LNG Expert, Life Inspirations
  • Home
    • Wakaf Produktif GACW
    • Sabun Zukha
    • Links
    • MY LINK
  • Life Inspirations
    • Way of Life
    • Video Arti Kehidupan
    • Kisah Rasulullah SAW
    • Aksi Bela Islam
    • Psikosomatis
    • HelfiaGoOnline.Com
    • Teknik Kimia ITB 77 Berbagi
  • Our Blog
    • Islam
    • Blog Khusus Anggota
  • LNG Expert
    • About LNG
    • Badak LNG Site
    • Tangguh LNG Site >
      • Tangguh LNG Site
    • Donggi Senoro LNG Site
    • Khusus Anggota
  • Al Quran
    • Jadwal Shalat
  • Guest Comments
  • About me
    • My Family - Keluargaku
    • My son - Putraku
    • My daughter - Putriku
    • Cucu Kami
    • Koleksi Video
    • Kolam Renang
    • Hobbie Fleet 132 - Bontang >
      • Merdeka Race
      • Arung Samudra - 1
      • Arung Samudra - 2

ISLAM NUSANTARA, PROYEK LIBERAL

9/14/2021

0 Comments

 
Picture
Akhir-akhir ini banyak yang membahas tentang Islam Nusantara. Apakah itu Islam Nusantara? Istilah Islam Nusantara menjadi isu yang mulai ramai dibicarakan, sejalan dengan peran para budayawan dan orang-orang Liberal di Indonesia. Dan nampaknya ini hendak dijadikan sebagai gerakan. Di UIN Jakarta sendiri telah diselenggarakan festival budaya Islam Nusantara. Bahkan ada yang mengatakan, fenomena membaca Alquran dengan langgam Jawa merupakan bagian dari proyek Islam Nusantara itu.

Mengingat ini istilah yang asing bagi masyarakat, kita perlu tahu, sebenarnya apa maksud mereka dengan istilah Islam Nusantara itu? Apakah maksudnya agama Islam yang dibongkar pasang, diganti sana-sini, sehingga menjadi agama sendiri yang berbeda sama sekali dengan ajaran Islam Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم? Seperti halnya istilah ‘Kristen Jawa’ yang berbeda sama sekali dengan ajaran kristen lainnya. Atau Islam seperti apa?

Di sana ada sebuah tulisan yang dirilis oleh web Fakultas Adab & Humaniora UIN Jakarta. Dalam tulisan itu, dikutip definisi istilah ‘Islam Nusantara’ menurut Azyumardi Azra. Dia mengatakan: “Islam Nusantara adalah Islam distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi dan vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial, budaya, dan agama di Indonesia. Ortodoksi Islam Nusantara (kalam Asy’ari, fikih mazhab Syafi’i, dan Tasawuf Ghazali) menumbuhkan karakter wasathiyah yang moderat dan toleran. Islam Nusantara yang kaya dengan warisan Islam (Islamic legacy) menjadi harapan renaisans peradaban Islam global.”

Yah… Anda boleh baca sambil tutup mata sebelah. Paham gak paham, anggap saja paham. Ini bahasa ‘wong pinter’ gaya masyarakat UIN. Kepentingan kita, keterangan Pak Azra dijadikan sebagai acuan, karena beliau bagian dari pelaksana inti proyek Islam Nusantara itu. Kita bisa perhatikan, definisi Islam Nusantara menurut Pak Azra di bagian pertama: Islam Nusantara adalah Islam distingtif. Artinya Islam yang unik. Tentu saja memiliki ciri membedakannya dengan lainnya. Sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi (disesuaikan keadaan pribumi) dan vernakularisasi (disesuaikan kedaerahan) Islam universal dengan realitas sosial, budaya, dan agama di Indonesia.

Dari pengertian Pak Azra, berarti Islam ada dua: (1) Islam universal, dan (2) Islam yang sudah mengalami penyesuaian dengan budaya dan realitas sosial, yang mereka istilahkan dengan Islam Nusantara itu. Jika yang dimaksud Islam universal adalah Islam ajaran Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, yang itu diterima oleh seluruh dunia, berarti Islam Nusantara yang menjadi gagasan para tokoh UIN itu berbeda dengan Islam ajaran Nabi صلى الله عليه وسلم.

