Al Qur'an Surah 74 (Al Mudatsir) ayat 30 mengatakan: "dan di atasnya ada sembilan belas". Dalam ayat berikutnya dijelaskan malaikan penjaga Neraka Saqar berjumlah 19. Tahukah sahabat muslim bahwa sangat banyak bertebaran bukti bahwa Al Qur'an tersusun dalam kode matematika berbasis bilangan 19? Kode matematis ini dengan sendirinya menjadi salah satu kunci terjaganya keaslian Al Qur'an sejak diturunkan ke langit dunia dan diwahyukan kepada Rasulullah SAW secara bertahap dalam masa 23 tahun kerasulannya. Ini sekaligus menjadi bukti tak terbantahkan bahwa Al Qur'an mustahil merupakan hasil pemikiran Rasulullah SAW sendiri. Berikut beberapa diantara bukti-bukti kode matematika berbasis bilangan 19 tersebut. Surah 1 (Al Fatihah), Ayat 1 yaitu Basmalah (Bismillaahir rahmaanir raahiim) tersusun dari 19 huruf Arab yaitu: (1) ba, (2) sa, (3) mim, (4) alif, (5) lam, (6) lam, (7) ha, (8) alif, (9) lam, (10) ro, (11) ha, (12) mim, (13) nun, (14) alif, (15) lam, (16) ro, (17) ha, (18) ya, (19) mim. Al Qur'an sendiri tersusun dari 114 surah. Bilangan 114 adalah kelipatan 6 dari bilangan 19 (114 = 6 x 19). Tahukah sahabat muslim bahwa setiap surah dalam Al Qur'an selalu dibuka dengan Basmalah kecuali surah 9 (At Taubah). Ketiadaan Basmalah dalam surah At Taubah ini menjadi misteri selama berabad-abad. Berbagai teori bermunculan untuk menjelaskan hal ini. Basmalah terdiri dari 19 huruf Arab. Jika Al Qur'an memiliki kode matematis bilangan 19 kita mesti bisa menduga kalimat Basmalah juga kelipatan bilangan 19. Ternyata seluruh surah dibuka dengan kalimat Basmalah kecuali satu sehingga jumlahnya 113 surah. Belakangan ditemukan bahwa surah 27 (An Naml) memiliki dua Basmalah yaitu di pembukaan dan di ayat 30. Sehingga jumlah Basmalah seluruhnya 114 di dalam Al Qur'an. Terbukti jumlah kalimah Basmalah adalah juga kelipatan 6 dari bilangan 19 (114 = 6 x 19). Lebih mencengangkan lagi jika kita menghitung jumlah surah dari surah 9 (At Taubah) yang tidak memiliki kalimat Basmalah sampai dengan surah 27 (An Naml) ayat 30 di mana ditemukan kalimat Basmalah tambahan, ternyata semuanya berjumlah 19 surah. Bilangan 114 adalah kelipatan 6 dari bilangan 19 (114 = 6 x 19). Apakah sebuah kebetulan jika Surah ke 114 (An Naas) memiliki 6 ayat? Sebuah bukti Al Qur'an disusun dengan kode matematis bilangan 19. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah Surah 96 (Al Alaq) Ayat 1 - 5. Ternyata jumlah hurufnya 19. Surah Al Alaq sendiripun memiliki 19 ayat. Masih banyak deretan bukti lain berupa fakta-fakta sederhana sampai yang rumit dan memerlukan kalkulator atau komputer untuk menghitungnya. Kesemuanya memperkuat kesimpulan bahwa Al Qur'an memiliki kode matematis berbasis bilangan 19. Bukti-bukti ini seolah menggambarkan tantangan dari Allah kepada manusia sepanjang jaman untuk menggunakan kemampuan intelektualnya, kemampuan matematikanya yang telah diajarkan Allah dalam rangka mengenal keberadaan Nya. Sesungguhnya tidaklah Allah menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada Nya. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com
0 Comments
Allah mengingatkan manusia bahwa setiap orang akan mengakui dosa mereka di akhirat kelak. Allah juga mengingatkan bahwa jika seseorang merasa takut kepada Tuhannya meskipun dia tidak dapat melihat Nya maka mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Allah juga mengingatkan bahwa Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Bukankah tidak mungkin Allah yang mampu menciptakan apapun tidak mengetahui segala yang manusia ucapkan meskipun di dalam hati. Bukankah Allah telah menjadikan bumi itu mudah bagi manusia. Tidak ada satupun yang dapat merasa aman terhadap Allah. Dia dapat menjungkir balikkan bumi bersama seluruh makhluk di atasnya. Perhatikan surat Al Mulk ayat 17 berikut ini. Sebuah kiriman video hujan batu di Australia baru-baru ini seolah ingin menegaskan kembali ancaman Allah dalam Surat Al Mulk ayat 17 tsb. Berikut videonya. Dr. Maurice Bucaille adalah seorang yg berprofesi ahli bedah. Dia juga seorang ilmuwan terkenal. Untuk dapat membaca Al-Quran dalam teks aslinya dan mempelajari maknanya dan memperoleh akses langsung dari sumbernya, ia mengabdikan dirinya untuk belajar bahasa Arab pada usia lima puluh tahun. Setelah itu, ia memulai dengan mencoba menguji bukti-bukti kebenaran ilmiah dengan aksioma agama. Sebagai hasil dari studi ini, ia menulis bukunya yang terkenal "QURAN, ALKITAB DAN ILMU PENGETAHUAN" pada tahun 1976, yang menyebabkan kehebohan di kalangan akademisi - terutama di dunia Kristen. Setelah mempelajari lebih dalam tentang Islam dan Al-Quran, ia telah menulis buku lain berjudul, "ASAL-USUL MANUSIA". Ini terdiri dari penjelasan Al-Quran atas beberapa pertanyaan yang diajukan jauh sebelum periode ketika pertanyaan-pertanyaan itu dapat dijawab secara logis dan memuaskan melelui eksperimen ilmiah, untuk sepenuhnya sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh Al-Quran sekitar 1500 tahun yang lalu. Gereja mengakui dan menerima penelitian Dr. Bucaille ini sebagai kontribusi berharga bagi pengetahuan manusia dan penulisnya menjadi terkenal di seluruh dunia, seperti Universitas Cambridge, dan Oxford di UK & Yale dan Harvard di AS. Dia diundang untuk memberikan Kuliah Ekstensi di lembaga akademik mereka. Karena pemikiran Alqurannya, dan berdasarkan pendekatannya yang realistis dan tidak berprasangka terhadap pemikiran Al Quran, dan berdasarkan diskusi dan penelitiannya yang realistis dan tidak berprasangka, Dr. Bucaille telah mengubah sejumlah sarjana bergengsi untuk setuju dengannya dan untuk menerima pandangannya bahwa Al-Quran adalah Buku Ilahi, tidak ditulis oleh manusia mana pun dan sebenarnya adalah Kitab Wahyu dari Tuhan Yang Maha Kuasa kepada Nabi Terakhir-Nya, Muhammad SAW. M. Bucaille berpandangan bahwa temuannya ini adalah penyebab kekuatiran dan kekecewaan para sarjana Barat atas paparan mereka sebelumnya terhadap propaganda palsu dan fiktif terhadap Islam dan Nabi (SAW), oleh penulis Kristen dan oleh bias dari penulis-penulis Barat. Mereka yang sesat ini tidak dapat percaya bahwa Quran adalah satu-satunya Kitab Suci yang tetap suci dan bebas dari semua penambahan, perubahan dan interpolasi dan akibatnya masih mempertahankan kemurnian untuk membimbing umat manusia di segala zaman, tempat dan dalam setiap krisis yang mungkin terjadi. Selama lebih dari 1400 tahun Al Quran telah menjadi satu-satunya rumah harta karun ilmu pengetahuan tentang alam semesta dan kehidupan itu sendiri. Umat manusia belum mengalami kemajuan dan melanjutkan ke tahap di mana ia sepenuhnya dapat dipenuhi dengan semua mutiara dan permata kebijaksanaan dan kebenaran, dikumpulkan dalam pangkuan mukjizat keaksaraan, keunggulan, dan kemurnian akademis yang tidak dapat ditandingi bahkan dengan satu kalimat kecilpun oleh raksasa sastra dahulu kala, meskipun Al Quran telah menantangnya secara terbuka untuk hal ini. T: Apa yang mendesak Anda begitu kuat untuk melakukan studi tentang Al Quran dan kitab suci lainnya, dan mengapa? J: Seperti semua orang Prancis lainnya, saya awalnya juga berpandangan bahwa Islam adalah agama yang dilahirkan dan diperkenalkan oleh seorang jenius dan seorang pria luar biasa dengan kecerdasan besar, yang dikenal dengan nama Mohammed (S.A.W.). Lima puluh tahun yang lalu, oleh Rahmat Tuhan, saya menjadi profesional yang memenuhi syarat untuk praktek sebagai ahli bedah, dan biasa berdiskusi dan membandingkan (pandangan tentang) Islam dan Kristen dengan pasien saya yang datang untuk berkonsultasi dengan saya (dan dengan rekan kerja profesional saya). Saya diberitahu oleh beberapa dari mereka bahwa pengetahuan saya tentang Islam dan tentang disiplinnya sebagian besar salah dan salah dipahami. Pada awalnya saya cenderung meragukan mereka, tetapi kadang-kadang beberapa orang mengirimkan Ayat-ayat Alquran yang asli dan benar-benar dalam kontradiksi dengan referensi saya, dan saya terpaksa merevisi kesimpulan saya. Dan, sebagai hasil dari revisi dan ulasan ini, saya merasa mereka benar dan saya salah. Saya menemukan bahwa mereka yang telah menjadi guru saya memiliki pendekatan yang salah untuk masalah ini dan telah memberikan informasi yang salah kepada saya. Pengetahuan saya tentang Islam, sampai saat itu, terbatas pada ulasan Radio dan T.V., artikel yang diterbitkan di berbagai majalah dan direproduksi dalam buku risalah yang bias. Tapi saya bingung; apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya harus mengubah posisi saya dan memperbaiki pemahaman saya? T: Kapan ini terjadi? A: Setelah Konferensi Vatikan ke-8 tetapi sebelum lahirnya sikap toleran dari para sarjana Eropa condong ke pemikiran yang tidak bias, yaitu sebelum 1926, ketika perpecahan antara