Habib Zen Smith
Ketua DPP Rabithah Alawiyah Assalamu'alaikum Wr. Wb. Segala puji milik Allah SWT, yang telah memberikan nikmat karunia yang maha luas kepada semua makhluk-Nya, yang seandainya setiap pepohonan dijadikan pena, dan air laut semua dijadikan tinta, bahkan hingga air laut itu habis, takkan mampu menuliskan besarnya nikmat Allah SWT melainkan hanya sedikit yang mampu dituliskan. Sholawat dan salam selalu tercurah bagi kekasih-Mu yang mulia, Rasulullah Muhammad SAW, yang melalui beliaulah cahaya Islam yang terang benderang menyinari hati umat Islam hingga hari ini. Semoga, kita semua termasuk ummat yang mendapatkan syafaat beliau di hari qiyamat. Amiin YRA. Kepada para pembenci الحبيب محمد رزق شهاب saya ingin mengingatkan, bahwa Rasulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT di dalam Surat As Syura : 23 ﻗُﻞ ﻟَّﺎٓ ﺃَﺳَۡٔﻠُﻜُﻢۡ ﻋَﻠَﻴۡﻪِ ﺃَﺟۡﺮًﺍ ﺇِﻟَّﺎ ﭐﻟۡﻤَﻮَﺩَّﺓَ ﻓِﻲ ﭐﻟۡﻘُﺮۡﺑَﻰٰۗ ٢٣ “.... Katakanlah (Muhammad): "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun (harta benda) atas seruanku (menyampaikan risalah) kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan (Keturunan Muhammad SAW)". As Syura : 23” Rasulullah SAW telah berjasa sangat besar menyampaikah risalah Agama Islam, sehingga hingga hari ini ada miliaran orang diseluruh dunia menganut ajaran Agama Islam. Atas jasa yang besar itu, beliau tidak meminta apapun. Tetapi Allah SWT memerintahkan, agar Rasulullah SAW meminta upah kepada ummatnya. Bukan harta benda yang diminta, bukan pula jabatan dan kekuasaan. Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk meminta upah, yakni kecintaan umat Islam kepada anak keturunan Rasulullah SAW. Hanya itu saja yang beliau pinta atas perintah Allah SWT. Silakan baca Kitab Tafsir Ibnu Katsir untuk bisa tahu asbabun nuzul dan tujuan dari ayat ini. Sehingga ini menjadi pegangan betul bagi kaum Ahlussunnah Wal Jama'ah agar mencintai Ahlul Bait, yakni keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Kalau hatimu dengki dengan mengatakan bahwa keturunan Rasulullah SAW itu sudah terputus karena Rasulullah tidak memiliki anak laki-laki yang bisa meneruskan keturunan dan Rasulullah SAW hanya memiliki anak keturunan melalui putrinya Fatimah Azzahra, Maka perbuatanmu mengatakan Rasulullah SAW tidak memiliki keturunan, sama persis seperti orang-orang kafir dahulu yang menghina Rasulullah SAW dengan sebutan "Si Abtar" alias si mandul, atau orang yang keturunannya terputus. Karena ejekan itulah Rasulullah SAW sangat sedih, sehingga turunlah Surat Al Kautsar, yang memberitahukan bahwa Rasulullah SAW mendapatkan nikmat yang sangat besar, diantaranya adalah nikmat mendapat keturunan. Dan Allah SWT sendiri yang mengatakan, bahwa orang yang menyebut Rasulullah SAW Abtar, merekalah yang akhirnya terputus (Abtar). Silakan baca asbabun nuzul Surat Al Kautsar! Kalau kau mau mengatakan, mana mungkin punya anak keturunan dari seorang perempuan? Bagi Allah SWT hal itu terlalu mudah! Bahkan Nabi Isa AS saja bisa lahir tanpa memiliki Ayah. Siti Hawa bisa lahir tanpa Ibu, dan Nabi Adam AS bisa ada tanpa Ayah dan Ibu. Kenapa Allah SWT tidak sanggup membuat keturunan Rasulullah SAW melalui Fatimah Azzahra??? Rasulullah SAW tidak meminta upah kepadamu, kecuali hanya kecintaanmu pada anak keturunannya. Dan kenapa hari ini engkau yang mengaku muslim, begitu bersemangat mencaci maki salah satu anak cucunya? Bukan hanya engkau menyakiti hati Rasulullah SAW karena cucunya dihina dan dicaci maki, tetapi engkaupun telah keluar dari Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah yang menjunjung tinggi kecintaan kepada Ahlul Bait. Apakah engkau merasa akhlakmu lebih baik dari الحبيب محمد رزق شهاب Engkau lebih bertaqwa dari الحبيب محمد رزق شهاب, sementara hatimu dipenuhi dengan kebencian kepada cucu keturunan Rasulullah SAW? Kau mungkin beralasan, "الحبيب محمد رزق شهاب itu akhlaqnya buruk!" Perintah Allah SWT dalam QS As Syura: 23, tidak ada kaitan, apakah yang harus kau cintai semata-mata hanya keturunan Rasulullah SAW yang akhlaqnya baik saja, dan kau harus membenci yang akhlaqnya tidak baik? Keturunan Rasulullah SAW bukanlah malaikat yang bebas dari cela dan dosa. Bebas dari berbuat maksiat dan kesalahan. Tetapi, sekalipun demikian, engkau tidak ada hak untuk membenci mereka. Kau hanya wajib mencintai mereka! Jika mereka akhlaqnya baik, maka kau ikuti mereka sebagai bentuk rasa cintamu dan bukti ketaatanmu pada Allah SWT. Jika mereka akhlaqnya tidak baik, maka kau luruskan mereka dengan ikhsan, sebagai bukti cintamu dan taatmu kepada Allah SWT. Seandainya ada ahlul bait Rasulullah SAW berakhlaq buruk, jangan kau caci, jangan kau maki, tapi peringatkan, luruskan, jangan malah kau tinggalkan, sebagaimana cintamu pada anakmu yang tidak berkurang, sekalipun anakmu berbuat salah dan kemaksiatan. Kau akan dengan sabar mengajak anakmu pada kebaikan, memperingatkan jika bermaksiat, dan kau pun tetap menyayangi anak-anakmu. Demikianlah seharusnya kau memperlakukan Ahlul Bait. Dari Zaid Ibn Arqam RA: Suatu hari Rasulullas SAW bangkit melakukan khotbah disebuah mata air yang dikenal dengan nama Khum, terletak diantara Makah dan Madinah. Pertama beliau mengucapkan Hamdalah dan sanjungan kepada Allah SWT, lalu memberi peringatan dan nasihat. Setelah itu beliau bersabda: "Amma ba'du. Hai manusia, sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia yang hampir kedatangan utusan Tuhanku, lalu aku menyambutnya. Dan sesungguhnya aku titipkan kepada kalian dua perkara yang berat, yang pertama ialah Kitabullah yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka ambillah Kitabullah dan berpegang teguhlah kepadanya. Dan (yang kedua ialah) Ahlul Baitku, aku ingatkan kalian kalian kepada Allah tentang Ahlul Baitku, aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul Baitku." Husain RA bertanya kepada Zaid Bin Arqam RA: Siapakah yang dimaksud dengan Ahlul Baitnya? Dan dijawab oleh Zaid, yang termasuk Ahlul Bait adalah mereka yang haram menerima zakat, yakni mereka dari keluarga Ali, Keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Imam Muslim dan Al Imam Nasai. Terlalu banyak kalau saya ceritakan Hadits tentang Ahlul Bait / Keturunan dari Rasulullah SAW, yang Rasul sampaikan bahwa mereka tidak akan berpisah dengan Al Qur'an, hingga hari kiamat. Silakan tanyakan saja kepada Ustadz atau Kyaimu. Hadits-hadits tentang Ahlul Bait. الحبيب محمد رزق شهبا engkau suka atau tidak, engkau tidak bisa merubah kenyataan bahwa beliau adalah salah satu Ahlul Bait Rasulullah SAW, yang haram bagimu untuk membenci mereka. Nasab الحبيب محمد رزق شهاب bin Husein bin Muhammad bin Husein bin Abdullah bin Husein bin Muhammad bin Syeikh bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad Syihabuddin Al-Asghar bin Abdurrahman Al-Qadhi bin Ahmad Syihabuddin Al-Akbar bin Abdurrahman bin Syeikh Ali bin Abu Bakar As-Sakran bin Abdurrahman As-Segaf …bin Muhammad Maulad Daawilah bin Ali bin Alwi Ibnul Faqih bin Muhammad Al-Faqihil Muqaddam bin Ali Walidil Faqih bin Muhammad Shahib Murbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa An-Naqib bin Muhammad Djamaluddin bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein As-Sibth bin Ali bin Abi Thalib wa Fathimah Az-Zahra binta Rasulullah Muhammad SAW. Sekalipun sudah aku beberkan tentang kebenaran ini, engkau akan tetap lebih memilih untuk mengikuti syetan, untuk membenci anak keturunan Rasulullah, yang didalamnya ada darah Rasulullah SAW yang mengalir, SILAKAN! Engkau akan mempertanggung jawabkan perbuatanmu itu dihadapan Allah SWT kelak pada Yaumul Hisab, hari dimana amalmu diperhitungkan oleh Allah SWT. Dan ketika itu, engkau sangat mengharap pertolongan dari Baginda Nabi Muhammad SAW, dan seandainya Rasulullah SAW bertanya kepadamu, "Bagaimana engkau memperlakukan anak keturunanku didunia?" Bagaimanakah engkau akan menjawabnya? Apakah kau akan menjawab: Aku mencacinya, aku memakinya, aku memfitnahnya, aku mengutuknya! Akankah jawaban itu yang akan kau sampaikan pada Rasulullah SAW padahal pada waktu itu engkau meratap-ratap memohon syafaat kepada Rasulullah SAW? Mungkinkah Rasulullah SAW memberikan syafaat kepada orang yang telah menghina dan mencaci anak cucunya? Mungkinkah Rasulullah SAW akan memberikan syafaat untuk manusia yang telah mengabaikan Hadits Tsaqalain, yang Rasulullah SAW sampai berpesan 3x agar kita berpegang teguh pada Ahlul bait? Mungkinkah Rasulullah SAW memberikan syafaat kepada manusia yang mengabaikan perintah pada QS As Syura: 23? Saya mengingatkan anda untuk segera bertaubat! Tetapi jika mulai hari ini dan seterusnya, setelah anda mengetahui kebenaran ini, anda tidak mau bertaubat, ketahuilah, maka turun Laknat Allah SWT dan Rasulullah SAW kepadamu! Silakan anda yang keras hatinya, kotor nuraninya, mengabaikan dan bahkan meremehkan peringatan ini. Saya tidak akan heran didunia dan diakhirat, atas sebab kecintaanmu kepada Rasulullah SAW dan anak cucunya. Amiin Yaa Rabbal 'Alamiin. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Much Nasrulloh Al Jufry II NB: Bagi anda para pecinta Ahlul Bait Rasulullah SAW, silakan sebarkan Surat Terbuka ini agar sampai kepada sebanyak mungkin saudara muslim yang tersesat memusuhi Ahlul Bait Nabi SAW dan semoga kembali bertobat dan kembali mengkaji Islam dg baik.
0 Comments
Membunuh Islam?? Koq kalimatnya tendensius begitu... Bukan tendensius, tapi... Secara implisit dan eksplisit ada tendensi diarahkan ke sana.
Baik. Sebelumnya, mari kita masuk Time Tunnel dulu, kita akan mundur ke beberapa dekade. Ketika perang dingin antara Barat dan timur sedang dipuncaknya. Islam "belum diplot" sebagai ancaman, radikal atau teroris. Bahkan Block Barat (USA n her allay) begitu gigih "membantu" Afghanistan dan negara negara Islam lainya melawan kekuatan timur (Komunis). Pun demikian dengan media dunia. Pada saat itu media kompak mendeskriditkan block timur. Film film Hollywood, selalu menokohkan peran antagonist untuk KGB, Soviet, Russia dan simpatisanya. Begitu gencarnya Media menghancurkan Image block timur, sehingga kita yang tidak tahu apa apapun jadi ikut "tidak suka" terhadap blok timur. Dan menganggap block Barat adalah sang jagoan, tokoh protagonist bak James Bond. Kemudian Hancurlah USSR, blok timur lebur. Blok Barat meraih apa yang mereka inginkan. Lantas... Tiba tiba saja, Islam yang asalnya tenang dan damai damai saja. Setelah hancurnya blok timur. Islam yang kemudian dibidik dan diplot jadi musuh dunia oleh media. Osama bin Laden yang asalnya America's Golden Boy. Tetiba menjadi musuh utama. Tiba tiba "teroris" bermunculan. Tiba tiba ajaran jihad jadi hal yg menakutkan dalam pemberitaan. Tiba tiba tokoh jahat dalam film film Hollywood jadi bersorban dan berteriak Allohu Akbar. Dalam waktu singkat saja, Islam telah menggantikan peran blok timur untuk dibully, difitnah, dideskriditkan, disalahkan dan diframing sebagai ancaman bagi dunia. Padahal, selama 1400 tahunan Islam berkembang dan berkuasa, tidak ada satu negara atau kaumpun yang dihinakan atau dihancurkan. Padahal Palestina begitu membuka tangan dan hati untuk para pengungsi Yahudi, yang kemudian Zionis Yahudi mencaplok tanah mereka, merampas dan menghinakan bangsa yg telah menolong mereka dari kehinaan. Secara global (menurut catatan saya), Itulah titik awal kenapa Islam diplot jadi "buruk". Selain Pembunuhan Islam dalam hal image, pembunuhan dan penganiayaan Islam secara fisik dilakukan saat Islam menjadi minoritas. Lihat di Ughyur, Myanmar, Thailand, dll.... Dan media dan dunia akan satu kata, bahwa pembantaian terhadap minoritas Islam, karena minoritas yang tidak taat, ingin memberontak dll. Silahkan anda tanbahkan sendiri. Ketika Islam menjadi Mayoritas, maka wacana yang media dan kaum pembenci Islam lakukan adalah akan membuat kesan bahwa Islam tidak toleran, arogan, ingin menguasai dan hal hal buruk lainya. Dan seperti biasa, Media yg dikuasai oleh para kapitalis, liberals dan komunis, akan mengamini dan mengangkat hal ini sampai masyarakat beropini bahwa Islam itu jelek... Lalu bagaimana dengan Indonesia??? Hhhmmm.... Islam di Indonesia laksana miniatur dari dunia. Ketika zaman penjajahan, perang kemerdekaan dan awal era kemerdekaan. Islam adalah "pahlawan". Pekik takbir sebagai penyemangat perang melawan penjajah begitu terpuji dan menyulut keberanian untuk bertempur demi NKRI. NKRI berdiri atas jasa 90% umat Islam. That's the fact. Kalimat tauhid disandingkan dengan merah putih. Tak jarang merah putih bertuliskan kalimat tauhid. Sekarang.... Takbir dengan penuh kedunguan dipelesetkan menjadi take beer. Bendera dan tulisan Tauhid dianggap sebagai lambang radikalisme... Seolah olah Islam tidak pernah berjasa buat NKRI. Seolah olah Islam anti NKRI. Padahal orang Islam yang rela mati demi tegaknya NKRI. That's the fact !! Hal teraneh yang terus terusan di framing oleh kaum komunis yg menyamar sebagai Nasionalis adalah... Islam itu agama import... ?! Lucunya, agama lain seperti Kristen atau katholik yang jelas jelas dibawa seiring misi 3G, tidak pernah disinggung sebagai agama import. Demikian juga Budha, Hindu atau kong Hu Chu. Tidak ada label import bagi agama lain. Tidak ada istilah jangan keroma roma'an, jangan ke Tibet tibetan, jangan ke India indiaan, jangan ke China chinaan. Yang getol digaungkan hanya : jangan ke arab araban !! Silahkan kaji dan renungkan. Begitu massive pembunuhan image Islam. Apabila ada oknum orang Islam melakukan kesalahan, maka yg dibahas adalah soal keislamanya. Bukan dia sebagai individu atau oknum. Satu atau Sekelompok orang jadi teroris. Maka seluruh Islam dinilai buruk. Namun saat Umat Islam dibantai di dlam mesjid oleh oknum kristen NZ, maka itu bukan terorisme. Dan kita tidak boleh mengeneralisasikan. Demikian juga saat oknum budha Myanmar membunuh umat muslim, maka tidak ada label teroris terhadap budha oleh media dna masyarakat dunia. Pokoknya. Islam yang harus salah !! Pun demikian dalam berpakaian. Hanya umat Islam yang jadi bahan olok olok. Padahal umat Islam tidak mempermaslahkan pakaian apa yg harus dikenakan oleh agama lain. Dalam hal makanan, ketika umat Islam ingin ada label halal direstaurant restaurant untuk mudah mengidentifikasi, maka kompak para pembenci Islam mengatakan Islam ingin diistimewakan. Orang yg berfikir macam begitu sebenarnya hanya seonggok manusia bodoh yang kurang wawasan. Mereka mungkin tidak pernah tau kalau orang Yahudi begitu concern dengan Kosher Food. Yang rumit, delicate dan selective. Tapi di Indonesia, tidak pernah komplen terhadap permintaan kosher food ini. Ada vegan food. Vegetarian dll. Tapi tetap saja yang jadi sorotan hanya halal food. "Pembunuhan" terhadap Islam, memang demikian gencar dan sistematis. Termasuk Tehnik Tehnik memecah belah dan adu domba khas Komunis. Ditambah para opportinis yg tidak punya malu menyamar sebagai orang Islam. Keberhasilan kaum komunis, liberalis dan atheist dalam "pembunuhan" atas Islam, tidak lepas dari kekuatan modal, uang, kekuatan politik dan penguasaan media sebagai alat cuci otak yang effective. Lalu apa yang harus orang Islam lakukan?? Simple. Kembali ke al-qur'an dan as-sunah. Dan menjalankan Islam secara kaffah. In Shaa Allah kejayaan Islam yang seperti Allah janjikan akan segera terwujud. Foot Note : Kalau ada orang yg bilang : jangan fanatic dalam beragama... Yakin saja dia itu Komunis, liberalis atau atheist. Justru kita harus fanatic dalam beragama. Kalau yang Islam fanatic menjalankan ajaran islam, maka tidak akan ada orang Islam yg akan korupsi, maling, mencuri, berbohong atau ingkar janji. Kalau orang Kristen fanatic terhadap agama kristen, maka dunia akan damai dengan ajaran kasihnya. Tidak ada orang kristen yang akan memperkosa, memfitnah, menyamar jadi agama lain, membunuh dll. Kalau orang hindu fanatic melaksanakan ajaran hindu dharma, mengamalkan wedha, sriwedha, danurwheda... Maka dunia akan damai dan bijaksana. Tidak akan ada orang hindu yang menghalang halangi kegiatan ibadah atau melarang ritual agama lain seperti oknum hindu India. Kalau orang budha fanatic mengajarkan budhaisme, maka betapa harmonisnya dunia. Tidak akan ada orang budha yang akan membunuh atau menyiksa sesama. Tetapi karena tidak fanatic, maka oknum budha Myanmar tega membunuh umat agama lain... Wallahu Aalam... Apakah Kalian Merasa Aman dari Kematian? Ataukah Kalian Sudah Berani Terhadap Malaikat Maut?3/21/2021 Bismillah.
