Kurang lebih begitulah yang ingin disampaikan oleh KH Abdullah Gymnastiar ketika membeberkan kisah nyata yang dialaminya sendiri dengan Pesantren Darut Tauhid dan perusahaan yang didirikannya. Beliau dengan rendah hati mengungkapkan betapa nasehat dari dua orang gurunya telah membantunya memahami apa yang dialaminya waktu itu.
Saat terpuruk itu kedua gurunya justru mengatakan kepada Aa Gym bahwa dia beruntung disayang oleh Allah. Mengapa saat terpuruk begitu gurunya mengatakan dia disayang Allah? Gurunya menjelaskan bahwa Aa Gym sesungguhnya sedang diselamatkan Allah agar tauhidnya benar-benar keluar. Gurunya mengibaratkan sebuah kelapa yang masih di atas pohon. Dia tidak bisa keluar sari pati yang dikandungnya kecuali setelah kelapa itu menjalani sebuah proses. Mulai dengan dijatuhkan dari pohon. Setelah jatuh dari atas pohon yang tinggi, di"jambak-jambak" pula hingga "gundul". Setelah gundul bukan dielus-elus tapi diketok-ketok-ketok sampai pecah. Setelah pecah masih dicungkil-cungkil lagi. Kemudian disisit sampai mulus dan diparut. Tidak cukup sampai di sini, sang kelapa diperas sedemikian rupa barulah sari patinya bisa dikeluarkan semua. Dalam acara Demi Masa yang saya peroleh videonya dari seorang teman, Aa Gym membagi perkembangan Pesantren Darut Tauhid dalam beberapa babak. Babak Pertama disebutnya sebagai Babak Tauhid. Ini adalah masa di tahun 90 - 97 an saat segalanya disandarkan pada pertolongan Allah. Mendirikan pesantren tidak punya uang tak apa-apa. Minta sedikit ke Allah, minta banyak juga ke Allah sampai pesantren benar-benar berdiri. Kemudian Allah mengujinya dengan dibukakannya pintu dunia. Mulai ke TV, orang mulai melihat dan undanganpun datang dari mana-mana. Pesantrenpun berubah dari Darut Tauhid jadi Darut Duwit. Babak Kedua disebutnya sebagai Babak Duwit. Banyak uang, perusahaan maju, orang menyanjung perusahaannya sukses, membuka usaha apapun jadi, tamu ribuan berdatangan. Mendapat berbagai macam penghargaan. Orang menganggapnya ini sukses. Namun Aa Gym menganggap inilah saat terburuk dalam hidupnya. Dari menuhankan Allah jadi berubah menuhankan popularitas, menuhankan kekayaan karena waktu itu banyak sekali rejekinya, menuhankan kekaguman ibu-ibu, menuhankan perusahaan. Aa Gym mengakui itu membuatnya menderita luar biasa. "Hampa sekali hati ini" akunya. Orang datang dan melihat cuma sejam di TV tapi hari-hari yang dijalani, isi hatinya tidak pernah ada yang tahu. Alhamdulillah Allah memberikan babak ketiga, yaitu ...... babak belur. Babak Ketiga disebutnya sebagai Babak Belur. "Inilah saat terpenting, dan terindah!" kata Aa Gym. Ketika itu Aa Gym menikah lagi. Ibu-ibu yang tadinya baik menjadi galak. Tadinya antri dipotret, dirobek. Perusahaan mundur. "Itulah karunia Allah yang tak ternilai", aku Aa Gym. Saat itulah kedua guru ulama tauhid itu datang. Selama 7 - 8 tahun Aa Gym mengalami ini. Gurunya mengatakan: "Itu tauhid tidak akan keluar sebelum diproses". Apa artinya? Semua tuhan-tuhan yang ada di hati akan diambil. Dan itu dibuktikan sendiri kebenarannya oleh Aa Gym. Menuhankan popularitas dibalik oleh Allah. Berita yang biasanya bagus jadi jelek melulu di mana-mana. Lepaslah satu tuhan.... "sudah gak minat lagi sama popularitas". Ibu-ibu yang dulu kagum dibalikkan hatinya oleh Allah.....ngambek di mana-mana. "Lepas hati ini dari ibu-ibu".
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|