Selanjutnya Pak Azra mengaku, bahwa Islam Nusantara yang dia maksud, penyatuan kalam Asy’ari, fikih mazhab Syafi’i, dan Tasawuf Ghazali. Tentu saja ini terlalu berlebihan. Anggap saja, masalah tata cara membaca Alquran masuk dalam kajian fikih. Pernahkah ada fatwa dalam Fikih Syafii yang membolehkan membaca Alquran dengan lagu macapat? Lebih dari itu, sebenarnya UIN Jakarta sangat terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran Liberal Harun Nasution. Posisi Pak Harun yang dianggap pencetus pemikiran Islam baru, sangat menentang kalam Asy’ari. Karena yang ingin dia kembangkan adalah pemikiran Muktazilah.

Pak Harun sendiri pernah menyatakan: “Bila umat Islam ingin maju, maka kita harus menggantikan paham Asy’ariyah yang telah mendarah daging menjadi paham Muktazilah.” [Teologi Pembaruan, Fauzan S, 2004, hlm. 264]. Karena itulah Pak Harun dikenal pencetus Neo-Muktazilah di Indonesia. Ketika UIN Jakarta mengaku mengembangkan ajaran ilmu kalam Asy’ari, jelas ini terlalu jauh. Hakikatnya mereka sedang mengembangkan pemikiran Muktazilah. Memecah Belah Umat Kita tinggalkan kajian masalah definisi di atas. Karena jika kita perhatikan, pemikiran ini jelas hendak merusak Islam besar-besaran. Dan tidak jauh jika kita katakan, memecah belah kaum Muslimin.

Budaya di Nusantara bagi Indonesia sangat beragam. Aceh jauh berbeda dengan Jawa. Kalimantan jauh beda dengan Papua. Ketika Islam Nusantara dipahami sebagai Islam hasil akulturasi budaya lokal, apa yang bisa Anda bayangkan ketika Islam ini disinkronkan dengan budaya Papua? Sehingga tercipta sebuah desain pakaian Muslim, hasil interaksi antara Islam dan budaya koteka. Tentu saja ini akan sangat ditolak oleh masyarakat Jawa atau lainnya. Ingatan kita masih sangat segar terkait kasus salat dengan bahasa Jawa yang diajarkan di Pesantren I’tikaf Ngadi Lelaku, Malang. Spontan memancing emosi banyak masyarakat. Jika sampai hal ini diwujudkan, yang terjadi bukan renaisans peradaban Islam, tapi malah mengacaukan masyarakat. Termasuk ajaran sebagian etnis Sasak, salat tiga waktu. Apakah bisa disebut Islam Nusantara? Jika sampai ini dilegalkan, berarti menolak keberadaan dua salat sisanya.

Wahyu Menyesuaikan Budaya? Hingga kini banyak orang Liberal menuduh, bahwa tujuan terbesar dakwah Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah untuk Arabisasi dunia. Menerapkan hegemoni Quraisy di alam raya. Sehingga ketika ada gerakan dakwah di tengah masyarakat, mereka sebut Arabisasi. Inti masalahnya, orang Liberal lemah dalam membedakan antara budaya dan ajaran agama. Sehingga di mana pun ajaran agama itu disampaikan, menurut orang Liberal, itu sedang memasarkan budaya Arab. Kita bisa telusuri, sebenarnya yang dilakukan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم itu meng-Arab-kan Islam ataukah meng-Islam-kan Arab? Jika kita menggunakan teori orang Liberal, berarti Nabi صلى الله عليه وسلم meng-Arabkan Islam. Artinya, Islam sudah ada, kemudian oleh Nabi صلى الله عليه وسلم diwarnai dengan budaya Arab. Anda layak untuk geleng kepala.

Nabi صلى الله عليه وسلم diutus di tengah masyarakat yang telah memiliki budaya. Ada yang baik dan ada yang buruk. Ketika beliau صلى الله عليه وسلم datang, beliau mengislamkan budaya-budaya itu. Dalam arti, mengarahkan pada budaya yang baik, dan membuang budaya jahat. Bukan disinkronkan, kemudian Islam menyesuaikan semua budaya mereka. Kita bisa simak, ketika Nabi صلى الله عليه وسلم
mengingatkan tentang budaya buruk Jahiliyah, beliau mengatakan: ألَا كُلُّ شَىْءٍ مِنْ أمَْرِ الْجَاھِلِیةَِّ تحَْتَ
قَدمََىَّ مَوْضُوعٌ “Katahuilah, segala urusan Jahiliyah, terkubur di bawah telapak kakiku.” [HR.
Muslim 3009].

