. Ketika ibu saya mencoba melindungi saya ia dipukuli dan kadang-kadang lebih parah. Setiap kali ayahku mabuk pastilah ada orang yang dihajarnya. Ia sering menghukum saya di depan teman-teman atau saudara-saudara kami yang lain untuk menghina. Akhirnya di usiaku ke 14 ibu saya membawa saya, kakak dan adik-adik meninggalkan dia. Kami harus lari terus bahkan harus berurusan dengan pengadilan karena ayah saya terus mengejar kami. Pada malam kami minggat, dia mencoba menabrak kami dijalanan. Dia lebih senang kami mati daripada pergi meninggalkannya. Setelah kami akhirnya bebas dari ayah biologis saya, ibu saya bertemu seorang bijak yang menerima semua kami berlima sebagai anaknya sendiri dan ini benar-benar sebuah berkah. Dia seorang tidak beragama tetapi seorang yang baik. Setelah saya menyelesaikan sekolah, saya masuk Anggota Marinir Amerika Serikat. Saya diangkat menjadi operator transmisi radio skuadron yang ditugaskan ke batalion pertama marinir ke 6 yang merupakan salah satu unit tempur paling bergengsi di Amerika. Bulan Maret 2008 kami akan dikirim ke Garmsir Afganistan untuk berperang melawan Taliban. Kami terlibat pertempuran hebat selama 4 bulan. Bulan Mei benteng terakhir Taliban menghasilkan saya yang menemukan keyakinan. Seorang teman marinir tertembak dan skuadron kami dipanggil untuk menyelamatkannya sehingga para medis mencoba menyelamatkannya. Anggota pleton yang lainnya masih bertempur hebat dan apa yang saya bisa lihat hanyalah tembakan-tembakan, ledakan RPG dan orang-orang dari kedua pihak naik - turun saling menembak satu sama lain, sangat menegangkan. Ketika berlari menghampiri Corporal Copper (almarhum) kami harus naik sebuah dataran tinggi, sebutir peluru melesat sangat dekat ke kepala saya. Saya hanya mendengar sebuah desingan kemudian tidak mendengar apapun di telinga kanan saya selama dua hari. Anjing yang terkena peluru itu meledak membasahi muka saya membuat saya sadar betapa dekatnya kematian yang baru saja menghampiri saya dan saya teringat sesuatu yang pernah disampaikan pimpinan saya dan itu adalah peribahasa yang populer di kalangan militer "tidak ada orang yang tidak percaya tuhan di dalam sarang serigala". Saya menurunkan Kevlar (helm) saya, terus bergerak maju dan berdoa kepada tuhan yang mana saja yang mendengarkannya karena saya masih tidak percaya sepenuhnya tetapi ingin terlindungi seandainya saya tertembak. Kami akhirnya mencapai marinir yang terluka itu. Dokter sudah membantunya dan kami mengangkatnya ke atas tandu dan mulai mundur masih di bawah tembakan-tembakan. Saya yang di depan tandu. Pertama-tama Corporal yang baik itu seperti masih ada di sana, tetapi saya melihat matanya dan saya tahu jiwanya sudah meninggalkan badannya. Dia dinyatakan meninggal dunia beberapa jam kemudian. Itulah saat saya mengetahui bahwa setiap orang memiliki jiwa dan bahwa pastilah Tuhan itu ada. Setelah pertempuran berhenti kami mulai mencari tahu tentang penduduk setempat dan budayanya. Suatu pagi masih hari paling damai yang pernah saya lihat, matahari terbit paling cantik dan semua orang Afganistan setempat, penterjemah kami sedang khusuk sholat dan saya bisa mendengar mereka berdoa dan saya pikir wow saya sangat suka ini. Sehingga saya mulai bertanya kepada penterjemah kami John Rambo tentang Islam dan saya sangat suka dengan apa yang ia sampaikan dan bahwkan saya diberi sebuah karpet untuk sholat yang cantik sebagai hadiah perang (yang masih saya pakai sampai sekarang), tetapi ketika kami pulang beberapa bulan kemudian itu merupakan akhir dari perjalananku menuju Islam. Sebaliknya saya kembali ke agama yang populer di Amerika dan mulai pergi ke gereja dengan teman-teman kristen dan orangtua saya yang sekarang memeluk agama Mormon. Namun masih saja saya merasa tidak benar sehingga saya berhenti dan saya mengatakan saya tidak butuh gereja untuk menyembah Tuhan. Januari 2011 setelah saya keluar dari militer, saya masih ke gereja dengan orangtua saya beberapa kali tetapi tidak ada betul-betul serius. Saya hanya fokus dengan mengisi hidup saya dengan kegiatan dan saat itu saya suka pergi pesta dan menikmati kebebasan dari aturan-aturan. Maret tahun itu ketika di klub di Las Vegas kembali lagi luka lama tergores. Saya keluar bersama beberapa teman yang pulang duluan tetapi saya pikir saya akan naik taksi saja belakangan. Saya tidak minum tetapi hanya joget saja sampai saya ketemu orang ini yang mengatakan bahwa dia ke