Muslim dan sarjana Kristen berada di puncaknya dan tidak ada prospek dialog langsung di antara mereka. T: Bagaimana Anda bereaksi terhadap situasi ini? A: Saat itu hanya ada satu jalan terbuka bagi saya, yaitu belajar bahasa Arab sehingga saya dapat mempelajari Kitab Suci, Al-Quran, dalam bentuk aslinya dan mencoba untuk mendapatkan maknanya secara langsung. Saya mencurahkan dua tahun ke depan untuk tugas ini ketika saya telah memperoleh cukup pengetahuan tentang bahasa Arab (dalam bahasa dan sastra) untuk dapat membuat studi Quran yang dapat dipercaya dengan setia serta akademis. T: Dan apa manfaatnya bagi Anda? J: Saya tahu saat itu bahwa Al-Quran adalah "Karya Allah" dan belum ditulis oleh manusia mana pun. Saya juga yakin bahwa Mohammed (SAW) adalah Nabi Allah yang sejati. T: Dunia sekarang merayakan seratus tahun pertama Darwin, apakah Anda berlangganan teori Darwin atau tidak setuju dengannya? A: Tidak, Tuan, saya menentangnya dengan keras. Teori Darwin sepenuhnya didasarkan pada kesalahpahaman dan sama sekali bukan hasil dari penelitian ilmiah yang dapat membuktikan bahwa ada hubungan sekecil apa pun antara manusia dan teori evolusi spesies seperti yang dikemukakan olehnya. Kenyataannya pandangannya tidak lain adalah perhitungan yang salah arah dan murni dari pikiran materialistis. Buku terbaru saya (Origin of Man) berisi "Artikel Bantahan" yang komprehensif tentang Darwin dan pandangannya. T: Apakah Anda berpendapat bahwa Darwin menyadari kesalahannya? A: Ya, saya pikir dia tahu kesalahan yang dia lakukan. Para cendekiawan, yang gemar materialisme, telah mengemukakan teori-teori yang tak terhitung banyaknya, kebanyakan salah, dan lucunya bahwa mereka menyadari kekeliruan mereka. Namun, sebagai materialis, mereka tetap berpegang pada sikap yang salah. Dalam buku saya, saya telah mengkritik beberapa sarjana ini, beberapa di antaranya adalah pemenang Hadiah Nobel. T: Apakah Anda pikir tulisan Anda berdampak langsung pada orang di luar Perancis? A: Ya, Baru-baru ini, hanya beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi negara-negara Afrika Utara dan Barat, di mana saya berulang kali dipanggil untuk menghadiri pertemuan orang-orang terpelajar yang tak terhitung jumlahnya termasuk para sarjana, tentang Origin of Man dan tentang buku pertama saya: Al-Quran, Alkitab dan Sains. Saya diperiksa silang tentang pandangan saya oleh beberapa elemen yang paling berkualitas, bahkan bermusuhan. Setelah itu, banyak siswa dan cendekiawan menghubungi dan memberi selamat kepada saya. Mereka menyatakan bahwa setelah mendengarkan saya, mereka, untuk pertama kalinya, dapat merasa yakin akan kebenaran pernyataan Alquran tentang penciptaan alam semesta dan asal usul manusia. Beberapa dari mereka dengan jujur mengakui bahwa tulisan dan ceramah saya telah mengembalikan keyakinan dan keyakinan yang kuat kepada mereka dan mengubahnya menjadi Muslim Sejati, yang sebenarnya merasa terhibur dan senang sekarang dalam mengucapkan "doa" mereka. Mereka menyatakan bahwa unsur keragu-raguan dan kebodohan dalam iman sepenuhnya disebabkan oleh teori-teori yang disalahpahami dari beberapa yang disebut para sarjana Barat yang teorinya diadopsi sebagai kebenaran Injil. T: Apa putusan Sains tentang Manusia; dan mengapa ada konflik antara Sains dan Agama dalam hal ini? A: Dalam buku saya, "Origin of Man", saya telah berusaha untuk menjelaskan apa yang meragukan dan apa yang terbukti menurut temuan ilmiah. Saya juga telah berkutat dengan teori-teori yang sebelumnya didukung oleh para sarjana, tetapi sekarang dasar mereka sedang dihancurkan dan terbukti tanpa pijakan ilmiah yang kuat. Pada tahun 1851, Darwin menerbitkan buku pertamanya, "Origin of Species". Di dalamnya ia telah menunjukkan bahwa "Semua hewan dapat berkembang biak di antara mereka sendiri", tetapi ia tidak bersusah payah untuk menunjukkan dan membuktikan secara ilmiah pandangannya bahwa "Silsilah Manusia" meluas hingga ke monyet. T: Lalu siapa yang bertanggung jawab untuk mengemukakan teori sembrono ini? J: Faktanya adalah bahwa beberapa orang lain bermetamorfosis dan tanpa pernyataan bahwa mereka mendasarkan pada teorinya, mereka memberikan pernyataan keliru kepada Darwin, dengan anggapan bahwa "Manusia telah berevolusi dari kera". Namun demikian, juga benar bahwa Darwin tidak ingin menentang anggapan keliru yang diberikan kepadanya dalam hal ini dan pada topik ini bahwa konfrontasi terjadi antara para pendukung Darwin dan para pendeta, di mana kedua belah pihak saling menyalahgunakan dan memfitnah satu sama lain. Itulah sebabnya adalah penting untuk menarik garis batas antara hasil penyelidikan ilmiah dan pandangan ngawur para sarjana seperti Darwin. T: Dengan wacana ilmiah, debat dan diskusi bahkan Kitab Suci, terbongkar dengan uji ilmiah maka kesalahan mereka dan kelemahan mereka terungkap. Dengan demikian, dapatkah kita bertanya apakah Anda memiliki beberapa anomali seperti itu dalam Al-Quran, yaitu di mana eksposisi dan penjelasannya berbeda dengan temuan ilmiah? J: Kitab Suci non-Muslim telah disalin dan diturunkan dari generasi ke generasi dan melalui kepribadian yang berbeda. Dokumen tertua sejenis ini adalah "Yehuwa", yang ditulis sekitar abad ke-9 Masehi. Buku ini, meskipun tidak banyak, masih merupakan dokumen paling komprehensif dari jenisnya. Buku kedua (Sacrodotal), meskipun secara umum diperlakukan sebagai Kata Pengantar Alkitab, terungkap pada tahun 600 SM. Ini berkaitan dengan penciptaan alam semesta dan kemunculan Manusia di bumi dan kisah-kisah yang menceritakan peristiwa yang mengikutinya. Alkitab datang sesudahnya, tetapi buku-buku "Perjanjian Baru" tidak menjelaskan banyak tentang masalah manusia. Mereka mengulangi pernyataan Perjanjian Lama seperti yang diadopsi oleh St Lukas. Al Quran muncul enam ratus tahun setelah Yesus dan memberikan materi berharga tentang manusia dan ciptaannya yang (dan masih) sama sekali tidak ada dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dan Kitab Suci lainnya. Yang lebih penting dalam konteks ini adalah bahwa tidak seperti Perjanjian Lama dan Baru dalam Alkitab, Al Quran benar-benar bebas dari kesalahan dan interpolasi. P: Menurut pendapat Anda, apa penyebab utama kesalahan yang begitu banyak dalam Kitab Suci lainnya? J: Para penyusun Kitab Suci, dalam kesombongan mereka, dianggap telah menyusunnya berdasarkan wahyu surgawi. Tetapi semua upaya mereka adalah gema dari periode mereka yang menyuarakan kembali pemikiran yang lazim di lingkungan saat itu. Mereka menyajikan konsepsi Manusia dan fenomena ciptaannya seolah-olah diucapkan oleh Allah sendiri, meskipun itu hanya mencerminkan tradisi ritual dan persepsi yang dikenal dan lazim pada waktu itu. Fakta ini diakui dengan suara bulat oleh semua penafsir Alkitab, baik mereka Katolik Roma atau Protestan. P: Apakah gereja juga mengakui fakta ini dan menganut pandangan ini? A: Ya Pak. Gereja menerima kebenaran ini yang dimasukkan dalam proses pada kesempatan konferensi Vatikan kedua, yang diadakan untuk menyatakan "Sifat Revolusioner Perjanjian Lama dan Baru". Mereka mengakui bahwa beberapa bagian dari Alkitab ini cacat dan saling bertentangan. T: Apa pendapat Anda tentang Al-Quran dalam hal ini? J: Sekarang ini adalah masalah yang sepenuhnya berbeda sifatnya. Semua cendekiawan Al-Quran sepakat bahwa Al-Quran adalah "Firman Tuhan" sebagaimana diungkapkan kepada Nabi Muhammad-nya yang terakhir (SA) melalui Jibril (Malaikat Wahyu). Saya telah mempelajari Kitab (Al-Qur'an) dengan sangat hati-hati dan belum menemukan satu pun contoh kesalahan ilmiah di mana pun di dalamnya. Sebaliknya, saya merasa bahwa kebenaran dan realitas (yang lebih tinggi) yang melekat dalam Teks Al-Quran telah, sepanjang sejarah 1400 tahun, di luar pemahaman manusia biasa yang dengan sendirinya, adalah bukti positif bahwa Al-Quran adalah Firman Allah. Tuhan dan itu (di tempat) di luar potensi intelektual manusia fana; baik dia seorang sarjana atau filsuf yang sangat baik dari kaliber tertinggi, yang tidak selalu mampu menjelaskan realitas alam yang melekat sebagaimana diungkapkan dalam Al-Quran. Yang jelas bertentangan dengan kebenaran ilmiah adalah asumsi Alkitab bahwa meskipun kehidupan muncul dalam berbagai bentuk spesies, yang telah bertahan lama, belum ada evolusi atau peningkatan fungsi mereka. Di sisi lain menurut Al-Quran, manusia telah melampaui perubahan besar dalam perjalanan seluruh sejarah kemanusiaan. Saya merasa sangat perlu untuk memberi tahu orang-orang Kristen di dunia ini tentang perbedaan yang sangat serius ini dalam Alkitab ini. Karena dalam studi saya yang kebetulan tidak memihak, jujur dan sangat blak-blakan, saya telah berulang kali dipanggil untuk mengungkapkan pandangan saya tentang masalah ini