Memang Nabi Saw sudah mewartakan bahwa kiamat itu sudah dekat. Tapi kapan pastinya, Wallohu A’lam, hanya Alloh Tabaroka Wa Ta’ala yang Maha Mengetahuinya. Sangat mungkin kita tidak menjumpainya. Tapi satu hal yang pasti bahwa “kiamat Sughro” (kematian) pasti akan kita alami. Dialami pula oleh orang-orang yang dekat dengan kita, guru-guru kita, orang-orang yang kita cintai atau kagumi. Semua akan meninggalkan kita dan kembali kepada-Nya. Cepat atau lambat, sehat maupun sakit, siap ataupun tidak. Seringkali bahkan terkesan mendadak, padahal semua adalah ketetapan yang pasti dari-Nya. Inna Lillahi Wa inna ilaihi Roji’un. Berikut ini nasihat indah dari Seorang Ulama di Masa Tabi’in dari Bashroh, Syumaith Bin ‘Ajlan rohimahulloh yang diceritakan oleh putranya yaitu Ubaidulloh bin Syumaith bahwa ia mendengar ayahnya berkata : صفة الصفوة - (3 / 347) أيها المغتر بطول صحته أما رأيت ميتا قط من غير سقم أيها المغتر بطول المهلة أما رأيت مأخوذا قط من غير عدة أبالصحة تغترون أم بطول العافيه تمرحون أم بالموت تأمنون أم على ملك تجترئون إن ملك الموت إذا جاء لم يمنعه منك ثروة مالك ولا كثرة احتشادك أما علمت أن ساعة الموت ذات كرب شديد وغصص وندامة على التفريط “Wahai orang yang tertipu dengan kesehatan yang panjang. Tidakkah engkau melihat orang yang mati tanpa sakit sama sekali? Wahai orang yang tertipu dengan kesantaian, tidakkah engkau melihat orang yang diambil nyawanya tanpa persiapan? Apakah kalian tertipu dengan kesehatan? Ataukah kalian berbangga dengan kekuatan? Ataukah kalian merasa aman dari kematian? Ataukah kalian sudah berani terhadap malaikat maut? Sesungguhnya jika malaikat maut sudah datang, ia tidak bisa dihalangi oleh kakayaanmu maupun harta simpananmu. Tidakkah engkau tahu bahwa sakarotul maut itu berat, sesak dan penuh penyesalan?” Yang terbaik adalah senantiasa waspada dan memersiapkan diri, sehingga kapanpun kita dipanggil dan kembali kepada-Nya dalam kondisi terbaik dan Husnul Khotimah. Sebagaimana Pesan Nabi Ibrohim dan Nabi Ya’qub ‘Alaihimassalam kepada para putra mereka : وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [البقرة : 132] “Dan Ibrohim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Alloh telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (QS al-Baqoroh (2) : 132) Ayat di atas bukan larangan untuk mati karena itu sesuatu yang pasti. Tapi justru perintah dari Nabi Ibrohim dan Nabi Ya’qub ‘Alaihimassalam agar para penerus mereka berpegang teguh pada ajaran Islam sehingga kapanpun mati tergolong sebagai Muslim sejati dan meraih Husnul Khotimah. Syekh as-Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan : تفسير السعدي - (1 / 66) فلا يأتيكم الموت إلا وأنتم عليه، لأن من عاش على شيء، مات عليه، ومن مات على شيء، بعث عليه. “Janganlah sampai kematian menjemput kalian melainkan kalian semua tetap (memegang teguh) atas ajaran Islam. Karena sesungguhnya seorang yang hidup atas satu hal maka ia akan mati atas sesuatu itu. Dan siapa yang mati atas sesuatu itu maka ia akan dibangkitkan atasnya.” Wallohu A’lam. Ya Alloh Ya Hadi Ya Rosyid Ya Hayyu Ya Qoyyum Ya Muhyi Ya Mumit. Bimbing kami. Bimbing dan mampukan kami menjalani hidup dengan berpegang teguh pada ajaran-Mu dan matikan kami sewaktu-waktu dalam kondisi Muslim. Birohmatika Ya Arhamar Rohimin. M. Ali Misbahul Munir Ma’had Nurul Qur’an (MNQ), al-Qolam Sekawan, Jl Mleto No.15, Sukolilo-Surabaya. Buletin Dakwah Kaffah 184 (28 Rajab 1442 H - 12 Maret 2021 M)
Rajab termasuk di antara empat bulan haram (suci) yang telah Allah SWT tetapkan (QS at-Taubah [9]: 36). Rajab sekaligus merupakan bulan istimewa. Banyak peristiwa penting yang terjadi pada bulan ini. Salah satunya tentu Isra’ Mi’raj Rasulullah saw. pada tahun ke-10 kenabian. Peristiwa agung ini diabadikan oleh Allah SWT dalam al-Quran (QS al-Isra’ [17]: 1). Pembuktian Iman Bagi kaum Muslim saat itu, Isra’ Mi’raj menjadi salah satu pembuktian iman. Rangkaian peristiwa Isra’ Mi’raj memang di luar jangkauan akal manusia. Karena itu sebagian orang yang lemah iman berbalik murtad karena peristiwa ini. Keadaan ini pun dimanfaatkan kaum musyrik Quraisy untuk menghasut kaum Muslim yang masih bertahan dengan keimanan mereka. Namun, ketika diprovokasi oleh kaum musyrik soal Isra’ Mi’raj, Abu Bakar ra. malah mempertanyakan sikap kaum musyrik Quraisy yang masih tetap mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw., “Demi Allah, jika itu yang Muhammad katakan, sungguh ia berkata benar. Apa yang aneh bagi kalian? Demi Allah, sungguh dia berkata kepadaku bahwa telah datang kepada dia wahyu dari langit ke bumi hanya dalam waktu sesaat pada waktu malam, atau sesaat pada waktu siang, dan aku mempercayai dia. Inikah puncak keheranan kalian?” Setelah itu Abu Bakar ra. mendatangi Rasulullah saw. Ia lalu meminta beliau untuk menjelaskan ciri-ciri Baitul Maqdis. Setelah Nabi saw. menjelaskan dengan lengkap, Abu Bakar berkata, “Engkau berkata benar. Aku bersaksi, engkau adalah utusan Allah!” Rasulullah saw. menjawab, “Engkau, Abu Bakar, adalah ash-shiddîq (yang selalu membenarkan)!” Sikap Abu Bakar ash-Shiddiq ra. menunjukkan pribadi Mukmin yang teguh imannya di tengah arus opini yang hendak merusak keyakinan umat Islam terhadap Rasulullah saw. dan ajaran Islam saat itu. Peristiwa Isra’ Mi’raj yang telah membuat kegoncangan hebat masyarakat Makkah justru menemukan urgensitasnya bagi tonggak berdirinya peradaban Islam. Peristiwa agung ini terjadi setahun sebelum hijrah. Tepatnya terjadi setahun sebelum proklamasi Daulah Islam di Madinah al-Munawwarah. Peristiwa Isra’ Mi’raj memudahkan Rasulullah saw. untuk memilih siapa saja yang pantas menjadi penopang bagi pendirian Daulah Islam, yakni kalangan kaum Anshar dan Muhajirin. Waktu satu tahun cukup bagi Rasulullah saw. untuk mendapatkan orang-orang yang layak menjadi sandaran bagi tegaknya Daulah. Dari orang-orang yang terseleksi inilah peristiwa hijrah Rasulullah saw. berjalan sukses yang ditandai dengan keberhasilan beliau menegakkan Daulah Islam Madinah atas perintah Allah SWT. Isra’ Mi’raj dan Bumi Palestina yang Diberkahi Dua masjid disinggahi dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah saw., yakni Masjid al-Haram di Makkah dan Masjid al-Aqsha di Palestina, sebelum ke langit menghadap Allah SWT. Makkah tempat Ka’bah berada merupakan tanah suci. Palestina tempat Baitul Maqdis berada merupakan bagian dari negeri Syam yang Allah SWT berkahi. Allah SWT berfirman: وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Lut ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam (TQS al-Anbiya’ [21]: 71). Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, yang dimaksud dengan negeri di sini ialah Syam (termasuk di dalamnya Palestina, red.) (Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, 5/353). Allah SWT memberkahi Syam karena kebanyakan nabi dilahirkan di negeri ini. Tanahnya pun subur. Ibnu Abbas ra. menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada sejengkal pun kota Baitul Maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana.” (HR at-Tirmidzi). Dalam pandangan Islam, Tanah Palestina (Syam) adalah tanah milik kaum Muslim. Di tanah ini berdiri al-Quds, yang merupakan lambang kebesaran umat ini. Al-Quds menempati posisi yang sangat mulia. Umat Islam jangan sampai melupakan sejarah penting ini. Terkait posisi Palestina, Khalifah terakhir Turki Utsmani, Sultan Abdul Hamid II, mengatakan, “Sungguh aku tidak akan melepaskan Bumi Palestina meskipun hanya sejengkal. Tanah Palestina bukanlah milikku, tetapi milik kaum Muslim. Rakyatku telah berjihad untuk menyelamatkan bumi ini dan mengalirkan darah demi tanah ini. Hendaknya kaum Yahudi—yang berambisi membeli Tanah Palestina, red.—menyimpan saja jutaan uang mereka. Jika suatu hari nanti Khilafah terkoyak-koyak, saat itulah mereka akan sanggup merampas Palestina tanpa harus mengeluarkan uang sedikit pun. Namun, selagi aku masih hidup, goresan pisau di tubuhku terasa lebih ringan bagi diriku daripada aku harus menyaksikan Palestina terlepas dari Khilafah. Ini adalah perkara yang tidak boleh terjadi (Dr. Muhammad Harb, Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II, Pustaka Thariqul Izzah, 2004). Urgensi Khilafah Saat Ini Pernyataan dan sikap Sultan Abdul Hamid II kini terbukti. Tanah Palestina lepas begitu saja dan jatuh ke tangan Yahudi secara ‘cuma-cuma’. Tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Kaum Zionis itu tak harus mengeluarkan banyak uang untuk menguasai Palestina. Itu terjadi setelah Khilafah Turki Utsmani—penjaga dan pelindung Bumi Palestina—dibubarkan oleh Mustafa Kemal Ataturk dengan dukungan Inggris. Sejak itu hingga kini Palestina, tanah yang diberkahi sekaligus tempat Masjid al-Aqsha berada, terus diduduki kaum Yahudi. Padahal tercatat dalam sejarah, dalam naungan Khilafahlah wilayah Syam, termasuk Palestina di dalamnya, berhasil dibebaskan dan dikuasai selama berabad-abad lamanya. Pembebas Palestina yang pertama adalah Khalifah Umar bin al-Khaththab setelah memenangkan Perang Yarmuk. Pembebas berikutnya adalah Shalahuddin al-Ayyubi. Ia berhasil menghadapi kaum salibis pada tanggal 27 Rajab 582 H atau 2 Oktober 1187 M sekaligus menguasai kembali Baitul Maqdis setelah hampir seratus tahun dikuasai oleh kaum salibis. Karena itulah, ketika pada faktanya hari ini Bumi Palestina berada dalam pendudukan kaum Zionis selama puluhan tahun, diperlukan upaya untuk membebaskannya kembali. Hal itu tidak mungkin kecuali dengan mengembalikan penjaga dan pelindungnya yang sejati, yakni Khilafah Islamiyah. Di sinilah urgensitas Khilafah Islamiyah bagi kaum Muslim. Spirit Isra’ Mi’raj Dengan demikian peristiwa Isra’ Mi’raj seharusnya menjadi spirit yang bisa menjadi pijakan dakwah dan perjuangan umat hari ini. Pasalnya, pasca Isra’ Mi’raj-lah terjadi transformasi kepemimpinan di tangan Rasulullah saw. Transformasi kepemimpinan tersebut ditandai dengan tegaknya Daulah Islamiyah di Madinah. Ini terjadi tidak lama setelah peristiwa Isra’ Mi’raj. Pasca Rasulullah saw. wafat, eksistensi Daulah Islamiyah kemudian dilanjutkan oleh keberadaan Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah yang pertama, yang dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin. Era Khulafaur Rasyidin lalu dilanjutkan secara berkesinambungan oleh Khilafah Umayah, Khilafah ‘Abasiyah dan Khilafah Utsmaniyah selama kurang-lebih 14 abad lamanya. Selama kurang-lebih 14 abad pula Khilafah Islamiyah sukses menciptakan peradaban yang agung. Khilafah mampu melindungi dan menebarkan rahmat bagi seluruh manusia, bukan hanya umat Islam. Pada masa Khulafaur Rasyidin, misalnya, keberkahan telah mereka rasakan dengan amat luar biasa. Di antaranya dalam bentuk kemakmuran hidup. Di dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah diriwayatkan bahwa di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra., Khilafah mampu memberikan santunan tunai kepada setiap warga negaranya, bahkan termasuk untuk bayi yang baru lahir. Menurut Will Durant dalam The Story of Civilization, sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam, para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para khalifah juga telah memberikan kesejahteraan bagi siapapun selama beradab-abad dalam wilayah yang amat luas, yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, filsafat dan seni mengalami kejayaan luar biasa yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad. Sayang, sejak keruntuhan Khilafah tahun 1924 M/1342 H, umat Islam selama 100 tahun terakhir tak lagi memiliki kekuatan dan pelindung. Sejak itu pula hingga kini umat Islam di berbagai belahan dunia dirundung nestapa. Tak terkecuali Bumi Palestina, negeri yang Allah SWT berkahi, sejak lama berada dalam cengkeraman penjajahan Zionis Israel. Akhirnya, melalui perenungan peristiwa Isra’ Mi’raj 1442 H ini, saatnya umat Islam menemukan urgensitasnya yang terpenting, yakni semakin menguatkan keimanan kepada Allah SWT dan semakin meningkatkan spirit perjuangan untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah melalui tegaknya kembali Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah yang kedua, dengan izin dan pertolongan Allah SWT. Hanya dengan Khilafahlah negeri-negeri Muslim akan kembali bersatu dan terbebas dari berbagai nestapa akibat penjajahan. WalLahu a’lam bi ash-shawwab. Hikmah: Allah SWT berfirman: إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ . وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا . فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada Dia. Sungguh Dia adalah Maha Penerima tobat. (TQS an-Nashr [110]: 1-3). Download file PDF versi mobile: http://bit.ly/kaffah184m Download file PDF versi cetak: http://bit.ly/kaffah184 BUYA HAMKA
Suatu hari ada seorang pemuda yang baru pulang dari Saudi Arabia berkomentar tentang kondisi disana kepada Buya Hamka. “Pelacur di negara Arab ternyata memakai niqab dan hijab.” Tanpa disangka Buya Hamka memberi respon. “Oh ya? Saya baru saja balik dari Los Angeles dan New York. Masya Allah, di sana saya tak pernah sekalipun berjumpa dengan pelacur.” jawab Buya. “Ah tak mungkin lah Buya, di Mekkah saja ada pelacur. Apalagi di Amerika, sudah pasti lebih banyak.” kata orang tadi. Buya Hamka pun menjawab: “Sesungguhnya kita ini memang hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari." "Meskipun kita ke Mekkah, tetapi jika yang diburu oleh hati adalah hal-hal yang tak elok, maka Syaitan yang tergolong dalam kumpulan jin dan manusia itu akan berusaha membantu kita untuk mendapatkannya." "Tetapi sebaliknya, walau jauh perjalanan kita hingga sampai ke New York, Los Angeles sana, bila yang kita cari adalah kebaikan, maka segala keburukan akan menjauh dan bersembunyi..." "Hati kalau sudah rusak, maka akan sering dipertemukan dengan hal-hal yang rusak juga atau yang negatif, walaupun kita sedang berada di tempat yang baik. Sebaliknya kalau hatinya bersih dan niatnya baik, insya Allah akan dipertemukan dengan perkara yang baik-baik dan positif, meskipun kita berada di tempat yang kotor dan tidak elok..." "Maka berhati-hatilah menjaga hati." "Seumpama mata lebah dan mata lalat. Lalat walau berada di taman bunga yang indah dan wangi, tetap saja yang diburu dan dicarinya adalah kotoran dan benda busuk. Sementara lebah, biarpun berada di tempat yang busuk dan kotor tetap saja ia hinggap hanya pada bunga-bunga yang wangi dan indah." "Maka berusahalah untuk menjadi mata lebah." Kisah nyata dari ulama salaf berikut ini insyaAllah akan menyadarkan manfaat istighfar sehingga memberi kita semangat untuk merutinkan beristighfar kepada Allah Swt. Imam Ahmad bin Hambal Rahimakumullah (murid Imam Syafi'i), dikenal juga sebagai Imam Hambali, di masa akhir hidupnya beliau bercerita. Suatu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju satu kota di Iraq. Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada keperluan. Imam Ahmad kemudian pergi seorang diri menuju ke kota Bashrah mengikuti perasaan dalam dirinya yg sangat kuat. Beliau bercerita. Begitu tiba di sana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah Isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat. Begitu selesai solat dan jamaah bubar, Imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba penjaga masjid datang menemui Imam Ahmad sambil bertanya; "Kenapa kamu di sini, syaikh?." Penjelasan: Kata "syaikh" boleh digunakan untuk 3 panggilan: 1. untuk orang tua, 2. orang kaya atau pun, 3. orang yg berilmu. Panggilan Syaikh dikisah ini panggilan sebagai orang tua, karena penjaga tu memanggil hanya sebagai orang tua. Penjaga masjid itu tidak tau yang lelaki itu adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan dirinya. Di Iraq, semua orang kenal siapa Imam Ahmad, seorang ulama besar & ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat shalih & zuhud. Zaman itu tidak ada kamera / gambar sehingga orang tidak tau wajahnya, cuma namanya sudah terkenal. Imam Ahmad menjawab, "Saya ingin istirahat, saya musafir." Kata penjaga tu, "Tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid." Imam Ahmad bercerita, "Saya diusir oleh orang itu, disuruh keluar dari masjid. Setelah keluar masjid, dikuncinya pintu masjid. Lalu saya ingin tidur di teras masjid." Ketika sudah berbaring di teras masjid Penjaganya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Kamu mau apa lagi syaikh?". Kata penjaga itu. "Saya ingin tidur, saya musafir", kata Imam Ahmad. Lalu penjaga masjid berkata; "Di dalam masjid tidak boleh, di teras masjid juga gak boleh." Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita, "Saya diusir sampai jalanan." Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat & menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian Imam Ahmad diusir oleh penjaga masjid tadi. Ketika Imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh; "Mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil." Kata Imam Ahmad, "Baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yg sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir). Penjual roti ini punya perilaku baik dan memuliakan tetamu. Kalau Imam Ahmad mengajak bercerita, pasti dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil terus-menerus melafazkan istighfar: "Astaghfirullah". Saat meletakkan garam, astaghfirullah, memecah telur, astaghfirullah, mencampur gandum, astaghfirullah. Dia senantiasa mengucapkan istighfar. Sebuah kebiasaan mulia. Imam Ahmad terus memerhatiknnya. Lalu imam Ahmad bertanya, _"Sudah berapa lama kamu lakukan ini?". Orang itu menjawab: "Sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan." Imam Ahmad bertanya: "Apa hasil dari perbuatan mu ini?". Orang itu menjawab: "Lantaran wasilah istighfar, tidak ada hajat / keinginan yg saya minta, kecuali PASTI dikabulkan Allah. Semua yg saya minta ya Allah... pasti saya akan dapat." Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: "Siapa yg menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yg tidak disangka-sangkanya." Lalu orang itu melanjutkan, "Semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yg belum Allah beri." Imam Ahmad penasaran lantas bertanya: "Apa itu?" Kata orang itu: "Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad." Seketika itu juga Imam Ahmad bertakbir, "Allahu Akbar..! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan - sampai diusir oleh penjaga masjid - sampai ke jalanan, ternyata karena ISTIGHFAR MU." Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah, ternyata yg di depannya adalah Imam Ahmad. Ia pun langsung memeluk & mencium tangan Imam Ahmad. (SUMBER: Kitab Manakib Imam Ahmad) Sahabat, istighfar adalah induknya doa. Dia sangat dianjurkan untuk mengawali setiap doa kita kepada Allah karena syarat diterimanya doa diantaranya adalah kebersihan jiwa. Istighfar menghapuskan dosa dan membersihkan jiwa kita. Wallahualam. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Setiap manusia tidak ada yg bebas dari masalah. Bahkan sejak lahir ke dunia kita dihadapkan pada masalah demi masalah yg harus kita selesaikan. Sewaktu kecil kita menggantungkan diri pada bimbingan orangtua kita dalam segala masalah yg kita hadapi. Setelah dewasa ketika kita menghadapi masalah diharapkan kita sudah bisa menyelesaikannya tanpa bantuan orangtua kita. Tetapi kenyataannya seringkali hati kecil kita masih berharap mereka ada bersama kita membantu menyelesaikannya. Padahal sebagai seorang yg beriman, agama Islam mengajarkan kalimat tauhid "Laa ilaaha illa Allah" yg artinya "Tidak ada tuhan selain Allah". Juga kita mengenal kalimat "Laa haula wa laa quwwata illaa billaah" yg artinya "Tidak ada daya upaya kecuali dengan kuasa Allah". Tetapi mengapa ketika dihadapkan pada sebuah masalah yg terpikirkan adalah orangtua kita, atau orang lainnya yg kita harapkan bisa membantu? Mengapa yg terpikirkan pertama kali bukanlah untuk meminta pertolongan Allah? Allah memerintahkan di dalam Surah Al Baqarah (2) ayat 45 untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Tidak cukup itu, masih dalam Surah Al Baqarah (2) ayat 153 Allah kembali memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Oleh karena itu seyogyanya tindakan kita pertama kali ketika dihadapkan pada sebuah masalah adalah bersabar dan segera ambil wudu mengerjakan shalat. Segeralah menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita dan Allah menghendaki kita untuk kembali mengingatnya melalui masalah yg kita hadapi itu. Memohon ampunan Nya dengan segala kesungguhan dan mohonkan pertolongan Nya. Bukankah Allah telah berjanji akan mengabulkan doa hamba Nya apabila berdoa. Maka mengapa tidak kita tagih janji Allah ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Dia tidak membutuhkan apapun dari makhluk ciptaan Nya. Tak ada gunanya bagi Allah membuat kita makhluk ciptaan Nya menderita. Masalah yg kita hadapi pastilah untuk kepentingan kita sendiri sebagai makhluk ciptaan Allah. Mengapa Allah memerintahkan kita untuk sabar? Allah mempunyai rencana yg kita tidak mengerti disebabkan keterbatasan pandangan dan pikiran kita. Allah sudah menetapkan aturan-aturan yg harus kita ikuti di dunia ini dan Allah tidak pernah mengubah Nya sejak alam semesta ini diciptakan Nya. Allah hanya meminta kita untuk bersabar saja. Karena di sinilah letak ujian kita sebagai makhluk ciptaan Allah. Allah berkehendak melihat siapakah diantara kita yg lebih baik perbuatannya. Jika kita bersabar, maka Allah akan menyertai kita. Jika Allah beserta kita, apakah Allah akan membiarkan kita terbenam dalam masalah kita dan menderita? Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Hasbunallahu wa ni'mal wakiil. Ni'mal maulaa wa ni'man nashiir. Hanya Allah lah tempat seorang mukmin untuk kembali dalam arti menyerahkan segala urusannya di dunia ini. Ketika kita menyerahkan diri dengan permasalahan kita kepada Allah, akuilah kelemahan dan kesalahan kita. Akuilah dosa-dosa dan kelalaian kita selama ini. Buatlah diri kita tak ada apa-apanya dihadapan Allah. Apapun yg Allah akan perbuat terhadap diri kita, hendaknya kita siapkan diri untuk ikhlas menerimanya semua tanpa syarat. Hanya dengan begitulah, saat kita meniadakan diri kita dihadapan Allah kekuatan diri justru akan dimunculkan oleh Allah. Tiba-tiba kita merasa lebih yakin dengan keputusan yg akan kita ambil. Setelah mengucapkan syukur kepada Allah segeralah kerjakan tanpa rasa ragu sedikitpun. Istiqomahlah. Terimalah dengan ikhlas apapun hasilnya karena semuanya pasti baik untuk kita. Bukankah kita sudah menyerahkan urusan kita kepada Nya? Tidak ada yg lebih baik dalam menyelesaikan masalah kita selain Allah. Wallahualam bis sawaab. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Kisah ini saya kutip dari kiriman WA seorang teman. Semoga bermanfaat.
