Peristiwa musibah tsunami Selat Sunda pada Sabtu 22 Desember 2018 di luar dugaan semua instansi pemerintah. Lebih dari 400 orang diberitakan meninggal dunia. Kisah berikut ini dikutip dari Republika.co.id tanggal 26 Desember 2018. Rombongan dari SMA Islam Nurul Fikri Boarding School (NFBS) Serang Banten selamat dari bencana tsunami ini dengan cara yang menakjubkan semua orang. Sebanyak 65 santri yaitu 30 perempuan dan 35 laki-laki menyaksikan kedahsyatan air yang meluluhlantakkan hotel dan rumah warga di sekitar pantai. Namun, menurut salah seorang guru, Ai Nuraeni, di saat kejadian tersebut ia dan anak didiknya menyaksikan kuasa Allah SWT yang luar biasa menyelamatkan mereka. Para penghapal Al Qur'an Nurul Fikri sudah berada di Desa Pasauran Anyer sejak tanggal 18 November 2018 dan menginap di Villa Unggul Tanjung Nurul Fikri. Menurut Ai pada saat kejadian di malam hari, melalui lantai dua vila yang mereka tempati, terlihat Anak Gunung Krakatau mengeluarkan api dan laharnya. Walaupun sempat khawatir, mereka tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Namun, suara gemuruh membuat dirinya bertanya-tanya. "Baru selesai hafalan setoran tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Awalnya dipikir hujan tapi ternyata enggak ada airnya, tiba-tiba dari belakang yang dekat ke pantai itu santri putra lari-lari (teriak) itu air, itu ada air. Kita sempat panik itu air apa", kata Ai menjelaskan. Tak lama kemudian, air tersebut surut begitu saja dan hanya menghantam pagar pembatas belakang vila. Rombongan pun memutuskan untuk berkumpul di mushala vila. Ia mendapat kabar bahwa pengelola pantai menghubungi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menanyakan apa yang terjadi. Ternyata, menurut BMKG saat itu hanya air pasang biasa. Mereka pun merasa sedikit tenang. "Tapi ada sedikit khawatir juga sih dari para pembina. Akhirnya kita kumpulkan saja semuanya di mushala. Kita instruksikan mereka untuk menggunakan pakaian lengkap, minimal kita siap lari," kenang Ai. Suasana kembali hening. Suara yang terdengar hanyalah para santri yang tengah mengaji dan melanjutkan tilawah yang sempat tertunda karena air pasang tiba-tiba tadi. Ai juga mengenang, saat itu para santri begitu tenang. Ada beberapa yang wudhu dan shalat tobat, semua begitu tenang dan tidak panik. "Sesuatu yang mengharukan saya, terutama sikap anak-anak ketika terjadi bencana seperti itu, kita instruksikan, kita sekarang evakuasi, silakan bawa barang yang dianggap penting. Dan mereka langsung yang tercetus itu ya Al Quran," kata Ai. Pengelola hotel mengabarkan bahwa ada masyarakat yang mengungsi. Pembina pun musyawarah perlu atau tidaknya untuk ikut mengungsi. Ai menceritakan, setelah mereka berdiskusi, dua orang ustaz keluar untuk melihat kondisi sekitar. Kedua ustaz tersebut pun kaget karena lingkungan di sekitar villa telah hancur. Akhirnya mereka memutuskan untuk ikut mengungsi. "Pengungsian waktu itu, kata pengurus vila, ada di daerah Cipanas, pokoknya dari vila ke arah kiri. Setelah belokan evakuasi itu, akan ada dari jembatan itu sudah tidak bisa dilalui kendaraan itu. Ya itu batas amannya," kata dia. Sebelumnya, ketika di vila mereka telah dihubungi oleh NF di pesantren. Rombongan NF dari pesantren pun telah dalam perjalanan untuk menjemput mereka. Namun, di jalan, Ai menjelaskan, rombongan NF tidak bisa masuk lebih dalam karena jalanan rusak. Namun, hal cukup menakjubkan terjadi. Ketika berada di lokasi pengungsian atau rumah penduduk di daerah Cipanas, tidak jauh dari situ adalah tempat rombongan dari NF yang akan menjemput berada. Akhirnya, seluruh ustaz, ustazah, dan santri berhasil keluar dari lokasi bencana dan kembali ke pesantren. "Jadi, alhamdulillah timnya sampai ke daerah pengungsian. Lalu ada empat atau lima mobil itu. Kita lewat jalur alternatif yang melewati hutan dan kurang lebih tiga jam sampai ke pesantren," kata Ai. Rombongan ini sudah berada di lokasi selama satu bulan lebih sejak 18 November 2018. Rencananya, mereka akan dikarantina sampai 18 Januari 2018 sebelum berangkat ke Turki pada 23 Januari 2018. "Mereka adalah santri kelas 10 SMA Islam Nurul Fikri Boarding School, Serang, Banten yang mengikuti program International Education Progarm (IEP). Mereka melakukan hapalan Alquran 30 juz. Mereka adalah santri yang akan ke Turki untuk menghapal Alquran dan pengambilan sanad," kata salah satu guru SMA Islam NFBS, Andriono. Ia mengatakan, saat ini para santri telah berada di pesantren untuk melanjutkan aktivitas menghafal Alquran. Suasana pesantren saat ini cukup sepi karena santri lainnya tengah menikmati waktu liburan. Setelah melalui masa karantina ini, mereka akan berangkat ke Turki bersama-sama. Kesaksian pak Mukhsin pengurus Villa Unggul Tanjung Nurul Fikri
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|