sana dengan istrinya. Jadi saya merasa aman ketika ia menawarkan minuman karena kami ngobrol dan menikmati suasana malam intu bersama-sama. Saya hanya minum 4 lagi vodka cranberry (dalam gelas kecil). Ia memberikan saya minuman itu dan kami ngobrol terus dan saya menghabiskan minuman itu dan mulai antara sadar dan tidak. Saya merasa lemah dan lelah. Saya pikir mengapa saya bisa sampai mabuk padahal saya hanya minum sedikit (dan saat itu saya seorang peminum berat). Ia menawarkan untuk mengantar saya pulang, itulah terakhir hal yang bisa saya ingat yaitu ketika ia mencatat alamat saya ke handphonenya. Saya mau bangun tetapi tidak bisa bergerak ketika saya sadar ia sedang memperkosa saya. Saya tidak bisa begerak atau mengucapkan sepatah katapun. Saya kembali tertidur dan terbangun di pintu masuk rumah saya. Dengan perasaan malu, jijik dan sakit serta masih belum benar-benar kembali normal saya langsung masuk rumah dan merangkak ke atas tempat tidur dan tidak mengatakan apapun lagi tentang hal itu ke siapapun. Setelah serangan itu saya tidak mau percaya lagi pada Tuhan, saya marah pada kenyataan bahwa orang-orang selalu memuja Nya. Saya menjadi seorang atheis vokal, dan pemabuk berat serta pengguna obat-obatan. Saya tidak hanya mengatakan tidak ada Tuhan, tetapi saya akan berdebat dan mengalahkan orang-orang yang beriman semata-mata karena kebencian. Saya pernah mencoba minum obat overdosis karena tidak ingin hidup lagi, tetapi selamat dan terus melanjutkan kebiasaan berpesta. Sekitar 4 bulan kemudian kebiasaan saya minum obat-obatan dan berpesta-pora semakin parah dan saya bersama satu dari teman-teman terbaik saya di dunia ini mengadakan pesta di rumah tetangga. Semua mereka benar-benar baik dan kami sudah sering ke sana beberapa kali dan merasa seperti sebuah tempat yang aman untuk pesta. Namun suatu malam ketika saya pulang dari berolahraga, saya dan teman saya minum seperti biasa di sana dan meminum pil (biasanya Ambien), teman saya ini pulang duluan. Karena rumah saya dekat saja dari sana saya tetap di sana dan saya katakan badan saya pegal-pegal setelah olahraga. Salah satu dari orang-orang di sana menawarkan kalau saya ingin dipijat. Karena mereka selama ini selalu lemah lembut setiap kali kami di sana, saya pikir saya bisa mempercayainya. Kami masuk ke kamarnya. Saya sedang mabuk tetapi masih bisa menguasai diri, kami mulai ngobrol dan dia mulai memijat saya, singkat cerita dia mencoba memperkosa saya, beruntung salah satu dari laki-laki yang lain masuk dan saya selamat. Orang ini langsung memberikan alasannya sebelum saya sempat berkata apapun, "kami hanya main-main, kok". Orang-orang lain mulai berkelakar, jadi saya meninggalkan tempat itu segera dan tidak pernah lagi pesta di tempat itu. Namun demikian kecanduan obat-obatan dan alkohol saya semakin parah. Sekarang saya mngkonsumsi "bath salts", meth, kokain, oxycodone, xanax, segala macam obat marijuana penghilang rasa sakit. Ini hanya berhenti ketika saya mengalami mimpi buruk sambil berjalan dan memukul seorang teman baik saya dan mencoba menyerang beberapa orang lainnya tetapi tidak menyadarinya, hanya ingat saja sebelum tertidur (belum tidur karena minum obat selama 4 hari, hanya tidur 3 jam kemudian tidak tidur 9 hari berturut-turut). Jadi ketika itu semua obat-obatan berhenti kecuali marijuana. Cukup sudah kehidupan dengan obat-obatan/ alkohol ini dan saya perlu bantuan. Sepertinya Allah punya rencana. Saya pindah dari Nevada untuk mencoba memulai kembali dan menemukan diri saya sendiri dengan bantuan dari beberapa teman baik saya, dan mereka suka pesta jadi bisa cocok, menyibukkan diri dengan berbagai hal. Tidak ada diantara kami yang religius dan malahan secara terbuka benci kepada mereka yang religius. Kami menjadi punk rock yang tidak peduli gaya hidup sama sekali. Ini bisa menjernihkan pikiran saya sementara karena saya bisa menguburkan sebagian besar masa lalu tetapi masih dipenuhi kebencian kepada hampir semua orang. Belakangan saya menyadari bahwa saya tidak pernah dicintai/ didukung siapapun juga dan saya tidak pernah bisa mengendalikannya, sehingga saya mogok makan dan menangis terus selama satu minggu penuh. Saya memutuskan ikut kelompok korban pemerkosaan untuk mendapatkan bantuan dan Tuhan mengirimkan seorang teman sangat baik Taras yang beriman yang berbicara kepada saya dan banyak menolong saya dan mendorong saya untuk mencari bantuan. Kami juga mulai berbicara