sebelum pertemuan yang terhormat. Dalam semua kesempatan seperti itu, saya selalu berurusan dengan subjek dari sudut pandang ilmiah, mengabaikan konteks gerejawi atau teologis. Apa pun yang tampaknya meragukan atau layak untuk diselidiki lebih lanjut, saya telah mencoba menaruhnya di atas batu ujian kritik dan tidak membiarkannya tanpa tantangan. T: Apakah Anda memeluk Islam? J: Saya ingin membuatnya sangat jelas di awal bahwa bahkan sebelum saya belajar huruf Bismillah pertama, saya yakin bahwa Tuhan itu unik dan sangat berkuasa dan ketika Tuhan membimbing saya untuk melakukan studi tentang Al Quran, batin saya berseru bahwa Al-Quran adalah Firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi terakhir Nya Muhammad SAW. Dalam buku saya "Quran, Alkitab, dan Sains," saya telah menyebutkan fakta-fakta ini dan buku itu telah berhasil dengan instan di seluruh dunia Kristen. Dalam buku ini saya telah mengabdikan diri untuk membahas semua masalah dari sudut pandang akademis murni, daripada masalah iman atau kepercayaan yang hanya akan mengungkapkan keyakinan pribadi saya. Ini karena saya ingin diperlakukan oleh dunia sebagai akademisi daripada seorang teolog. Tentang iman dan kepercayaan saya, Tuhan tahu apa yang ada di hati seseorang. Saya yakin bahwa jika saya mengidentifikasi diri saya dengan kepercayaan apa pun, orang akan selalu menjuluki saya sebagai salah satu dari kelompok ini dan itu dan merasa bahwa apa pun yang saya katakan atau lakukan, saya melakukannya hanya dari sudut kelompok kredo ini dan itu. Saya mengenal sesama makhluk saya dengan baik dan memahami mentalitas mereka dengan sangat baik. Saya ingin meyakinkan mereka bahwa semua pernyataan saya didasarkan pada pengetahuan ilmiah dan bukan pada dogma agama apa pun. T: Ini OK, tetapi karena Anda telah merujuk pada kesadaran penuh Tuhan dengan apa yang ada di hati seseorang, dapatkah kita bertanya apa pendapat Anda tentang hati manusia? J: Jantung bukanlah organ tubuh yang tampak dan jelas. Itu adalah tempat tinggal iman dan sumber cahaya abadi. T: Apa pandangan Anda tentang misi Islam dan masa depannya di Barat? J: Metode terbaik adalah mendekati orang melalui bahasa mereka sendiri. Saya menggunakan bahasa dunia dalam arti luasnya, yaitu komprehensif dari semua faktor yang membuat bahasa apa pun lengkap dan ekspresif dari pandangan dan kepercayaan orang. Prinsip dan peraturan yang menjadi perhatian Anda, harus disajikan dengan gaya yang Anda kenal dan yang populer di antara mereka. Dalam buku saya "Quran Bible and Science", saya telah mengadopsi gaya baru untuk memperkenalkan para pembaca dengan kebenaran Al Quran dan untuk memahami nilai intrinsik dari Al-Quran. Pandangan saya yang tidak berprasangka dan tidak memihak ini mendorong keluasan sirkulasi buku-buku saya. Pertama, saya mencoba mencari titik pusat perhatian orang Kristen dan gaya yang menarik bagi akal sehat mereka. Setelah itu saya mencapai kesuksesan ini. Setelah penerbitan buku-buku ini, saya menerima sejumlah surat dari akademisi besar dan cendekiawan peneliti serta orang-orang biasa di mana mereka menyatakan minat mereka dalam studi saya tentang Al-Quran dan menghargai itu. Mereka merasa puas dengan pandangan saya tentang Alkitab dan menegaskan kekeliruan yang saya tunjukkan. Saya pernah menghibur beberapa orang Kristen di rumah, di mana mereka mengekspresikan keheranan mereka atas literatur yang saya hasilkan mengenai Islam dan menanyakan nama-nama penafsiran untuk mendapatkan informasi yang benar tentangnya. T: Apa kegiatan Anda sekarang? A: Kami sekarang sedang mencoba untuk memproduksi film tentang "Sains, Al-Quran dan Asal Usul Manusia". Saya memiliki hubungan persahabatan yang mendalam dengan Malaysia. Cabang provinsi "Dawa-Islamia" telah mengeluarkan resolusi untuk memproduksi film tentang Al-Quran dan direktur perusahaan produksi mengunjungi Paris untuk menyiapkan rencana untuk itu. Film ini akan berada di Technicolor. Durasi presentasinya adalah lima puluh lima menit dikhususkan untuk Al-Quran dan sejarah fakta-fakta yang terkait dengannya, ayat-ayat Al-Quran digambarkan dalam film ini. Jadi itu sangat penting. Enam ratus ribu dolar telah dikumpulkan untuk memproduksi film ini. Persiapan film ini sudah dimulai. Untuk memulainya akan diproduksi dalam lima bahasa, dan kemudian akan diperpanjang hingga sepuluh. Cetakan pertama akan dalam bahasa Inggris, kemudian Arab dan Prancis, dan kemudian dalam bahasa lain. Itu akan diedarkan ke seluruh dunia. Dikutip dari www.IslamicBulletin.org Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Setiap manusia tidak ada yg bebas dari masalah. Bahkan sejak lahir ke dunia kita dihadapkan pada masalah demi masalah yg harus kita selesaikan. Sewaktu kecil kita menggantungkan diri pada bimbingan orangtua kita dalam segala masalah yg kita hadapi. Setelah dewasa ketika kita menghadapi masalah diharapkan kita sudah bisa menyelesaikannya tanpa bantuan orangtua kita. Tetapi kenyataannya seringkali hati kecil kita masih berharap mereka ada bersama kita membantu menyelesaikannya. Padahal sebagai seorang yg beriman, agama Islam mengajarkan kalimat tauhid "Laa ilaaha illa Allah" yg artinya "Tidak ada tuhan selain Allah". Juga kita mengenal kalimat "Laa haula wa laa quwwata illaa billaah" yg artinya "Tidak ada daya upaya kecuali dengan kuasa Allah". Tetapi mengapa ketika dihadapkan pada sebuah masalah yg terpikirkan adalah orangtua kita, atau orang lainnya yg kita harapkan bisa membantu? Mengapa yg terpikirkan pertama kali bukanlah untuk meminta pertolongan Allah? Allah memerintahkan di dalam Surah Al Baqarah (2) ayat 45 untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Tidak cukup itu, masih dalam Surah Al Baqarah (2) ayat 153 Allah kembali memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Oleh karena itu seyogyanya tindakan kita pertama kali ketika dihadapkan pada sebuah masalah adalah bersabar dan segera ambil wudu mengerjakan shalat. Segeralah menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita dan Allah menghendaki kita untuk kembali mengingatnya melalui masalah yg kita hadapi itu. Memohon ampunan Nya dengan segala kesungguhan dan mohonkan pertolongan Nya. Bukankah Allah telah berjanji akan mengabulkan doa hamba Nya apabila berdoa. Maka mengapa tidak kita tagih janji Allah ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Dia tidak membutuhkan apapun dari makhluk ciptaan Nya. Tak ada gunanya bagi Allah membuat kita makhluk ciptaan Nya menderita. Masalah yg kita hadapi pastilah untuk kepentingan kita sendiri sebagai makhluk ciptaan Allah. Mengapa Allah memerintahkan kita untuk sabar? Allah mempunyai rencana yg kita tidak mengerti disebabkan keterbatasan pandangan dan pikiran kita. Allah sudah menetapkan aturan-aturan yg harus kita ikuti di dunia ini dan Allah tidak pernah mengubah Nya sejak alam semesta ini diciptakan Nya. Allah hanya meminta kita untuk bersabar saja. Karena di sinilah letak ujian kita sebagai makhluk ciptaan Allah. Allah berkehendak melihat siapakah diantara kita yg lebih baik perbuatannya. Jika kita bersabar, maka Allah akan menyertai kita. Jika Allah beserta kita, apakah Allah akan membiarkan kita terbenam dalam masalah kita dan menderita? Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Hasbunallahu wa ni'mal wakiil. Ni'mal maulaa wa ni'man nashiir. Hanya Allah lah tempat seorang mukmin untuk kembali dalam arti menyerahkan segala urusannya di dunia ini. Ketika kita menyerahkan diri dengan permasalahan kita kepada Allah, akuilah kelemahan dan kesalahan kita. Akuilah dosa-dosa dan kelalaian kita selama ini. Buatlah diri kita tak ada apa-apanya dihadapan Allah. Apapun yg Allah akan perbuat terhadap diri kita, hendaknya kita siapkan diri untuk ikhlas menerimanya semua tanpa syarat. Hanya dengan begitulah, saat kita meniadakan diri kita dihadapan Allah kekuatan diri justru akan dimunculkan oleh Allah. Tiba-tiba kita merasa lebih yakin dengan keputusan yg akan kita ambil. Setelah mengucapkan syukur kepada Allah segeralah kerjakan tanpa rasa ragu sedikitpun. Istiqomahlah. Terimalah dengan ikhlas apapun hasilnya karena semuanya pasti baik untuk kita. Bukankah kita sudah menyerahkan urusan kita kepada Nya? Tidak ada yg lebih baik dalam menyelesaikan masalah kita selain Allah. Wallahualam bis sawaab. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Setiap peristiwa, apa lagi musibah seringkali mengundang tanya. Bagi orang yang beriman setidaknya dipenuhi tanya tentang apa yang dikehendaki Allah dengan musibah itu. Bagi orang yang tak percaya agama mungkin saja akan dengan cepat berkesimpulan bahwa Tuhan itu tidak ada atau setidaknya mereka menyangka Tuhan itu kejam dan hal-hal buruk lainnya. Olehkarenanya bagi orang yang beriman perlu kiranya berprasangka baik kepada Allah dengan mengimani bahwasanya sekenario Allah itu sesungguhnya demikian sempurna sehingga seringkali baru bisa dipahami setelah cerita itu berakhir. Itu sebabnya tidak semua orang mampu memahaminya, bahkan untuk membaca temanya saja tidak bisa. Marilah kita membayangkan diri kita yang hari ini masih bisa bernafas, masih bisa makan dan minum, masih bisa bicara dan bekerja layaknya penonton dari sebuah cerita besar yang disuguhkan oleh Allah SWT. Karena begitu sempurnanya alur cerita itu, sehingga diantara kita para penonton ada yang histeris, sedih, meratap dan menangis. Sebagai pemain, penampilan kita sangat bergantung kepada kemampuan diri dalam menghayati tema dari cerita itu. Ada yang bahagia karena ridho dan menghayati peran yang dijalani, dan ada yang sedih, menderita bahkan tersiksa karena tidak ridho dan tidak memahami peran yang dijalani. Padahal ridho atau tidak ridho, cerita itu tetap berjalan sesuai dengan sekenario yang dikehendaki oleh sang sutradara yaitu Allah SWT. Tema cerita besar itu adalah "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun", dengan sub tema "Musibah" Karena cerita tentang "Musibah" harus tetap berjalan sesuai dengan kehendak sang sutradara, maka tak ada yang mampu menghentikannya, bahkan ketika dihadapkan dengan teknologi yang super canggih sekalipun, musibah selalu menemukan jalan untuk mematahkannya. Musibah tidak bisa dihentikan dengan teknologi, tapi musibah bisa dihadapi dengan kekuatan sabar dan shalat serta tawakkal. Sabar dan shalat serta tawakkal itu sendiri hanya bisa kita peroleh bila disertai kesadaran penuh bahwa diri kita milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Allah SWT berfirman: (Al-Baqarah 2 : 45) وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَـٰشِعِينَ Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (Al-Baqarah 2 : 46) ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَـٰقُوا۟ رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Al-Baqarah 2 : 157) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah:155-157) Wallaahu a'lam bishshawab. Disadur dan disempurnakan dari WAG. www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Helfia Store Bukalapak Helfia Store Tokopedia Peristiwa musibah tsunami Selat Sunda pada Sabtu 22 Desember 2018 di luar dugaan semua instansi pemerintah. Lebih dari 400 orang diberitakan meninggal dunia. Kisah berikut ini dikutip dari Republika.co.id tanggal 26 Desember 2018. Rombongan dari SMA Islam Nurul Fikri Boarding School (NFBS) Serang Banten selamat dari bencana tsunami ini dengan cara yang menakjubkan semua orang. Sebanyak 65 santri yaitu 30 perempuan dan 35 laki-laki menyaksikan kedahsyatan air yang meluluhlantakkan hotel dan rumah warga di sekitar pantai. Namun, menurut salah seorang guru, Ai Nuraeni, di saat kejadian tersebut ia dan anak didiknya menyaksikan kuasa Allah SWT yang luar biasa menyelamatkan mereka. Para penghapal Al Qur'an Nurul Fikri sudah berada di Desa Pasauran Anyer sejak tanggal 18 November 2018 dan menginap di Villa Unggul Tanjung Nurul Fikri. Menurut Ai pada saat kejadian di malam hari, melalui lantai dua vila yang mereka tempati, terlihat Anak Gunung Krakatau mengeluarkan api dan laharnya. Walaupun sempat khawatir, mereka tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Namun, suara gemuruh membuat dirinya bertanya-tanya. "Baru selesai hafalan setoran tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Awalnya dipikir hujan tapi ternyata enggak ada airnya, tiba-tiba dari belakang yang dekat ke pantai itu santri putra lari-lari (teriak) itu air, itu ada air. Kita sempat panik itu air apa", kata Ai menjelaskan. Tak lama kemudian, air tersebut surut begitu saja dan hanya menghantam pagar pembatas belakang vila. Rombongan pun memutuskan untuk berkumpul di mushala vila. Ia mendapat kabar bahwa pengelola pantai menghubungi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menanyakan apa yang terjadi. Ternyata, menurut BMKG saat itu hanya air pasang biasa. Mereka pun merasa sedikit tenang. "Tapi ada sedikit khawatir juga sih dari para pembina. Akhirnya kita kumpulkan saja semuanya di mushala. Kita instruksikan mereka untuk menggunakan pakaian lengkap, minimal kita siap lari," kenang Ai. Suasana kembali hening. Suara yang terdengar hanyalah para santri yang tengah mengaji dan melanjutkan tilawah yang sempat tertunda karena air pasang tiba-tiba tadi. Ai juga mengenang, saat itu para santri begitu tenang. Ada beberapa yang wudhu dan shalat tobat, semua begitu tenang dan tidak panik. "Sesuatu yang mengharukan saya, terutama sikap anak-anak ketika terjadi bencana seperti itu, kita instruksikan, kita sekarang evakuasi, silakan bawa barang yang dianggap penting. Dan mereka langsung yang tercetus itu ya Al Quran," kata Ai. Pengelola hotel mengabarkan bahwa ada masyarakat yang mengungsi. Pembina pun musyawarah perlu atau tidaknya untuk ikut mengungsi. Ai menceritakan, setelah mereka berdiskusi, dua orang ustaz keluar untuk melihat kondisi sekitar. Kedua ustaz tersebut pun kaget karena lingkungan di sekitar villa telah hancur. Akhirnya mereka memutuskan untuk ikut mengungsi. "Pengungsian waktu itu, kata pengurus vila, ada di daerah Cipanas, pokoknya dari vila ke arah kiri. Setelah belokan evakuasi itu, akan ada dari jembatan itu sudah tidak bisa dilalui kendaraan itu. Ya itu batas amannya," kata dia. Sebelumnya, ketika di vila mereka telah dihubungi oleh NF di pesantren. Rombongan NF dari pesantren pun telah dalam perjalanan untuk menjemput mereka. Namun, di jalan, Ai menjelaskan, rombongan NF tidak bisa masuk lebih dalam karena jalanan rusak. Namun, hal cukup menakjubkan terjadi. Ketika berada di lokasi pengungsian atau rumah penduduk di daerah Cipanas, tidak jauh dari situ adalah tempat rombongan dari NF yang akan menjemput berada. Akhirnya, seluruh ustaz, ustazah, dan santri berhasil keluar dari lokasi bencana dan kembali ke pesantren. "Jadi, alhamdulillah timnya sampai ke daerah pengungsian. Lalu ada empat atau lima mobil itu. Kita lewat jalur alternatif yang melewati hutan dan kurang lebih tiga jam sampai ke pesantren," kata Ai. Rombongan ini sudah berada di lokasi selama satu bulan lebih sejak 18 November 2018. Rencananya, mereka akan dikarantina sampai 18 Januari 2018 sebelum berangkat ke Turki pada 23 Januari 2018. "Mereka adalah santri kelas 10 SMA Islam Nurul Fikri Boarding School, Serang, Banten yang mengikuti program International Education Progarm (IEP). Mereka melakukan hapalan Alquran 30 juz. Mereka adalah santri yang akan ke Turki untuk menghapal Alquran dan pengambilan sanad," kata salah satu guru SMA Islam NFBS, Andriono. Ia mengatakan, saat ini para santri telah berada di pesantren untuk melanjutkan aktivitas menghafal Alquran. Suasana pesantren saat ini cukup sepi karena santri lainnya tengah menikmati waktu liburan. Setelah melalui masa karantina ini, mereka akan berangkat ke Turki bersama-sama. Kesaksian pak Mukhsin pengurus Villa Unggul Tanjung Nurul Fikri “Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.” [QS: Surat Al-Maidah: 54]. Fenomena Aksi Damai 212 sejak meledak di akhir tahun 2016 terus bergaung membangkitkan semangat perjuangan umat Islam Indonesia dalam membela agamanya. Dilain pihak fenomena ini semakin sulit dimengerti oleh penguasa dan sebagian umat Islam lainnya. Sebagai contoh mereka menganggap rencana reuni Aksi Damai 212 tahun 2017 dan demikian juga yang akan diselenggarakan tahun ini 2018 sebagai mengada-ada, berbau politik dan berbagai tuduhan lainnya. Faktanya berkali-kali pihak penguasa dan pendukungnya berusaha menggagalkan aksi-aksi tersebut sejak dari Aksi Bela Islam (ABI) 1, 2, dan 3 tetapi selalu mengalami kegagalan. Padahal penguasa didukung oleh media massa yang bisa menciptakan opini publik sesuai keinginan mereka, bahkan aparat kepolisian sudah terang-terangan membela kepentingan penguasa. Berbagai intimidasi mulai dari cara-cara lunak, negosiasi sampai dengan ancaman dan tindakan represif. Mereka bahkan menggunakan Banser NU untuk menjatuhkan kredibilitas ulama-ulama pendukung aksi 212. Para ulama 212 secara terang-terangan dihadapkan dengan berbagai perkara hukum untuk menghambat perjuangan mereka. Namun dengan segala yang mereka lakukan itu hanya segelintir ulama yang berhasil di"lunakkan" sehingga beralih menjadi mendukung penguasa. Semua ini bagi sebagian besar umat Islam menjadi bukti kuat adanya skenario Allah yang tengah berlangung. Hal ini diperkuat dengan kejadian berbagai bencana alam dan musibah yang datang beruntun termasuk diantaranya gempa Lombok, likuifaksi di Palu, dan musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT-610. Umat Islam selalu meyakini apa yang disampaikan