Dikutip dari Republika.co.id tulisan dari Wilda Fizriyani.
Agus Sunyoto mencatat adanya peristiwa yang luput dari catatan sejarah, yaitu peristiwa hijrahnya para pengikut Pangeran Diponegoro setelah Diponegoro ditangkap Belanda. ''Ratusan ribu pengikut Diponegoro, sebagian besar adalah ulama pesantren dan guru tarekat, meninggalkan pusat kekuasaan kemudian menyebar di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa,'' ujar Agus, dari Padepokan Dakwah Kalijaga. Mereka kemudian mendirikan pesantren-pesantren dan meneruskan perlawanan secara pasif kepada Belanda. Perlawanan yang disebut Sunyoto sebagai perlawanan pasif yang masif itu dilakukan dengan cara perang opini lewat penciptaan cerita tutur, tembang, si'iran, tafsir agama, ramalan, dan sebagainya. Perang opini ini ditujukan untuk memunculkan sikap benci terhadap Belanda. Makin menguatnya perlawanan lewat lisan ini mendorong Belanda mengutus jaksa di Kediri untuk menyusun sejarah Kediri. Tugas itu diberikan dua tahun setelah Diponegoro ditangkap. Jaksa Mas Ngabehi Poerbawidjaja lantas meminta bantuan dalang wayang krucil Ki Dhermakonda. Namun. Ki Dhermakonda mengaku tak mengetahui secara pasti sejarah Kediri sehingga ia meminta bantuan jin bernama Buto Locaya. Untuk mendengarkan cerita Buto Locaya, diperlukan tubuh yang bisa dirasuki, yaitu tubuh Ki Sondong. Jadilah Babad Kediri. ''Maka isi sejarah versi jin itu adalah pendiskreditan terhadap ajaran Islam, terutama menyangkut para penyebar Islam,'' ujar Agus. Tokoh Islam yang didiskreditkan adalah Sunan Bonang dan Sunan Giri. Dua wali ini digambarkan berdakwah dengan jalan intoleransi. Penginjil Ki Tunggul Wulung lantas mengadaptasi Babad Kediri dalam bukunya, Serat Darmogandul. Tunggul Wulung yang berguru pada Jellesma, di kemudian hari menjadi guru Kiai Sadrach. Inilah sastra dekaden yang memunculkan konflik sosial. Setelah Darmogandul kemudian muncul Serat Gatoloco. Gatoloco dipakai untuk menyerang ulama pengikut Diponegoro. Tunggul Wulung menampilkan debat fiktif antara Gatoloco dan Kiai Kasan Besari, pendiri Pesantren Tegalsari, Ponorogo. Kiai Kasan Besari ditampilkan sebagai sosok yang tak berkutik dalam debat tentang Islam itu. Selaku santri Kiai Kasan Besari, RNg Ronggowarsito tahu bagaimana Darmogandul dan Gatoloco dibuat. Karena itu, ia mendatangi Tunggul Wulung dan meminta kepadanya agar mau menerima dirinya sebagai muridnya. Namun, Tunggul Wulung menolaknya. Usaha mendegradasi nilai-nilai Islam oleh Belanda tak berhenti di situ. Serat Syekh Siti Jenar juga dibuat untuk memecah umat Islam. Di serat itu dikisahkan Syekh Siti Jenar dibunuh oleh Sunan Kalijaga. ''Padahal, dalam tradisi lisan di kalangan pengikut Syekh Siti Jenar yang diwariskan turun-temurun dalam tarikat Akmaliyah, tokoh Syekh Siti Jenar dikisahkan tidak dibunuh oleh Wali Songo, melainkan wafat dengan cara selayaknya orang meninggal,'' jelas Agus. Sebagian ahli sejarah menilai isi dari Babad Kediri merupakan tindakan pendiskreditan terhadap ajaran Islam. Terutama, ungkap Agus, menyangkut para penyebar Islam seperti Sunan Giri dan Sunan Bonang. Di babad ini, kedua sunan tersebut digambarkan telah melakukan tindakan-tindakan intoleran dan merusak tatanan dalam berdakwah menyebarkan Islam. Selain Babad Kediri, adapula sebuah karya sastra yang diberi judul Serat Darmogandul yang berbahasa Jawa. Pada sastra ini, penulis karya ini telah menampilkan kata dan kalimat sarkastis dan bernuansa porno dengan memasukkan istilah-istilah Belanda. Agus juga mencurigai munculnya catatan tentang penemuan kronik Cina di Kelenteng Sam Po Kong, Semarang, sebagai upaya pengaburan sejarah Islam. Kronik yang ditemukan—dinyatakan ada tiga cikar—menyebut para wali berasal dari Cina, yang ditugasi untuk menjatuhkan Majapahit. Kronik yang dinyatakan dibawa Residen Poortman itu dianggap Agus sebagai cerita fiktif. ''Tidak pernah ada fakta materialnya kecuali pernyataan bohong bahwa naskah kronik itu disimpan di museum di Den Haag,'' ujar Agus. Menurut Agus, Serat Syekh Siti Jenar juga merupakan hasil karya yang diperintahkan Belanda untuk memperburuk citra Islam. Karya dari Raden Panji Natarata ini memunculkan isi cerita dan pandangan negatif terhadap para Wali Songo. Di karya itu, Wali Songo digambarkan sebagai penyebar Islam yang licik dan curang karena telah membunuh Syekh Siti Jenar. Bahkan, Wali Songo dijelaskan telah mengganti jenazah Jenar secara sengaja dengan bangkai anjing. Dalam tradisi lisan, tokoh Syekh Siti Jenar dikisahkan tidak dibunuh oleh Wali Songo. Ia wafat dengan cara selayaknya seperti masyarakat Muslim pada umumnya. Naskah berbahasa Sunda ada pula yang merupakan hasil manipulasi. Agus menyebut nakah Kidung Sunda yang dimunculkan pada 1860 sebagai karya sastra yang sengaja dibuat untuk memecah-belah bangsa Indonesia. Kidung Sunda yang mendiskreditkan Gajah Mada mendapat dukungan dari naskah Pararaton, yang diterbitkan Belanda pada 1920. ''Di balik Pararaton, kolonial Belanda ingin membangun citra buruk bahwa leluhur raja-raja Jawa, termasuk leluhur Diponegoro, adalah anak haram hasil zina, penjudi, pencuri, pemerkosa, penjahat licik, yang menghalalkan segala cara untuk berkuasa,'' ujar Agus. Agus menilai banyaknya karya kolonial Belanda yang telah merugikan umat Islam Indonesia ditujukan untuk mendiskreditkan tokoh-tokoh penyebar Islam. Tujuannya hanya satu, yakni memecah-belah umat Islam sehingga menjadi kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Belanda, kata Agus, membantah lewat opini mengenai penyebab krisis bahasa dan sastra Jawa akibat kehancuran tradisi sastra kuno yang disebabkan jatuhnya Majapahit. Kejatuhan Majapahit pun diklaim akibat datangnya islam. ''Dengan kata lain, Islam dijadikan kambing hitam dalam krisis bahasa dan Jawa di masa itu,''ujar Agus. Agus mengatakan, kemerdekaan yang diperoleh Indonesia tidak terlepas dari peran Muslim. Begitu banyak raja-raja Muslim yang telah didukung oleh guru tarekat dan ulama dari pesantren. Mereka bersatu untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah, baik Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, maupun Jepang. Mereka dengan tegas menyebut para penjajah sebagai "orang kafir" yang tidak pantas menginjakkan kakinya di tanah nusantara. Terutama, lanjutnya, bagi mereka yang memiliki misi untuk memurtadkan rakyat Indonesia yang beragama Islam. Masyarakat Jawa pada umumnya memang menolak tegas penjajahan yang dilakukan Belanda. Mereka tidak menyukai Belanda bukan hanya karena tindakan yang mereka lakukan. Menurut Agus, ada struktur sosial atau konsep hidup yang membuat mereka tidak menyukai kehadiran orang asing, seperti Belanda. Agus menyebutkan, ada tujuh lapisan yang dipegang oleh masyarakat Jawa. Strata ini bukan kasta. Lapisan masyarakat ini dilihat dari kuat atau tidaknya seseorang terhadap pengaruh dunia. Sehingga, struktur sosial ini dianggap menjadi penilaian utama atas ketepatan dalam memilih dan memercayai seorang pemimpin di suatu wilayah. Lapisan pertama dipegang oleh kaum yang memiliki nafsu atau pengaruh dunia yang lemah. Misalnya, ulama, wali, atau kaum Brahmana. "Lapisan kedua dimiliki oleh kaum yang tidak terlalu mencintai dunia dan hidupnya dijamin oleh negara, seperti para ksatria dan pertapa," jelas Agus. Lapisan selanjutnya dimiliki oleh kaum waisya, seperti petani. Setelah itu, kaum saudagar memegang lapisan selanjutnya. Dalam lapisan ini semisal saudagar, rentenir, kaum konglomerat, dan tuan tanah. Untuk lapisan kelima dimiliki oleh kaum yang