Keith L. Moore pernah menjabat sebagai Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi ) periode 1989 - 1991. Dia memiliki puluhan gelar dan gelar kehormatan di bidang sains. Penulisan nama lengkapnya adalah Dr. Keith L. Moore Msc, PhD, FIAC, FSRM, FAAA beberapa diantaranya adalah gelar kehormatan. Keith L. Moore bersama profesor Arthur F. Dalley II menulis buku berjudul "Clinically Oriented Anatomy", yang kemudian menjadi literatur berbahasa Inggris paling populer. Buku itu menjadi rujukan kedokteran di seluruh dunia, juga para ilmuwan dan fisioterapi di seluruh dunia. Suatu ketika, sekelompok mahasiswa menunjukkan surat Al Mu’minun ayat 12 – 14 kepada Profesor Keith L Moore. Betapa terkejutnya sang profesor setelah membaca dan mempelajari ayat tersebut. “Tidak mungkin ayat ini ditulis pada abad 7 Masehi, karena apa yang terkandung di dalam ayat ini adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!” “Prof, bukankah saat itu belum ditemukan mikroskop?” “Iya, iya saya tahu. Saya hanya bercanda. Tidak mungkin Muhammad yang mengarang ayat seperti ini,” jawab sang profesor. Ayat yang ditunjukkan mahasiswa tersebut adalah firman Allah: وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ . ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ . ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqoh (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya mahluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik,” (QS. Al Mu’minuun: 12-14) ‘Alaqoh yang biasa diterjemahkan sebagai “segumpal darah” ternyata secara etimologis juga bermakna lintah “penghisap darah”. Ketika embrio berusia 7-24 hari, tidak ada istilah yang paling tepat untuk menjelaskan sifatnya melebihi lintah, karena ia melekat dan menggelantung di kulit.
Embrio itu seperti menghisap darah dari dinding Uterus, karena ia makan melalui aliran darah. Persis seperti lintah. Dan ajaibnya, jika dilihat dengan mikroskop, bentuk embrio benar-benar mirip dengan lintah. Itulah yang membuat profesor heran. Ia seakan tak percaya Muhammad telah memberitahukannya pada abad 7 masehi lalu. Lihat juga tulisan mengenai perkembangan janin manusia dan bagaimana hal itu ternyata juga dijelaskan secara rinci dalam Al Qur'an melalui link berikut ini. www.helfianet.com/islam/janin-manusia
0 Comments
Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. (Qur'an Surah Al-Ma'idah - 5:82). Dr. Maurice Bucaille adalah seorang yang berprofesi sebagai ahli bedah. Ia juga seorang sarjana ternama. Agar bisa membaca Qur'an dalam bahasa teks aslinya, mempelajari artinya dan memaknainya melalui akses langsung kepada komentar-komentar lama dan modern, dia mengabdikan dirinya untuk mempelajari bahasa Arab pada usia lima puluh tahun. Setelah itu, ia memulainya dengan mencoba merekonsiliasi kebenaran ilmu pengetahuan yang telah terbukti dengan aksioma keagamaan. Sebagai hasilnya, dia menulis bukunya yang terkenal "QURAN, BIBLE AND SCIENCE" tahun 1976, yang menyebabkan kehebohan di lingkungan akademisi tingkat tinggi - khususnya di dunia Kristen. Setelah mempelajari lebih mendalam Islam dan Qur'an, ia telah menulis buku lain berjudul "THE ORIGIN OF MAN" (Asal usul manusia). Buku ini mengandung penjelasan-penjelasan Qur'an atas beberapa pertanyaan yang sudah ada lebih awal daripada masa ketika pertanyaan-pertanyaan itu secara logis dan memuaskan dapat dijawab dengan hasil eksperimen ilmu pengetahuan yang sepenuhnya sesuai dengan penjelasan Qur'an sekitar 1500 tahun sebelumnya. Gereja mengetahui dan menerima riset-riset Dr. Bucaille sebagai sebuah kontribusi berharga terhadap ilmu pengetahuan manusia dan sang penulis menjadi terkenal di seluruh dunia, seperti Cambridge, dan Universitas Oxford di Inggris serta Yale dan Harvard di Amerika. Ia diundang untuk