Rampasan Perang
Rampasan yang diperoleh kaum muslimin terdiri atas: Enam ribu (6,000) orang tawanan, dua puluh empat ribu (24,000) ekor unta, lebih empat puluh ribu (40,000) ekor biri-biri dan empat ribu (4,000) uqiyah emas. Rasulullah memerintahkan agar rampasan perang ditempatkan di "Ja'ranah", dengan menunjuk Mas'ud bin Amru Ghaffari sebagai penjaganya, sampai selesai gerakan ghuzwah (invasinya) ke "Ta'if". Setelah invasi ke Ta'if selesai, kemudian dilaksanakan pembagian rampasan perang, dibagikan sebagaimana dilakukan pada waktu-waktu sebelumnya. HAJJAH WADA' Haji Terakhir Tugas dakwah Rasulullah ﷺ sudah mendekati penghujung selesai, penyampaian risalah pun sudah dilaksanakan, penegakan sebuah syariat baru yang berasaskan pada konsep uluhiyah dan ketuhanan yang satu hanya kepada Allah ﺎﻌﺗو ﻪﻧﺎﺤ ﺳ dan tidak ada tuhan selain Allah berdasarkan risalah Muhammad ﷺ telah menjadi kenyataan. Rasulullah ﷺ seakan-akan telah mendengar panggilan dari dalam hatinya yang memberitahu bahwa persinggahan Rasulullah di dunia sudah sampai pada waktu yang telah ditetapkan. Hal ini nampak ketika Rasulullah mengutus Muaz bin Jabal ke negeri Yaman sebagai Gubernur di tahun kesepuluh (10) Hijriah. Rasulullah ﷺ bersabda kepada Muaz: "Wahai Muaz, sebenarnya engkau mungkin tidak akan bertemu aku lagi setelah tahun ini dan semoga kau akan melalui masjidku dan kuburku". Muaz menangis tersedu-sedu karena akan berpisah dengan Rasulullah ﷺ. Dengan izin Allah, Rasulullah ﷺ berkesempatan melihat hasil kerja dakwahnya setelah mengalami berbagai kepahitan dan kesusahan selama dua puluh tahun lebih. Di ujung bandar Mekah, Rasulullah ﷺ berkumpul bersama dengan para perwakilan qabilah Arab, menyampaikan kepada mereka syariat-syariat dan hukum-hukum Islam. Rasulullah minta persaksian mereka, bahwa dia telah menyampaikan amanah dan tugas-tugasnya, menyampaikan risalah dan bertanggungjawab menasihati seluruh umat. Pada hari itu Rasulullah ﷺ mengdeklarasikan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji. Berduyun-duyun umatnya mengunjungi Madinah, mereka semua ingin menyertai dan mengikuti Rasulullah dalam ibadah hajinya. Pada hari Sabtu empat hari terakhir bulan Zulkaedah, Rasulullah ﷺ siap dengan kendaraannya, mempersiapkan dirinya, memakai minyak rambut dan menyikatnya, mengenakan pakaian dan syalnya serta menyandang senjatanya. Setelah sholat dzuhur, Rasulullah ﷺ bergerak, sampai di Zul Hulaifah sebelum masuk waktu Ashar. Di sana Rasulullah menunaikan sholat sunat dua rakaat dan bermalam. Keesokkan harinya setelah sholat Subuh, Rasulullah ﷺ memberitahukan kepada semua sahabat yang hadir: "Tadi Malam aku telah mendapat pemberitahuan dari Allah ﺎﻌﺗو ﻪﻧﺎﺤ ﺳ yang menyabdakan: Sholatlah kamu di lembah yang penuh berkat ini dan niatkanlah wahai Muhammad: Umrah dikerjakan bersama-sama Haji". Sebelum Rasulullah ﷺ menunaikan sholat dzuhur di hari itu, terlebih dahulu Rasulullah bersuci dan mengenakan pakaian ihram, kemudian Aisyah menyapukan minyak wangi dan kasturi pada diri Rasululah. Aisyah menyapukan di badannya dan kepalanya hingga nampak berkilauan minyak kasturi di rambut dan di jenggotnya. Rasulullah ﷺ membiarkan tanpa membasuhnya dan kemudian menunaikan sholat dzuhur dua rakaat. Setelah selesai sholat, Rasulullah ﷺ kemudian bertahlil di tempat sholatnya untuk memulai ibadah haji dan umrah, sebagai haji qiran. Setelah itu barulah Rasulullah ﷺ bergerak dengan menunggangi untanya yang bernama Quswa', di situ Rasulullah bertahlil lagi sedang untanya kemudian bergerak. Rasulullah meneruskan perjalanan suci ini hingga hampir memasuki Mekah, maka Rasulullah bermalam di Tawa. Keesokkan harinya Rasulullah memasuki Mekah setelah sholat Shubuh, di pagi hari Ahad tanggal empat hari terakhir bulan Dzulhijjah tahun kesepuluh (10) Hijriah. Selama delapan malam Rasulullah ﷺ menghabiskan waktu untuk perjalanannya yang sederhana itu dan apabila Rasulullah memasuki Masjid Haram, kemudian Rasulullah berthawaf mengelilingi Ka’bah dan melakukan Sa’i di antara Safa dan Marwah, tanpa merubah pakaian ihramnya, karena Rasulullah dalam mengerjakan haji kali ini secara qiran berserta dengan binatang sembelihannya. Kemudian Rasulullah ﷺ singgah di Hajjun tanpa mengulangi thowaf melainkan thowaf rukun haji. Rasulullah menyuruh para sahabat yang tidak mempunyai binatang sembelihan agar menjadikan ihram mereka itu sebagai umrah, dengan berthawaf mengelilingi Ka’bah, dan bersa’i di antara Safa dan Marwah, kemudian mengganti pakaian ihram dengan pakaian biasa. Tetapi para sahabat ragu-ragu untuk melakukan perintah Rasulullah itu. Kemudian Rasulullah menegaskan: "Bila maju untuk berbuat sesuatu, aku tidak akan kembali atau menarik kembali qurbanku ini. Dan bila aku tidak mempunyai binatang qurban pasti aku mengganti pakaian ihramku ini. Ayo! Kamu yang tidak memiliki binatang sembelihan, pakaian ihram segera diganti". Kemudian mereka mematuhi petunjuk Rasulullah. Pada hari kedelapan Dzulhijjah yang dikenali juga sebagai hari Tarwiyah, Rasulullah ﷺ bergerak menuju Mina. Di Mina Rasulullah telah menunaikan Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya' dan Shubuh. Rasulullah berhenti di Mina beberapa saat hingga matahari naik barulah Rasulullah berjalan menuju Arafah. Bersambung
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|