Ini salah satu bukti, bagaimana upaya beliau صلى الله عليه وسلم menolak setiap tradisi Jahiliyah yang bertentangan dengan wahyu. Dari sini kita mendapat pelajaran, bahwa BUDAYA HARUS MENYESUAIKAN ISLAM. Bukan Islam yang menyesuaikan budaya. Islam Agama Menyeluruh Islam agama yang universal.

Allah mengutus Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم untuk menyebarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sehingga ajaran Islam sedunia adalah sama, karena sumbernya sama. Ketika ada orang yang memiliki kerangka ajaran yang berbeda, berarti itu bukan Islam ajaran beliau صلى الله عليه وسلم.

Allah جل جلاله berfirman:وَمَا أرَْسَلْناَكَ إلَِّا كَافةَّ لِلناَّسِ بشَِیرًا وَنذَِیرًا وَلكَِنَّ أكَْثرََ الناَّسِ
لاَ یعَلْمَوُن “Aku tidak mengutus kamu, melainkan untuk umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” [QS. Saba’: 28]. Dalam tafsirnya, al-Hafidz Ibnu Katsir menfsirkan ayat ini, bahwa Muhammad صلى الله عليه وسلم diutus untuk seluruh makhluk. Semua yang mukallaf, baik orang Arab maupun luar Arab. Yang paling mulia di antara mereka adalah yang paling taat kepada Allah. [Tafsir Ibn Katsir, 6/518].

Saya kira tidak ada orang Muslim yang ingin tidak dianggap sebagai umat Muhammad صلى الله عليه وسلم dalam arti khusus, gara-gara dia punya Islam yang berbeda dengan Islam beliau. Adat Bisa Menjadi Acuan Hukum Ada satu kaidah dalam ilmu fikih: العادة محكَّمة “Adat bisa dijadikan acuan hukum.” Kaidah ini termasuk kaidah besar dalam fikih (Qawaid Fikihiyah Kubro). Kaidah ini menjelaskan, bahwa adat dan tradisi masyarakat dalam pandangan syariat bisa menjadi penentu untuk hukum-hukum terkait muamalah sesama manusia, selama di sana tidak ada dalil tegas yang bertentangan dengan adat tersebut. [al-Wajiz fi Idhah Qawaid al-Fikih al-Kulliyah, hlm. 276].

Hanya saja di sana para ulama fikih memberikan batasan, ketika adat bertentangan dengan dalil syariat:
  • Pertama: Jika ada adat yang sesuai dengan dalil syariat, wajib untuk diperhatikan dan diterapkan. Karena mempraktikkan hal ini hakikatnya mempraktikkan dalil dan bukan semata adat. Contoh: Memuliakan tamu.
  • Kedua : Jika adat bertentangan dengan dalil syariat, ada beberapa rincian keadaan sebagai berikut:
  1. Adat yg bertentangan dengan dalil dari segala sisi. Menggunakan adat otomatis akan meninggalkan dalil. Dalam kondisi ini adat sama sekali tidak berlaku. Misalnya: Tradisi koperasi simpan pinjam berbunga.
  2. Adat yg bertentangan dengan dalil dalam sebagian aspek. Dalam kondisi ini, bagian yang bertentangan dengan dalil, wajib tidak diberlakukan. Misalnya: Dropshipping dengan cara terutang.
  3. Dalil yang bertentangan dengan Urf, dibatasi dengan latar belakang adat yang terjadi ketika itu. Misalnya: Larangan membiarkan api penerangan menyala di malam hari. Atau larangan minum air dari mulut botol.

Contoh Penerapan Kaidah Allah mewajibkan suami untuk menafkahi istri. Tentang ukuran nafkah, dikembalikan kepada keadaan masyarakat, berapa nilai uang nafkah wajar untuk istri. Islam mewajibkan kita untuk bersikap baik terhadap tetangga. Bagaimana batasan sikap baik itu, dikembalikan kepada standar masyarakat, dst.