memberikan kuliah tambahan di institusi akademis mereka. Dengan petunjuk pemikiran Qur'annya, dan pendekatan pandangannya yang tidak berprasangka dan realistis terhadap pemikiran Qur'an, dan dengan pendekatan diskusi dan riset yang tidak berprasangka dan realistis, Dr. Bucaille telah membuat sejumlah sarjana tingkat tinggi untuk sepakat dengannya dan untuk mengikuti pandangannya bahwa Qur'an adalah sebuah wahyu ilahi, tidak ditulis oleh manusia manapun dan sesungguhnya sebuah buku yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Kuasa kepada Nabi Terakhir Nya Muhammad, SAW. M. Bucaille memandang bahwa penemuannya ini menjadi penyebab dari ketakutan dan kekecewaan sarjana-sarjana barat karena telah termakan propaganda fiksi dan salah terhadap Islam dan Nabinya oleh pendeta Kristen dan terbiaskan oleh penulis-penulis barat. Orang-orang seperti ini tidak bisa mempercayai bahwa Qur'an adalah satu-satunya naskah yang tetap suci dan bebas dari segala tambahan-tambahan, perubahan-perubahan dan interpolasi-interpolasi sehingga tetap terjaga kemurniannya untuk membimbing kemanuasiaan di segala jaman, tempat dan dalam setiap krisis. Selama lebih 1400 tahun Qur'an telah menjadi satu-satunya rumah harta karun pengetahuan keagamaan dan kosmik tentang alam semesta dan kehidupan itu sendiri. Kemanusiaan belumlah maju ke tahap di mana ia dapat sepenuhnya menjadi sesuatu yang memiliki pengetahuan detil mengenai segala hal dengan semua mutiara dan permata kebijaksanaan dan kebenaran, seperti yang dikumpulkan dalam keajaiban aksara ini, keunggulan dan kemurnian akademik yang tidak bisa ditandingi bahkan dalam satu kalimat kecil oleh raksasa sastra dahulu kala, meskipun tantangan terbuka untuk itu. Mari kita simak wawancara Dr. Maurice Bucaille yang saya salin dari terbitan Islamic Bulleting tahun 1972 berikut ini: Q: Apa yang mendorong anda secara memaksa untuk mempelajari Qur'an dan naskah-naskah lainnya, dan mengapa? A: Seperti semua pria Perancis lainnya, saya dulu juga pada awalnya mempunyai pandangan bahwa Islam adalah agama yang diajarkan dan diperkenalkan oleh seorang pria genius dan memiliki kecerdasan luar biasa, yang dikenal dengan nama Muhammad (SAW). Lima puluh tahun yang lalu, dengan rahmat Tuhan, saya menjadi resmi berprofesi sebagai ahli bedah, dan biasa berdiskusi dan membandingkan Islam dan Kristen dengan pasien-pasien saya yang datang untuk berkonsultasi dengan saya (dan dengan teman-teman saya sesama ahli bedah). Saya diberitahu oleh mereka bahwa pengetahuan Islam dan tentang kedisiplinan Islam saya pada waktu itu sangat jauh keliru. Pada awalnya saya cenderung meragukan pernyataan mereka, tetapi sekarang dan selanjutnya beberapa orang memberikan ayat-ayat Qur'an yang asli dan aktual yang berbeda dengan referensi saya, dan saya terpaksa merevisi kesimpulan-kesimpulan saya. Dan, sebagai hasil dari revisi dan review, saya merasa bahwa dulu itu merekalah yang benar dan sayalah yang keliru. Saya menemukan bahwa guru-guru saya dulu mempunyai sebuah pendekatan yang keliru terhadap permasalahan ini dan telah mempengaruhi saya dengan informasi yang tidak benar. Pengetahuan saya tentang Islam, sebelumnya hanya terbatas pada informasi di radio dan televisi, artikel-artikel yang diterbitkan berbagai majalah dan diproduksi ulang dalam buku-buku yang bias. Tetapi saya bingung, apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya harus mengubah posisi saya dan memperbaiki pemahaman saya? Q: Kapan hal itu terjadi? A: Setelah Konferensi Vatikan ke 8 tetapi sebelum kelahiran sikap toleransi pada sebagian sarjana-sarjana Eropa yang menghasilkan pemikiran-pemikiran tanpa bias, yaitu sebelum 1926, ketika perseteruan sarjana-sarjana Muslim dan Kristen berada pada puncaknya dan tidak ada harapan terjadinya