hidup dari membunuh binatang, seperti jagal, pemburu, dan algojo. Lapisan keenam dipegang oleh orang asing seperti Belanda. Lapisan terakhir dimiliki oleh orang-orang yang hidupnya hanya merugikan masyarakat, seperti perampok, pembegal, pencuri, dan lainnya. Maka, alasan masyarakat Jawa menolak penguasaan Belanda menjadi jelas. Dalam struktur sosial, para penjajah itu itu tidak bisa menjadi pemimpin atau penguasa di tempat mereka. ''Menurut mereka, penjajah itu tidak pantas menjadi juragan tetapi harus menjadi pelayan di tanah mereka,'' ujar Agus. Dengan struktur sosial semacam itu, maka agus meragukan penyebaran Islam di nusantara dilakukan oleh para saudagar. Dengan posisinya di lapisan keempat, saudagar akan mengalami kesulitan menyebarkan agama di dalam struktur sosial masyarakat Jawa ini. "Mereka pasti tak akan dianggap," ujar Agus. Dengan pemahaman ini, Agus menduga, sejarah yang menyebut para saudagar sebagai penyebar Islam di nusantara adalah bagian dari upaya pengaburan sejarah Islam di Indonesia. Menurut Agus, akan lebih masuk akal jika sejarah menyebut penyebaran Islam dilakukan oleh para kaum kelas brahmana, yaitu para wali yang selama ini dikenal dengan sebutan Wali Songo. Dengan posisi wali yang berada di lapisan pertama, jelas akan mudah bagi mereka untuk menjadi panutan masyarakat di masa itu. Posisi itu memudahkan mereka mengajarkan ajaran Islam di bumi pertiwi ini, terutama di Pulau Jawa. Kalau sekarang, apakah Indonesia menggunakan sistem ini? Sekarang asing dipuja-puja di sini. ''Sepengetahuan saya, hanya Brunei Darussalamlah yang saat ini menerapkan sistem lapisan masyarakat Jawa itu," ungkap Agus. Menurut Agus, munculnya perlawanan pasif lewat lisan yang dilakukan para pengikut Diponegoro setelah Perang Jawa semata karena adanya struktur sosial ini. Mereka melawan dengan memunculkan fenomena pertempuran baru dengan menggunakan opini. Sejarah Islam Indonesia, kata Ahmad Mansur Suryanegara, adalah sejarah telur mata sapi. ''Ayam yang bertelur, tetapi sapi yang punya nama,'' ujar sejarawan Universitas Padjadjaran itu. Mansur menegaskan, tak bisa dibantah bahwa pelaku sejarah Islam di Indonesia adalah para ulama atau umat Islam. Namun, yang ditulis adalah mereka yang menentang ajaran Islam. Mansur merasakan betapa ''Sumpah Syahadah'' yang menjadi landasan melawan kolonialis-imperalis tidak dinilai sebagai perekat dan pembangkit kesatuan-persatuan bangsa Indonesia. Sumpah Syahadah kalah dengan Sumpah Palapa. Padahal, dalam wayang, pemegang kalimasada adalah Pandawa. ''Yang diletakkan di sebelah kanan dalang dan selalu sebagai pemegang kemenangan, mengalahkan Kurawa yang diposisikan di sebelah kiri dalang,'' ujar Mansur.
0 Comments
Jazirah Arab
Jazirah Arab itu sebenarnya tidak hanya terdiri atas gurun pasir. Ada banyak tanah subur yang telah dihuni sejak lama. Tanah-tanah subur itu terutama terletak di daerah pantai, seperti Yaman, Yamamah, Hadramaut, dan Ahsa. Di bagian tengah Jazirah Arab ada sebuah wilayah subur lain bernama Najd. Wilayah ini dikenal sebagai tempat asal kuda Arab yang termahsyur di mana-mana. Najd dan Yamamah juga terkenal sebagai penghasil gandum. Demikian banyak gandum yang dihasilkan sehingga konon mampu memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Jazirah Arab yang ketika Nabi Muhammad dilahirkan berjumlah sekitar 10 juta- 12 juta jiwa. Di kota Madinah terdapat bukit -bukit yang baik untuk ditanami. Sementara itu, kota Thaif terkenal karena buah-buahannya. Di luar daerah-daerah subur, Jazirah Arab dipenuhi gunung dan bukit-bukit batu yang besar. Tidak ada sungai mengalir. Suhu udaranya sangat panas. Karenanya, penduduk Arab umumnya suka mengembara. Mereka suka berpindah ke tempat mana saja yang dapat memenuhi keperluan hidup sehari-hari berserta hewan-hewan ternak mereka. Unta Unta adalah kendaraan yang sangat diandalkan penduduk gurun pasir. Ia dapat mengarungi gurun selama 17 hari tanpa minum. Walaupun pelan, jika dipacu unta dapat menempuh jarak sampai 300 km dalam sehari. Unta mau melahap ranting dan rumput pahit yang di jauhi kambing. Unta juga mau minum air berlumpur dan mengubahnya menjadi susu bermutu tinggi yang dapat digunakan sebagai obat tetes mata. Dagingnya dimakan, bulunya dibuat tali, kulitnya dapat menjadi aneka alat, mulai dari sandal sampai atap dan perisai perang. Air seninya menjadi sampo pencuci rambut. Kukunya dibakar dan diulek menjadi tepung untuk obat luka atau adonan kue. Kotorannya dapat dipakai sebagai bahan bakar. Unta adalah karunia Allah untuk penduduk gurun pasir. Letak Mekah Di Kota Mekah inilah terletak Ka'bah, Baitullah. Ke arah Ka'bahlah seluruh Muslim di dunia menghadapkan diri jika sedang shalat. Di kota Mekah inilah nabi Muhammad ﷺ, dilahirkan. Kota Mekah adalah sebuah lembah yang tidak begitu luas, di tengah lautan pasir. Bukit-bukit mengurung lembah ini rapat-rapat. Begitu rapatnya sehingga cuma ada tiga jalan untuk keluar dan masuk Mekah. Jalan pertama menuju ke Yaman, jalan ke dua menuju ke Laut Merah, dan jalan ketiga adalah jalan menuju Palestina. Ribuan tahun yang lalu, Lembah Mekah hanyalah sebuah tempat persinggahan rombongan kafilah, baik yang datang dari Yaman menuju Palestina maupun sebaliknya, yang datang dari Palestina menuju Yaman. Nabi Ismail lah yang pertama kali membuat Mekah menjadi sebuah kota. Pakaian Orang Arab Penduduk asli Jazirah Arab adalah suku Badui. Pakaian mereka longgar, hangat pada musim dingin, dan sejuk pada musim panas. Pakaian ini menjaga kulit dari sengatan matahari serta angin kering. Pada zaman para nabi, pakaian ini terdiri atas dua helai. Satu helai melilit tubuh dari bawah ketiak. Satu helai lagi adalah sebuah jubah panjang sampai kaki dan terbuat dari bulu domba atau unta. Warnanya krem dengan lurik tegak berwarna hitam, biru, coklat atau putih. Pakaian wanitanya panjang menyapu tanah dan sangat longgar. Selendang melilit pinggang, jubahnya berlurik merah, kuning, hitam atau biru. Cadarnya berwarna hitam atau putih. Tudung kepala berwarna merah, putih, atau cokelat melindungi mata, telinga, dan hidung dari debu dan badai pasir. Badui Suku Badui adalah penduduk asli Jazirah Arab. Mereka adalah prajurit pengelana yang tangguh. Tinggi mereka sedang, tapi kekar, cekatan, dan kuat menderita dalam alam yang keras. Jika ada anggota keluarga yang tewas, para lelaki Badui akan segera membalas pembunuhnya. Mereka berani dalam bertempur dan sabar dalam kekalahan. Meski demikian, orang Badui terkenal ramah, senang memberi, dan sangat menghormati tamu. Mereka juga tenang, sabar, dan tidak cepat marah. Orang Badui juga sangat mengagumi keindahan syair. Jiwa orang orang Badui mudah terpanggil pada kebenaran. Mereka adalah orang orang sederhana. Mereka duduk di lantai dengan wadah makanan di lutut. Dengan demikian, tidak bisa dibedakan mana majikan dan mana bawahan. Sahabat fillahku, kepada orang-orang inilah Nabi Muhammad ﷺ diutus. Berkat bimbingan Nabi Muhammadlah orang orang Badui dari padang pasir yang sunyi ini mampu mengguncang dunia. Merekalah yang akhirnya menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia. Merekalah yang membangun umat Islam menjadi umat yang besar dan dihormati. Namun, jauh sebelum menyebar ke penjuru bumi, perjalanan umat Islam di Jazirah Arab dimulai oleh kisah Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَلاَمُ. Beliau adalah nenek moyang Nabi Muhammad ﷺ. Bersambung Di tanah Jawa ini, yang paling ditakuti oleh penjajah Belanda adalah santri ngaji dan ahli tarekat.
