Pada waktu pembebasan Mekkah, seorang bernama Fadhallah bin Umayyah termasuk diantara mereka yang tidak bisa 'move-on' atas kemenangan kaum muslimin atas Kota Mekkah. Dia menyusup di antara orang-orang yang bertawwaf bersama Rasulullah SAW. Memang Rasulullah SAW ketika membebaskan Mekkah beliau memberi kebebasan kepada siapa yang berlindung di rumah Abu Sofyan, atau siapa saja yang tidak membawa senjata yang masuk rumah masing-masing dan menutup pintunya, atau siapa saja yang tidak membawa senjata yang masuk ke Masjidil Haram. Fadhallah memanfaatkan jaminan keselamatan dari Rasulullah SAW dengan masuk Masjidil Haram untuk menyusup dalam rangka mewujudkan niatnya membunuh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bertawaf dengan menaiki unta. Umar bin Khattab yang selalu mengawal Rasulullah SAW biasanya selalu ada di sebelah kanan Rasulullah SAW. Ketika Fadhallah sudah berada di samping Rasulullah SAW tiba-tiba Rasulullah SAW menyapanya: "Apakah anda Fadhallah?" Mendapat sapaan ini, Fadhallah kaget dan tidak punya pilihan lain selain menjawab dengan sapaan yang biasa diucapkan oleh kaum muslimin meskipun dia saat itu tidak bersyahadat: "Benar, ya Rasulullah". Kalau dia menjawab dengan menyebut nama Muhammad tentu akan langsung dikenali oleh Umar bin Khattab. Rasulullah SAW melanjutkan: "Apa tadi yang engkau bicarakan dengan dirimu sendiri ?" Kembali Fadhallah gelagapan menjawab pertanyaan Rasulullah SAW ini. Tentu saja Fadhallah tidak bisa menjawab dengan jujur bahwa dia berniat akan membunuh Rasulullah SAW, sehingga dia menjawab: "Saya tidak memikirkan apa-apa, ya Rasulullah. Saya hanya berzikir". Kemudian Rasulullah SAW hanya tersenyum sambil mengatakan: "Banyak-banyaklah memohon ampunan kepada Allah". Fadhallah belum sempat menjawab, ketika Rasulullah SAW meletakkan telapak tangannya ke dada Fadhallah. Seketika itu juga kegalauan Fadhallah berganti dengan ketenangan yang luar biasa. Langsung niat buruk membunuh Rasulullah SAW hilang sirna. "Demi Allah, tadi ketika engkau angkat tanganmu dari dadaku aku tahu tidak ada orang yang aku cintai kecuali engkau, ya Rasulullah" begitu kalimat yang spontan keluar dari mulutnya. Begitu indah perubahan hati yang penuh kebencian di dada musuh Allah bernama Fadhallah ketika mendapat sentuhan telapak tangan penuh cinta dari Rasulullah SAW sehingga seketika berubah menjadi hati yang penuh cinta kepada Rasulullah SAW. Semua ini tidaklah terjadi kecuali karena kehendak Allah SWT semata. Marilah kita perbanyak memuji Allah dan memohon ampunannya. Semoga Allah SWT merubah hati kita menjadi semakin mencintai Rasulullah SAW sehingga berhak mendapat ridha Allah SWT. Aamiin. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|