Allah dalam Al Quran bahwa sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan musibah kepada suatu kaum kecuali karena perbuatan zalim mereka yang sudah kelewat batas. Umat Islam yang memprotes agar pelaku penistaan agama dihukum sesuai undang-undang yang berlaku ternyata justru menerima berbagai tuduhan sebagai anti NKRI, radikal, anti Pancasila. Sungguh tuduhan-tuduhan yang menyakitkan dan sangat jauh dari fakta. Tak heran kalau umat Islam akhirnya bersimpati kepada mereka yang dituduh secara sembarangan termasuk FPI, HTI dan bahkan teroris yang dibunuh tanpa bukti apapun kecuali sekedar petunjuk KTP dan kitab-kitab agama bahkan Al Quran yang ditemukan di lokasi kejadian dan langung dianggap sebagai bukti aktivitas terorisme mereka. Tiba-tiba akibat seorang petahana Gub DKI Jakarta sembarangan mengeluarkan kata-kata yang dinilai merendahkan ayat Al Quran, banyak umat Islam yang semula hanya diam berubah sikap menjadi pejuang Aksi Bela Islam yang militan. Tiba-tiba sosok Habib Riziq Syihab menjadi panutan dan dikagumi karena keberanian, ketegasan dan sikap istiqomahnya. Tiba-tiba organisasi massa Frot Pembela Islam yang dipimpinnya menjadi dikenal dan disayangi umat. Tiba-tiba terungkap pulalah fakta-fakta yang sangat bertolak belakang dengan yang selama ini mereka ketahui dari media massa mengenai sepak terjang organisasi ini. Betapa FPI pernah membantu pencarian korban tsunami di Aceh, bahkan perjuangan mereka menghentikan pembantaian umat Islam di Ambon dan Poso. Kiranya tidaklah berlebihan kalau fenomena ini seolah-olah perwujudan dari apa yang Allah Swt sampaikan dalam Al Quran Surah Al Maidah ayat 54 yang kami kutip di awal tulisan ini. Generasi baru sepertinya telah tumbuh, yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang beriman, yang bersikap keras terhadap orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, yang tidak takut pada celaan orang-orang yang suka mencela. Sungguh sebuah gambaran sikap yang sangat pas dan seperti tengah bertumbuh cepat di bumi pertiwi. Insya Allah. Aamiin. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Jika anda berkesempatan berkunjung ke Palembang, jangan lupa untuk ke Museum Al Quran Raksasa di sana. Palembang kini memiliki sebuah wisata religi yang membanggakan dengan telah berdirinya Museum Al Quran Raksasa Palembang. Ide pembuatan museum ini bermula dari sebuah mimpi seorang yang sehari-harinya dipanggil dengan Opat di tahun 2002. Opat yang memiliki nama lengkap Sofwatillah Mohzaib kala itu bermimpi sesaat setelah selesai mengukir kaligrafi ornamen bagian pintu Masjid Agung Palembang. Di dalam mimpinya dia membuat Al Quran terbesar di dunia. Sejak itu Opat membulatkan tekad untuk mewujudkan mimpinya itu. Mulailah Opat mengukir dimulai dengan Surat Al Fatihah. Hasil ukiran Surat Al Fatihah itu ia pamerkan di Masjid Agung Palembang dengan harapan ada donatur yang tertarik. Ukiran tersebut juga ditunjukkan Opat kepada seorang tokoh masyarakat Palembang yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI yaitu Marzuki Ali. Dengan dukungan relasi Marzuki Ali pembuatan Al Quran Raksasa itu bisa diwujudkan. Tepatnya tgl 12 Maret 2002 Al Quran Raksasa mulai dipamerkan yaitu saat peringatan bazar dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam. Namun Al Quran Raksasa ini baru resmi diluncurkan 14 Mei 2009 di Masjid Agung Palembang. Proses pembuatan Al Quran Raksasa ini sepenuhnya dilakukan di kediaman Opat di Jl. Pangeran Sido Ing Lautan Lorong Budiman No.1.009, Kelurahan 35 Ilir Palembang. Ukiran dibuat di atas kayu tembesu yang kuat dan mudah didapat di kawasan Sumsel. Semula Opat menargetkan selesai dalam 4 tahun tetapi baru bisa diselesaikan dalam 7 tahun. Hal ini karena kendala dana dan juga bahan kayu tembesu. Awalnya harga kayu tembesu hanya Rp 2 juta per kubik tetapi perlahan naik menjadi Rp 7 juta per kubik bahkan sampai Rp 10 juta per kubik. Namun aliran dana dari donatur jugalah yang akhirnya bisa membuat maha karya Opat ini bisa diselesaikan meskipun molor 3 tahun dari rencana. Selama proses pembuatan ukiran Opat dibantu oleh 5 orang pengukir dan 35 orang helper. Proses pembuatan cukup rumit. Ayat Al Quran terlebih dulu ditulis di atas kertas karton kemudian dijiplak ke atas kertas minyak. Setelah itu tim koreksi memeriksa keakuratan tulisan itu sebelum tim pemahat diperbolehkan untuk mulai memahat di atas papan. Al Quran Raksasa ini menghabiskan 40 kubik kayu tembesu dengan total 315 papan. Al Quran Raksasa ini menghabiskan total dana sebesar Rp 1,2 milyar. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Sumber: TribunNews.com 12 Mei 2015 Tulisan inspiratif... meskipun panjang tetapi ditulis dengan sangat menarik bagi siapapun pencinta dan pencari kebenaran. Oleh Eka Pratama Alumni Mesin ITB 2002....
PERJALANAN MENCARI KEBENARAN Bismillaahirrahmaanirrahiim… Saya bukan ustadz. Saya hanya seorang "truth seeker" yang suka menulis. Semoga Allah meluruskan niat saya menulis hanya karena Allah, dan bukan karena yang lain. Tulisan ini pun request dari seseorang (yang dekat) yang bertanya pada saya mengenai temannya, yang memiliki pertanyaan unik mengenai Al-Qur'an. Tentang mengapa ayat Al-Qur'an sering kali sulit dimengerti? Mengapa ayat-ayat nya seperti meloncat-loncat dan tidak tersusun secara sistematis? Bagaimana cara meraih maknanya dengan baik sehingga bisa diamalkan dalam kehidupan kita? Apakah ada pengaruhnya jika kita bisa berbahasa arab dalam mempelajari Al -Quran? Bukankah mampu berbahasa Arab pun belum menjamin seseorang bisa menjangkau makna Qur’an? Mendengar pertanyan-pertanyaan ini seperti dejavu. Teringat pertanyaan-pertanyaan saya sendiri beberapa tahun yang lalu, yang bahkan lebih liar dari ini. Tapi Alhamdulillah... Justru pertanyaan-pertanyaan seperti itulah, yang jika kita mencari jawabannya dengan tulus dan murni untuk mencari kebenaran (bukan kesombongan), kemudian kita menemukan jawabannya, akan membuat iman kita kokoh dan tak tergoyahkan. Tulisan ini mungkin tidak bisa menjawab semua pertanyaan di atas. Saya hanya sharing pengalaman saya sendiri, yang mungkin bisa diambil manfaatnya dan dipakai untuk memotivasi. Motivasi untuk terus mencari jawaban, menggunakan segala potensi yang kita miliki, termasuk akal. Dan akal bukanlah logika tanpa batas. Akal adalah logika yang tunduk dan rendah hati. Motivasi bagi siapapun yang memiliki pertanyaan yang sama, atau bahkan yang sedang mengalami krisis keimanan, atau untuk siapapun yang pada titik tertentu dalam hidupnya mulai bertanya: Mengapa saya ada di sini? Untuk apa sih tujuan hidup ini? Apa yang terjadi setelah saya mati? Dari mana saya tahu saya memiliki keyakinan yang benar? Well, mari kita mulai. Alhamdulillah...I was born as a muslim. Yup, orang tua dan keluarga saya juga muslim. (Saya tidak sedang mengomentari istilah agama warisan yang ditulis seorang remaja baru-baru ini, hehe.) Saya hanya mau menceritakan bahwa saya sangat menyesal karena sangat terlambat menyadari anugrah Allah yang telah menakdirkan saya terlahir di keluarga muslim. Penyesalan yang baru terjadi beberapa tahun ke belakang, mungkin sekitar tahun 2014. Sebelum itu, interest saya terhadap ilmu agama sangat minim, sangat jarang ikut kajian, apalagi baca buku agama. Ibadah pun pas-pasan, shalat subuh sering kesiangan, baca Qur'an jarang-jarang, zakat kadang-kadang, pas ada yang minta bantuan paling enggan, puasa bulan Ramadhan juga datar-datar aja dan lewat begitu aja tanpa ada perubahan. Fokus saya saat itu adalah: uang, bayar utang, menafkahi istri dan anak, membangun rumah tangga, rumah, mobil, pendidikan anak dan sejenisnya. Karena menurut saya pada saat itu, itulah yang bisa mendatangkan kebahagiaan dalam hidup. Hingga suatu saat ketika utang semakin sedikit, penghasilan makin naik, karir pekerjaan semakin baik (walaupun menuntut waktu lebih banyak dan tanggung jawabnya lebih besar), rumah sudah ada, mobil sudah ada, biaya kesehatan ditanggung, saya mulai suka bertanya sendiri: What's next? (Selanjutnya apa?). OK, next-nya mungkin rumah yang lebih bagus, mobil yang lebih bagus, dan sejenisnya. Dan ketika semua itu tercapai, saya mulai ngerasa aneh. Kok kerasa hampa ya? Ngga sebahagia yang dibayangkan sebelumnya. Meanwhile, tanpa disadari tuntutan pekerjaan makin ganas, dan stress mulai melanda. Instead of baca Qur'an, musik-film-game lah yang jadi andelan. Stress memang hilang, tapi sesaat. Besoknya balik ke kantor stress lagi. Sampai akhirnya semua itu mulai berpengaruh ke kesehatan. Mulai sering sakit, daya tahan tubuh drop, sering kena maag, asam lambung, dll. Saya kadang menjadi sedikit delusional, sering membuat lagu sendiri, membuat puisi sendiri, kadang hanyut di alam khayalan dan angan-angan