tentang saat-saat saya di militer dan ketertarikan saya ke agama Islam. Dia menyarankan saya untuk pelan-pelan saja dan jangan langsung lompat memeluk agama manapun. Dia juga menyarankan agar saya serius dan harus mencari bantuan dulu apapun yang dikatakan orang. Saya berada pada titik nadir kehidupan saya. Ayah tiri saya yang baik datang mengambil dan menampung saya sambil saya mendapatkan dukungan dari kelompok FB kami, dan bahkan berdiskusi tentang bagaimana sulitnya memiliki keyakinan setelah diperkosa. Punggung saya tersandar di dinding dan saya ingin mengakhiri semuanya dengan membunuh diri saya sendiri. Orangtua saya kemudian membawa saya ke rumah sakit Vegas. Saya teringat Taras dan apa yang ia katakan sehingga saya minta ayah tiri saya untuk membawakan Qur'an (memang dia bawakan). Ketika saya mulai membaca dan berdoa saya mulai merasa lebih baik. Salah seorang staf rumahsakit, seorang laki-laki muslim bernama Bashir melihat catatan saya di pintu saya yang mengatakan untuk membangunkan saya pukul 4:20 pagi untuk berdoa dan bertanya apakah saya muslim. Saya katakan saya sedang mencoba masuk Islam, ia kemudian pergi ke atas mencetak cara sholat dan beberapa surah yang ia terjemahkan dan mengajarkan saya bagaimana mengucapkannya dalam bahasa Arab. Sekarang saya benar-benar merasa lebih baik dan rumah sakit menolak memberi saya obat yang lebih kuat karena sejarah pecandu obat-obatan saya sehingga saya tahu perubahan ini bukan dari rumahsakit tetapi dari Allah. Saya kemudian menelpon Pusat Informasi Islam di sini di Las Vegas dan mereka mengirimkan dua orang wanita menyenangkan Shaheen dan Elizabeth untuk berbicara kepada saya dan akhirnya menyaksikan saya mengucapkan syahadat (pernyataan iman) dari atas ranjang rumahsakit. Saya mengucapkannya dalam bahasa Arab dan Inggris bahwa: TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD (SAW) ADALAH UTUSANNYA. Sulit dipercaya bahwa sejak saat itu saya merasa jauh lebih baik. Saya sering meneteskan airmata bahagia karena saya merasakan keberadaan Allah. Saya berserah diri secara total kepada Allah dan saya sekarang menutup diri saya dengan hijab (jilbab) dan Allah sudah begitu membuat saya kagum luarbiasa. Qur'an berbahasa Inggris yang saya punya bukanlah terjemahan yang terbaik dan baru belakangan ini sektika saya sedang di salon untuk menikur saya berpikir untuk mencari terjemahan Qur'an dari mesjid, seketika si pemilik salon meliha saya berjilbab dan bertanya apakah saya seorang muslim. Saya dengan bangga mengatakan, ya. Ia kemudian memberitahu saya bahwa seseorang meninggalkan Qur'an di sana beberapa waktu yang lalu dan bertanya apakah saya mau memilikinya. Tentu saja saya menjawab ya dan dia berbalik mengambilkan Qur'an berbahasa Arab dan terjemahannya. Saya tidak bisa percaya bagaimana Allah telah memilih untuk membimbing saya, dan bahkan sekarang semua kebencian saya hilang. Sya masih ingat horor yang saya alami tetapi hati saya ringan saja, dan saya tidak membawa kebencian kepada orang-orang bahkan kepada mereka yang sudah menyeret saya kejalan yang salah atau melukai saya. Saya sudah memaafkan setiap orang dan sudah mendoakan mereka belakangan ini. Tidak ada perasaan yang lebih hebat dari pada mengenal Allah dan shalat adalah satu dari waktu-waktu favorit saya dalam sehari. Saya biasanya berpikir bahwa agama adalah untuk orang-orang lemah, sesuatu untuk orang bersandar, sekarang saya menyadari bahwa butuh kekuatan luarbiasa untuk berserah diri kepada sati dan hanya satu Tuhan. Saat ini saya sadar, suci, berjilbab, dan sibuk menyebarkan kata sebanyak mungkin dan tidak akan pernah menyembunyikan fakta bahwa saya seorang hamba Allah. Saya ingin mengatakan kepada anda bahwa tolong jangan menilai saya dari masa lalu saya karena saya sudah sadar keindahan Allah dan ciptaan Nya. Saya sudah belajar tentang tujuan hidup saya. Alasan saya berbagi cerita dengan kakak-kakak dan adik-adik adalah agar bagaimanapun keadaanmu dan siapa kamu, Allah selalu ada untuk membimbingmu dan menjadikan kalu manusia yang lebih baik. Semoga ini akan menginspirasi kita untuk menjadi orang yang lebih baik....Alhamdulillah....Semoga Allah membimbing kita semua!!!!. (Genessa masuk Islam tanggal 21 April 2013 di rumahsakit di Las Vegas, Amerika Serikat dan sejak itu dia selalu berjilbab dan mengisi seluruh waktunya untuk mengabdi kepada Allah).
0 Comments
|
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|