dialog langsung antar mereka. Q: Bagaimana anda bereaksi terhadap keadaan ini? A: Hanya ada satu jalan terbuka untuk saya, yaitu dengan belajar bahasa Arab sehingga saya bisa mempelajari Kitab Suci, Qur'an, dalam bentuk aslinya dan mencoba mendapatkan maknanya secara langsung. Saya abdikan dua tahun berikutnya untuk menjalankan tugas ini ketika saya memiliki pengetahuan bahasa Arab yang memadai (dalam bahasa dan literatur) untuk bisa membuat studi yang bisa diandalkan dari Qur'an dengan jujur dan juga secara akademis. Q: Dan apa hasilnya hal ini bagi anda? A: Saya kemudian mengetahui bahwa Qur'an adalah "Karya Allah" dan belum pernah ditulis oleh manusia manapun. Saya juga yakin bahwa Muhammad (SAW) adalah benar Utusan Tuhan. Q: Dunia sekarang merayakan seratus tahun Darwin, apakah anda percaya pada teori Darwin atau tidak? A: Tidak, saya menentangnya dengan keras. Teori Darwin keseluruhannya didasarkan pada konsep yang salah dan sama sekali bukan pada hasil riset ilmu pengetahuan yang bisa membuktikan bahwa ada sedikit hubungan antara manusia dan teori evolusi spesies sebagaimana yang dikemukakannya. Pada kenyataannya pandangannya tak lain hanyalah perhitungan keliru atas dasar pemikiran yang murni materialistis. Buku saya yang terbaru (Origin of Man) memuat sebuah pasal sanggahan terhadap Darwin dan pandangan-pandangannya. Q: Apakah anda berpendapat bahwa Darwin sadar atas kesalahannya? A: Iya, saya pikir dia tahu kesalahan yang dibuatnya. Para sarjana yang mengagungkan materialisme, mengemukakan segudang teori, sebagian besar keliru, dan yang lebih lucu lagi adalah bahwa mereka sadar atas kesalahan mereka. Tetapi, sebagai seorang materialis, mereka bersikukuh pada sikap keliru mereka sendiri. Dalam buku saya saya mengkritik beberapa sarjana, beberapa diantaranya pemenang Nobel. Q: Apakah Anda pikir tulisan-tulisan Anda berkumandang langsung pada orang-orang di luar Perancis? A: Iya. Baru-baru ini, hanya beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi negara-negara Afrika Utara dan Afrika Barat, dimana saya berulangkali dipanggil untuk menghadiri sejumlah pertemuan dengan orang-orang terpelajar termasuk para sarjana mengenai "Origin of Man" dan tentang buku pertama saya: the Qur'an, Bible and Science. Pandangan-pandangan saya diuji silang dengan beberapa unsur yang sangat berkualitas bahkan bermusuhan. Setelah itu, tak terhitung mahasiswa dan sarjana yang menghubungi dan mengucapkan selamat kepada saya. Mereka menyatakan bahwa, setelah mendengarkan saya, mereka untuk pertama kalinya bisa merasakan yakin akan kebenaran pernyataan-pernyataan Qur'an tentang penciptaan alam semesta dan asal-usul manusia. Beberapa diantara mereka dengan jujur mengakui bahwa tulisan-tulisan saya dan kuliah-kuliah saya telah memulihkan keyakinan dan iman dalam diri mereka dan beralih menjadi Muslim sejati, yang benar-benar merasakan sholat mereka sebagai penghibur dan penyejuk hati. Mereka menyatakan bahwa kesemuanya disebabkan teori-teori keliru dari mereka yang disebut sarjana-sarjana barat yang teori-teorinya sudah dianggap sebagai kebenaran injil. Q: Apa putusan ilmu pengetahuan pada Manusia; dan mengapa ada konflik antara ilmu pengetahuan dan agama dalam hal ini? A: Dalam buku saya, "Origin of Man", saya telah berusaha untuk menjelaskan apa yang meragukan dan apa yang terbukti sesuai dengan temuan-temuan ilmiah. Saya juga telah berhadapan dengan teori-teori yang sebelumnya didukung oleh para sarjana, tetapi sekarang pijakan teori mereka yang sangat mendasar sedang terbongkar dan terbukti tanpa memiliki pijakan ilmiah yang kuat. Tahun 1851, Darwin menerbitkan buku pertamanya, "Origin of Species". Di dalamnya dia menunjukkan bahwa "Semua binatang dapat menjadi orangtua diantara mereka sendiri", tetapi