Ada seorang santri yang juga penganut tarekat bernama Abdul Hamid. Ia lahir di dusun Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta. Pertama kali ia ngaji kepada Kyai Hasan Besari Tegalsari, Jetis Ponorogo. Ia ngaji kitab kepada Kyai Taftazani, Kartosuro. Ia ngaji Tafsir Jalalain kepada Kyai Baidlowi Bagelen, yang dikuburkan di Glodegan, Bantul, Yogyakarta. Terakhir ia ngaji ilmu hikmah kepada Kyai Nur Muhammad Ngadiwongso, Salaman, Magelang. Seperti diketahui bahwa di daerah eks Karisidenan Kedu (Temanggung, Magelang, Wonosobo, Purworejo, Kebumen) ada dua kyai yang masyhur, yaitu Kyai Nur Muhammad Ngadiwongso, Salaman, Magelang dan Kyai Nur Muhammad Alang-alang Ombo, Pituruh, Purworejo. Abdul Hamid sangat berani dalam berperang melawan penjajah Belanda selama 5 tahun (1825 -1830 M). Ia wafat dan dikebumikan di Makassar, dekat Pantai Losari. Abdul Hamid adalah putra Sultan Hamengkubuwono ke-III dari seorang istri dari daerah Pacitan, Jawa Timur. Abdul Hamid patungnya memakai jubah di pasang di Alun-alun kota Magelang. Namanya menjadi nama Kodam dan Universitas di Jawa Tengah. Dan terkenal dengan nama Pangeran Diponegoro. Nama lengkap dari Abdul Hamid adalah Kyai Haji (KH) Bendoro Raden Mas Abdul Hamid Ontowiryo Mustahar Herucokro Senopati Ing Alogo Sayyidin Pranotogomo Amirul Mu’minin Khalifatullah Tanah Jawi Pangeran Diponegoro Pahlawan Goa Selarong. Di kamar Diponegoro di Magelang eks Karisidenan Kedu (Bakorwil) terdapat tiga peninggalan Diponegoro, yaitu: "Al-Qur'an, kitab Taqrib dan Tasbih". Al-Qur'an sebagai tanda bahwa Pangeran Diponegoro adalah seorang muslim. Kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja' sebagai tanda bahwa beliau adalah seorang bermadzhab Syafi'i. Dan Tasbih sebagai tanda bahwa beliau adalah ahli dzikir, bahkan sebagai penganut salah satu Thoriqoh. Karena bermazhab Syafi'i, maka Diponegoro sholat tarowih 20 raka'at, sholat shubuh dengan Qunut, Jum'atan dengan dua kali adzan, dan sholat Id di Masjid, bukan di lapangan. Saya sangat menghormati dan menghargai orang yang berbeda madzhab dan pendapat. Akan tetapi tolong, sejarah sampaikan apa adanya. Jangan ditutup-tutupi bahwa Pangeran Diponegoro bermadzhab Syafi’i. Maka ketiga peninggalan Pangeran Diponegoro ini tercermin di berbagai pondok pesantren. Dulu ada tokoh pendidikan nasional bernama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi. Mereka yang belajar sejarah, semuanya kenal. (Leluhur) Douwes Dekker itu seorang Belanda yang dikirim ke Indonesia untuk merusak bangsa kita. Namun, ketika Douwes Dekker berhubungan dengan para kyai dan santri, mindset-nya berubah, yang semula ingin merusak kita justeru bergabung dengan pergerakan bangsa kita. Bahkan kadang-kadang semangat kebangsaan Douwes Dekker melebihi semangat kebangsaan bangsa kita sendiri. Douwes Dekker pernah berkata dalam bukunya: "Kalau tidak ada kyai dan pondok pesantren , maka patriotisme bangsa Indonesia sudah hancur berantakan". Padahal Douwes Dekker tidak pernah nyantri di pondok pesantren. Seumpamanya yang berbicara adalah santri atau kyai, maka pasti ada yang berkomentar: "Pantas saja berbicara begitu, agar pondok pesantren laku". Akan tetapi bila yang berbicara orang “luar”, ini temuan apa adanya, tidak dibuat-buat. Maka, kembalilah ke pesantren. Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) itu juga seorang santri. Bukan hanya Diponegoro anak bangsa yang dididik para ulama menjadi tokoh bangsa. Di Jogjakarta ada seorang kyai bernama Romo Kyai Sulaiman Zainudin di Kalasan Prambanan. Beliau memiliki santri yang banyak diantaranya adalah Suwardi Suryaningrat. Suwardi Suryaningrat ini kemudian oleh pemerintah diangkat menjadi Bapak Pendidikan Nasional yang terkenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro. Jadi, Ki Hajar Dewantoro itu santri yang mengaji kepada seorang kyai. Sayangnya, sejarah bahwa Ki Hajar Dewantoro mengaji kitab kuning ke kyai tidak pernah diterangkan di sekolah-sekolah. Yang diterangkan hanya: Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Itu sudah baik, namun belum komplit dan belum utuh. Sayyid Husein al-Muthohhar adalah cucu Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam yang patriotis. Ada salah satu Sayyid keturunan Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam yang merupakan warga Kauman Semarang. Setelah bangsa Indonesia merdeka, beliau mengarang sebuah lagu yang berisi ajaran untuk bersyukur. Dari yakinku teguh Hati ikhlasku penuh Akan karunia-Mu Tanah air pusaka Indonesia merdeka Syukur aku sembahkan Ke hadirat-Mu Tuhan Itulah lagu yang berjudul Syukur karya Al-Habib Al-Sayyid Husein Al-Muthohhar, pakde dari Habib Umar Muthohhar, cucu Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam. Habib Husein Al-Muthohhar diangkat menjadi Dirjen Pemuda dan Olah raga oleh Pemerintah waktu itu. Beliau juga pernah diangkat menjadi duta besar di Vatikan, Negara yang berpenduduk katolik. Di Vatikan, Habib Husein tidak larut dengan kondisi. Beliau justeru membangun masjid. Suatu ketika, Habib Husein mendengar adzan sholat Dzuhur di Masjid. Saat muadzin sampai pada kalimat: حي على الصلاة Kalimat itu masih terngiang bahkan sampai setelah sholat. Pada akhirnya, beliau membuat lagu yang cengkoknya mirip dengan adzan, ada S-nya, A-nya dan ada H-nya. Lagu itu adalah: 17 Agustus tahun 45 Itulah hari kemerdekaan kita Hari merdeka Nusa dan Bangsa Hari lahirnya Bangsa Indonesia Merdeka Sekali merdeka tetap merdeka Selama hayat masih dikandung badan Kita tetap setia, tetap setia Mempertahankan Indonesia Kita tetap setia, tetap setia Membela Negara kita Dari penjelasan di atas, kita bisa ketahui bahwa peran para kyai dan para sayyid tidaklah sedikit dalam pembinaan patriotisme bangsa. Jadi, Anda jangan ragu jika hendak mengirim anak-anaknya ke pondok pesantren. Malahan, Bung Karno ketika mau membaca teks proklamasi di Pegangsaan Timur Jakarta, meminta didampingi Putra Kyai. Tampillah putra seorang kyai, dari kampung Batuampar, Mayakumbung, Sumatera Barat. Beliau adalah H. Mohammad Hatta, putra seorang kyai. Bung Hatta adalah putra Ustadz Kiai Haji Jamil, seorang guru Thoriqoh Naqsyabandiyyah Kholidiyyah. Sayang, sejarah Bung Hatta adalah putra kyai dan putra penganut Thoriqoh tidak pernah dijelaskan di sekolah, yang diterangkan hanya Bapak Koperasi. Mulai sekarang, mari kita terangkan sejarah dengan utuh. Jangan sekali-kali memotong