kosong. Rindu akan kedamaian, yang abstrak, yang entah bagaimana mencapainya. Sampai suatu hari, saya jatuh kepeleset di stasiun dengan posisi jatuh terduduk. Ceritanya panjang sebenernya, singkat cerita saya jadi ngga bisa berdiri, ngga bisa duduk, apalagi jalan, karena setelah diperiksa dokter, ada urat yang kejepit di punggung/pinggang. Ada cairan lumbal disc yang pecah dan menjepit saraf. Saya harus dioperasi, walaupun cuma operasi kecil. Tapi tetep harus dibius total. Saya masih ingat betul, pemandangan terakhir yang saya ingat di ruang operasi, sebelum saya ngga sadar, adalah lampu di atas ruang operasi. Melihat lampu itu dengan syahdu, saya membatin: "Gimana kalau ada yang salah dan saya mati? Inikah akhir perjalanan hidup?" Alhamdulillah saya masih hidup, dan operasinya berjalan lancar. Beberapa hari kemudian saya sudah bisa pulang ke rumah dan menjalani masa pemulihan. Sudah bisa duduk, berdiri dan berjalan walaupun belum normal. Saya mulai suka bermimpi yang aneh-aneh. Suatu hari saya bermimpi sedang digantung di atas lautan api yang menyala-nyala. Astaghfirullah....mimpinya serasa begitu nyata, sampai pas bangun pun rasanya masih teringat bagaimana panas yang terasa. Mimpi itu seperti lecutan yang menghantam keras. Setelah itu saya mulai sering membuka Al-Qur'an, dan mulai membaca buku-buku agama. Air mata pun mulai sering menetes. Rasa sesal mulai meresap ke dalam hati. Mimpi berikutnya tak kalah menakutkan. Ketika terbelalak melihat matahari terbit dari arah barat. Dan seketika itu datang rasa sesal yang begitu nyelekit. Tertutup sudah pintu taubat. Astaghfirullah... Setelah itu, semangat mempelajari Al-Qur'an semakin menggebu-gebu. Pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri terus terlontar. Saking banyaknya pertayaan sampai harus dicatat untuk dicari jawabannya kemudian. Seperti terlahir kembali menjadi orang yang baru. Pertanyaan-pertanyaan seperti "Mengapa saya ada di dunia ini?", "Apa tujuan saya ada di sini?", " Apa tujuan hidup ini?", "Apa yang terjadi setelah kita mati?", "Bagaimana saya tahu apa yang saya yakini ini benar?", "Apa sih sebenarnya isi Al-Qur'an?". Bahkan sampai bertanya, "Apa buktinya ya Qur'an itu benar dari Sang Pencipta, dan bukan buatan manusia?", dan "Apa buktinya ya Islam itu benar?". Berhubung pertanyaan saya agak liar, saya kadang menghindari pertanyaan langsung kepada ustadz. Karena setelah saya sensor pertanyaannya pun, seringkali jawabannya kurang memuaskan. Seringkali malah saya mendapat renspon bahwa pertanyaan saya ini ngga patut, dan bahwa keyakinan itu ya harus yakin aja, bahwa agama itu diyakini dengan hati, bukan dengan akal. Dan seringkali diakhiri dengan kata "Pokoknya begini, dan begitu". Terpaksa saya iya kan aja, walaupun saya membatin, "Kalau keyakinan itu ya harus yakin aja, orang yang beragama lain juga bisa pake argumen yang sama dong. Terus masa ada multiple kebenaran, padahal antara satu dan yang lain bertentangan? Taklid buta dong jadinya." Sehingga saya lebih banyak mencari sendiri melalui membaca buku, artikel, menonton video ceramah, dokumenter, dll. Hingga seorang teman memperkenalkan saya dengan video-video Ust. Nouman Ali Khan, begitu juga teman lain yang memperkenalkan dengan video Dr. Zakir Naik. Walaupun tidak pernah bertemu, mereka terasa begitu dekat di hati. Both of them are my heroes. Isi ceramahnya benar-benar persis dengan apa yang saya butuhkan. Saya sangat beruntung, bahasa Inggris yang sehari-hari digunakan di tempat kerja, ternyata sangat berguna untuk mendengarkan ceramah mereka berdua dalam bahasa aslinya. Saya sangat terinspirasi dengan Dr Zakir Naik ketika beliau sedang berdebat dengan seorang atheis, kemudian beliau berkata, "So you're an atheist? Congratulation! You're half a moeslim. To become a moeslim you need to admit that there is no god, except Allah, Laa ilaaha illallah. You already believe there's no god, correct? Then my job is to convince you another half: illallah, except Allah." (Jadi anda ateis? Selamat! Berarti anda setengah muslim. Untuk menjadi seorang muslim, anda harus mengakui bahwa tidak ada tuhan, selain Allah, Laa ilaaha illallah. Anda sudah percaya bahwa tidak ada tuhan, benar? Jadi saya tinggal meyakinkan anda setengah bagian berikutnya: illallah, kecuali Allah). Beliau juga menjelaskan bahwa kunci untuk menjawab pertanyaan: "Apa bukti Islam lah yang benar?", adalah Al-Qur'an. Bahwa selain menjadi petunjuk dan pedoman hidup, Al-Qur'an juga merupakan sebuah mukjizat. Hard proof bahwa itu memang berasal dari Tuhan Yang Esa, Allah. Beliau menguraikan bagaimana ayat-ayat Qur'an mendahului science sebanyak 1400 tahun. Sesuatu yang baru-baru ini saja ditemukan science, ternyata sudah disebutkan Al-Qur'an 1400 tahun yang lalu, di tengah gurun pasir tandus, melalui Nabi yang Ummi (tidak bisa baca tulis). Siapa kah yang memberi tahu Nabi Sallallahu'alaihi wasallam, jika bukan Allah The Creator. "Di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang yakin, dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (Adz Dzaariyaat: 20-21) Beberapa di antaranya: 1. Teori Big Bang dan asal usul alam semesta yang baru di era science modern ditemukan (1980an), yang menyatakan bahwa alam semesta saat ini terus mengembang. Dan dulu merupakan suatu kesatuan massa besar namun kemudian terjadi ledakan besar sangat dahsyat (big bang) yang terus mengembangkan alam semesta. Hal ini ternyata sudah diisyaratkan dalam Surat Al-Anbiyaa: 30 "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" 2. Bulan bercahaya dengan memantulkan sinar matahari. Hal ini juga baru diketahui science modern. Dulu orang menyangka bulan memancarkan cahayanya sendiri. Dan ayat Qur'an sudah menyebutkannya jauh lebih dulu dalam Surat Al-Furqaan: 61 dan juga ayat-ayat lain. Al Qur'an selalu konsisten menyebutkan matahari dengan "Syams" atau "Siraaj (obor)" atau "wahhaaj (lampu menyala)". Dan cahaya bulan dengan kata " muniir" yang artinya tidak mengelurkan cahayanya sendiri. 3. Besi yang sekarang ada di bumi, tidak terbentuk saat bumi terbentuk pertama kali. Penemuan astronomi modern mengungkap bahwa logam besi yang ada di bumi ternyata berasal dari benda-benda luar angkasa. Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan di dalam inti bintang-bintang raksasa. Hal ini lagi-lagi sudah disebutkan dalam Surat Al Hadid: 25. Pada ayat ini, kata "Anzalnaa" berarti "Kami turunkan". 4. Gunung sebagai pasak yang memiliki root/akar yang menhujam ke lapisan dalam bumi sebagai penstabil kerak bumi. Hal ini baru diketahui ilmu geologi modern. Dan Al Qur'an sudah menyebutkan ini dalam Surat Thaha: 6-7, Surat Al-Anbiyaa:31, dan Surat Lukman:10. 5. Gunung yang bergerak perlahan (beberapa cm per tahun). Juga baru diketahui ilmu geologi modern. Dan Al Qur'an sudah menyebutkan ini dalam Surat An Naml:88. 6. Fenomena pembatas antara dua perairan. Seperti di daerah Selat Giblatar, yaitu pertemuan antara Laut Mediterania dan Laut Atlantik. Diungkapkan oleh ahli Oseanografi Francis J. Cousteau. Dan ini sudah disebutkan dalam Surat Ar-Rahman: 19-20 dan An-Naml: 61. 7. Penciptaan manusia di dalam kandungan ibu. Dr Keith Moor, seorang ahli embriologi dibuat takjub dengan begitu akuratnya Al-Qur'an mendeskripsikan perkembangan embrio dalam Surat Al-Alaq:1-2, Surat Al-Mu'minuun:12-14, Surat Al Qiyamah:38 dan Surat Al Hajj: 5. Dan masih banyak lagi dan tidak bisa saya sebutkan satu per satu di sini karena begitu banyaknya. Subhaanallah... Sedikit demi sedikit pertanyaan-pertanyaan itu mulai menemukan jawabannya masing-masing. Di sini saya mulai menyadari betapa pentingnya menguasai bahasa Arab klasik. Karena terjemahan kadang doesn't even scratch the surface. Terlalu banyak makna yang hilang. Keyakinan terhadap kebenaran Al-Qur'an semakin terasa mantap. Meskipun masih ada beberapa pertanyaan yang masih belum terjawab. Kitab agama lain pun ada yang mempunyai kandungan science. Apakah itu berarti kitab mereka pun benar? Untuk meyakinkan, berarti ada satu hal lagi yang harus dipastikan, yaitu apakah informasi yang berada di dalam Al Qur'an itu intact atau utuh dan free from corruption? Di sini juga saya pun bertanya-tanya mengapa ayat-ayat Al Qur'an terlihat seperti melompat-lompat dan seperti tidak sistematis? Di sinilah kajian-kajian Ust Nouman Ali Khan begitu banyak memberikan jawaban yang memuaskan. Ust Nouman begitu mendalam membahas sisi linguistik Al-Qur'an, yang membuat saya benar-benar terpukau dengan Al-Qur'an. Semangat untuk belajar bahasa Arab klasik terasa makin menggebu-gebu jadinya. Sebagai seseorang yang hobi menulis dan membuat puisi, saya dibuat takjub dengan surat-surat yang incredibly poetic, terutama surat-surat Makkiyah. Walaupun baru mulai belajar bahasa Arab, I