dia tidak bersusah-payah mendemonstrasikan dan membuktikan secara ilmiah pandangannya bahwa "Silsilah Manusia" berlanjut dari kera. Q: Jadi siapa yang bertanggungjawab mengajukan teori sembrono ini? A: Faktanya bahwa beberapa orang lain melakukan perubahan dan mencerna teori-teorinya tanpa pernyataan, menuduh pernyataan-pernyataan keliru kepada Darwin yang menganggap bahwa "Manusia berevolusi dari kera". Meski begitu, Darwin juga tidak peduli dengan catatan-catatan salah yang ditujukan kepadanya karena dalam hal inilah pertentangan terjadi antara pendukung teori Darwin dan Rohaniawan. Itulah sebabnya sekarang penting menarik garis demarkasi antara hasil-hasil penyelidikan ilmiah dan pandangan-pandangan sembarangan dari sarjana seperti Darwin. Q: Dengan wacana ilmiah seperti ini, perdebatan dan diskusi bahkan Kitab Suci, diajukan pada tes ilmiah sehingga membuka kelemahan-kelemahan mereka. Dengan demikian, mungkin kita bertanya apakah Anda menjumpai beberapa anomali seperti itu di dalam Quran, yaitu di mana pernyataan dan penjelasannya bertentangan dengan temuan-temuan ilmiah? A: Kitab Suci non-Muslim telah disalin dan diteruskan dari generasi ke generasi dan melalui kepribadian yang berbeda. Dokumen terlama seperti ini adalah "Jehovah", yang ditulis sekitar abad ke 9 Sebelum Masehi. Buku ini, meskipun tidak tebal, masih menjadi dokumen sejenis paling komprehensif. Buku kedua (Scrodotal), meskipun dianggap sebagai Pengantar Injil, beredar pada 600 tahun Sebelum Masehi. Buku ini menjelaskan tentang penciptaan alam semesta dan kehadiran manusia di Bumi serta kisah-kisah tentang peristiwa-peristiwa setelah itu. Injil datang setelah itu, tetapi buku-buku "Perjanjian Baru" tidak memperjelas masalah tentang manusia. Buku ini mengulangi pernyataan-pernyataan di "Perjanjian Lama" seperti diambilkan oleh St. Luke. Quran muncul enam ratus tahun setelah Yesus dan menyajikan materi berharga tentang manusia dan ciptaannya yang sangat sedikit disinggung dalam "Perjanjian Lama" maupun "Perjanjian Baru" dan kitab suci lainnya. Lebih-lebih lagi dalam hal ini tidak seperti Injil Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Qur'an sama sekali bebas dari kesalahan dan interpolasi. Q: Menurut anda, apa penyebab utama banyaknya kesalahan-kesalahan di dalam kitab suci - kitab suci lain? A: Pengumpul Kitab-kitab Suci, dalam kesombongan mereka, diduga telah mengumpulkan mereka atas dasar wahyu ilahi. Namu semua usaha mereka adalah pengulangan atas pemikiran paling santer di jaman mereka. Mereka menyajikan konsepsi manusia dan fenomena ciptaannya seolah-olah itu berasal dari Tuhan sendiri, meskipun sebenarnya hanya cerminan dari tradisi ritual dan persepsi yang sangat terkenal di jaman itu. Fakta ini diakui secara bulat oleh ahli tafsir Injil, baik Katolik Roma maupun Protestan. Q: Apakah gereja juga mengakui fakta ini dan menyetujui pandangan ini? A: Iya betul. Gereja betul menerima kebenaran ini yang dituangkan dalam pendahuluan konferensi Vatican ke dua, yang diadakan untuk mengumumkan "Sifat Revolusioner Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru". Mereka mengakui bahwa sebagian dari Injil memiliki cacat dan bertentangan dalam pemaknaan. Q: Apa pandangan anda tentang Qur'an dalam hal ini? A: Sekarang ini sebuah hal yang sama sekali berbeda sifatnya. Semua ahli Qur'an secara bulat menyepakati bahwa Qur'an adalah "Firman Tuhan" yang diwahyukan kepada Utusan Terakhir Nya Nabi Muhammad SAW melalui Jibril (Malaikat Pembawa Wahyu). Saya sudah mempelajari buku ini (Qur'an) dengan sangat hati-hati dan belum pernah menemukan satu kalipun kesalahan ilmiah di manapun di dalamnya. Sebaliknya, saya telah merasakan bahwa kebenaran (lebih tinggi) dan kenyataan-kenyataan sebagai bawaan Teks Qur'an telah sepanjan