sejarah. Jika anda memotong sejarah, suatu saat, sejarah anda pun akan dipotong oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Akhirnya, Bung Hatta menjadi wakil presiden pertama. Para santri di Pondok Pesantren Al-Anwar saya beri nasihat begini: “Kamu mondok di sini, nggak usah berpikir macam-macam. Yang penting ngaji dan sekolah. Tak usah berpikir besok jadi apa , yang akan menjadikan apa kamu nanti adalah Gusti ALLOH Subhanahu Wa Ta'ala". Ketika dulu nyantri di Lirboyo, saya tak berpikir akan menjadi apa. Yang penting ngaji, nderes Al-Qur'an, menghafalkan nadloman kitab dan shalat jamaah. Ternyata saya juga jadi manusia, malahan bisa melenggang ke gedung MPR di Senayan. Tidak usah dipikir nanti jadi apa, yang menjadikan adalah Gusti ALLOH Subhanahu Wa Ta'ala. Tugas kita ialah melaksanakan kewajiban dari ALLOH Subhanahu Wa Ta'ala. ALLOH Subhanahu Wa Ta'ala mewajibkan kita untuk menuntut ilmu, maka kita menuntut ilmu. Jika kewajiban dari ALLOH Subhanahu Wa Ta'ala sudah dilaksanakan, maka ALLOH Subhanahu Wa Ta'ala yang akan menata. Jika ALLOH Subhanahu Wa Ta'ala yang menata sudah pasti baik. Ditulis dari rekaman Mauidloh Hasanah Syaikhona Maimoen Zubair di Krapyak Yogyakarta. Inilah Penjelasan Lengkap Habib Rizieq Shihab sebagaimana dikutip dari Faktakini.Info. Kenapa Nabi Muhammad Diutus di Arab? (Menjawab Kaum Liberal dan Anti Islam). Anti Islam: “Islam diturunkan di Arab karena Arab adalah bangsa Jahiliyah dan Arab adalah tempat jahiliyah”.
Oleh : Habib Muhammad Rizieq Shihab 1. Kenapa Rasulullah SAW diutus di Arab? 2. Kenapa Rasulullah SAW suku Quraisy? 3. Kenapa di kota Mekkah? Tidak jarang umat Islam, yang mengaku sangat menyayangi Rasulullah akan menjawab pertanyaan diatas: “karena di Arab sedang terjadi kebiadaban yang luar biasa”. Bahkan tidak jarang juga akan menjawab yang lebih dari itu: “bahwa Arab adalah paling biadab, karena kejahiliyahan mereka yang suka mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka”. Jadi dengan alasan di Arab ada tradisi yang dibolehkan mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka berfikir di Arab adalah bangsa yg paling biadab. Apa benar demikian??? Sebenarnya kalimat-kalimat diatas adalah jawaban dari orang-orang yang ingin mencari-cari atau sengaja ingin merendahkan Islam dan Rasulullah. Karena fakta yang ada tidaklah benar demikian. Fakta Dunia Saat Rasulullah Diutus: Di Arab ada tradisi mengubur hidup-hidup anak perempuan. Ini jelas tindakan biadab. Di Romawi, ada tradisi mengadu manusia sampai mati. Bahkan itu menjadi tontonan, yang kita kenal dengan “Gladiator”. Apa ini tidak jauh lebih biadab? Membunuh manusia menjadi tontonan, bahkan sampai memenggal kepala manusia. Di Persia ada tradisi bagi anak-anak bangsawan berburu budak yang sengaja dilepaskan dengan menaiki kuda dan dengan anak panah, semakin banyak membunuh semakin bangga mereka, apa ini tidak lebih biadab? Di belahan bumi lain dimana masih banyak suku-suku, bangsa primitif dan disana ada tradisi yang jauh biadab lagi, yaitu kanibalisme (memakan daging manusia) dan mengorbankan manusia untuk sesembahan, apa ini tidak lebih biadab? Kesimpulannya memang pada saat Rasulullah SAW diturunkan, bumi sedang diselimuti kebiadaban yg sangat luar biasa. Tapi dengan alasan yg berbeda. Di Arab mengubur anak bayi perempuan dikarenakan ketakutan orang tua jika suatu saat nanti anak perempuan itu sudah besar, apabila kampung mereka diserang oleh bangsa lain maka anak mereka akan menjadi tawanan dan pelampias hawa nafsu penajajah. Karena kita sama tau pada saat itu masih banyak penjajahan dan penangkapan manusia untuk dijadikan budak. Jadi demi menjaga martabat dan kesucian anak perempuan mereka memilih membunuh anak perempuan mereka sejak kecil. Jauh berbeda yg menjadi alasan di Persia dan Romawi. Mereka membunuh karena kebanggaan dan hawa nafsu. Jadi apa benar saat itu Arab adalah bangsa paling biadab? Jelas TIDAK. Bahkan yang melakukan menguburan anak perempuan hanya sebagian kecil dari bangsa Arab. Karena kalau Mayoritas bangsa Arab melakukan demikian, niscaya pada saat Rasulullah diutus tentu bangsa Arab sudah punah. Karena tidak ada wanita, untuk berlangsungnya regenerasi. Kesimpulannya: “BANGSA ARAB BUKAN BANGSA YG PALING BIADAB SAAT RASULULLAH DIUTUS” Kenapa Rasulullah Dilahirkan di Mekkah? Karena Allah SWT maha tau, di Mekkah Allah mengetahui ada bibit-bibit para pejuang Islam. Karena bangsa arab terkenal dgn kesetiaan dan keberaniannya. Allah tau disana ada Sayidina Abubakar, Sayidina Umar, Sayidina Usman, Sayidina Ali dan smua para pejuang-pejuang Rasulullah yang rela mengorbankan jiwa raga dan harta mereka. Kenapa di Mekkah? Karena Mekkah belum ada sistem kekaisaran dan politik. Sehingga tidak ada dasar untuk memfitnah bahwa Rasul adalah bentukan kaisar yg berkuasa. Karena di Arab yang ada adalah suku-suku. Karena di Mekkah bebas dari pertarungan filsafat dan pertarungan agama. Yang ada hanya pemujaan dewa-dewa dan tidak ada pertarungan disana. Siapa yg mau nyembah dewa, mereka bikin sendiri dewa mereka. Sehingga tdk ada tuduhan atau fitnah bahwa Rasul diutus untuk menguatkan filsafat atau agama yang ada. Karena Mekkah itu adalah titik tengah Bumi. Mekkah dikelilingi oleh benua-benua besar dunia, jadi memudahkan penyebaran Islam ke seluruh dunia, yang telah terbukti saat ini Islam menyebar di seluruh dunia. Karena Mekkah adalah pusat bahasa Arab terfasih. Karena Allah akan menurunkan Al-Qur’an dengan bahasa Arab. Jadi Allah memilih tempat yang sudah memahami bahasa Al-Qur’an agar mudah dipahami. Dan yang terpenting di Mekkah sudah terdapat Ka’bah, rumah Allah yg menjadi pemersatu umat islam di dunia. Kenapa Kaum Quraisy? Karena kaum Quraisy adalah kaum yang paling dihormati di Arab. Kaum yang mengatur segala yg ada di Mekkah, seperti pada saat ibadah haji yg sudah dilakukan oleh seluruh bangsa Arab. Dan yg mengatur itu semua adalah bangsa Quraisy. Jadi tidak ada yg berani merendahkan silsilah Rasulullah. Selain itu suku Quraisy terkenal dengan para pengembaranya. Jadi memudahkan penyebaran Islam. Seperti di dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan bahwa suku Quraisy itu senang mengembara (Al-Qur’an surat 106 ayat 1 dan 2). Jadi jangan lagi kita dibodohi yang menyebut Arab adalah bangsa yang paling biadab, suku Quraisy adalah suku yang haus kekuasaan dan darah dan sebagainya dan sebagainya. Dengan kita merendahkan bangsa Arab dan suku Quraisy maka itu menjadi celah bagi kaum kuffar untuk merendahkan Rasulullah dan Islam. Memang pada saat itu bangsa Arab dalam kebiadaban, tetapi diluar sana banyak bangsa yang jauh lebih biadab dari bangsa Arab. Dikutip dari penjelasan Habib Muhammad Rizieq Shihab pada saat ta’lim bulanan di Kampung Rawa, Jakarta Barat. Oleh KH. Wahfiudin Sakam
