Kisah Mualaf yang sangat menarik ini akan kami terbitkan dalam 4 episode. Selamat mengikuti. Helfia, www.helfia.net.
REPUBLIKA.CO.ID, "Betapa arogannya aku menuntut tanda, padahal matahari dan semua yang diciptakan-Nya merupakan tanda.'' Ruben pun serta-merta menanyakan banyak hal tentang Islam. Misalnya, mengapa Abu Hamzah berjanggut dan mengapa Muslimah berhijab. Ia tanyakan pula mengenai praktik poligami dan lain sebagainya. Saat itu, Ruben dengan sombong menyangka pertanyaan itu sangat berat dan akan menyulitkan Abu Hamzah. Namun, lagi-lagi Ruben tercengang. Abu Hamzah mengambil Alquran dan menjelaskannya sesuai firman Allah. "Mereka selalu membuka Alquran untuk menjawab dan sama sekali tidak mengajukan pendapatnya sendiri. Mereka mengatakan tak boleh beropini tentang firman Tuhan," tutur Ruben kagum. Ia pun membawa pulang sebuah kitab Alquran dari masjid tersebut. Ruben membaca terjemahannya dan sangat terkagum-kagum. Ia terpesona bagaimana Alquran menjelaskan proses penciptaan manusia. Butuh enam bulan bagi Ruben untuk menelaah Alquran, hingga ia menyimpulkan, ''Inilah yang aku cari dan perlukan.'' Dari tahap awal tersebut, Ruben pun berpikir untuk menantang Allah sebelum benar-benar bersyahadat dan memeluk Islam. Ia menyalakan lilin, duduk di dekat jendela, seraya berkata, "Allah, ini adalah saat bagi saya untuk terjun ke Islam. Yang saya butuhkan hanya sebuah tanda. Hanya tanda kecil, mungkin sedikit petir, atau mungkin rumah yang runtuh.'' Lama ia menunggu, tak ada tanda apa pun. Lilin yang ia harapkan padam sebagaimana yang sering ia lihat di film, tak terjadi. "Ayolah Allah, satu saja,'' Ruben memaksa. Namun, tetap tak ada apa pun yang terjadi. "Terus terang, aku sangat kecewa," kata Ruben kepada Tuhan. Dengan perasaan kecewa, Ruben kembali membuka Alquran, kemudian membaca ayat berikut: "Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari, dan bulan untukmu. Dan, bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami-(nya).'' Membacanya, bulu roma Ruben berdiri. Ia segera lari ke tempat tidur dan sembunyi di balik selimut. Berkeringat dingin, ia tak mampu melakukan apa pun saking takutnya. "Betapa arogan aku menuntut tanda, padahal matahari dan semua yang diciptakan-Nya merupakan tanda.'' (bersambung) .... Redaktur: Chairul Akhmad Reporter: Afriza Hanifa Diterbitkan ulang oleh: Helfia Nil Chalis, www.helfia.net
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|