Gagasan Islam Nusantara VS Kaidah Fikih

Apakah kaidah fikih ini yang hendak dikembangkan dalam proyek “Islam Nusantara”? Dugaan kuat kami, tidak untuk ini. Islam Nusantara bukan dalam rangka memahamkan masyarakat tentang kaidah fikih di atas. Karena seperti yang dinyatakan Pak Azra, beliau menyebut Islam Nusantara sebagai Islam yang distingtif, Islam unik. Mereka anggap itu gagasan baru dari mereka, bagi Muslim Indonesia. Makanya kita tidak pernah mendengar istilah ini dikobarkan di masa pemerintahan SBY. Proyek ini baru disemarakkan di masa pemerintahan sekarang. Padahal kaidah fikih di atas bukan sesuatu yang baru. Dan untuk memahamkan kaidah ini tidak butuh orang Liberal. Kaidah ini telah final dibahas para ulama. Jika orang Liberal mengaku hendak membumikannya, itu hanya klaim. Mengelabuhi masyarakat Abangan untuk memasarkan pemikiran Muktazilah. Benar apa yang Allah جل جلاله firmankan, salah satu di antara upaya setan untuk menggoda manusia adalah dengan membisikkan kata-kata indah, untuk menjadi alasan pembenar bagi kesesatan mereka: وا شَیَاطِینَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ یُوحِي 􀌒 وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُ بعَْضُھُمْ إلِىَ بعَْضٍ زُخْرُفَ الْقوَْلِ غُرُورًا “Demikianlah, Kami jadikan musuh bagi setiap nabi, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin. Mereka saling membisikkan kepada yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” [QS. al-An’am: 112].

Semoga kita tidak termasuk orang yang tertipu propaganda mereka. Allahu a’lam.
Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
0 Comments



Leave a Reply.

    ISLAM

    Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini.

    Kebenaran Quran dan Ajaran Islam

    Menyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.

    Picture
    Picture
    Picture
    Picture

    A Plus Profesional Home Cleaning menyediakan jasa Poles Lantai Marmer, SPECIAL CLEANING: Cuci Kasur, Cuci Sofa, Laundry Karpet, HOME CLEANING, BATH ROOM CLEANING, HOME CAR WASH ke rumah, FOGGING, DISINFEKTAN.
    Hub: 0812 8022 1712, #PolesLantai #PolesMarmerhttps://t.co/6HpKQWEmPR

    — Helfia Nil Chalis (@HelfiaNilChalis) December 1, 2021

    Archives

    April 2025
    July 2024
    April 2024
    February 2023
    January 2023
    October 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    October 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    July 2018
    May 2018
    April 2018
    February 2018
    January 2018
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    February 2017
    January 2017
    November 2016
    October 2016
    July 2016
    June 2016
    April 2016
    February 2016
    January 2016
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    May 2015
    April 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    October 2013
    September 2013
    August 2013
    July 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012

    Categories

    All
    Atmosfer-bumi
    Berita Islam
    Doa
    Embrio Manusia
    Gunung
    Kata Bijak
    Kiamat
    Kisah Mualaf
    Kisah Teladan
    Lautan Dan Sungai
    Laut Dalam
    Muallaf
    Nabi Muhammad
    Otak Besar
    Penciptaan Alam Semesta
    Praktek Dan Moral Islam
    Praktek Dan Moral Islam
    Qur'an
    Ramalan Quran
    Renungan
    Sejarah Islam
    Tahajjud
    Teori Big Bang
    Zakat

    RSS Feed

    Picture
    kirim pesan [email protected]

      Your Feeback

    Submit
Untuk ikut berwakaf, silahkan kirimkan dana wakaf anda ke:
​Rekening Wakaf Produktif GACW sbb:
BSI Kcp Bintaro No. Rek: 71 822 688 57 an. Yayasan Gerakan Aku Cinta Wakaf.
SIlahkan hubungi kami di inbox atau klik link WA berikut.
wa.wizard.id/6472f1


Jika anda ingin bergabung bersama kami dalam KERJASAMA INVESTASI sambil menggulirkan DANA WAKAF PRODUKTIF GACW, silahkan hubungi kami di 0812 93 8767 23 atau klik tombol di bawah ini:
WA 0812 93 8767 23
  • Home
    • Wakaf Produktif GACW
    • Sabun Zukha
    • Links
    • MY LINK
  • Life Inspirations
    • Way of Life
    • Video Arti Kehidupan
    • Kisah Rasulullah SAW
    • Aksi Bela Islam
    • Psikosomatis
    • HelfiaGoOnline.Com
    • Teknik Kimia ITB 77 Berbagi
  • Our Blog
    • Islam
    • Blog Khusus Anggota
  • LNG Expert
    • About LNG
    • Badak LNG Site
    • Tangguh LNG Site >
      • Tangguh LNG Site
    • Donggi Senoro LNG Site
    • Khusus Anggota
  • Al Quran
    • Jadwal Shalat
  • Guest Comments
  • About me
    • My Family - Keluargaku
    • My son - Putraku
    • My daughter - Putriku
    • Cucu Kami
    • Koleksi Video
    • Kolam Renang
    • Hobbie Fleet 132 - Bontang >
      • Merdeka Race
      • Arung Samudra - 1
      • Arung Samudra - 2