sejaran 1400 tahun, melampaui kemampuan pemahaman manusia biasa, merupakan bukti positip bahwa Qur'an adalah Firman Tuhan dan dia (di manapun) melampui potensi intelektual manusia biasa; baik dia seorang yang ahli luar biasa atau seorang filsuf berkaliber tertinggi sekalipun, yang tidak selalu bisa menjelaskan kebenaran alamiah yang diwahyukan di dalam Qur'an. Apa yang nyata menjadi pertentangan dengan kebenaran ilmiah adalah anggapan Injil bahwa meskipun kehidupan meletus dalam bentuk berbagai spesies, yang telah bertahan, belum ada evolusi atau perbaikan dalam fungsi mereka. Di lain pihak, menurut Qur'an, manusia telah melakukan pelanggaran melalui perubahan-perubahan raksasa dalam perjalanan sejarah kemanusiaan. Saya merasa sangat perlu menginformasikan dunia Kristen mengenai kelemahan serius dalam Injil ini. Karena kebetulan tidak memihak, jujur dan sangat vokal dalam studi saya, saya telah berulang kali dipanggil dari waktu ke waktu untuk mengekspresikan pandangan saya mengenai hal ini sebelum pertemuan-pertemuan terhormat. Pada semua kesempatan seperti itu, saya selalu berurusan dengan subjek dari sudut pandang ilmiah, mengabaikan konteks keagamaan atau teologis. Apa pun yang tampaknya meragukan atau cocok untuk penyelidikan lebih lanjut, saya telah mencoba untuk meletakkannya di batu ujian dan tidak mengizinkan untuk lolos tanpa diuji. Q: Apakah anda telah memeluk agama Islam? A: Saya ingin menjelaskan bahwa sebelum saya belajar huruf pertama Bismillah pun, saya sudah yakin bahawa Tuhan adalah unik dan Maha Kuat dan ketika Tuhan membimbing saya untuk mempelajari Qur'an, nurani saya menjerit bahwa Al Qur'an adalah Firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Terakhir Nya Muhammad SAW. Dalam buku saya "Quran, Bible and Science," saya telah mengatakan fakta-fakta ini dan buku itu langsung sukses di seluruh dunia Kristen. Dalam buku ini saya telah mengabdikan diri untuk mendiskusikan semua masalah dari sudut akademis murni, bukan dari sudut keyakinan atau kepercayaan yang hanya akan mengungkap keyakinan pribadi saya. Hal ini karena saya ingin dunia mengenal saya sebagai akademisi dari pada teolog. Tentang keyakinan dan kepercayaan saya, Tuhan tahu apa yang ada dalam hati seseorang. Saya yakin bahwa jika saya mengidentifikasi diri dengan kepercayaan apa pun, orang akan selalu menjuluki saya sebagai salah satu milik kelompok ini dan itu dan merasa bahwa apa pun yang saya katakan atau lakukan, saya melakukannya hanya dari sudut kelompok keyakinan ini dan itu. Saya tahu teman-teman saya dengan sangat baik dan memahami mentalitas mereka juga dengan sangat baik. Saya ingin menjamin mereka bahwa semua pernyataan saya didasarkan pada pengetahuan ilmiah dan bukan dari dogma agama. Q: Ini ok, tetapi karena anda sudah mengacu pada kesadaran lengkap Allah dengan apa yang ada dalam hati seseorang, mungkin kita bertanya apa pendapat Anda tentang hati manusia? A: Hati bukanlah sebuah organ tubuh yang jelas dan mudah dikenali. Hati adalah tempat tinggal iman dan sumber cahaya abadi. Q: Apa pandangan Anda terhadap misi Islam dan masa depannya di dunia barat? A: Metoda terbaik adalah mendekati orang melalui bahasa mereka sendiri. Saya menggunakan bahasa dunia dalam cakupan terluasnya, yaitu komprehensif dari semua faktor yang ada untuk membuat bahasa apapun lengkap dan ekspresif menurut pandangan dan keyakinan masyarakat. Prinsip-prinsip dan aturan-aturan terhadap hal yang anda mengajak mereka untuk memperhatikannya, harus dipresentasikan dengan gaya yang anda kenal dan yang populer di antara mereka. Dalam buku saya "Quran Bible and Science", saya mengambil gaya baru untuk memperkenalkan pembaca dengan kebenaran-kebenaran Qur'an dan untuk memahami nilai hakiki Al Qur'an. Sudut pandang saya yang