can't help myself ketika mendengarkan ayat-ayat yang begitu puitis, seringkali tak kuasa menahan air mata yang mengalir, karena keindahan bahasanya yang begitu kuat terasa, meskipun didengar oleh telinga saya yang non-arab. Lebih indah dari lagu atau irama mana pun. Lebih dahsyat dari puisi mana pun. Belum lagi jika ayat itu berhubungan dengan penciptaan atau alam. Bagi penggemar science seperti saya, yang sering nonton video dokumenter tentang alam, bagaimana terbentuknya bumi, luar angkasa, bintang-bintang, blackhole, dan sebagainya, ayat-ayat scientific dan luar biasa puitis itu benar-benar menembus ke dalam jiwa. Saya pun dibuat takjub dengan Ring Composition Structure di beberapa Surat Madaniyah. Serta ayat-ayat yang incredibly symmetric. It's so mind boggling, menakjubkan. Jelas sudah, manusia tidak memiliki mental capability untuk membuat yang seperti ini. It's definitely word of God. Berikut beberapa contoh-contoh keindahan linguistik dalam Al-Qur'an: 1. Dalam Surat Al-Muddatsir ayat 3, Allah SWT berfirman, وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ Terjemahan simpelnya: "dan agungkanlah Tuhanmu", sedangkan terjemahan yang lebih mumpuninya: "dan nyatakanlah hanya keagungan Tuhanmu saja" Huruf و dalam bahasa Arab, sebenarnya tidak selalu berarti "dan". Huruf و dapat digunakan untuk 21 jenis fungsi, dan salah satunya sebagai isti'naf yaitu untuk memulai kalimat baru. Sehingga sisanya berbunyi رَبَّكَ فَكَبِّر Nah sekarang perhatikan dengan baik. Kalimat tersebut dimulai dengan huruf ر dan diakhiri dengan huruf ر juga. Huruf kedua adalah huruf ب dan huruf kedua terakhir adalah huruf ب juga. Huruf ketiga adalah huruf ك dan huruf ketiga terakhir adalah huruf ك juga. Dan huruf ف di tengahnya. Subhanallah! Suatu rangkaian simetris yang hanya terdiri dari 7 huruf. Dalam bahasa Indonesia kita perlu menuliskan "dan nyatakanlah hanya keagungan Tuhanmu saja". Dan Qur'an hanya membutuhkan 7 huruf yang disusun secara sangat elegan. 2. Dalam Surat Ya Sin ayat 40, Allah SWT berfirman, لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ Terjemahannya simpelnya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya." Allah SWT berfirman tentang benda-benda angkasa, dimana masing-masing "berenang"/"melayang"/beredar/berputar pada garis edarnya. Sekarang perhatikan kata كُلٌّ فِي فَلَكٍ Perhatikan huruf pertama ك dan bagaimana diakhiri dengan huruf ك juga. Huruf kedua adalah ل dan huruf kedua terakhir adalah ل juga. Huruf ketiga adalah ف dan huruf ketiga terakhir adalah ف juga. Dan di pusatnya ada huruf ي Sekarang mari kita ilustrasikan: ك - ل - ف - ي - ف - ل - ك Pusat dari rangkaian huruf tersebut adalah huruf ي yang merupakan huruf pertama kata berikutnya يَسْبَحُونَ yang artinya mengorbit/berputar. Subhaanallah! Bagaimana mungkin manusia bisa merangkai kata sedahsyat ini? It's so not human. It could only come from God. 3. Ayat Kursi yang tentunya sudah familiar bagi seorang muslim. Ayat ini terbagi menjadi 9 kalimat: (1) اللّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ "Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, yang terus menerus mengurus (makhkluk-Nya)" (2) لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ "tidak mengantuk dan tidak tidur" (3) لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ "Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi" (4) مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ "Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi-Nya tanpa izin-Nya" (5) يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ "Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang dibelakang mereka" (6) وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء "dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki" (7) وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi" (8) وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا "Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya" (9) وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ "dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar" Kalimat pertama diakhiri dengan 2 nama Allah, yaitu الْحَيُّ (Yang Maha Hidup) dan الْقَيُّومُ (Yang Maha Mandiri; Sumber dari segala sesuatu). Dan kalimat pertama ini, memiliki kesamaan dengan kalimat ke-9, dimana juga disebutkan 2 nama Allah, yaitu الْعَلِيُّ (Maha Tinggi) dan الْعَظِيمُ (Maha Besar). Kemudian lihatlah kalimat ke-2, dan hubungannya dengan kalimat kedua dari akhir (kalimat ke-8). Mengantuk dan tidur adalah sifat makhluk. Manusia misalnya, akan mengantuk jika kelelahan. Tapi bagi Allah, memelihara dan menjaga langit dan bumi tidak membuatnya lelah atau berat. Kemudian perhatikan kalimat ke-3, dan koneksinya dengan kalimat ketiga dari akhir (kalimat ke-7). Dua kalimat tersebut saling melengkapi. Pada kalimat ketiga, Allah menegaskan bahwa Dia lah pemilik apa yang ada di langit dan di bumi. Dan pada kalimat ke-7, Allah menegaskan bahwa Kursi-Nya, Kerajaan-Nya meliputi langit dan bumi. Di dunia ini, pemilik yang memiliki suatu properti, belum tentu penguasa/raja yang memiliki kerajaan/authority. Dan raja yang memiliki kekuasaan, belum tentu sebagai pemilik. Karena kepemilikan itu, terhadap suatu objek atau properti. Sedangkan kerajaan adalah mengenai kekuasaan untuk mengendalikan orang. Di dalam ayat ini Allah sedang menegaskan bahwa Allah adalah Pemilik sekaligus Raja bagi langit dan bumi. Kemudian kalimat ke-4, dan hubungan maknanya dengan kalimat keempat dari akhir (kalimat ke-6). Di kalimat ke-4 Allah menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki authority, kecuali Allah memberikannya. Dan ini dilengkapi dengan kalimat ke-6 yang menegaskan bahwa tak ada seorang pun yang memiliki ilmu-Nya, kecuali Allah menghendakinya. Dan lihatlah bagaimana kalimat ke-5 yang berada di tengah, yang bertindak bagai cermin bagi kalimat di depan dan di belakangnya, sambil menegaskan bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang ada di depan dan di belakang mereka. Who speak like that? Subhaanallah! So beautiful! 4. Surat Al-Baqarah, surat terpanjang dalam Al-Qur'an, dengan jumlah 286 ayat, has take the symmetry to the whole new level. Struktur ini dinamakan Ring Composition Structure. Hal ini baru-baru ini saja ditemukan melalui penelitian linguistik modern. Surat ini bisa dibagi menjadi 9 bagian, berdasarkan tema: Bagian 1: Keimanan & Kekafiran Bagian 2: Penciptaan & Pengetahuan Bagian 3: Hukum yang diberikan kepada Bani Israil Bagian 4: Ujian yang telah dijalani Nabi Ibrahim Bagian 5: Perpindahan arah kiblat shalat Bagian 6: Muslim akan diuji Bagian 7: Hukum yang diberikan kepada muslim Bagian 8: Penciptaan & Pengetahuan Bagian 9: Keimanan & Kekafiran Perhatikan bagaimana kesembilan tema tersebut simetris dan seperti membentuk struktur cincin, dengan bagian ke-5 sebagai cermin atau pusat tema. Dan di dalam bagian ke-5 ini terdapat ayat ke-143, yang posisinya tepat di tengah surat (total ayat ada 286), perhatikanlah bunyi ayat ini: "Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) 'umat pertengahan' agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 143) Subhaanallah! Pernyataan umat Islam sebagai umat pertengahan, lokasinya tepat berada di tengah surat ini. Dan ternyata struktur ini bukan hanya ada pada level makro (tema) saja. Tetapi juga pada sub-tema. Jadi terdapat struktur cincin di dalam cincin. Misalnya saja pada Bagian 8 - Penciptaan & Pengetahuan: Bagian awal (ayat 254): Mukmin harus mengeluarkan sebagian harta dari apa yang Allah berikan Bagian tengah (ayat 255-260): Allah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Allah memberi kehidupan dan kematian. Bagian akhir (ayat 261-284): Perumpamaan tentang zakat/sedekah Bahkan struktur ini tidak berhenti pada level sub-tema saja, tapi bahkan pada level ayat. Misalnya ayat 255 yaitu ayat Kursi yang telah dibahas sebelumnya. Subhaanallah! Level kepresisian yang menakjubkan ini, jelas terasa sebagai mukjizat ketika mempelajari Sirah Nabawiyah atau sejarah Nabi Muhammad Sallallahu'alaihi wasallam. Saat itu, saya baru paham bahwa ayat-ayat Qur'an itu diturunkan secara piecemeal, sedikit demi sedikit, sesuai dengan kejadian atau tantangan-tantangan yang dihadapi Nabi Sallallahu'alaihi wasallam saat menjalani misinya sebagai Rasulullah. Dengan kata lain, ayat-ayat yang turun adalah jawaban terhadap kejadian atau tantangan yang dihadapi tersebut. Dan kejadian atau tantangan tersebut jelas-jelas di luar kontrol beliau. Contoh kongkrit nya misalnya: Seseorang mukmin bertanya kepada beliau tentang suatu permasalahan, atau ketika musuh menantang beliau. Respon dari hal ini berupa turunnya ayat kepada beliau, menjawab situasi spesifik yang beliau hadapi. Dan turunnya ayat ini tidak harus