Abad 14-17 adalah saat Eropa bangkit dgn renaissans membangun kekuatan iptek, kapal2 uap yg besar, serta alat2 militer yg mekanistik. Bersiap melakukan penjajahan ke negeri2 di Timur demi Gold, Glory, Gospels (Emas, Kekuasaan, dan Penginjilan). Abad 14-17 para cucu Rasulullah SAW mengalir ke kerajaan2 di Nusantara, mereka berdagang dan berdakwah, memperkenalkan Islam. Para Awliya' Allah menanamkan keyakinan tawhid kpd anak2 negeri di Nusantara. Kelak, ketika penjajah Eropa tiba di Nusantara, dan menampakkan watak aslinya sebagai penjarah yg kejam, pedagang yang licik, kolonialis imperialis yang bengis, anak2 negeri2 Nusantara melakukan perlawanan. Perjuangan melawan penjajahan berjalan ratusan tahun. Kok bisa, kok berani? Bukankah Eropa si penjajah itu memiliki keunggulan iptek, senjata, dan militer yg modern? Bisa dan berani, karena di dalam dada anak2 negeri2 Nusantara sudah tertanam Iman Tawhid dan Ruh Jihad. Dengan itu mereka merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Jadilah NKRI yg sekarang. Bayangkan, kalaulah pada abad-abad 14-17 itu anak2 negeri2 Nusantara ini belum mengenal Islam, belum mengenal Iman Tawhid dan semangat Jihad Fi Sabilillah, masih hidup dalam kebodohan dan animisme, mampukah mereka melawan penjajahan Eropa? Islam telah menyelamatkan negeri2 Nusantara dari cengkeraman penjajahan Eropa yg sekuler dan materialistik. NKRI berdiri karena Islam. NKRI berhutang kepada Islam. NKRI tak boleh melupakan jasa para cucu2 Rasulullah SAW yg pada masa2 awal telah menyebarkan Islam di Nusantara, membawakan keberkahan dan rahmatan lil-'alamin. Islam telah memberi inspirasi dan enerji yang luar biasa kuatnya kepada anak2 negeri2 di Nusantara untuk meraih kemerdekaan dan membentuk NKRI. Dan ketika sekarang ada yg akan mencoba mencaplok NKRI lagi, Islam akan bangkit kembali. Emang punya apa kamu? Bisa mati, kamu! Islam memiliki 'ISY KARIIMAN AW MUT SYAHIIDAN (hidup mulia, dengan merdeka, atau mati syahid, menuju surga). Mau coba? Silakan!!! Dibilang radikal? Gpp. Semua pejuang kemerdekaan NKRI, yang melawan penjajahan, memang dianggap radikal oleh para kolonialis imperialis dan kaki tangan mereka. Memang, dalam sejarahnya, Islam di Indonesia menjadi radikal hanya saat menghadapi penjajahan aja kok. Para kakek tua dan ilmuwan bermanis teori tapi lemah jiwa, silakan minggir. Ini memang urusan MEN OF THE MISSIONS (orang2 yg mengerti makna hidup dan tujuan hidup). Buletin Dakwah Kaffah 184 (28 Rajab 1442 H - 12 Maret 2021 M)
Rajab termasuk di antara empat bulan haram (suci) yang telah Allah SWT tetapkan (QS at-Taubah [9]: 36). Rajab sekaligus merupakan bulan istimewa. Banyak peristiwa penting yang terjadi pada bulan ini. Salah satunya tentu Isra’ Mi’raj Rasulullah saw. pada tahun ke-10 kenabian. Peristiwa agung ini diabadikan oleh Allah SWT dalam al-Quran (QS al-Isra’ [17]: 1). Pembuktian Iman Bagi kaum Muslim saat itu, Isra’ Mi’raj menjadi salah satu pembuktian iman. Rangkaian peristiwa Isra’ Mi’raj memang di luar jangkauan akal manusia. Karena itu sebagian orang yang lemah iman berbalik murtad karena peristiwa ini. Keadaan ini pun dimanfaatkan kaum musyrik Quraisy untuk menghasut kaum Muslim yang masih bertahan dengan keimanan mereka. Namun, ketika diprovokasi oleh kaum musyrik soal Isra’ Mi’raj, Abu Bakar ra. malah mempertanyakan sikap kaum musyrik Quraisy yang masih tetap mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw., “Demi Allah, jika itu yang Muhammad katakan, sungguh ia berkata benar. Apa yang aneh bagi kalian? Demi Allah, sungguh dia berkata kepadaku bahwa telah datang kepada dia wahyu dari langit ke bumi hanya dalam waktu sesaat pada waktu malam, atau sesaat pada waktu siang, dan aku mempercayai dia. Inikah puncak keheranan kalian?” Setelah itu Abu Bakar ra. mendatangi Rasulullah saw. Ia lalu meminta beliau untuk menjelaskan ciri-ciri Baitul Maqdis. Setelah Nabi saw. menjelaskan dengan lengkap, Abu Bakar berkata, “Engkau berkata benar. Aku bersaksi, engkau adalah utusan Allah!” Rasulullah saw. menjawab, “Engkau, Abu Bakar, adalah ash-shiddîq (yang selalu membenarkan)!” Sikap Abu Bakar ash-Shiddiq ra. menunjukkan pribadi Mukmin yang teguh imannya di tengah arus opini yang hendak merusak keyakinan umat Islam terhadap Rasulullah saw. dan ajaran Islam saat itu. Peristiwa Isra’ Mi’raj yang telah membuat kegoncangan hebat masyarakat Makkah justru menemukan urgensitasnya bagi tonggak berdirinya peradaban Islam. Peristiwa agung ini terjadi setahun sebelum hijrah. Tepatnya terjadi setahun sebelum proklamasi Daulah Islam di Madinah al-Munawwarah. Peristiwa Isra’ Mi’raj memudahkan Rasulullah saw. untuk memilih siapa saja yang pantas menjadi penopang bagi pendirian Daulah Islam, yakni kalangan kaum Anshar dan Muhajirin. Waktu satu tahun cukup bagi Rasulullah saw. untuk mendapatkan orang-orang yang layak menjadi sandaran bagi tegaknya Daulah. Dari orang-orang yang terseleksi inilah peristiwa hijrah Rasulullah saw. berjalan sukses yang ditandai dengan keberhasilan beliau menegakkan Daulah Islam Madinah atas perintah Allah SWT. Isra’ Mi’raj dan Bumi Palestina yang Diberkahi Dua masjid disinggahi dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah saw., yakni Masjid al-Haram di Makkah dan Masjid al-Aqsha di Palestina, sebelum ke langit menghadap Allah SWT. Makkah tempat Ka’bah berada merupakan tanah suci. Palestina tempat Baitul Maqdis berada merupakan bagian dari negeri Syam yang Allah SWT berkahi. Allah SWT berfirman: وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Lut ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam (TQS al-Anbiya’ [21]: 71). Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, yang dimaksud dengan negeri di sini ialah Syam (termasuk di dalamnya Palestina, red.) (Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, 5/353). Allah SWT memberkahi Syam karena kebanyakan nabi dilahirkan di negeri ini. Tanahnya pun subur. Ibnu Abbas ra. menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada sejengkal pun kota Baitul Maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana.” (HR at-Tirmidzi). Dalam pandangan Islam, Tanah Palestina (Syam) adalah tanah milik kaum Muslim. Di tanah ini berdiri al-Quds, yang merupakan lambang kebesaran umat ini. Al-Quds menempati posisi yang sangat mulia. Umat Islam jangan sampai melupakan sejarah penting ini. Terkait posisi Palestina, Khalifah terakhir Turki Utsmani, Sultan Abdul Hamid II, mengatakan, “Sungguh aku tidak akan melepaskan Bumi Palestina meskipun hanya sejengkal. Tanah Palestina bukanlah milikku, tetapi milik kaum Muslim. Rakyatku telah berjihad untuk menyelamatkan bumi ini dan mengalirkan darah demi tanah ini. Hendaknya kaum Yahudi—yang berambisi membeli Tanah Palestina, red.—menyimpan saja jutaan uang mereka. Jika suatu hari nanti Khilafah terkoyak-koyak, saat itulah mereka akan sanggup merampas Palestina tanpa harus mengeluarkan uang sedikit pun. Namun, selagi aku masih hidup, goresan pisau di tubuhku terasa lebih ringan bagi diriku daripada aku harus menyaksikan Palestina terlepas dari Khilafah. Ini adalah perkara yang tidak boleh terjadi (Dr. Muhammad Harb, Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II, Pustaka Thariqul Izzah, 2004). Urgensi Khilafah Saat Ini Pernyataan dan sikap Sultan Abdul Hamid II kini terbukti. Tanah Palestina lepas begitu saja dan jatuh ke tangan Yahudi secara ‘cuma-cuma’. Tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Kaum Zionis itu tak harus mengeluarkan banyak uang untuk menguasai Palestina. Itu terjadi setelah Khilafah Turki Utsmani—penjaga dan pelindung Bumi Palestina—dibubarkan oleh Mustafa Kemal Ataturk dengan dukungan Inggris. Sejak itu hingga kini Palestina, tanah yang diberkahi sekaligus tempat Masjid al-Aqsha berada, terus diduduki kaum Yahudi. Padahal tercatat dalam sejarah, dalam naungan Khilafahlah wilayah Syam, termasuk Palestina di dalamnya, berhasil dibebaskan dan dikuasai selama berabad-abad lamanya. Pembebas Palestina yang pertama adalah Khalifah Umar bin al-Khaththab setelah memenangkan Perang Yarmuk. Pembebas berikutnya adalah Shalahuddin al-Ayyubi. Ia berhasil menghadapi kaum salibis pada tanggal 27 Rajab 582 H atau 2 Oktober 1187 M sekaligus menguasai kembali Baitul Maqdis setelah hampir seratus tahun dikuasai oleh kaum salibis. Karena itulah, ketika pada faktanya hari ini Bumi Palestina berada dalam pendudukan kaum Zionis selama puluhan tahun, diperlukan upaya untuk membebaskannya kembali. Hal itu tidak mungkin kecuali dengan mengembalikan penjaga dan pelindungnya yang sejati, yakni Khilafah Islamiyah. Di sinilah urgensitas Khilafah Islamiyah bagi kaum Muslim. Spirit Isra’ Mi’raj Dengan demikian peristiwa Isra’ Mi’raj seharusnya menjadi spirit yang bisa menjadi pijakan dakwah dan perjuangan umat hari ini. Pasalnya, pasca Isra’ Mi’raj-lah terjadi transformasi kepemimpinan di tangan Rasulullah saw. Transformasi kepemimpinan tersebut ditandai dengan tegaknya Daulah Islamiyah di Madinah. Ini terjadi tidak lama setelah peristiwa Isra’ Mi’raj. Pasca Rasulullah saw. wafat, eksistensi Daulah Islamiyah kemudian dilanjutkan oleh keberadaan Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah yang pertama, yang dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin. Era Khulafaur Rasyidin lalu dilanjutkan secara berkesinambungan oleh Khilafah Umayah, Khilafah ‘Abasiyah dan Khilafah Utsmaniyah selama kurang-lebih 14 abad lamanya. Selama kurang-lebih 14 abad pula Khilafah Islamiyah sukses menciptakan peradaban yang agung. Khilafah mampu melindungi dan menebarkan rahmat bagi seluruh manusia, bukan hanya umat Islam. Pada masa Khulafaur Rasyidin, misalnya, keberkahan telah mereka rasakan dengan amat luar biasa. Di antaranya dalam bentuk kemakmuran hidup. Di dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah diriwayatkan bahwa di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra., Khilafah mampu memberikan santunan tunai kepada setiap warga negaranya, bahkan termasuk untuk bayi yang baru lahir. Menurut Will Durant dalam The Story of Civilization, sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam, para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para khalifah juga telah memberikan kesejahteraan bagi siapapun selama beradab-abad dalam wilayah yang amat luas, yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, filsafat dan seni mengalami kejayaan luar biasa yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad. Sayang, sejak keruntuhan Khilafah tahun 1924 M/1342 H, umat Islam selama 100 tahun terakhir tak lagi memiliki kekuatan dan pelindung. Sejak itu pula hingga kini umat Islam di berbagai belahan dunia dirundung nestapa. Tak terkecuali Bumi Palestina, negeri yang Allah SWT berkahi, sejak lama berada dalam cengkeraman penjajahan Zionis Israel. Akhirnya, melalui perenungan peristiwa Isra’ Mi’raj 1442 H ini, saatnya umat Islam menemukan urgensitasnya yang terpenting, yakni semakin menguatkan keimanan kepada Allah SWT dan semakin meningkatkan spirit perjuangan untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah melalui tegaknya kembali Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah yang kedua, dengan izin dan pertolongan Allah SWT. Hanya dengan Khilafahlah negeri-negeri Muslim akan kembali bersatu dan terbebas dari berbagai nestapa akibat penjajahan. WalLahu a’lam bi ash-shawwab. Hikmah: Allah SWT berfirman: إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ . وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا . فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada Dia. Sungguh Dia adalah Maha Penerima tobat. (TQS an-Nashr [110]: 1-3). Download file PDF versi mobile: http://bit.ly/kaffah184m Download file PDF versi cetak: http://bit.ly/kaffah184 Sebuah artikel dilansir di Republika bahwa Suku Indian Cherokee Blackfoot di Amerika Serikat ada sejumlah muslim di dalam kelompok itu. Hal ini diungkapkan oleh seorang muslim dari suku tersebut bernama Mahir Abdal-Razzaaq El di Newyork AS. Mahir yang bergelar Eagle Sun Walker (Elang Penapak Matahari) itu mengatakan: "Hubungan antara Indian dan Islam sudah dimulai oleh para penjelajah Muslim awal yang mengunjungi daratan Amerika, lebih dari seribu tahun yang lalu. Beberapa di antara pendatang Muslim itu bahkan akhirnya hidup bersama nenek moyang kami, penduduk asli Amerika." Pernyataan Mahir ini dipublikasikan dalam sebuah majalah "The Message" pada tahun 1996.