objektif dan tidak memihak ini memberi dorongan terhadap meluasnya peredaran buku-buku saya. Pertama, saya mencoba untuk mencari titik pusat perhatian umat Kristiani dan gaya yang menarik bagi akal sehat mereka. Kemudian saya meraih kesuksesan ini. Setelah penerbitan buku-buku ini saya menerima sejumlah surat dari akademisi besar dan ahli-ahli penelitian dan juga orang biasa yang menyatakan ketertarikan mereka terhadap studi saya tentang Al Qur'an dan menghargainya. Mereka merasa puas dengan pandangan-pandangan saya tentang Injil dan setuju dengan kelemahan-kelemahan yang saya tunjukkan. Pernah sekali saya menjamu beberapa warga Kristen di rumah di mana mereka mengungkapkan ketakjuban mereka ata literatur yang saya hasilkan mengenai Islam dan menanyakan nama-nama penafsirnya untuk mendapatkan informasi yang benar tentang itu. Q: Apa kegiatan anda sekarang? A: Kami sekarang mencoba memproduksi sebuah film tentang "Science, the Quran and the Origin of Man". Sebenarnay saya saya punya teman-teman dekat di Malaysia. Dakwah Islamiah cabang provinsi telah meloloskan sebuah resolusi untuk memproduksi sebuah film tentang Qur'an dan direktur produksinya mengunjungi Paris untuk mempersiapkan perencanaanya. Film ini akan dibuat dalam Technicolor. Panjangnya lima puluh lima menit khusus untuk Qur'an dan sejarah dari fakta-fakta yang terkait, surah-surah Qur'qn dikutip dalam film ini. Jadi sangat penting. Enam ratus ribu dolar sudah terkumpul untuk memproduksi film ini. Persiapan film ini sudah dimulai. Mula-mula akan diproduksi dalam lima bahasa, dan kemudian akan dilanjutkan sampai sepuluh. Cetakan pertama akan ada dalam bahasa Inggris, kemudian Arab dan Perancis, dan setelah itu bahasa-bahasa lainnya. Film ini akan diedarkan ke seluruh dunia. Jangan lupa menonton video "The Book of Signs" yang dibuat berdasarkan buku Dr. Maurice Bucialle: "The Bible, The Quran and Science" dan "What is the Origin of Man." Melalui video ini kita diingatkan tentang kejadian diri kita ketika masih dalam kandungan ibunda yang menyayangi kita dengan sepenuh hatinya. Menahan sakit dan beban yang semakin berat dengan tetap menaruh harapan bahwa kita akan lahir ke dunia dengan sehat dan sempurna. Maka mengapa manusia setelah tumbuh dewasa tiba-tiba menjadi pembantah yang nyata? Padahal jani manusia saat masih dalam kandungan adalah jelas dalam Al Qur'an. Kita semua pernah berjanji akan menyembah Allah Swt. Namun mungkin tidak seorangpun yang ingat kecuali Allah Swt juga yang mengingatkan melalui Al Qur'an.
Wassalamu'alaikum wr.wb. Helfia Nil Chalis, www.helfia.net Keterangan: Keajaiban perkembangan embrio disebutkan dalam Quran secara sangat detil, banyak yang diantaranya yang tidak diketahui oleh para ilmuwan sampai baru-baru ini saja. Berikut ini akan diuraikan tahap pertama kehidupan setelah pembuahan, tahap kedua kehidupan setelah pembuahan, dan saksi-saksi dari para ilmuwan tentang fakta-fakta ilmiah dari Quran. Oleh: islam-guide.com Dalam Al-Qur'an, Allah berbicara tentang tahap-tahap perkembangan embrio manusia: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."(Quran 23:12-14) Secara harfiah, kata alaqah dalam bahasa Arab memiliki tiga arti: (1) lintah, (2) sesuatu yang tersuspensi, dan (3) bekuan darah. Dalam membandingkan lintah untuk embrio dalam tahap alaqah, kita menemukan kesamaan antara dua [1] sebagaimana dapat kita lihat pada gambar 1. Juga, embrio pada tahap ini memperoleh makanan dari darah ibu, mirip dengan lintah, yang memakan darah orang lain [2]. Gambar 1: Gambar yang melukiskan kesamaan dalam penampilan antara lintah dan embrio manusia pada tahap alaqah. (Leech drawing from Human Development as Described in the Quran and Sunnah, Moore and others, p. 37, modified from Integrated Principles of Zoology, Hickman