Setiap peristiwa, apa lagi musibah seringkali mengundang tanya. Bagi orang yang beriman setidaknya dipenuhi tanya tentang apa yang dikehendaki Allah dengan musibah itu. Bagi orang yang tak percaya agama mungkin saja akan dengan cepat berkesimpulan bahwa Tuhan itu tidak ada atau setidaknya mereka menyangka Tuhan itu kejam dan hal-hal buruk lainnya. Olehkarenanya bagi orang yang beriman perlu kiranya berprasangka baik kepada Allah dengan mengimani bahwasanya sekenario Allah itu sesungguhnya demikian sempurna sehingga seringkali baru bisa dipahami setelah cerita itu berakhir. Itu sebabnya tidak semua orang mampu memahaminya, bahkan untuk membaca temanya saja tidak bisa. Marilah kita membayangkan diri kita yang hari ini masih bisa bernafas, masih bisa makan dan minum, masih bisa bicara dan bekerja layaknya penonton dari sebuah cerita besar yang disuguhkan oleh Allah SWT. Karena begitu sempurnanya alur cerita itu, sehingga diantara kita para penonton ada yang histeris, sedih, meratap dan menangis. Sebagai pemain, penampilan kita sangat bergantung kepada kemampuan diri dalam menghayati tema dari cerita itu. Ada yang bahagia karena ridho dan menghayati peran yang dijalani, dan ada yang sedih, menderita bahkan tersiksa karena tidak ridho dan tidak memahami peran yang dijalani. Padahal ridho atau tidak ridho, cerita itu tetap berjalan sesuai dengan sekenario yang dikehendaki oleh sang sutradara yaitu Allah SWT. Tema cerita besar itu adalah "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun", dengan sub tema "Musibah" Karena cerita tentang "Musibah" harus tetap berjalan sesuai dengan kehendak sang sutradara, maka tak ada yang mampu menghentikannya, bahkan ketika dihadapkan dengan teknologi yang super canggih sekalipun, musibah selalu menemukan jalan untuk mematahkannya. Musibah tidak bisa dihentikan dengan teknologi, tapi musibah bisa dihadapi dengan kekuatan sabar dan shalat serta tawakkal. Sabar dan shalat serta tawakkal itu sendiri hanya bisa kita peroleh bila disertai kesadaran penuh bahwa diri kita milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Allah SWT berfirman: (Al-Baqarah 2 : 45) وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَـٰشِعِينَ Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (Al-Baqarah 2 : 46) ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَـٰقُوا۟ رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Al-Baqarah 2 : 157) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah:155-157) Wallaahu a'lam bishshawab. Disadur dan disempurnakan dari WAG. www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Helfia Store Bukalapak Helfia Store Tokopedia
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|