Mahir menuturkan ada banyak dokumen, naskah perjanjian, undang-undang, dan resolusi yang disahkan antara abad ke-17 dan ke-18 yang menunjukkan berbagai macam aktivitas komunitas Muslim Indian. Seperti Perjanjian Persahabatan yang ditandatangani di Sungai Delaware pada 1787, misalnya. Kesepakatan antara Abdel-Khak dan Muhammad Ibnu Abdullah tersebut menjelaskan hak-hak masyarakat Indian di bidang perdagangan, pelayaran maritim, dan pemerintahan—yang pada waktu itu sejalan dengan Islam. Hal ini memang sangat jarang diketahui orang di Amerika Serikat sendiri karena tidak pernah disebutkan di dalam buku-buku sejarah. Mahir menambahkan banyak istilah yang digunakan oleh komunitas Indian yang dipengaruhi kata-kata dari bahasa Arab, Persia, dan Ibrani. Bahkan, aturan berbusana yang melekat pada orang-orang Indian di masa lampau, terutama suku Cherokee, juga banyak mendapat sentuhan nilai-nilai Islami. Mahir menuturkan salah satu buku tua yang berisi tentang pakaian pakaian tradisional masyarakat Cherokee sampai pada 1832 M terlihat kaum prianya memakai sorban, sedangkan kaum perempuannya memakai penutup kepala yang panjang. Bahkan pemimpin Cherokee terakhir yang hidup pada abad ke-19 juga memiliki nama Muslim, yaitu Ramadhan Ibnu Wati. Namun, pengaruh Islam yang pernah tumbuh di kalangan masyarakat Indian tersebut kini seakan-akan punah. Hari ini, tanah leluhur mereka, benua Amerika, hampir seluruhnya diwarnai oleh peradaban Barat. Mengapa demikian? Menurut Anggota Dewan Legislatif Hamas dan Wakil Ketua Asosiasi Cendekiawan Islam Palestina, Syekh Salem Salameh yang dilansir dari Israel National News bahwa Presiden AS George Washington telah mengeluarkan peringatan kepada kaum Muslim dan membunuh penduduk asli Amerika karena mereka memiliki masjid. Selain itu, Sheikh Salameh mengatakan AS telah mengeluarkan putusan yang memungkinkan orang Yahudi untuk membunuh Palestina. Oleh karena itu Syekh Salem Salameh mengingatkan kalau ada muslim yang mengakui dan mendukung normalisasi hubungan dengan Israel ini merupakan pengkhianatan terhadap Tuhan, Islam, dan Muslim. Palestina dan Yerusalem adalah tanah Islam dan milik semua Muslim di dunia. ![]() “KOTA Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan,” (H.R. Ahmad). Sebuah kalimat motivasi dari Rasulullah pada para sahabatnya di abad ke 7. Tentu saat itu menjadi motivasi tersendiri bagi umat Islam yang saat itu masih tertindas karena apa yang Rasulullah katakan pasti benar adanya, pasti akan terjadi. Dan itu artinya Islam akan menguasai dunia. Persentase 100% pasti benar walau baru terwujud ratusan tahun kemudian. Dan benarlah adanya pada tahun 1453, umat Islam yang di pimpin oleh Muhammad al-Fatih (Sultan Mehmet II) berhasil menaklukan kota Konstantinopel (Ibu kota Kerajaan Byzantium kala itu). Dengan cukup gamblang, Rasulullah sudah memberikan tanda-tandanya ketika Perang Al-Ahzab sampai dengan penaklukan Konstantinopel. Penyampaian yang luar biasa diiringi canda namun serius, membuat yang mendengarkan tercenang dan memperhatikan dengan saksama. Layaknya sebuah sayembara, janji yang disebutkan di atas memotivasi setiap pemimpin kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sejarah mencatat bahwa upaya serius penaklukan Konstantinopel telah berlangsung sejak masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan (668-669 M). Namun karena kuatnya pertahanan musuh, pasukan Islam yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah, belum mampu menaklukkan kota tersebut. Saat pengepungan ini, salah seorang Sahabat Nabi, Abu Ayyub Al Anshari wafat lalu Beliau dimakamkan di dekat dinding Konstantinopel sesuai wasiatnya. Namun demikian, cita-cita untuk membebaskan Konstantinopel tidak pernah berhenti. Perjuangan berikutnya terus diwarisi oleh Daulah Abbasiyyah. Pada masa Khalifah Al-Mahdi, ia mengirim ekspedisi-ekspedisi musim panas ke wilayah-wilayah Imperium Bizantium sejak 163 H/779 M. Saat itu, Al-Mahdi mengirim sebuah ekspedisi musim panas yang langsung dipimpin puteranya Harun Ar-Rasyid yang bertujuan untuk mengepung Konstantinopel. Hingga pada 166 H/782 M, Harun Ar-Rasyid kembali memimpin ekspedisi musim panas yang berjumlah sembilan puluh lima ribu personel. Ekspedisi ini tiba hingga di laut yang mengelilingi Konstantinpel. Berikutnya setelah kota Baghdad jatuh pada tahun 1258 M yang menjadi akhir Dinasti Abbasiyah, usaha membebaskan Konstantinopel tetap diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia timur terutama kerajaan Saljuk yang dipimpin oleh Alip Arselan sampai ke generasi Daulah Turki Utsmaniyah pada pemerintahan, Bayazid I (795-803 H/ 1393-1401 M) dan Sultan Murad II (1422 M). Tetapi usaha mereka masih tetap menemui kegagalan. Upaya pembebasan terus berlanjut. Hingga akhirnya setelah delapan abad berlalu, Allah mengabulkan impian umat Islam tersebut melalui kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih, pemimpin ketujuh dari Daulah Utsmaniyah. Sejarah menceritakan bahwa Muhammad Al-Fatih adalah seorang yang saleh. Sejak baligh, Al-Fatih tidak pernah meninggalkan kewajibannya dan senantiasa memperbanyak amalan sunnah. Setelah diangkat menjadi raja, Al-Fatih langsung melanjutkan tradisi para pendahulunya untuk terjun langsung dalam penaklukan Konstantinopel. Pasukan perang Muhammad Al-Fatih (Kekhalifahan Turki Utsmaniyah atau Kekaisaran Ottoman) bekerja keras ketika menaklukkan Konstantinopel. Begitu rumit, sulit, dan menegangkan. Tembok Konstantinopel selama ratusan tahun tak pernah ada yang berhasil menembusnya. Dengan lebar tembok pertahanan yang berlapis lapis nan tebal dan setinggi 18 meter, tentu menjadi masalah tersendiri bagi pasukan Muhammad Al-Fatih. Tapi Allah berkehendak lain, pasukan Muhammad Al-Fatih adalah pasukan terbaik umat Islam sepanjang sejarah. Pasukan ini pun dikehendaki Allah membuat meriam terbesar dan terkuat saat itu. Sekali tembak daya hancurnya sangat luar biasa. Muhammad Al-Fatih menyerang dari daratan dan lautan. Perang ini tercatat juga sebagai salah satu perang penaklukan kota terlama dalam sejarah manusia. Tentu yang paling fenomenal dalam kisah penaklukan ini adalah ketika pasukan Al-Fatih mengangkat 70 kapal laut nan besarnya kedataran dengan menggunakan kayu gelondongan dan minyak agar mudah digerakan, pindah dari satu laut ke laut lain dalam 1 MALAM! Luar biasa. Musuh Islam terkaget-kaget, Muhammad al-Fatih layaknya menjadikan daratan menjadi lautan. Musuh Islam mengira ini mustahil dan pasti semua karena bantuan jin. Tapi itulah, dengan berbekal ketakwaan pada Allah semua yang tak mungkin menjadi mungkin. Sastrawan Yoilmaz Oztuna : “Tidaklah kami pernah melihat atau mendengar hal ajaib seperti ini. Muhammad Al Fatih telah menukar darat menjadi lautan dan melayarkan kapalnya dipuncak gunung. Bahkan usahanya ini mengungguli apa yang pernah diilakukan oleh Alexander The Great”. Dan momen paling indah adalah ketika Muhammad Al-Fatih masuk ke dalam bangunan terindah di Konstantinopel yang kita kenal dengan nama “Hagia Sophia”, disana sudah berkumpul masyarakat setempat yang ketakutan akan dibunuh oleh umat Islam. Namun Al-Fatih tersenyum dan berkata, “Kalian bebas untuk terus bersama dengan agama kalian.” Lakum dinukum waliadiin, dan Al-Fatih menggendong salah satu anak kecil dari Ibunya, dan semua berakhir indah. Semua merasa tenang dan nyaman dengan apa yang umat Islam lakukan terhadap mereka. [Islampos] Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com ![]() Oleh : Ustadz Fahmi Salim Ketika umat Islam diserang tentara Tatar (1258 M), tak lama setelah itu hampir seluruh wilayah Islam berhasil dijajah. Di antara yang terawal adalah wilayah Khurasan yang bertetangga dengan Mongol. Pada mulanya, di Khurasan, Tatar tidak berdaya menembus pertahanan umat Islam di kota Bukhara. Lalu pemimpinnya Genghis Khan menulis surat kepada umat Islam: "Barangsiapa yang menyerahkan senjata dan berada di sisi tentara Tatar, akan selamat. Tapi barangsiapa yang enggan, mereka akan kami buat menyesal." Surat tersebut menyebabkan umat Islam yang sedang terancam itu terpecah menjadi dua kubu. Kubu pertama menolak keras tawaran Genghis Khan dengan berkata: "Seandainya mereka mampu memerangi kita, tdk mungkin mereka memberi penawaran spt ini. Ini menandakan peluang kita cerah. Teruskan perjuangan, pasti kita akan beroleh salah satu di antara dua kebaikan: menang atau syahid penuh bahagia!" Namun kubu kedua cenderung menerima tawaran tersebut. Mereka berkata: "Menghadapi Tatar sama saja bunuh diri massal! Tidakkah kalian lihat jumlah mereka dan kelengkapan senjata mereka?" Genghis Khan terus memantau dan mengambil peluang dari pertentangan di tubuh umat Islam. Dia mengirim surat berikutnya, khusus kepada kubu kedua yang gamang dan kompromis. Dalam surat tersebut, Genghis Khan berjanji akan memberikan tampuk kekuasaan Bukhara kepada kubu kedua dengan syarat: mereka menumpas kubu pertama yg (dicapnya) ekstrim, radikal, dan fanatik. Tawaran itu menyebabkan pihak kedua berbinar-binar. Mereka menyambutnya tanpa rasa bersalah samasekali. Mereka bersedia memerangi saudara sendiri untuk Tatar! Baku bunuh sesama muslim pun terjadi. Akhirnya, tumpaslah kubu yang teguh berjihad mempertahankan tanah air itu di tangan saudara-saudaranya sendiri yang menjual Islam demi dunia. Apa yang menyedihkan? Apa lacur? Pihak yang menerima tawaran Tatar itu tidak diberi hadiah yang dijanjikan. Bahkan, senjata mereka dirampas, mereka ditangkap dan disembelih tanpa sisa. Genghis Khan memberi sambutan yang sangat masyhur menjelang penyembelihan terhadap umat Islam yg mengkhianati saudara-saudaranya. "Mereka sanggup memerangi saudara-saudara sendiri demi kita, padahal kita orang asing bagi mereka! Orang-orang semacam ini mustahil kita beri kepercayaan!" ------------------------------------ Hikmah dari cerita di atas antara lain :
Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Kekhalifahan Islam dan Nubuwah Rasulullah Tentang Dibukanya Kota Roma dan Konstantinopel oleh Islam10/6/2019 ![]() Tidak banyak umat Islam di Indonesia yang mengetahui atau menyadari bahwa Kekhalifahan Islam terus berkembang dan menguasai dunia tidak lama setelah Rasulullah SAW wafat tahun 632 M. Setelah Rasulullah SAW wafat, kekhalifahan dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidiin selama 30 tahun yang ditutup oleh Khalifah Hasan yang hanya berkuasa 6 bulan setelah wafatnya Ali Bin Abi Thalib. Selanjutnya Kekhalifahan diserahkan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah untuk menghindari perpecahan umat Islam melalui sebuah perjanjian. Muawiyah kemudia mendirikan Kekhalifahan Bani Umayyah yang berkuasa sejak tahun 661 M dan berakhir 749M. Pada tahun 749 M tentara Bani Umayyah dikalahkan oleh tentara Abbasiyah. Setahun kemudian Abbas bin Abi Muththalib mendirikan Kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berkuasa sampai tahun 1258 (500 tahun lebih). Runtuhnya Kekhalifahan Bani Abbasiyah setelah serangan Pasukan Mongol yang ketika menang membantai penduduk dan memusnahkan Baghdad. Dua tahun setelah penaklukan itu Kekhalifahan Bani Mamluk Mesir pimpinan Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz mengalahkan pasukan Mongol. Tahun 1301 M Osman Ghazi memproklamirkan diri sebagai Sultan dan mendirikan Kekhalifahan Turki Ustmani. Kekhalifahan Islam mengalami puncak kejayaan di masa Kekhalifahan Turki Ustmani dan baru benar-benar runtuh di tahun 1924 setelah Mustafa Kemal Ataturk berkuasa dan menghapuskan sistem Kekhalifahan Islam dan merubah Turki menjadi Republik Sekuler dengan dia sebagai Presidennya. Ia kemudian mendirikan rezim satu partai yang terus berkuasa hingga tahun 1945. Mustafa Kemal kemudian memulai program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik untuk mensekulerkan Turki. Perubahan perubahannya termasuk emansipasi untuk perempuan, penghapusan seluruh Institusi Islam dan pengenalan pada kode hukum Barat, pakaian, kalender, serta alfabet, mengganti seluruh huruf Arab dengan huruf Latin. Kekhalifahan Islam runtuh bersamaan dengan runtuhnya Kekhalifahan Turki Usmani setelah dalam kurun waktu 1315 tahun (610 M - 1926 M) menguasai dunia. Keruntuhan Kekhalifahan Turki Usmani terjadi bukanlah dengan dikalahkan secara fisik oleh musuh Islam, tetapi melalui upaya perang pemikiran yang dilancarkan oleh tokoh-tokoh di luar Islam terutama kaum Yahudi diantaranya yang bernama Theodore Herzl (1860 - 1904 M) yang belakangan dikenal sebagai Bapak Politik Zionisme Modern. Dia terinspirasi untuk mendirikan sebuah negara bagi ras Yahudi setelah peristiwa Dreyfus tahun 1894 M. Ketika itu bangsa Yahudi mengalami berbagai penindasan di wilayah Kekaisaran Rusia dan Eropa Timur. Dia melakukan sebuah gerakan sehingga menghasilkan Kongres I Zionis di Basel, Swiss tahun 1897. Kelompok Zionis ini menawarkan kepada Khalifah Sultan Abdul Hamid II sejumlah 35 juta lira emas, menjanjikan membangun benteng bagi Kesultanan Turki Usmani dan pelunasan hutang luar negeri agar Sultan agar mencabut larangan bagi Yahudi menetap di Palestina tetapi ditolak mentah-mentah oleh Sultan. Akibat penolakan itu Sultan Abdul Hamid II mendapat serangan fitnah terhadap pribadinya dengan citra buruk sebagai penzina dan kelakuan buruk lainnya melalui media cetak yang masa itu dikuasai oleh Yahudi. Pada saat bersamaan mereka berhasil mempengaruhi dan mendukung salah seorang komandan divisi Sultan Abdul Hamid II di daerah Gallipoli yaitu Mustafa Kemal Ataturk untuk memerdekakan Turki dan membubarkan sistem Kekhalifahan Turki Usmani. Penaklukkan Konstantinopel terjadi di tahun 1453 M dalam masa Kekhalifahan Turki Usmani dengan khalifahnya Sultan Mehmed II atau lebih dikenal dengan Muhammad Al Fatih. Seorang tokoh yang dipahami oleh para ulama sebagai orang yang berhasil mewujudkan nubuwah Rasulullah tentang pembebasan Kota Konstantinopel. Dalam sabdanya, Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya, “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad). Nubuwah Rasulullah inilah yang menjadi inspirasi pejuang-pejuang Islam sepanjang masa untuk merealisasikannya. Lalu dalam riwayat lain, salah seorang sahabat Nabi, Abu Qubail bercerita, “Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya, ‘Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma?’ Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, ‘Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Roma?’ Rasul menjawab, ‘Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.’ Yaitu: Konstantinopel’.” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim) Hadis ini mengisyaratkan bahwa kota Roma adalah kota berikutnya yang akan dibuka oleh Islam. Tentu saja ini hanya akan terwujud jika Islam kembali memiliki Kekhalifahan yang kuat bahkan mungkin lebih kuat dari Kekhalifahan Islam di masa lalu. Wallahualam. Sumber: Wikipedia, Kiblat.net Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
![]() kirim pesan [email protected]
|