and others. Embryo drawing from The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 73.) Arti kedua dari kata alaqah adalah "sesuatu yang tersuspensi." Ini adalah apa yang bisa kita lihat pada gambar 2 dan 3, suspensi embrio, selama tahap alaqah, dalam rahim ibu.... Gambar 2: Kita bisa lihat dalam diagram ini redaman janin selama tahap alaqah di dalam rahim (uterus) ibunya. (The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 66). Gambar 3: Dalam foto mikrograf ini, kita bisa melihat suspensi janin (ditandai B) selama tahap alaqah (kira-kira usia 15 hari) di dalam rahim ibunya. Ukuran janin sebenarnya kira-kira 0.6 mm. (The Developing Human, Moore, 3rd ed., p. 66, from Histology, Leeson and Leeson.) Makna ketiga dari alaqah adalah "gumpalan darah." Kami menemukan bahwa penampilan luar dari embrio dan kantung selama tahap alaqah adalah mirip dengan gumpalan darah. Hal ini disebabkan adanya jumlah darah yang relatif besar di dalam embrio selama tahap ini [3] (lihat gambar 4). Juga selama tahap ini, darah di dalam embrio tidak bersirkulasi sampai akhir minggu ketiga [4]. Dengan demikian, embrio pada tahap ini adalah seperti gumpalan darah..... Gambar 4: Diagram sistem cardiovascular primitif di dalam sebuah janin selama tahap alaqah. Tampak luar janin dan kantung-kantungnya mirim dengan tampak luar gumpalan darah, karena adanya jumlah darah relatif besar dalam janin. (The Developing Human, Moore, 5th ed., p. 65.) Jadi ketiga makna dari kata alaqah persis sesuai dengan uraian dari janin pada tahap alaqah. Tahap berikutnya yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah tahap mudghah. Kata Arab mudghah berarti "zat atau barang yang dikunyah." Kalau orang mengambil permen karet dan mengunyahnya dalam mulutnya dan kemudian membandingkannya dengan embrio pada tahap mudghah, kita akan menyimpulkan bahwa embrio pada tahap mudghah penampilannya mirip dengan permen yang dikunyah. Hal ini karena somit pada bagian belakang embrio yang "agak menyerupai gigitan dalam permen yang dikunyah." [5] (lihat gambar 5 dan 6).... Gambar 5: Foto janin pada tahap mudghah (usia 28 hari). Janin pada tahap ini mirip permen yang dikunyah, karena somi pada punggung janin mirip gigitan permen yang dikunyah. Ukuran aktual janin 4 mm. (The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 82, from Professor Hideo Nishimura, Kyoto University, Kyoto, Japan.) Gambar 6: Ketika membadingkan tampilan janin pada tahap mudghah dengan sepotong permen karet yang sudah dikunyah, kami menemukan kesamaan antar keduanya. A) Gambar janin pada tahap mudghah. Kita bisa lihat somit pada punggung janin terlihat seperti bekas gigitan. (The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 79.) B) Foto sepotong permen karet yang sudah dikunyah. Bagaimana bisa Muhammad, semoga rahmat dan berkat Allah besertanya, telah mungkin mengetahui semua ini 1400 tahun yang lalu, ketika para ilmuwan hanya menemukan hal ini baru-baru ini menggunakan peralatan canggih dan mikroskop yang kuat yang tidak ada pada waktu itu? Hamm dan Leeuwenhoek adalah ilmuwan pertama yang mengamati sel sperma manusia (spermatozoa) menggunakan mikroskop yang diperkuat pada tahun 1677 (lebih dari 1000 tahun setelah Muhammad). Mereka keliru mengira bahwa sel sperma mengandung miniatur manusia yang sudah berbentuk yang tumbuh ketika menempel dalam saluran kelamin wanita. [6]
