Seorang hamba Allah bercerita: Ketika itu aku tinggal di samping kota Mekkah, sebuah kota yang semoga selalu dalam penjagaan Allah Ta'ala. Suatu hari aku sangat lapar, sementara aku tidak mendapatkan makanan yang dapat mengganjal rasa laparku. Tanpa aku duga aku menemukan sebuah bungkusan berbalut kain sutera diikat kaos kaki dari kain sutra juga. Tanpa pikir panjang bungkusan itu aku bawa pulang. Ternyata bungkusan itu berisi seuntai kalung mutiara yang seumur hidup belum pernah aku melihatnya. Setelah itu aku keluar rumah. Aku mendengar seorang kakek sedang mencari sebuah bungkusan yang hilang. Dia menjanjikan hadiah sebesar 500 dinar. Kakek itu berkata, "Barangsiapa menemukan bungkusan berisi kalung mutiara, uang 500 dinar ini akan aku berikan sebagai imbalan kepada penemunya". Aku berkata kepada diriku sendiri, "Aku sangat butuh, aku sangat lapar, aku bisa mengambil kalung ini dan memanfaatkannya. Tetapi aku akan mengembalikannya". Aku berkata kepada kakek itu, "Marilah kita ke rumahku". Aku pun membawanya ke rumahku. Setibanya di rumah, sang kakek menyebutkan ciri-ciri bungkusan yang hilang, diikat kaos kaki, jenis mutiara, jumlah dan benang yang digunakan untuk mengikat mutiara itu". Kemudian aku serahkan bungkusan tadi kepada kakek tersebut. Dia pun memberikan kepadaku 500 dinar sebagai imbalan. Namun, aku menolak. Aku hanya berkata, "Sudah menjadi kewajibanku unutk mengembalikan temuan ini kepada pemiliknya dengan tanpa mengambil upah". Sang kakek berkata, "Kamu harus menerima uang ini". Dia terus memaksaku untuk mengambil upah tersebut. Aku tidak mau menerimanya sehingga dia pun pergi meninggalkanku. Adapun cerita mengenai diriku selanjutnya bahwasanya aku menginggalkan Mekkah dengan menumpang sebuah perahu. Tanpa aku duga perahu tersebut oleng. Orang-orang pun bercerai-berai berkut seluruh hartanya. Namun, aku selamat dari musibah ini berpegangan salah satu papan perahu tersebut. Beberapa hari aku berada di tengah lautan tanpa arah. Tiba-tiba aku terdampar di sebuah pulau yang berpenduduk. Aku menuju masjid untuk membaca Al Qur'an. Di kampung itu tidak ada seorang pun yang bisa membaca Al Qur'an. Kemudian mereka mendatangiku untuk meminta mengajari mereka membaca Al Qur'an. Dari taklimku ini aku bisa mengumpulkan sejumlah uang. Suatu hari, aku menemukan beberapa lembar Al Qur'an di dalam mesjid. Lembaran itu aku pungut. Orang-orangpun bertanya, "Apakah kamu bisa menulis?". Aku jawab, "Ya". Kemudian mereka memintaku untuk mengajari tulis menulis termasuk pada anak-anak dan remaja mereka. Sejak itu, aku mengajari mereka, aku pun bisa mengumpulkan sejumlah uang. Suatu hari manyarakat kampung ini berkata kepadaku, "Kami mempunyai seorang gadis yatim sangat kaya, bagaimana jika kamu menyuntingnya?" Aku menolak tawaran mereka. Mereka tetap memaksaku untuk menikahi gadis itu. Akhirnya aku terima tawaran mereka. Setelah diadakan walimah dan istriku ada dihadapanku, aku mendapati kalung yang dulu pernah kulihat melingkar di lehernya. Mataku tidak berkedip melihat kalung tersebut. Orang-orang melihatku mengajukan protes, "Wahai ustadz, engkau telah menghancurkan hati gadis yatim ini, sebab engkau hanya menatap kalungnya bukan wajahnya!". Lalu akupun menceritakan kisah kalung tersebut. Orang yang hadir kemudian meneriakkan tahlil dan takbir sehingga terdengar oleh seluruh penduduk pulau tersebut. Aku menanyakan kepada mereka, "Ada apa?" Mereka menjawab, "Kakek yang mengambil kalung darimu itu adalah ayah gadis ini. Kala itu kakek tersebut berkata, "Seumur hidupku, aku tidak pernah bertemu dengan seorang pemuda Muslim yang baik seperti dia!". Sang kakek hanya mampu memanjatkan doa, "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan pemuda itu agar aku dapat menikahkannya dengan anak gadisku". Sekarang doa itu telah dikabulkan Allah. Selanjutnya, aku tinggal bersama istriku beberapa tahun. Aku dikaruniai dua anak laki-laki. Istriku kemudian meninggal dunia. Dia mewariskan kalung tersebut untukku dan untuk kedua anakku. Tanpa aku duga, dua anak laki-lakiku pun meninggal dunia. Maka tinggallah aku sebatang kara dan menjadi pemilik kalung istriku. Kemudian kalung itu aku jual dengan harga 100 ribu dinar. Hartaku yang bisa kalian lihat sekarang ini adalah sisa-sisa harta itu". Dikutip dari Dzail Thabaqatul Hanafiah, 1 - 196 dalam 99 Kisah Orang Saleh, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Darul Haq, 2011 M. Saudaraku, siapakah lelaki saleh dalam kisah ini? Lelaki yang telah menjadikan kejujuran dan peneladanan terhadap Al Mu'min sebagai bagian dari darah dan dagingnya? Dialah Imam Al Bazzar. Nama lengkapnya Al Qadhi Muhammad bin Abdul Baqi' Al Anshari Al Bazzar, seorang ulama hadis terkemuka. Beliau dikenal juga dengan julukan Qadhi Al Marastan. Beliau meninggal pada 535 Hijriyah. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com
0 Comments
KALA PENGADILAN MEMVONIS POTONG TANGAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH (GELAR SULTAN MEHMED II KEKHALIFAHAN TURKI USMANI 1444 - 1481 M) Sultan Muhammad Al Fatih, Sang Penakluk, divonis oleh Mahkamah Syariat agar dipotong tangannya. Vonis itu dikeluarkan oleh qadhi, karena Sultan Al Fatih memerintahkan memotong tangan seorang insinyur Romawi. Sultan Al Fatih mematuhi perintah pengadilan itu. Bagaimana ceritanya ?. Sultan Al Fatih secara nyata membuktikan kebenaran hadits Rasulullah Saw akan takluknya Konstantinopel pada tahun 1453. Penaklukkan itu membuat gempar seantero dunia. Sultan Al Fatih kemudian mengubah Konstantinopel menjadi pusat ibukota Utsmaniyah. Selama kepemimpinan Sultan Al Fatih, Utsmaniyah mencapai puncaknya. Kehidupan berjalan baik dan maju. Namun hasrat Sultan Al Fatih untuk terus menaklukkan tak terhenti. Bahkan dia sempat merangsek menuju kota Roma. Hal inilah yang membuat penguasa Roma, mengungsi dari singgasananya. Meski demikian, kepemimpinan Sultan Al Fatih di dalam negeri bisa dibilang cukup adil. Hukum yang diterapkan benar-benar berwibawa. Malah dia sendiri sempat divonis bersalah hukuman potong tangan oleh Mahkamah al Isti'naf (pengadilan) pada era itu. Kasusnya bermula ketika Sultan Al Fatih berniat mendirikan sebuah masjid Jami' di