Ustadz kami di LNG Site Tangguh suatu sore sesudah shalat Ashar memberikan tausyiahnya. Beliau memulai dengan mengutip Surah Al Fil (105) yang dalam Al Qur'an diikuti oleh Surah Quraish (106). Menurut beliau kedatangan Rasulullah menyampaikan risalah Islam adalah setelah peristiwa penyerangan Ka'bah Baitullah oleh Pasukan Gajah Abraham yang gagah perkasa dan tidak ada tandingannya saat itu. Allah menghancurkan dan menghinakan mereka dengan mengirim burung-burung Ababil yang melemparkan batu dari tanah yang terbakar sehingga tubuh mereka dan gajah-gajahnya menjadi seperti daun-daun yang dimakan ulat. Tahun terjadinya peristiwa ini dalam sejarah Islam disebut dengan tahun gajah. (QS Al-Fil - 105:1-5) Setelah peristiwa itu Ka'bah, Kota Mekah dan sekitarnya menjadi tempat yang sejahtera dan aman. Hal itu diungkapkan Allah dalam Al Qur'an Surah Quraish (106). (Quraisy - 106: 1-4) Dalam keadaan seperti itulah Rasulullah Muhammad SAW lahir dan mendapat tugas menyampaikan risalah Islam. Kaum Quraish saat itu sudah menjadi sangat ingkar akan segala nikmat kesejahteraan dan keamanan yang mereka terima. Islam datang untuk mengingatkan bahwa sejatinya hidup itu adalah untuk menyembah Allah semata. Bukan untuk mengumbar nafsu duniawi. Ada akhirat yang harus dijadikan tujuan hidup karena dunia akan musnah dan digantikan dengan akhirat yang kekal. Hukum-hukum dunia tidak berlaku lagi di akhirat. Dunia bersifat fana atau sementara, sedangkan akhirat kekal selamanya. Meskipun ada kemiripannya tetapi segala sesuatu di akhirat kelak akan melalui penciptaan ulang yang sama sekali berbeda dengan apa yang ada di dunia. Allah menciptakan dunia untuk melihat siapa diantara hamba-hambanya yang lebih baik amalnya. Akhirat adalah tempat yang Allah sediakan untuk membalasnya. Setiap orang akan merasakan penyesalan di akhirat. Bagi orang yang tak percaya akan adanya akhirat atau lalai menyiapkannya, penyesalan mereka tiada akhir yang membuat penderitaan mereka di akhirat bertambah-tambah. Bagi mereka bersabar menjalani siksa sudah tidak ada gunanya lagi. Adapun bagi orang yang percaya akhirat, penyesalan mereka semata-mata karena merasa kurang dalam menyiapkan bekal akhirat, tetapi mereka sangat puas dan ikhlas menerima balasan dari Allah di akhirat.
Kalau hidup ini semata-mata untuk menyembah Allah, berapa waktu yang telah kita gunakan untuk menyembah Nya dalam sehari? Kalau kita cermati, waktu yang kita gunakan ketika kita melaksanakan ibadah mahdhoh seperti shalat lima waktu, sesungguhnya amat sedikit karena memang hanya memerlukan sedikit sekali dari seluruh waktu kita yang 24 jam sehari. Oleh karena itu waktu yang selebihnya haruslah bisa kita berikan makna bahwa kita melakukannya demi Allah semata. Maka itu ketika kita bekerja, makan, minum, bersilaturahim, kesemuanya hendaknya diniatkan semata-mata untuk menyembah Allah Swt. Dengan begitu barulah kita bisa memenuhi kehendak Allah ketika menciptakan alam semesta ini termasuk jin dan manusia: "Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahku." Wallahu'alam bissawab.
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|