Profesor Emeritus Keith L. Moore [7] adalah salah satu ilmuwan dunia yang paling menonjol di bidang anatomi dan embriologi dan merupakan penulis buku berjudul The Developing Human, yang telah diterjemahkan ke dalam delapan bahasa. Buku ini adalah buku referensi sains dan dipilih oleh sebuah komite khusus di Amerika Serikat sebagai buku terbaik yang ditulis oleh satu orang. Dr Keith Moore adalah Profesor Emeritus Anatomi dan Biologi Sel di Universitas Toronto, Toronto, Kanada. Di sana, dia adalah Dekan Associate Ilmu Dasar di Fakultas Kedokteran dan selama 8 tahun menjabat sebagai Ketua Departemen Anatomi. Pada tahun 1984, ia menerima penghargaan paling terkemuka dalam bidang anatomi di Kanada, JCB Grand Award dari Asosiasi Ahli Anatomi Kanada. Dia telah mengarahkan berbagai asosiasi internasional, seperti Asosiasi Kanada dan Amerika Anatomi dan Dewan Serikat Ilmu Biologi. Pada tahun 1981, selama Konferensi Kedokteran Ketujuh di Dammam, Arab Saudi, Profesor Moore mengatakan: "Ini telah menjadi kesenangan bagi saya untuk membantu mengklarifikasi pernyataan dalam Quran tentang perkembangan manusia. Hal ini jelas bagi saya bahwa pernyataan-pernyataan ini pasti datang kepada Muhammad dari Allah, karena hampir semua pengetahuan ini belum pernah ditemukan sampai beberapa abad kemudian. Hal ini membuktikan bahwa Muhammad pastilah seorang utusan Allah "[8] (Untuk melihat video RealPlayer dari komentar ini klik di sini). Akibatnya, Profesor Moore ditanya pertanyaan berikut: "Apakah ini berarti bahwa Anda percaya bahwa Quran adalah firman Allah?". Dia menjawab: "Saya tidak merasa kesulitan untuk menerima ini." [9] Selama satu konferensi, Profesor Moore menyatakan: ".... Karena pementasan embrio manusia sangat kompleks, karena proses perubahan berkelanjutan selama perkembangan, diusulkan bahwa sistem klasifikasi baru dapat dikembangkan dengan menggunakan istilah yang disebutkan dalam Quran dan Sunnah (apa yang Muhammad, semoga rahmat dan berkat Allah besertanya, telah melakukan, mengatakan, atau menyetujuinya). Sistem yang diajukan lebih sederhana, luwes, dan sesuai dengan pengetahuan embriologi saat ini. Studi intensif terhadap Al-Quran dan hadits (laporan andal ditransmisikan oleh sahabat Nabi Muhammad tentang apa yang dia katakan, lakukan, atau menyetujui) dalam empat tahun terakhir ini menunjukkan sebuah sistem untuk mengklasifikasikan embrio manusia yang mengagumkan sejak hal ini direkam dalam abad ketujuh Masehi. Meskipun Aristoteles, pendiri ilmu embriologi, menyadari bahwa embrio ayam berkembang secara bertahap dari penelitiannya terhadap telur ayam pada abad keempat SM, ia tidak memberikan rincian apapun tentang tahap-tahapannya. Sejauh yang diketahui dari sejarah embriologi, sangat sedikit yang diketahui tentang pentahapan dan pengklasifikasian embrio manusia sampai abad kedua puluh. Untuk alasan ini, deskripsi embrio manusia dalam Al-Quran tidak bisa didasarkan pada pengetahuan ilmiah di abad ketujuh. Satu-satunya kesimpulan yang masuk akal adalah: deskripsi ini diwahyukan kepada Muhammad saw dari Allah. Dia tidak bisa tahu rincian seperti itu karena ia adalah seorang pria buta huruf dengan sama sekali tidak ada pelatihan ilmiah "[10]. (View the RealPlayer video of this comment). Footnotes: [1] The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 8. [2] Human Development as Described in the Quran and Sunnah, Moore and others, p. 36. [3] Human Development as Described in the Quran and Sunnah, Moore and others, pp. 37-38. [4] The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 65. [5] The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 8. [6] The Developing Human, Moore and Persaud, 5th ed., p. 9. [7] Note: The occupations of all the scientists mentioned in this web site were last updated in 1997. [8] The reference for this saying is This is the Truth (videotape). For a copy of this videotape, please visit www.islam-guide.com/truth.htm [9] This is the Truth (videotape). [10] This is the Truth (videotape). For a copy, see footnote no. 9. Dilansir oleh: Helfia Nil Chalis www.helfia.net Sumber: islam-guide.com |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|