kota Islambul itu. Dia kemudian menugaskan seorang insinyur Romawi, Epsalanti, untuk memimpin dan mengawasi proyek pembangunan masjid itu. Epsalanti memang dikenal insinyur yang mumpuni. Salah satu perintah Sultan, bahwa tiang-tiang masjid Jami' itu mesti dibuat dari bahan marmer. Tiang-tiang itu juga harus dibuat tinggi, agar masjid Jami' bisa dilihat dari berbagai penjuru. Sultan Al Fatih pun menentukan batas ketinggian yang harus dicapai itu. Perintah itu langsung ditujukannya kepada Epsalanti tadi. Akan tetapi dalam pembangunannya, Epsalanti malah memotong tiang-tiang itu. Hingga ketinggian tiang Masjid Jami' itu tak seperti yang dipesan oleh Sultan. Epsalanti bersikap demikian karena suatu sebab. Ketika Sultan mengetahui hal itu, dia marah besar. Epsalanti dianggap melakukan pencurian karena mengurangi ketinggian tiang-tiang tadi. Sultan Al Fatih pun memerintahkan agar tangan Epsalanti dipotong. Ternyata keputusan itu langsung dieksekusi. Tangan Epsalanti dipotong. Pasalnya tiang-tiang yang sudah dibawa dari tempat yang jauh, menjadi tak berguna sama sekali. Perintah potong tangan itu dikeluarkan Sultan Al Fatih dalam keadaan emosi dan marah. Tapi nasi sudah jadi bubur. Tangan Epsalanti sudah terpotong. Sultan Al Fatih pun sempat menyesali keputusannya itu. Karena dianggapnya perintah itu terlalu berlebihan. Namun di mata Epsalanti, tindakan Sultan itu sudah kelewatan. Itu sudah dianggap sebuah kezhaliman, begitulah pandangan Epsalanti. Alhasil dirinya pun mengadukan Sultan Al Fatih kepada Mahkamah Al Isti'naf itu. Di Mahkamah itu ada seorang qadhi yang dikenal adil. Namanya Syaikh Shari Khidr Jalabi. Dialah yang kemudian mengadili kasus ini. Qadhi Syakh Shari Khidr Jalabi kemudian mengutus orang untuk memanggil Sultan Al Fatih untuk datang ke Pengadilan. Karena walau sebagai Sultan, Al Fatih mendapat aduan dari seorang rakyatnya yang menuntut keadilan. Mendapat panggilan dari qadhi, Sultan tak ragu menghadiri pengadilan itu. Ketika hari persidangan, Sultan Al Fatih pun masuk ke ruangan sidang. Sultan Al Fatih kemudian duduk di barisan tempat duduk yang disediakan. Tapi sikap Sultan itu kemudian dihardik oleh qadhi Syaikh Shari Khidr Jalabi. "Anda tidak boleh duduk, Tuan!", hardik sang Qadhi tanpa ragu. Sultan Al Fatih terkejut. Dia terdiam. "Engkau harus tetap berdiri di samping lawan engkau itu", tegas Qadhi lagi. Sultan Al Fatih pun menurut. Sosok yang begitu disegani oleh belantara Eropa, diam seribu bahasa di depan sang qadhi. Karena Al Fatih sangat mematuhi hukum Islam. Kemudian Sultan Al Fatih berdiri berjejer dengan Epsalanti itu. Sang insiyur itu kemudian membeberkan kezhaliman yang telah diterimanya itu. Ketika giliran Sultan berbicara, Al Fatih mendukung apa yang telah dijelaskan oleh sang insiyur. Dia tak membantahnya. Setelah Sultan Al Fatih selesai bicara, dia pun diminta berdiri. Qadhi Syakh Shari Khidr Jalabi berpikir sejenak. Tidak lama kemudian Qadhi itu mengeluarkan vonisnya untuk Sultan Al Fatih. "Berdasarkan aturan-aturan Syariat, maka tangan Engkau juga harus dipotong sebagai bentuk qishash, wahai Sultan !". Yang terkejut justru sang insinyur, ketika mendengarkan putusan itu. Dia tak menyangka, seorang Sultan Islam, yang menunjuk qadhi itu sebagai hakim, malah dikenakan hukuman potong tangan oleh qadhi itu sendiri. Tubuh Epsalanti sampai bergetar mendengar putusan qadhi itu, atas kasus yang dilaporkannya. Sultan Al Fatih hanya terdiam sembari berdoa. Epsalanti sama sekali tak menyangka vonis seperti itu yang bakal dikeluarkan oleh qadhi. Padahal niat awal Epsalanti adalah dia menuntut ganti rugi, karena tangannya telah dipotong. Epsalanti kemudian bangkit. Dengan suara gemetar, tercekak dan terbata-bata, dia malah memutuskan untuk menarik kasusnya itu. "Saya tak menyangka hasilnya seperti ini, saya memutuskan untuk menarik pengaduan saya terhadap Sultan", tutur Epsalanti terbata-bata. Padahal Sultan Al Fatih sudah sangat menerima putusan itu. Karena hal itu merupakan konsekuensi yang harus ditegakkan bagi seorang muslim. Epsalanti pun berujar lagi, bahwa sesungguhnya dia berharap adanya ganti rugi belaka atas kasus yang dialaminya. Karena dia beralasan, memotong tangan Sultan Al Fatih sama sekali tak memberi manfaat buat dirinya. Karena permintaan Epsalanti yang seperti itu, qadhi pun memutuskan agar Sultan Al Fatih membayarkan 10 keping Dinar kepada Epsalanti, sebagai ganti rugi atas memotong tangannya. 10 Dinar itu mesti dibayarkan Sultan Al Fatih kepada Epsalanti setiap bulan. Begitulah hukuman itu dijatuhkan. Namun Sultan Al Fatih memutuskan untuk membayar 20 Dinar setiap hari sepanjang hidupnya kepada sang insinyur itu. Hal itu dilakukan Sultan Al Fatih sebagai hadiah atas ungkapan kegembiraannya, karena lolos dari hukuman qishash dan bentuk penyelesaiannya atas kasus itu. Begitulah sistem peradilan Islam. Kisah keadilan seperti ini tentu sangat musykil ditemui dalam sistem hukum yang tak merujuk pada Al Quran dan As Sunnah dalam Negara Islam. Sumber : Kitab Rawai' Min At-Tarikh Al-'Usmani. Helfia Nil Chalis, www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Kisah seorang hamba Allah yang berjuang membersihkan diri dari dosa yang terlanjur dibuatnya10/4/2019 Salah satu sifat Allah adalah Al Quddus yang artinya Maha Suci. Maka seorang hamba Allah yang ingin meneladani sifat Allah Al Quddus ini hendaklah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sekuat-kuatnya membersihkan dirinya dari dosa. Sebuah kisah teladan mengenai seorang hamba Allah yang terlanjur membuat dosa yang layak diambil ibrahnya seperti dikutip dari sebuah buku karangan Ibnul Jauzi, "Air Mata Cinta Pembersih Doa," hal 104-5. Berikut kisahnya. Sewaktu tersesat dalam perjalanan, aku melihat sungai lalu menceburkan diri ke dalamnya. Tiba-tiba ada buah safarjal terbawa air. Aku mengambilnya untuk berbuka puasa. Setelah memakannya, aku menyesal. Dalam hati aku berkata, "Aku telah berbuka dengan sesuatu yang bukan milikku." Pagi harinya aku berjalan. Aku masuk ke kebun tempat keluarnya aliran sungai. Di sana aku bertemu dengan seorang tua. Aku berkata, "Wahai Syaikh, kemarin keluar buah safarjal dari kebunmu ini. Aku mengambil