Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik Ada yang kecewa, setelah membela Natalius Pigai, mendukung proses hukum pada Abu Janda, ujungnya malah antiklimaks. Pigai, justru menilai Abu Janda tidak rasis, hanya dalam kapasitas mempertanyakan. Sebelumnya, ada yang lebih kecewa. Saat mendukung Prabowo Sandy menjadi Capres. Bukan hanya waktu dan pikiran, bahkan harta dan nyawa menjadi korban. Begitu selesai Pilpres, akhirnya juga dikecewakan. Pola seperti ini akan terus berulang, selama anda tidak berjuang dan memberikannya pembelaan terhadap Islam. Sebab, siapapun yang berjuang karena sosok atau figur tertentu, wajar saja jika suatu saat dikecewakan. Karena itu, ketika ada seseorang yang mengklaim membela HTI, saya mengingatkan agar jangan membela HTI. Tapi belalah Islam. Jika memberikan pembelaan terhadap HTI, itu hanya dilakukan karena HTI mendakwahkan ajaran Islam Khilafah. Jangan pula mengkritik rezim hanya karena kedzalimannya. Tapi kritik lah karena Islam, dengan dasar Islam. Sebab, kritikan yang tak berdasarkan Islam tak akan mendapat pahala dari Allah SWT. Jadi, ketika anda membela tokoh, ormas, atau kelompok tertentu karena Islam, anda akan objektif. Lagipula, Anda tak akan pernah merasa kecewa, karena sejak awal Anda membela hanya karena motivasi pahala, ridlo Allah SWT. Lihatlah, betapa penguasa datang dan pergi, semua meninggalkan legacy kezaliman. Sebab, para penguasa itu semuanya menelantarkan hukum Allah SWT. Perjuangan untuk urusan Pilpres dan Pilkada, juga Pemilu adalah perjuangan murahan. karena itu bukanlah perjuangan untuk Islam, kecuali hanyalah untuk kekuasaan. Ketika pasca Pemilu, Pilpres dan Pilkada anda kecewa, anda tetap terzalimi, itu wajar saja. Karena semua perjuangan itu bukanlah untuk Islam dan tak pernah menjanjikan tegaknya hukum Allah SWT. Jangankan setelah berkuasa, saat kampanye saja hukum Allah SWT tidak pernah disingung. Para calon hanya sibuk berdusta tentang kesejahteraan, keadilan, dan janji untuk mengabdi kepada rakyat. Begitu berkuasa, mereka mengabdi pada para cukong, menyejahterakan cukong, dan bertindak adil hanya kepada cukong. Kalau Anda berjuang bukan karena Islam, membela bukan karena Islam, akan banyak tokoh-tokoh seperti Prabowo atau Natalius Pigai lainnya. Jadi, fokus lah berjuang hanya untuk Islam. Kalau ada yang ikut membela Islam, dari golongan pragmatis, biarkan saja. Tak perlu merasa mendapat kehormatan, apalagi mengelu-elukan mereka seperti pahlawan.
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|