Ada sebuah energi yang luar biasa ketika beberapa hari yang lalu kudengar cerita dari beberapa sahabatku. Mereka berasal dari Palestina, Bahrain, Jordan, Syiria, Pakistan, India, Srilanka Mesir, Afrika dan Saudi Arabia . Salah satunya adalah teman dari Sudan. Aku mengenalnya dengan nama Ammar Mustafa, dia salah satu muslim kulit hitam yang juga bekerja di hotel ini. Beberapa bulan belakangan aku tak lagi melihatnya. Biasanya ia bekerja bersama pekerja lain menggarap proyek bangunan di tengah terik matahari kota Riyadh . Hari itu Ammar tidak terlihat, karena penasaran, saya coba tanyakan kepada Iqbal . “Oh kamu tidak tahu?” jawabnya balik bertanya dengan bahasa Inggris khas India. “Iya, beberapa minggu ini dia tak terlihat di mushola.” Selepas itu tanpa diduga Iqbal bercerita panjang lebar tentang Ammar. Ternyata Amar datang ke kota Riyadh lima tahun lalu. Ia datang ke negeri ini dengan tangan kosong, dan nekad pergi meninggalkan keluarganya di Sudan untuk mencari kehidupan di kota ini. Saudi Arabia memang memberikan free visa untuk negara negara Arab lainnya termasuk Sudan, maka Ammar bisa bebas mencari kerja disini asal punya pasport dan tiket. Sayang, kehidupan memang tidak selamanya bersahabat. Do’a Ammar untuk mendapat kehidupan yang lebih baik di kota ini demi keluarganya ternyata saat itu belum terkabul. Dia bekerja berpindah pindah dengan gaji yang sangat kecil, uang gajinya tidak sanggup untuk membayar apartemen hingga ia tinggal bersa,a teman temannya. Meski demikian, Ammar tetap gigih mencari pekerjaan. Ia tetap mencari kesempatan agar bisa mengirim uang untuk keluarganya di Sudan. Bulan pertama berlalu kering, bulan kedua semakin berat, bulan ketiga hingga tahun tahun berikutnya kepedihan Ammar tidak kunjung berakhir. Waktu bergeser lamban dan berat, telah lima tahun Ammar hidup berpindah pindah di kota ini. Bekerja dibawah tekanan panas matahari dan suasana kota yang garang, tapi amar tetap bertahan dalam kesabaran. Kota metropolitan akan lebih parah dari hutan rimba jika kita tidak tahu caranya untuk mendapatkan uang, dihutan bahkan lebih baik. Di hutan kita masih bisa menemukan buah buah, tapi di kota? Kota adalah belantara penderitaan yang akan menjerat siapa saja yang tidak mampu bersaing. Riyadh adalah ibu kota Saudi Arabia, hanya berjarak 7 jam dari Dubai dan 10 Jam jarak tempuh dengan bis menuju Makkah. Di hampir keseluruhan kota ini tidak ada pepohonan untuk berlindung saat panas. Disini hanya terlihat kurma kurma yang berbuah satu kali dalam setahun.. Amar seperti terjerat di belantara kota ini. Pulang ke Sudan bukan pilihan terbaik, ia sudah melangkah, ia harus membawa perubahan untuk kehidupan keluarganya disana, itu tekadnya. Ammar tetap tabah dan tidak berlepas diri dari keluarganya. Ia tetap mengirimi mereka uang meski sangat sedikit, meski harus ditukar dengan lapar dan haus untuk raganya disini. Sering ia melewatkan harinya dengan puasa menahan dahaga dan lapar sambil terus melangkah, berikhtiar mencari suap demi suap nasi untuk keluarganya di Sudan. Tapi Ammar pun manusia. Di tahun kelima ini ia tidak tahan lagi menahan malu dengan teman temannya yang ia kenal, sudah lima tahun ia berpindah pindah kerja dan numpang di teman temannya tapi kehidupannya tidak kunjung berubah. Ia memutuskan untuk pulang ke Sudan, tekadnya telah bulat untuk kembali berkumpul dengan keluarganya di Sudan. Saat itu ia tidak memiliki uang meski sebatas untuk tiket pulang. Ia terpaksa menceritakan keinginannya untuk pulang kepada teman2 terdekatnya. Dan salah satu teman baik Ammar memberinya sejumlah uang untuk membeli tiket ke Sudan. Hari itu juga Ammar berpamitan pada teman2nya, ia pergi ke sebuah agen perjalanan di Olaya- Riyadh, untuk membeli tiket. Sayang, ternyata semua penerbangan Riyadh-Sudan minggu ini susah didapat karena konflik di Libya, negara tetangganya. Saat itu tiket hanya tersedia untuk kelas executive saja. Akhirnya ia membeli tiket untuk penerbangan minggu berikutnya. Tiket sudah ditangan, dan jadwal terbang masih minggu depan. Ammar sedikit kebingungan dengan nasibnya.Tadi pagi ia tidak sarapan , siang inipun belum ada celah untuk makan siang. Tapi baginya ini bukan hal pertama. Ia hampir terbiasa dengan keadaan itu. Adzan dzuhur bergema, semua toko toko, supermarket, bank, dan kantor pemerintah serentak menutup pintu dan menguncinya. Security kota berjaga jaga di luar kantor menunggu hingga waktu shalat berjamaah selesai. Ammar tergesa menuju sebuah masjid di pusat kota Riyadh. Ia mengikatkan tas kosongnya di pinggang, kemudian mengambil wudhu, membasahi wajahnya yang hitam legam, mengusap rambutnya yang keriting dengan air. Lalu ia masuk ke dalam mesjid, shalat 2 rakaat untuk menghormati masjid. Ia duduk menunggu mutawwa memulai shalat berjamaah. Hanya disaat shalat itulah dia merasakan kesejukan, Ia merasakan terlepas dari beban dunia yang menghimpitnya, hingga hatinya berada dalam ketenangan ditiap menit yang ia lalui. Shalat telah selesai. Ammar masih bingung kemana harus melangkah, sedangkan penerbangan masih seminggu lagi. Dilihatnya beberapa mushaf Al Qur’an yang tersimpan rapi di pilar pilar mesjid yang kokoh itu. Ia mengambil salah satunya, bibirnya mulai bergetar membaca taawudz dan terus membaca al Qur’an hingga adzan ashar tiba menyapanya, selepas maghrib ia masih di sana. Akhirnya Ammar memutuskan untuk tinggal disana hingga jadwal penerbangan ke Sudan tiba. Ammar memang telah terbiasa bangun awal di setiap harinya, seperti pagi itu, ia adalah orang pertama yang terbangun di sudut kota. Ia selalu mengumandangkan suara indahnya memanggil jiwa jiwa untuk shalat, membangunkan seisi kota saat fajar menyingsing. Adzannya memang khas, hingga bukan sebuah kebetulan juga jika Prince (Putra Raja Saudi) di kota itu juga terpanggil untuk shalat subuh berjamaah disana. Adzan yang juga ia kumandangkan disetiap pagi dalam sisa seminggu terakhirnya di kota Riyadh. Di tiket tertulis jadwal penerbangan ke Sudan jam 05:23am, artinya ia harus sudah ada di bandara jam 3 pagi atau 2 jam sebelumnya. Ammar bangun lebih awal dan pamit kepada pengelola masjid, untuk mencari bis menuju bandara King Abdul Azis, Riyadh yang hanya berjarak kurang dari 30 menit dari pusat Kota. Amar sudah duduk diruang tunggu bandara, tampaknya penerbangan sediikit tertunda. Ammar melamun dan kecemasan mulai menghantui dirinya. Ia harus pulang tanpa uang sedikitpun, padahal lima tahun ia terus bekerja keras. Namun ia memahami, inilah kehidupan dan dunia hanyalah persinggahan sementara. Ia tidak pernah ingin mencemari kedekatannya dengan Penggenggam Alam semesta dengan mengeluh. Ia tetap berjalan walau tertatih memenuhi kewajiban sebagai Hamba Allah, dan sebagai imam dalam keluarganya. Tiba tiba dari speaker bandara terdengar suara memanggil namanya. Belum hilang rasa terkejutnya, tiba2 datang sekelompok orang berbadan tegap menghampirinya. Mereka membawa Ammar ke mobil tanpa basa basi, mereka hanya berkata “Prince memanggilmu”. Ammar semakin bingung ada apa Prince