dan memakannya. Aku menyesal. Oleh karena itu, barangkali engkau sudi menghalalkannya untukku." Namun orangtua ini menjawab, "Aku hanya pekerja di kebun ini. Selama 40 tahun di sini, aku pun tidak pernah memakan buahnya secuil pun. Aku tidak memiliki apa-apa di kebun ini." "Kalau begitu, ini kebun siapa?" tanyaku. "Kebun ini milik dua orang bersaudara yang tinggal di daerah sana," ujarnya. Akupun pergi ke tempat yang dimaksud. Aku bertemu dengan salah seorang pemilik kebun. Aku bercerita tentang apa yang telah terjadi. Alhamdulillah, dia menghalalkannya untukku. "Setengah kebun ini milikku. Engkau halal memakannya," ujarnya ketika itu. "Lalu di mana aku bisa menemukan saudaramu?" tanyaku lagi. Maka, diapun menunjukkan suatu tempat kepada ku. Segera saja aku menemuinya dan menceritakan kepadanya apa yang terjadi. Dia bersumpah, "Demi Allah, buah itu tidak halal kecuali dengan satu syarat." Apa syaratnya?" tanyaku. Dia menjelaskan, "Aku akan menikahkanmu dengan putriku dan memberimu uang 100 dinar." "Ampun. Aku tidak bisa. Bukankah engkau tahu apa yang telah menimpaku karena buah itu? Halalkanlah dia untukku." "Tidak, demi Allah aku tidak akan menghalalkan, kecuali engkau mau melakukan syarat tersebut," tegasnya. Melihat keteguhan si pemilik kebun, sang hamba Allah akhirnya bersedia melakukan apa yang diminta. Orang itu kemudian memberinya 100 dinar dan berkata, "Berikanlah kepadaku berapapun besarnya dari uang itu sebagai mahar putriku." Dan, sang hamba Allah inipun menyerahkan semua uang itu sebagai mahar. "Jangan semuanya, ambillah sebagian!" ujarnya. Dia kemudian menikahkan anaknya dengan lelaki ini. Orang-orangpun ribut mencela apa yang dilakukan si pemilik kebun. "Sejumlah pejabat dan tokoh ternama telah melamar putrimu, tetapi tidak satupun yang engkau terima. Mengapa engkau menyerahkannya kepada lelaki miskin seperti dia?" keluh mereka. "Ketahuilah saudaraku, yang aku inginkan adalah sikap wara' dan ketaatan dalam beragama. Orang ini adalah hamba Allah yang saleh," ujarnya mantap. Dikutip dari Buku Asmaul Husna, Aa Gym, hal 39 - 41. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Kisah nyata dari ulama salaf berikut ini insyaAllah akan menyadarkan manfaat istighfar sehingga memberi kita semangat untuk merutinkan beristighfar kepada Allah Swt. Imam Ahmad bin Hambal Rahimakumullah (murid Imam Syafi'i), dikenal juga sebagai Imam Hambali, di masa akhir hidupnya beliau bercerita. Suatu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju satu kota di Iraq. Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada keperluan. Imam Ahmad kemudian pergi seorang diri menuju ke kota Bashrah mengikuti perasaan dalam dirinya yg sangat kuat. Beliau bercerita. Begitu tiba di sana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah Isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat. Begitu selesai solat dan jamaah bubar, Imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba penjaga masjid datang menemui Imam Ahmad sambil bertanya; "Kenapa kamu di sini, syaikh?." Penjelasan: Kata "syaikh" boleh digunakan untuk 3 panggilan: 1. untuk orang tua, 2. orang kaya atau pun, 3. orang yg berilmu. Panggilan Syaikh dikisah ini panggilan sebagai orang tua, karena penjaga tu memanggil hanya sebagai orang tua. Penjaga masjid itu tidak tau yang lelaki itu adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan dirinya. Di Iraq, semua orang kenal siapa Imam Ahmad, seorang ulama besar & ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat shalih & zuhud. Zaman itu tidak ada kamera / gambar sehingga orang tidak tau wajahnya, cuma namanya sudah terkenal. Imam Ahmad menjawab, "Saya ingin istirahat, saya musafir." Kata penjaga tu, "Tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid." Imam Ahmad bercerita, "Saya diusir oleh orang itu, disuruh keluar dari masjid. Setelah keluar masjid, dikuncinya pintu masjid. Lalu saya ingin tidur di teras masjid." Ketika sudah berbaring di teras masjid Penjaganya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Kamu mau apa lagi syaikh?". Kata penjaga itu. "Saya ingin tidur, saya musafir", kata Imam Ahmad. Lalu penjaga masjid berkata; "Di dalam masjid tidak boleh, di teras masjid juga gak boleh." Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita, "Saya diusir sampai jalanan." Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat & menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian Imam Ahmad diusir oleh penjaga masjid tadi. Ketika Imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh; "Mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil." Kata Imam Ahmad, "Baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yg sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir). Penjual roti ini punya perilaku baik dan memuliakan tetamu. Kalau Imam Ahmad mengajak bercerita, pasti dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil terus-menerus melafazkan istighfar: "Astaghfirullah". Saat meletakkan garam, astaghfirullah, memecah telur, astaghfirullah, mencampur gandum, astaghfirullah. Dia senantiasa mengucapkan istighfar. Sebuah kebiasaan mulia. Imam Ahmad terus memerhatiknnya. Lalu imam Ahmad bertanya, _"Sudah berapa lama kamu lakukan ini?". Orang itu menjawab: "Sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan." Imam Ahmad bertanya: "Apa hasil dari perbuatan mu ini?". Orang itu menjawab: "Lantaran wasilah istighfar, tidak ada hajat / keinginan yg saya minta, kecuali PASTI dikabulkan Allah. Semua yg saya minta ya Allah... pasti saya akan dapat." Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: "Siapa yg menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yg tidak disangka-sangkanya." Lalu orang itu melanjutkan, "Semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yg belum Allah beri." Imam Ahmad penasaran lantas bertanya: "Apa itu?" Kata orang itu: "Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad." Seketika itu juga Imam Ahmad bertakbir, "Allahu Akbar..! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan - sampai diusir oleh penjaga masjid - sampai ke jalanan, ternyata karena ISTIGHFAR MU." Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah, ternyata yg di depannya adalah Imam Ahmad. Ia pun langsung memeluk & mencium tangan Imam Ahmad. (SUMBER: Kitab Manakib Imam Ahmad) Sahabat, istighfar adalah induknya doa. Dia sangat dianjurkan untuk mengawali setiap doa kita kepada Allah karena syarat diterimanya doa diantaranya adalah kebersihan jiwa. Istighfar menghapuskan dosa dan membersihkan jiwa kita. Wallahualam. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Dikutip dari tulisan Ustadz Fatih Karim Sahabat, tidak ada duka, tidak ada bencana, tidak ada kesedihan yg mendalam kecuali satu : SEORANG MUSLIM TAKUT KEPADA AGAMANYA SENDIRI. Seorang muslim ALERGI terhadap syari'ah, seorang muslim takut terhadap KHILAFAH, seorang muslim bahkan sampai pada level BENCI KEPADA AGAMANYA SENDIRI. Kepedihan yg mendalam ini tentu beralasan, karena yg pertama, memang ada upaya menakut-nakuti ummat agar takut kepada agamanya sendiri. Yang kedua karena memang ummat Islam enggan belajar Islam. Semakin parahlah kondisi, semakin lengkaplah penderitaan, karena memang ada upaya dari pihak EKSTERNAL untuk menakut-nakuti Islam, menakut-nakuti kaum muslimin untuk ber-Islam, dan ditambah lagi : umat Islam tidak mau belajar Islam. Umat Islam tidak mau mengkaji Islam, sehingga hari ini kita lihat di mana-mana : UMAT ISLAM YANG MENENTANG SYARI'AH. UMAT ISLAM YANG MENOLAK KHILAFAH, UMAT ISLAM YANG TIDAK MENGENAL PANJI-PANJI ISLAM. UMAT ISLAM YANG MENOLAK HUKUM-HUKUM YANG BERASAL DARI ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA. Umat Islam tidak terima dgn hukum waris, umat Islam sendiri yg kemudian menolak hukum yg terkait dgn persaksian wanita dan pria. Umat Islam sendiri yg tidak setuju terhadap larangan presiden (pemimpin) wanita dan seterusnya. Hal ini jelas dalam firman Allah Subhanahu Wata’ala; "Dan laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita...." (Qs. An-Nisa: 34) Siapa yg menolak syari'ah? Tentu umat Islam sendiri. Dua faktor yg saya sebutkan tadi terjadi di tengah-tengah kita. Orang-orang kafir memang telah berupaya pagi dan siang, juga malam untuk menakut-nakuti kaum muslimin agar kaum muslimin TIDAK MAU MENGAMBIL ISLAM. Maka, "Kalau mengambil Islam berarti terjadilah kemunduran." "Kalau mengambil Islam ketertinggalan." "Kalau mengambil Islam kembali ke jaman batu." "Kalau mengambil Islam maka terjadilah kesengsaraan." Ini yg terus dikampanyekan, ini yg terus diopinikan oleh orang-orang kafir AGAR KAUM TAKUT TERHADAP ISLAM. Yang kedua : Umat Islam rendah kesadaran untuk belajar Islam secara mendalam. Andai saja umat Islam mau belajar Islam. Mereka takut dgn syari'ah. Apa yg mereka takutkan dgn syari'ah? Bukankah syari'ah itu adalah aturan Yang Maha Sempurna dari Yang Maha Sempurna Allah Subhanahu wa ta'ala untuk mengatur diri kita? Bahkan Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : اَ لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَـكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَـكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا ....Hari ini telah Aku turunkan Islam sebagai agama yang sempurna untuk kalian, sebagai syari'ah yang sempurna untuk kalian, dan Aku cukupkan nikmat itu dan telah Aku ridhoi Islam menjadi agama kalian.... Maka apa yg salah? Mengapa kemudian umat Islam TAKUT terhadap syari'ah? Mengapa umat Islam TAKUT, umat Islam PHOBI terhadap syari'ah? Mengapa umat Islam adalah pemimpin garda terdepan terhadap Penentangan Agama untuk Agamanya sendiri? Oleh karena itu, tentu dua syarat tadi, tentu dua sebab tadi, yang pertama: adanya upaya. Yang ke-dua ditambah enggannya umat Islam belajar Islam. Bayangkan, Islam di Indonesia 58% umat Islam tidak bisa baca Qur'an. Ini adalah sebuah fakta, nyata, data bahwa umat Islam tidak mau, enggan untuk belajar Al-Quran yg merupakan sumber hukum Syari'ah yg diturunkan Allah Subhanahu wa ta'ala untuk kita. Ini merupakan bukti. Oleh karena itu sahabat, tidak ada lagi yg bisa menghambat, Menakut-nakuti umat Islam jika memang kita sendiri yg memiliki anti bodi yg kuat, memiliki daya tahan tubuh yg kuat yakin jika kita belajar Islam secara benar maka OPINI APAPUN yg masuk kepada kita tentu akan otomatis tertolak karena kita sudah memahami agama yang sempurna ini. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Setiap manusia tidak ada yg bebas dari masalah. Bahkan sejak lahir ke dunia kita dihadapkan pada masalah demi masalah yg harus kita selesaikan. Sewaktu kecil kita menggantungkan diri pada bimbingan orangtua kita dalam segala masalah yg kita hadapi. Setelah dewasa ketika kita menghadapi masalah diharapkan kita sudah bisa menyelesaikannya tanpa bantuan orangtua kita. Tetapi kenyataannya seringkali hati kecil kita masih berharap mereka ada bersama kita membantu menyelesaikannya. Padahal sebagai seorang yg beriman, agama Islam mengajarkan kalimat tauhid "Laa ilaaha illa Allah" yg artinya "Tidak ada tuhan selain Allah". Juga kita mengenal kalimat "Laa haula wa laa quwwata illaa billaah" yg artinya "Tidak ada daya upaya kecuali dengan kuasa Allah". Tetapi mengapa ketika dihadapkan pada sebuah masalah yg terpikirkan adalah orangtua kita, atau orang lainnya yg kita harapkan bisa membantu? Mengapa yg terpikirkan pertama kali bukanlah untuk meminta pertolongan Allah? Allah memerintahkan di dalam Surah Al Baqarah (2) ayat 45 untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Tidak cukup itu, masih dalam Surah Al Baqarah (2) ayat 153 Allah kembali memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Oleh karena itu seyogyanya tindakan kita pertama kali ketika dihadapkan pada sebuah masalah adalah bersabar dan segera ambil wudu mengerjakan shalat. Segeralah menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita dan Allah menghendaki kita untuk kembali mengingatnya melalui masalah yg kita hadapi itu. Memohon ampunan Nya dengan segala kesungguhan dan mohonkan pertolongan Nya. Bukankah Allah telah berjanji akan mengabulkan doa hamba Nya apabila berdoa. Maka mengapa tidak kita tagih janji Allah ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Dia tidak membutuhkan apapun dari makhluk ciptaan Nya. Tak ada gunanya bagi Allah membuat kita makhluk ciptaan Nya menderita. Masalah yg kita hadapi pastilah untuk kepentingan kita sendiri sebagai makhluk ciptaan Allah. Mengapa Allah memerintahkan kita untuk sabar? Allah mempunyai rencana yg kita tidak mengerti disebabkan keterbatasan pandangan dan pikiran kita. Allah sudah menetapkan aturan-aturan yg harus kita ikuti di dunia ini dan Allah tidak pernah mengubah Nya sejak alam semesta ini diciptakan Nya. Allah hanya meminta kita untuk bersabar saja. Karena di sinilah letak ujian kita sebagai makhluk ciptaan Allah. Allah berkehendak melihat siapakah diantara kita yg lebih baik perbuatannya. Jika kita bersabar, maka Allah akan menyertai kita. Jika Allah beserta kita, apakah Allah akan membiarkan kita terbenam dalam masalah kita dan menderita? Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Hasbunallahu wa ni'mal wakiil. Ni'mal maulaa wa ni'man nashiir. Hanya Allah lah tempat seorang mukmin untuk kembali dalam arti menyerahkan segala urusannya di dunia ini. Ketika kita menyerahkan diri dengan permasalahan kita kepada Allah, akuilah kelemahan dan kesalahan kita. Akuilah dosa-dosa dan kelalaian kita selama ini. Buatlah diri kita tak ada apa-apanya dihadapan Allah. Apapun yg Allah akan perbuat terhadap diri kita, hendaknya kita siapkan diri untuk ikhlas menerimanya semua tanpa syarat. Hanya dengan begitulah, saat kita meniadakan diri kita dihadapan Allah kekuatan diri justru akan dimunculkan oleh Allah. Tiba-tiba kita merasa lebih yakin dengan keputusan yg akan kita ambil. Setelah mengucapkan syukur kepada Allah segeralah kerjakan tanpa rasa ragu sedikitpun. Istiqomahlah. Terimalah dengan ikhlas apapun hasilnya karena semuanya pasti baik untuk kita. Bukankah kita sudah menyerahkan urusan kita kepada Nya? Tidak ada yg lebih baik dalam menyelesaikan masalah kita selain Allah. Wallahualam bis sawaab. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Allah memberitahu kita lewat Al Qur'an bahwa Iblis sejak Nabi Adam diciptakan sudah berjanji akan menghalang-halangi anak cucu Adam untuk menyembah Allah. Allah juga telah mengabulkan permintaan Iblis untuk menunda kematiannya. Dari kisah ini kita bisa menyimpulkan bahwa Iblis sampai detik ini masih hidup dan dia selalu mengajak pengikut-pengikutnya yaitu para setan dari jenis jin maupun manusia untuk menyesatkan jalan menuju Allah. Bisa jadi ini adalah salah satu alasan mengapa seorang sulit untuk berubah. Seorang bisa berubah jika didahului dengan niat untuk bertobat atas kebiasaan buruknya dan menjadi lebih baik. Tentu ini sangat tidak disukai oleh Iblis. Bisa dipastikan Iblis akan berupaya mengerahkan pengikut-pengikutnya agar orang ini tetap dalam kebiasaan buruknya. Akan tetapi dengan mengetahui apa saja pintu-pintu Iblis dan setan dalam menyesatkan manusia kita akan lebih mudah mengatasi tipuannya. Dalam sebuah video Ustadz Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) memberikan penjelasan tentang ke 5 pintu-pintu itu. Pertama Kesombongan. Orang yang sombong itu cirinya dua: 1) mendustakan kebenaran, 2) menganggap remeh orang lain. Jika orang sombong maka dia sudah merasa paling benar. Masukan, ajakan, teguran apalagi kritik dia marah. Semakin sombong semakin tidak bisa berubah. Kedua Orang yang Ujub. Orang yang sudah merasa berjasa, merasa sudah berbuat, merasa sudah berkorban, sudah merasa berubah, merasa sudah berbuat yang terbaik. Ini juga bisa menyebabkan orang itu sulit sekali berubah. Ketiga Orang yang Merasa diri sebagai Korban. Dia merasa dianiaya oleh orang lain. Semakin dirinya merasa dianiaya semakin fokusnya hanya menyalahkan orang lain. Dia hanya memikirkan kesalahan orang lain, bukan memikirkan kesalahan yang ada dalam dirinya. Maka inipun sulit sekali untuk bisa berubah. Keempat Orang yang Pendengki. Dia tidak suka melihat orang lain. Orang dengki itu SMS. Susah Melihat orang lain Senang dan Senang Melihat orang lain Susah. Seorang pendengki sulit sekali berubah karena fokusnya adalah orang lain terus bukan perubahan pada dirinya. Kelima Orang yang Memang Tidak Mau Memperbaiki Dirinya. Dia hidup semau dirinya saja. Dia tidak merasa perlu meningkatkan kualitas dirinya. Baginya hidup hanya untuk hari ini maka dia gunakan waktunya untuk mencari kepuasan diri semaunya. Orang seperti ini mudah kehilangan motivasi hidup. Padahal untuk bisa berubah seseorang harus mengawalinya dengan bertobat, yaitu berniat dengan sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan itu menjadi diri yang lebih baik. Diawali dengan niat sungguh-sungguh untuk menghentikan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan baik. Untuk itu dia harus jujur melihat kekurangan diri dan berani mengakui kesalahan diri. InnAllaha yuhibbut tawwaabiin wa yuhibbul muttathohhiriin. Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang bertobat dan sangat mencintai orang yang mensucikan diri. Kisah teladan berikut ini menggambarkan kepada kita betapa para sahabat Rasulullah termasuk para pemuda dan pemudinya begitu patuh dan taat kepada Rasulullah melebihi segalanya.
Pada zaman Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa aali wasallam, hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid, yang berumur 35 tahun, namun belum juga menikah. Dia tinggal di Suffah (teras) masjid Madinah. Ketika sedang mengasah pedangnya, tiba-tiba Rasulullah Saw datang dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya agak gugup. “Wahai saudaraku Zahid…selama ini engkau sendiri saja,” Rasulullah Saw menyapa. “Allah bersamaku ya Rasulullah,” kata Zahid, sambil tertunduk tak kuasa melihat kharismatik wajah Beliau. “Maksudku kenapa engkau selama ini membujang saja, apakah engkau tidak ingin menikah…,?” Tanya Rasulullah Saw. Zahid menjawab, “Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku tak tampan, siapa yang mau dengan diriku ya Rasulullah?” ”Asal engkau mau, itu urusan yang mudah.” Kata Rasulullah Saw sambil tersenyum. Kemudian Rasulullah Saw memerintahkan Sahabatnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita. Setelah surat itu selesai ditulis, maka Rasulullah memberikan surat tersebut kepada Zahid dan memerintahkan agar segera mendatangi rumah Said dan menyerahkan surat lamaran tersebut kepadanya. Disebabkan di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahid setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said. “Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasulullah yang mulia diberikan untukmu saudaraku.” Said menjawab, “Wah, ini adalah suatu kehormatan buatku.” Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi Arab perkawinan yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya. Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, “Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?” Zahid menjawab, “Apakah engkau pernah melihat aku berbohong...” Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata, “Wahai ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini… bukankah lebih baik di persilahkan masuk?” “Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya,” kata ayahnya. Di saat Zulfah melihat Zahid, sambil menangis ia berkata, “Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau dengan dia ayah..!” Zulfah merasa dirinya terhina. Maka Said berkata kepada Zahid, “Wahai saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau…bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.” Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama Rasulullah?” Akhirnya Said berkata, “Lamaran kepada dirimu ini adalah perintah Rasulullah.” Zulfah kaget kemudian beristighfar beberapa kali, أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ...أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ...أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ... Ia menyesal atas kelancangan perbuatannya itu. Seketika ia berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah, kenapa tidak sejak tadi ayah berkata bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau begitu segera aku harus dinikahkan dengan pemuda ini. Karena aku ingat firman Allah dalam Al-Qur’an surah An Nur: إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (النور ٥١) “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka diminta Allah dan Rasul-Nya agar Rasul yang mengadili (mengambil keputusan ) diantara mereka, ucapan yang muncul hanyalah : Kami mendengar, dan kami patuh/taat”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An Nur 24:Ayat 51)” Zahid pada hari itu merasa jiwanya melayang-layang ke angkasa dan baru kali ini merasakan bahagia yang tiada taranya, dan segera melangkah pulang. Sampai di masjid ia bersujud syukur. Rasulullah yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya. “Bagaimana Zahid?” “Alhamdulillah lamarannya diterima ya Rasulallah,” jawab Zahid. “Apakah sudah ada persiapan?” Zahid menundukkan kepala sambil berkata, “Ya Rasulallah, aku tidak memiliki apa-apa.” Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke beberapa sahabat untuk membantunya mendapatkan uang untuk menikah. Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahid pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan perkawinan. Tak lama kemudian setibanya di pasar, bersamaan itu pula ada pengumuman Jihad untuk perang melawan orang kafir yang mau menyerang masyarakat muslim Madinah. Zahid Mulai bingung untuk menentukan sikap, menikah atau berjuang demi Agama Allah. Akhirnya dia mencoba kembali lagi ke masjid. Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, “Ada apa ini?” Sahabat menjawab, “Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, apakah engkau tidak mengetahui?” Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, “Wah jika begitu uang untuk menikah ini akan aku belikan baju besi dan kuda yg terbaik, aku lebih memilih jihad bersama Rasulullah dan menunda pernikahan ini." Para sahabat menasihatinya, “Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau malah hendak berperang?” Zahid menjawab dengan tegas, “Hatiku sudah mantap untuk bersama Al Musthafa Rasulullah pergi berjihad.” Lalu Zahid membacakan ayat AlQur'an di hadapan sahabat Nabi: قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (التوبة ٢٤) “Katakanlah, Jika bapak -bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kuatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai , itu semua lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dengan) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At Taubah, 9:24). Akhirnya Zahid maju ke medan pertempuran. Dengan hebatnya beliau bertempur, banyak dari kaum kafirin tewas di tangannya dan pada akhirnya beliau mendapatkan syahid. Gugur demi membela agama Allah dan Rasulullah. . . Peperangan telah usai, kemenangan direbut oleh Rasul dan pasukannya. Senja yang penuh dengan keberkahan ketika Rasullullah memeriksa satu persatu yang telah gugur di jalan Allah, sebagai Syuhada Allahu azza wajalla. Nampak dari kejauhan sosok pemuda yg bersimbah darah dengan luka bekas sasatan pedang. Rasulullah menghampiri jasad pemuda itu sambil meletakkan kepalanya di pangkuan manusia agung ini. Habiballah memeluknya sambil menangis tersedu-sedu, "Bukankah engkau ya Zahid yg hendak menikah malam ini?" "Tapi engkau memilih keridhaan Allah, berjihad bersamaku." Tak lama kemudian Rasulullah tersenyum sembari memalingkan muka ke sebelah kiri karena malu. Disebabkan karena ternyata sesosok bidadari cantik dari Surga menjemput Ruh mulia pemuda ini, dan tak sengaja gaunnya tersingkap hingga betisnya yang indah terlihat. Ini yang membuat Rasulullah malu. Rasulullah berkata, “Hari ini Zahid berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.” Lalu Rasulullah membacakan Al-Qur’an; وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ * فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (آل عمران ١٦٩ - ١٧٠) “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, sejatinya mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan bahagia disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Ali Imran, 3:169-170.) Mendengar berita ini para sahabat meneteskan air mata, dan Zulfah pun berkata, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak dapat mendampinginya di dunia, maka izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.” www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Helfia Store Bukalapak Helfia Store Tokopedia Setiap peristiwa, apa lagi musibah seringkali mengundang tanya. Bagi orang yang beriman