berurutan di surat yang sama dan tidak harus turun secara kronologis. Selama kurun waktu 23 tahun, ayat-ayat Al-Qur'an diturunkan, out of sequence (tidak berurutan). Segera setelah suatu ayat turun, barulah Nabi Sallallahu 'Alaihi Wassallam akan diinstruksikan oleh Allah untuk meletakkan ayat ini di posisi ini di surat ini. Dan ayat itu di posisi itu di surat itu. Dan seterusnya, sehingga posisinya fixed. Dan perlu diingat, pada saat itu Qur'an adalah oral tradition. Para sahabat Nabi tidak melihat Qur'an seperti kita sekarang, dalam bentuk kitab (tertulis). Mereka mendengar Al-Qur'an. It's an audio experience, not visual experience. Sebuah pengalaman audio namun setelah dituliskan ternyata membentuk suatu struktur linguistik yang luar biasa. Is that humanly possible? Al-Qur'an ini, tidak seperti buku biasa buatan manusia. Ayat yang sekilas terlihat melompat-lompat ternyata membentuk suatu struktur yang luar biasa. Fakta lain sebagai hard proof bahwa Al-Qur'an memiliki struktur linguistik yang perfectly balanced adalah statistik kata di dalamnya. Di era modern ini Al-Qur'an sudah bisa dianalisis struktur linguistiknya menggunakan komputer. Jumlah total suatu kata tertentu dalam Al-Qur'an bisa dihitung dengan cepat dan mudah. Perhatikan fakta-fakta berikut: - Kata "ad-dunya" (dunia) terhitung sebanyak 115 kali. Dan kata "al akhirat" (akhirat) persis sama sebanyak 115 kali. - Kata "malaaikat" (malaikat) terhitung sebanyak 88 kali. Dan begitupun kata "Syayaatiin" (syaitan) sebanyak 88 kali. - Kata "al-hayaat" (Kehidupan) terhitung sebanyak 145 kali. Dan begitupun kata kematian sebanyak 145 kali. - Kata "Ash-shaalihaat" (amal baik) terhitung sebanyak 167 kali. Dan begitupun kata "As-saya-aat" (amal buruk) juga sebanyak 167 kali. - Kata "ibliis" (iblis) terhitung sebanyak 11 kali. Dan kata berlindung dari iblis, terhitung sebanyak 11 kali. - Frasa "mereka berkata", terhitung sebanyak 332 kali. Dan kata "Katakanlah", juga sebanyak 332 kali. - Kata "bulan" sebanyak 12 kali - Kata "hari" sebanyak 365 kali Again, is that humanly possible? Saya begitu dibombardir dengan kedahsyatan mukjizat Al-Qur'an. Dan ternyata itu belum selesai. Al-Qur'an juga menawarkan dahsyatnya struktur matematis yang dimilikinya. Salah satu yang mencolok adalah huruf-huruf initial yang mengawali beberapa surat seperti ق di Surat Qaf, huruf يس di Surat Ya Sin, dan sebagainya. Mari kita perhatikan beberapa contoh berikut: - Jumlah huruf ق di Surat Qaf ada 57. Dan 57 = 3 x 19. Artinya, 57 adalah kelipatan 19. Sehingga jumlah huruf ق di Surat Qaf merupakan kelipatan 19. Dan ternyata jumlah huruf ق di Surat Asy-Syura juga ada 57. Jika jumlah huruf ق di kedua surat itu dijumlahkan, 57 + 57 = 114. Dan 114 = 2 x 3 x 19. Kelipatan 19 lagi. - Jumlah huruf ي di Surat Ya Sin ada 237, dan jumlah huruf س ada 48. Jika dijumlahkan, 237 + 48 = 285. Dan 285 = 3 x 5 x 19. Kelipatan 19 lagi. - Jika initial حم yang terdapat pada Surat Al-Mu'min, Surat Al-Fussilat, Surat Asy-Syura, Surat Az-Zukhruf, Surat Ad-Dukhan, Surat Al-Jasiyah, dan Surat Al-Ahqaf, dijumlahkan maka: Surat Al-Mu'min: terdapat 64 huruf "ha" dan 380 huruf "mim" Surat Al-Fussilat: terdapat 48 huruf "ha" dan 276 huruf "mim" Surat Asy-Syura: terdapat 53 huruf "ha" dan 300 huruf "mim" Surat Az-Zukhruf: terdapat 44 huruf "ha" dan 324 huruf "mim" Surat Ad-Dukhan: terdapat 16 huruf "ha" dan 150 huruf "mim" Surat Al-Jasiyah: terdapat 31 huruf "ha" dan 200 huruf "mim" Surat Al-Ahqaf: terdapat 36 huruf "ha" dan 225 huruf "mim" Jika kita jumlahkan semua, hasilnya: 2147. Dan 2147 = 113 x 19. Kelipatan 19 lagi. - Initial عسق di Surat Asy-Syura juga tidak terlepas dari ini. Jumlah huruf ع ada 98. Jumlah huruf س ada 54. Jumlah huruf ق ada 57. Jika dijumlahkan, 98 + 54 + 57 = 209. Dan 209 = 11 x 19. Kelipatan 19 lagi. - Begitu pun initial كهيعص di Surat Maryam. Terdapat 137 huruf "Kaf", 175 huruf "Ha", 343 huruf "Ya", 117 huruf "Ain", dan 26 huruf "Shad". Jika dijumlahkan, 137 + 175 + 343 + 117 + 26 = 798. Dan 798 = 2 x 3 x 7 x 19. Kelipatan 19 lagi. Subhaanallah! Jika Al-Qur'an ini sudah tercampuri tangan manusia (corrupted), dan misalnya satu huruf ق saja hilang, atau huruf ي hilang, atau huruf lainnya, maka saya tidak akan bisa menikmati mukjizat kelipatan 19 ini sekarang. Dan perhatikanlah Surat Al-Muddatsir ayat 27-31 berikut ini: "Dan tahukah kamu apa Saqar itu? Ia tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, Yang menghanguskan kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas. Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat; dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu; dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata), “Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia." (QS. Al-Muddatsir: 27-31) Ini baru beberapa contoh saja. Masih banyak lagi contoh-contoh lain yang bertebaran di dalam Al-Qur'an. Dan semakin dalam kita menyelam ke dalam Al-Qur'an, semakin banyak harta karun yang kita temukan. Dan harta karun itu seperti tidak ada habisnya. Bagai lautan luas. Dan sepertinya kita tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk memahami semuanya. Dan setelah mukjizat demi mukjizat, sudah saat nya hati dan akal kita tunduk kepada Allah. Jalani perintah-perintah Allah di dalam Al-Qur'an. Patuhilah perintah-perintah Rasul-Nya. Atii'ullaha wa atii'urrasul. Taatilah Allah dan Rasul-Nya. Jadikanlah Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. Because Al-Qur'an is a "live" guidance. Kita akan terkejut ketika kita sedang menghadapi suatu masalah hidup, dan ketika membuka Al-Qur'an, secara kebetulan kita mendapati ayat yang seakan-akan merespon langsung atas permasalahan kita. Ketika akan melangkah ke dalam kemaksiatan, tiba-tiba saja teringat ayat-ayat Allah yang melarang perbuatan tersebut. We will receive His Guidance thru His words in the Qur'an. Jadilah hamba-Nya. The summary of entire Qur'an is basically to accept the fact that we are slaves and He is our Master (Ringkasan seluruh Qur'an pada dasarnya adalah untuk menerima kenyataan bahwa kita adalah hamba dan Dia adalah Rabb kita). Satu-satunya tujuan hidup kita, the sole purpose of this life, adalah mengabdikan diri kepada-Nya. Itulah satu-satunya cara agar kita mendapatkan kedamaian yang sesungguhnya. Kedamaian di Surga-Nya. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" (QS. Az-Zariyat: 55) Dicopy dari Grup WA Keith L. Moore pernah menjabat sebagai Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi ) periode 1989 - 1991. Dia memiliki puluhan gelar dan gelar kehormatan di bidang sains. Penulisan nama lengkapnya adalah Dr. Keith L. Moore Msc, PhD, FIAC, FSRM, FAAA beberapa diantaranya adalah gelar kehormatan. Keith L. Moore bersama profesor Arthur F. Dalley II menulis buku berjudul "Clinically Oriented Anatomy", yang kemudian menjadi literatur berbahasa Inggris paling populer. Buku itu menjadi rujukan kedokteran di seluruh dunia, juga para ilmuwan dan fisioterapi di seluruh dunia. Suatu ketika, sekelompok mahasiswa menunjukkan surat Al Mu’minun ayat 12 – 14 kepada Profesor Keith L Moore. Betapa terkejutnya sang profesor setelah membaca dan mempelajari ayat tersebut. “Tidak mungkin ayat ini ditulis pada abad 7 Masehi, karena apa yang terkandung di dalam ayat ini adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!” “Prof, bukankah saat itu belum ditemukan mikroskop?” “Iya, iya saya tahu. Saya hanya bercanda. Tidak mungkin Muhammad yang mengarang ayat seperti ini,” jawab sang profesor. Ayat yang ditunjukkan mahasiswa tersebut adalah firman Allah: وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ . ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ . ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqoh (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya mahluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik,” (QS. Al Mu’minuun: 12-14) ‘Alaqoh yang biasa diterjemahkan sebagai “segumpal darah” ternyata secara etimologis juga bermakna lintah “penghisap darah”. Ketika embrio berusia 7-24 hari, tidak ada istilah yang paling tepat untuk menjelaskan sifatnya melebihi lintah, karena ia melekat dan menggelantung di kulit.
Embrio itu seperti menghisap darah dari dinding Uterus, karena ia makan melalui aliran darah. Persis seperti lintah. Dan ajaibnya, jika dilihat dengan mikroskop, bentuk embrio benar-benar mirip dengan lintah. Itulah yang membuat profesor heran. Ia seakan tak percaya Muhammad telah memberitahukannya pada abad 7 masehi lalu. Lihat juga tulisan mengenai perkembangan janin manusia dan bagaimana hal itu ternyata juga dijelaskan secara rinci dalam Al Qur'an melalui link berikut ini. www.helfianet.com/islam/janin-manusia |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|