memanggilnya? Kerajaan Saudi memiliki banyak Prince dan Princess (Putra dan Putri Kerajaan) , mereka tersebar hingga ratusan diseluruh jazirah Arab ini dan tinggal di istana masing masing. Setiap kali Ammar adzan Prince selalu bangun dan merasa terpanggil untuk sholat. Hingga suatu hari suara Ammar beradzan tak terdengar lagi . Prince merasa kehilangan dan saat mengetahui bahwa sang muadzin pulang kenegerinya. dia langsung memerintahkan pihak bandara untuk menunda penerbangan dan segera menjemput Ammar . Ammar sudah tiba di istana dan Prince menyambutnya dengan ramah sambil menanyakan mengapa Ammar ingin kembali ke negerinya. Lalu ia mulai bercerita bahwa sudah lima tahun bekerja di kota Riyadh tapi tak pernah mendapatkan kesempatan kerja yang tetap serta gaji yang cukup untuk menghidupi keluarganya di Sudan. Prince mengangguk nganguk dan bertanya: “Berapakah gajimu dalam satu bulan?” Amar kebingungan, karena gaji yang ia terima tidak pernah tetap. Bahkan sering ia tidak punya gaji berbulan bulan. Prince memakluminya, lalu beliau bertanya lagi: “Berapa gaji paling besar dalam sebulan yang pernah kamu terima ?” Dahi Ammar berkerut mengingat kembali catatan hitamnya selama lima tahun ini. “Alhamdulilah, SR 1.400 “, jawab Ammar. Prince langsung memerintahkan bendahara untuk menghitung 1.400 Real dikali dengan 5 tahun (60 bulan) dan hasilnya adalah SR 84.000 (84 Ribu Real = Rp. 184. 800.000). Lalu Prince menyerahkan uang tersebut kepada Ammar. Tubuh Amar gemetar melihat keajaiban dihadapannya, belum selesai bibir mengucapkan Al Hamdalah, Prince menghampiri dan memeluknya seraya berkata: “Aku tahu cerita tentang keluargamu yang menantimu di Sudan. Pulanglah temui istri dan anakmu dengan uang ini, lalu kembalilah setelah 3 bulan. Saya siapkan tiket untuk kamu dan keluargamu kembali ke kota Riyadh. Jadilah Bilal di masjidku dan hiduplah bersama kami di Palace ini.“ Ammar tak dapat menahan air matanya, ia bukan terharu karena menerima sejumlah uang walau uang itu sangat besar artinya bagi keluarganya yang miskin. Ammar menangis karena keyakinannya selama ini benar, Allah sungguh sungguh memperhatikan hambanya, kesabaran selama lima tahun berakhir dengan indah.Inilah buah dari kesabaran dan keikhlasan Ammar. Semua berubah dalam sekejap, lima tahun itu adalah masa yang lama bagi Ammar. tapi nothing imposible for Allah, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak. Ini kisah nyata yang tokohnya masih berada di kota Riyadh, saat ini Ammar hidup cukup di sebuah rumah di dalam istana milik Prince. Ammar dianugerahi Allah hidup yang baik didunia, menjabat sebagai Muadzin di Masjid Prince Saudi Arabia di pusat kota Riyadh. Subhanallah….seperti itulah buah dari kesabaran. “Jika sabar itu mudah, tentu semua orang bisa melakukannya. Jika kamu mulai berkata sabar itu ada batasnya, itu cukup berarti pribadimu belum mampu menetapi kesabaran, *karena Sabar itu tak ada batasnya. Batas kesabaran itu terletak didekat pintu Syurga dalam naungan keridhaan Nya”.* (NAI) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ *”Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”* (Al Fushilat 35) Allahu akbar! Maha Benar Allah dengan segala Firman Nya. Kisah nyata yang memberi pelajaran pada kita semua. Insya Allah yg terbaik akan diberikan Allah pada mereka yang berdo'a dengan ikhlas dan terus berusaha. *Semoga bermanfaat ...* www.HefliaNet.com www.HelfiaStore.com Wahab bin Munabbih berkata, "Nabi Isa AS pergi berkeliling, ia ditemani seorang Yahudi. Di tangan orang Yahudi itu ada dua potong roti, sementara pada Nabi Isa ada satu potong roti." Nabi Isa berakata kepadanya, "Kita makan bersama?". Orang Yahudi itu menjawab, "Ya". Namun, ketika mengetahui bahwa Nabi Isa hanya memiliki satu roti, iapun menyesal. Ketika Nabi Isa pergi berdoa, orang Yahudi itu pergi memakan satu rotinya. Ketika Nabi Isa tiba, mereka sama-sama mengeluarkan makanan. Nabi Isa berkata kepada orang Yahudi itu, "Dimanakah satu roti lagi?". Orang Yahudi itu menjawab, "Hanya ada satu roti". Kemudian mereka pergi. Di perjalanan, mereka melewati sebuah pohon, Nabi Isa berkata kepada temannya, "Bagaimana jika kita tidur di bawah pohon ini hingga pagi hari?". Orang Yahudi itu berkata, "Lakukanlah". Merekapun berdua tidur di bawah pohon itu hingga pagi hari. Pagi hari mereka melanjutkan perjalanan. Tidak lama kemudian, mereka bertemu dengan seorang buta. Nabi Isa berkata, "Bagaimana menurutmu jika aku menyembuhkanmu, Allah mengembalikan penglihatanmu, apakah engkau akan berterimakasih?". Orang buta itu menjawab, "Ya". Lalu, Nabi Isa mengusap mata orang buta itu dan berdoa kepada Allah, kemudian orang buta itu dapat melihat. Nabi Isa berkata kepada orang Yahudi itu, "Demi Dia yang telah memperlihatkan kepadamu, orang buta dapat melihat, apakah engkau memiliki satu roti?". Orang Yahudi menjawab, "Demi Tuhan, hanya ada satu roti". Nabi Isa terdiam. Setelah mereka melanjutkan perjalanan, mereka melewati seekor rusa. Kemudian Nabi Isa memanggil rusa itu, lalu menyembelihnya dan memakannya. Nabi Isa berkata kepada rusa itu, "Berdirilah dengan ijin Allah wahai rusa". Maka rusa itu pun hidup kembali. Orang Yahudi itu berkata, "Mahasuci Allah". Nabi Isa berkata, "Demi Dia yang telah memperlihatkan mukjizat ini, siapakah yang memakan roti ketiga itu?". Orang Yahudi itu menjawab, "Hanya ada satu roti". Kemudian mereka melanjutkan perjalanan hingga mereka sampai di sebuah perkampungan. Tiba-tiba, di dekat mereka ada tiga batu besar terbuat dari emas. Nabi Isa berkata, "Satu untukku dan satu untukmu, yang satu lagi untuk orang yang punya roti ketiga". Orang Yahudi itu berkata, "Akulah yang punya roti ketiga itu. Aku memakannya ketika engkau sedang berdoa". Nabi Isa berkata, "Jika demikian, semua batu itu milikmu". Nabi Isa pun meninggalkannya. Orang Yahudi itu menetap di dekat batu emas itu, ia tidak sanggup membawanya. Tidak lama kemudian lewatlah tiga orang, lalu mereka membunuhnya dan mengambil emas itu. Dua orang di antara mereka berkata kepada salah seorang dari mereka, "Pergilah ke perkampungan terdekat, belilah makanan untuk kami". Yang satu berkata, "Jika ia tiba dari perkampungan, kita akan membunuhnya dan emas ini kita akan bagi berdua". Temannya menjawab, "Ya". Sementara yang memeli makanan berkata dalam hati, "Aku akan meletakkan racun di dalam makanan untuk membunuh mereka berdua dan aku akan mengambil emas itu untukku sendiri". Ia mengikuti bisikan setan. Ketika ia kembali membawa makanan beracun itu, dua orang temannya memakan makanan itu. Setelah mereka berdua membunuhnya, merekapun mati di samping emas itu. Nabi Isa lewat setelah peristiwa itu. Ketika beliau melihat ada empat orang mati di samping emas itu, ia menunjuk kepada mereka dan kepada emas itu seraya berkata kepada para sahabatnya, "Demikianlah dunia memperlakukan penghuninya, maka berhati-hatilah kamu". Dikutip dari buku "Semua Ada Saatnya" oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri terjemahan Ust. Abdul Somad, Lc., MA. hal 70 - 71.