setidaknya dipenuhi tanya tentang apa yang dikehendaki Allah dengan musibah itu. Bagi orang yang tak percaya agama mungkin saja akan dengan cepat berkesimpulan bahwa Tuhan itu tidak ada atau setidaknya mereka menyangka Tuhan itu kejam dan hal-hal buruk lainnya. Olehkarenanya bagi orang yang beriman perlu kiranya berprasangka baik kepada Allah dengan mengimani bahwasanya sekenario Allah itu sesungguhnya demikian sempurna sehingga seringkali baru bisa dipahami setelah cerita itu berakhir. Itu sebabnya tidak semua orang mampu memahaminya, bahkan untuk membaca temanya saja tidak bisa. Marilah kita membayangkan diri kita yang hari ini masih bisa bernafas, masih bisa makan dan minum, masih bisa bicara dan bekerja layaknya penonton dari sebuah cerita besar yang disuguhkan oleh Allah SWT. Karena begitu sempurnanya alur cerita itu, sehingga diantara kita para penonton ada yang histeris, sedih, meratap dan menangis. Sebagai pemain, penampilan kita sangat bergantung kepada kemampuan diri dalam menghayati tema dari cerita itu. Ada yang bahagia karena ridho dan menghayati peran yang dijalani, dan ada yang sedih, menderita bahkan tersiksa karena tidak ridho dan tidak memahami peran yang dijalani. Padahal ridho atau tidak ridho, cerita itu tetap berjalan sesuai dengan sekenario yang dikehendaki oleh sang sutradara yaitu Allah SWT. Tema cerita besar itu adalah "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun", dengan sub tema "Musibah" Karena cerita tentang "Musibah" harus tetap berjalan sesuai dengan kehendak sang sutradara, maka tak ada yang mampu menghentikannya, bahkan ketika dihadapkan dengan teknologi yang super canggih sekalipun, musibah selalu menemukan jalan untuk mematahkannya. Musibah tidak bisa dihentikan dengan teknologi, tapi musibah bisa dihadapi dengan kekuatan sabar dan shalat serta tawakkal. Sabar dan shalat serta tawakkal itu sendiri hanya bisa kita peroleh bila disertai kesadaran penuh bahwa diri kita milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Allah SWT berfirman: (Al-Baqarah 2 : 45) وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَـٰشِعِينَ Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (Al-Baqarah 2 : 46) ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَـٰقُوا۟ رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Al-Baqarah 2 : 157) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah:155-157) Wallaahu a'lam bishshawab. Disadur dan disempurnakan dari WAG. www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Helfia Store Bukalapak Helfia Store Tokopedia Ini adalah pengalaman pertamaku shalat tahajjud dini hari dengan berjamaah bersama saudara seiman yang baru aku kenal pada malam itu juga. Beratapkan langit yang cerah dengan gemerlap bintang dan cuaca yang pas tidak panas juga tidak dingin. Lantunan ayat suci Al Quran terasa demikian syahdu merasuk ke relung hati paling dalam. Doa qunut yang panjang terasa singkat dan membuat haru seluruh jamaah. Tak terasa air mata berlinang. Kasih sayang Allah yang selalu ada sejak kita lahir ke dunia, pada malam itu lebih terasa membasuh jiwa ini. Alhamdulillah berkali-kali aku ucapkan karena telah diperkenankan Nya hadir bersama-sama sahabat-sahabat muslim lainnya disaksikan sebuah bangunan tinggi yg indah berpuncak emas murni yang sejak kecil sudah saya kenal dengan sebutan Monas atau Monumen Nasional. Bicara tentang Monas, apa yang disampaikan oleh Rocky Gerung di sebuah acara ILC TV One bahwa Monas adalah monumen akal sehat kiranya sangatlah pas menggambarkan keadaan kami malam itu. Bagi sebagian kecil sahabat muslim kami dianggap berlebih-lebihan, tetapi bagi kami inilah bentuk pemeliharaan akal sehat dari kami umat Islam Indonesia yang sedang dilanda perusakan aqidah, ideologi dan akal sehat secara massive. Kesadaran inipun barulah muncul ketika seorang pejabat arogan lepas kendali melecehkan Al Qur'an Surah Al Maidah ayat 51 tentang keharusan memilih pemimpin dari kalangan muslimin sendiri. Sebagian kecil dari kami masih merasa tidak ada yang salah dengan ucapan orang ini. Ketika kami menuntut ditegakkannya keadilan terhadap orang ini ternyata pembelaan dari rezim yang berkuasa demikian massive sehingga hampir saja tidak berhasil keadilan ditegakkan. Berkumpulnya umat Islam di Monas tahun 2018 pada tanggal 2 Desember kali ini ternyata dihadiri oleh lebih banyak orang dibandingkan saat pertama kali Aksi Damai 212 diselenggarakan yakni 2 Desember 2016. Ketika itu berbagai upaya menakut-nakuti mulai dari himbauan sampai upaya repressive dilakukan oleh aparat pemerintah dan kepolisian seperti merazia bis, melarang pengusaha transportasi mengangkut jamaah. Namun ternyata tidak menyurutkan semangat umat Islam untuk hadir dalam Aksi Bela Islam atau Aksi Damai 212 itu. Bahkan sebuah pesantren di Ciamis berjalan kaki long march untuk bisa hadir di Monas ketika itu. Dalam pertemuan 212 tahun 2018 kali inipun upaya penggembosan tetap kuat meskipun terkesan ditutup-tutupi. Mungkin belajar dari pengalaman sebelumnya ketika dilarang justru membuat masyarakat semakin bersemangat untuk berpartisipasi. Tetapi upaya seperti pembatalan bis yang tiba-tiba, berita-berita tentang penyusupan, tentang persiapan pengamanan oleh pihak aparat kepolisian yang lebih tepat dikatakan sebagai persiapan perang, sampai dengan pemutusan signal handphone di area Monas menjelang acara sampai dengan menjelang usainya acara. Namun semua gagal menggembosi aksi 212 tahun 2018 ini. Aksi 212 dicibir justru semakin bergejolak. Ketika mobil kami tiba di bundaran depan Gedung BI arus lalu lintas dialihkan sehingga kami turun di sana dan sopir lanjut mencari tempat parkir. Belakangan saya tahu sopir parkir di Jalan Kebon Sirih. Saya dan Rahmat terus berusaha mencari tempat di depan panggung utama. Tetapi dekat Monas saya putuskan untuk berhenti dan mencari tempat untuk shalat tahajjud. Saya memang sudah menyiapkan dua sejadah selain topi tauhid yang selalu saya pakai. Selain itu saya juga membawa empat botol air minum dan snack ala kadarnya. Tetapi ternyata di sana berlimpah air minum dan snack gratis. Usai shalat Tahajjud dan shalat Subuh berjamaah panitia mengajak jamaah berzikir dan