Pria ini tinggal di Riyadh, hidupnya tak menentu, dia tidak mengenal Allah melainkan sedikit, sejak beberapa tahun belakangan tidak pernah ke mesjid, tidak pernah bersujud kepada Allah walaupun hanya sekali. Allah berkehendak agar taubatnya di tangan puteri kecilnya. Pria ini menceritakan kisahnya, "Dulu saya begadang hingga pagi hari bersama teman-teman yang tidak baik di tempat-tempat hiburan, permainan dan membuang-buang waktu. Saya meninggalkan istri dalam kesunyian, ia merasakan kesendirian, kesulitan dan rasa sakit, hanya Allah saja yang mengetahuinya. Istri shalehah dan penuh bakti itu telah lelah menghadapi saya. Ia terus memberikan nasihat dan mengarahkan saya, akan tetapi tidak ada hasilnya. Pada suatu malam, saya kembali dari salah satu tempat begadang saya, jam menunjukkan pukul tiga dini hari, saya dapati istri saya dan puteri kecil saya sedang terlelap tidur pulas. Saya menuju kamar sebelah untuk menghabiskan sisa-sisa malam dengan menonton film video porno, pada saat Tuhan turun dan berkata, "Adakah yang berdoa, maka Aku memperkenankannya. Adakah yang memohon ampun, maka Aku mengampuninya. Dan adakah yang memohon, maka Aku akan mengabulkan permintaannya?" Tiba-tiba, pintu kamar terbuka, tiba-tiba puteri kecilku yang belum melewati usia lima tahun keluar, ia memandangku dengan pandangan heran dan tatapan hina. Ia segera berkata kepadaku, "Ayah, jangan lakukan itu. Bertakwalah kepada Allah." Ia mengulanginya tiga kali. Kemudian ia menutup pintu dan pergi. Aku sangat linglung, aku segera mematikan video, aku duduk dalam keadaan bingung. Kata-katanya terus berulang di telingaku, bahkan hampir membunuhku. Aku keluar kamar menyusulnya, aku dapati ia telah kembali ke tempat tidurnya. Aku seperti orang gila. Aku tidak tahu apa yang telah menimpaku saat itu. Hanya beberapa saat setelah itu terdengar suara mu'adzin dari mesjid dekat rumahku memecah keheningan malam yang mencekam, ajakan untuk melaksanakan shalat Shubuh. Aku berwudhu', kemudian aku pergi ke mesjid. Sebenarnya aku tidak terlalu ingin melaksanakan shalat, hanya yang menyibukkanku dan mencemaskan perasaanku adalah kata-kata puteri kecilku. Shalatpun dilaksanakan, imam mengangkat takbir, kemudian membaca beberapa ayat Al Qur'an. Ketika imam bersujud, aku ikut sujud di belakangnya, aku tempelkan keningku ke atas lantai sampai aku menangis histeris, aku tidak tahu sebabnya, ini pertama kali aku bersujud kepada Allah sejak tujuh tahun silam. Setelah melaksanakan shalat, aku duduk sebentar di dalam mesjid. Kemudian aku kembali ke rumah. Aku belum tidur walau sejenak. Aku pergi bekerja, ketika aku menemui temanku, ia merasa heran mengapa aku datang cepat. Biasanya aku datang terlambat satu jam karena begadang sepanjang malam. Ketika ia bertanya kepadaku tentang sebabnya, aku beritahukan kepadanya tentang apa yang terjadi padaku tadi malam. Ia berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menundukkanmu, puteri kecilmu telah membangunkanmu dari kelalaianmu. Ia tidak mengutus malaikat maut untuk mencabut ruhmu saat itu." Ketika tiba waktu shalat Zhuhur, aku sangat lelah, karena belum tidur sejak lama. Aku meminta kepada temanku agar mengerjakan pekerjaanku. Kemudian aku pulang ke rumah untuk beristirahat. Aku sangat rindu ingin melihat puteri kecilku yang telah menjadi penyebab aku mendapat hidayah kembali kepada Allah. Aku kembali ke rumah, aku sangat rindu ingin melihat puteri yang penuh berkah itu. Aku merasa kakiku berlomba cepat dengan angin. Ketika aku sampai di rumah, aku dapati istriku berdiri di depan pintu rumah tidak seperti biasanya, ia berteriak di depan wajahku, "Kamu di mana?" Aku jawab, "Aku dari tempat kerja." Ia berkata, "Kami terus menghubungimu, tapi kami tidak menemukanmu. Kamu dari mana saja?" Aku jawab, "Aku di mesjid tempat aku bekerja, apa yang telah terjadi? Apa yang membuatmu berdiri di depan pintu pada saat seperti ini?" Istriku menjawab, "Puteri kita telah meninggal dunia." Aku menangis keras, aku tidak bisa mengingat apa-apa, hanya kata-katanya, "Ayah, jangan lakukan itu. Bertakwalah kepada Allah. Ayah, jangan lakukan itu. Bertakwalah kepada Allah." Aku menelpon temanku, aku katakan kepadanya, "Puteriku telah dijadikan Allah sebagai penyebab aku keluar dari kegelapan menuju cahaya, ia telah meninggal dunia." Temannya segera datang, ia masuk, kemudian memandikan dan mengkafani puteri temannya. Mereka pergi membawanya ke mesjid, mereka melaksanakan shalat jenazah untuknya, kemudian mereka pergi ke pemakaman. Temannya berkata kepadanya, "Ambillah puterimu, letakkanlah ia di bawah tanah. Setiap yang menangis akan ditangisi. Setiap yang mengiringi jenazah akan diiringi. Semua yang disimpan akan binasa. Semua yang diingat akan dilupa. Tidak ada selain Allah yang kekal. Siapa yang tinggi, Allahlah Yang Maha Tinggi." Pria itupun menyambut puterinya dan menguburkannya. Ia berkata kepada orang-orang di sekelilingnya, "Aku tidak mengubur puteriku. Aku hanya mengubur cahaya yang telah menerangi jalanku menuju Allah. Puteriku ini, Allah telah menjadikannya sebagai penyebab aku mendapatkan hidayah. Aku memohon kepada Allah agar mempertemukan aku dengannya di dalam surga Nya." Orang-orang yang di sekelilingnya menangis pilu, hati mereka nyaris putus karena sedih mengingat puteri kecil yang penuh berkah itu. Demikianlah wahai saudara-saudara yang mulia, tidak ada manusia yang tahu kapan malaikat maut datang kepadanya. Kematian tidak mengenal muda atau tua. Allah berfirman, "Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya." (An-Nahl: 61). Mari kita segera melangkah menuju jalan Allah, mari kita segera menyatakan taubat yang sebenarnya, semoga itu menjadi saat terakhir usia kita dan balasannya kelak di dalam surga Nya. Dikutip dari Buku "Semua Ada Saatnya" oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri diterjemahkan oleh Ust. Abdul Somad, Lc., MA, halaman 25 - 28.
Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|