bershalawat yang disambut seluruh jamaah dengan antusias. Lantunan zikir dan shalawat dari seluruh jamaah menggetarkan jiwa dan perasaan. Tiba-tiba kami merasa memiliki saudara seiman yang siap saling membelam saling menyayangi bahkan siap saling ingat mengingatkan. Ketika serombongan jamaah bergerak ke depan ada yang tanpa sadar menginjak rumput dengan spontan diingatkan dengan teriakan: "Tolong jangan injak rumputnya". Langsung disambut yang lain dengan berkelakar: "Injak cebong aja, jangan injak rumputnya". Menjelang pukul 7 perhatian kami tertuju pada sekelompok pemuda berpakaian putih dengan logo kecil berbentuk segitiga garis hijau yang ternyata Laskar FPI. Mereka dengan sopan tetapi tegas memberi jalan bagi Ahmad Dhani yang baru tiba untuk menuju panggung utama. Jamaahpun sontak bershalawat menyambut Ahmad Dhani sambil berusaha untuk berjabat tangan dan selfi. Di langit terlihat banyak drone berseliweran. Ketika salah satu drone bermanuver di atas kami, spontan para jamaah berdiri seraya mengibarkan bendera tauhid dan mengacungkan ibu jari dan telunjuk. Seorang kakek secara demonstratif mengeluarkan bungkusan tebal uang dalam lembaran 2 ribuan yang jumlah keseluruhannya mungkin tidak kurang dari 5 juta rupiah. Sang kakek memasukkan seikat demi seikat uangnya ke dalam kotak amal 212 sambil meneriakkan takbir. Terakhir sang kakek bertakbir tiba-tiba gigi palsunya copot yang membuat jamaah tertawa meskipun mereka sadar si kakek hanya berpura-pura. Tak terasa matahari mulai tinggi dan jam menunjukkan pukul 7. Bendera Al Liwa dan Ar Roya tak henti-hentinya diarak di atas kepala dari belakang ke depan panggung dan kembali lagi ke belakang sambil diiringi shalawat. Panitia selanjutnya mengajak jamaah menyanyikan lagu Satu Nusa dan Garuda Pancasila. Menjelang pukul 7.36 Ustadz Haikal Hasan membuka acara berbahasa Arab seraya berseloroh mengapa pake bahasa Arab, karena gak ada TV Indonesia yang mau nyiarin acara ini. Beliaupun bernyanyi dengan syair "Cangkul.. cangkul... cangkul yang dalaam... tanahnya subur, jagung kutanam" yang diubah menjadi "Panik... panik.. ada yang paniik... Ada yang panik takut diganti". Menjelang pukul 8.00 pagi panitia mengajak jamaah menyanyikan lagu Indonesia Raya. Beberapa saat kemudian Gus Nur datang dengan dikawal oleh Laskar FPI menuju panggung. Acara dilanjutkan dengan sambutan ketua panitia. Sambutan dilanjut dengan sambutan-sambutan yang disampaikan antara lain oleh DPP FPI, dan Anies Baswedan. Selain mengingatkan pentingnya untuk memenangkan partai-partai Hizbullah, Anies mengingatkan pentingnya sebuah proses politik, bahwa betapa tanpa kekerasan bisa menghentikan reklamasi yang dianggap mustahil sebelumnya. Beberapa hal yang sebelumnya dianggap mustahil seperti DP nol rupiah, dan menutup tempat-tempat maksiat bisa terlaksana. Dalam sambutannya Anies Baswedan juga menyampaikan bahwa Monas pertama kali digunakan pada September 1945. Ketika itu berkumpulnya masyarakat dalam upaya menghadirkan kemerdekaan. Monas bukan milik sekelompok orang. Pertemuan ini bukan sekedar berbeda tetapi di tempat ini hadir persatuan. Persatuan yang bukan didatangkan orang lain tetapi hasil inisiatip kita yaitu dalam rangka tuntutan untuk menghadirkan keadilan dan kesetaraan. Akhirnya Anies yg mendapat julukan Gubernur Indonesia itu menghimbau hadirin untuk dari Monas menebarkan kedamaian dan keadilan di negeri ini. Menebarkan ketertiban yang mempesona dunia bagi anak-anak dan cucu-cucu kita. Sambutan demi sambutan berlangsung dari Ketua MPR Zulkifli Hasan, Prabowo Subianto, Ustadz Bachtiar Nasir dan Tengku Zulkarnain. Ustd Tengku Zulkarnain dalam sambutannya mengatakan: "Kita bukan mau NKRI bejat yg halalkan LGBT. Kita mau NKRI baldatun toiyibaatun warobbun ghofur". Panitia juga memberitahu kehadiran Fadly Zon dan Yusuf Matta dan beberapa tokoh nasional lainnya. Tak terasa jam sudah pukul 9 lewat. Acarapun berlanjut dengan pemberian penghargaan millenial award kepada 12 orang yang antara lain mujahid cilik Cecep yg berjalan kaki dari Ciamis menghadiri Aksi 212 tahun 2016 dan hafidz cilik, atlit yudo yg mempertahankan jilbabnya, termasuk Nisya Saban dan dr. Gamal yang menyampaikan dalam sambutannya agar jangan sia siakan masa muda. Mereka generasi muda yg memberikan inspirasi bagi anak muda lainnya Puncak acara diisi dengan pemutaran ulang film dokumenter Aksi Damai 212 Tahun 2016 termasuk khutbah Jum'at dari Ustd Habib Rizieq Shihab dilanjutkan dengan pidato beliau langsung dari Mekkah Al Mukarromah. HRS menyampaikan bahwa Aksi Damai 212 terlahir dari sebuah pertarungan ideologi tentang ayat suci di atas ayat konstitusi terhadap ideologi ayat konstitusi di atas ayat suci yang merupakan upaya busuk kaum anti agama. Ayat suci tidak boleh direvisi sedang ayat konstitusi bisa diluruskan agar sejalan dengan ayat suci. HRS menyampaikan bahwa penegakan ayat suci di Indonesia adalah juga amanah konstitusi republik ini. Pancasila sebagai dasar negara pasal 1 UUD 45 merupakan sebuah konsensus nasional bahwa dasar negara adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara harus selalu merujuk pada kitab suci. Indonesia negara beragama tanpa paksaan. Negara tauhid yang melindungi semua agama. Indonesia bukan ateis, komunis atau liberal dan sekuler yang anti syariat agama. Kondisi Indonesia dalam 5 tahun terakhir ini ada gerakan sistematis yang ingin menghancurkan kehidupan beragama. Pembiaran aliran sesat, penistaan agama dan pembiaran kezaliman dan ketidakadilan telah berlangsung sedemikian sehingga terkesan ada sikap suka-suka dari penguasa. Acara ditutup dengan pidato cucu pendiri NU dan Muhammadiyah disusul dengan beberapa orasi dari Habib Hanif dan Habib Bahar bin Smith. Sebuah lagu lucu mengkritik pemerintah yang dianggap sebagai tukang bohong: "Astaghfirullah... punya Presiden si Tukang Bohong." Perkiraan lebih dari 10 juta orang hadir di Aksi Damai 212 Tahun 2018 ini. Hanya satu televisi nasional yaitu TV One yang berani menyiarkannya. Hal ini memperjelas posisi pers nasional yang mengorbankan prinsip-prinsip jurnalistik yg baik demi mempertahankan sebuah rezim penguasa. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|