Dalam pelajaran sejarah di sekolah kita diberitahu bahwa Islam datang ke Indonesia di abad ke 14. Ternyata keterangan ini bersumber dari pendapat Snouck Hurgronje seorang Belanda yang mendapat tugas belajar tentang Islam ke Mekkah dan dikirim Belanda untuk berdakwah di Aceh dalam rangka membela kepentingan penjajah Belanda. Prof. Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya "Api Sejarah" dan juga Buya Hamka menepis dugaan itu. Islam masuk ke Indonesia menurut mereka sejak abad ke 7. Salah satu buktinya adalah ditemukannya sebuah makam Syech Mekkauddin di wilayah Baros (440 km dari kota Medan ke arah Tapanuli). Beliau seorang muslim dan batu nisannya bertuliskan aksara Arab. Demikian disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA dalam sebuah taushyiah di Masjid Al Azhar. Penduduk Nusantara Mayoritas Islam Sebelum Belanda Datang Sebelum kedatangan Belanda ke Indonesia di abad ke 16 - 17 mayoritas penduduk nusantara sudah beragama Islam (90%) sedangkan sebagian kecilnya Budha dan anemisme. Kerajaan-kerajaan Islam sudah ada sejak abad 8 membentang dari Sumatera sampai ke Papua. Kesultanan Peureulak yang merupakan sebuah kerajaan Islam sudah berdiri tahun 840 hingga 1292. Sultan pertama serta pendiri Kesultanan Peureulak adalah Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah yang mendirikan Kesultanan Peureulak tahun 840 dan berkuasa hingga tahun 864. Kesultanan ini tercatat masuk dalam berbagai catatan Cina dan juga catatan dari seorang pengembara terkenal Marco Polo yang dimana tertulis bahwa ia pernah singgah ke negeri bernama Ferlec ( Peureulak) yang penduduknya sudah menganut ajaran Islam. Sultan terakhir yang memimpin Kesultanan Peureulak adalah Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan berdaulat dari tahun 1267 hingga 1292 sebelum Kerajaan atau Kesultanan Peureulak akhirnya digabungkan dengan Kerajaan Samudera Pasai. Selain itu kita mengenal kerajaan Islam yang lainnya seperti: Kerajaan Aceh Darussalam, Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pajang, Kerajaan Islam Mataram, Kerajaan Islam Cirebon, Kerajaan Islam Banten, Kerajaan Islam Banjar, Kerajaan Sukadana atau TanjungPura, Kerajaan Islam Ternate, Kerajaan Islam Tidore, dan Kerajaaan Islam Makassar. Bahkan Maluku berasal dari kata "mulk" bahasa Arab yang artinya "raja-raja". Sebuah kerajaan Islam tentu saja tidak mungkin berdiri kecuali jika penduduknya memang mayoritas memeluk agama Islam. Masyarakat hidup sejahtera ketika itu di bawah kekuasaan dan aturan-aturan Islam. Hubungan antar agama juga sangat baik dan kompak. Dunia pada masa itu sedang berada pada akhir masa kekhalifahan Islam Bani Abbasyiah yang menguasai dunia (750 - 1517 M). Sejarah mencatat bahwa kemunduran kekhalifahan Bani Abbasiyah mulai terjadi pada 944 M di masa Khalifah Al Mustakfi akibat konflik yang terjadi antara pengikut mazhab Hambali dan mazhab Syafi'i serta perselisihan antar keluarga khalifah sendiri. Puncaknya adalah ketika datang pasukan Tartar (Mongol) menghancurkan kekhalifahan Bani Abbasyiah. Kekhalifahan Islam dunia setelah runtuhnya kekhalifahan Bani Abbasiyah ketika itu mengalami kekosongan selama 3,5 tahun sebelum kemudian muncul lagi kekhalifahan Ustmaniyah (1520 - 1924 M). Ketika Konstantinopel yang merupakan pusat Kerajaan Romawi Timur atau Bizantium di masa itu jatuh ke tangan Kekhalifahan Turki Usmani, pedagang-pedagang Eropa kesulitan mendapatkan rempah-rempah sehingga mencari alternatif baru lewat jalur laut karena kebanyakan jalur darat menuju timur harus melalui Timur Tengah, Afrika Utara dan Jalan Sutera yang telah berada dalam kekaisaran Islam. Setelah jatuhnya konstatinopel, akhirnya bangsa eropa salah satunya bangsa Spanyol dan Portugis melakukan penjelajahan samudera untuk mencari rempah-rempah. Diawali oleh Portugis pada tahun 1490-an, namun bangsa Portugis mulai mendapat saingan yaitu bangsa Spanyol. Perjanjian Tordesillas Melihat adanya persaingan itu Pope Alexander VI mengeluarkan perintah pada 3 Mei 1493 kepada kedua Kerajaan tersebut yaitu Portugis dan Spanyol karena keduanya merupakan penganut Gereja Katolik yang setia dengan membagi dunia menjadi dua yaitu milik Portugis dan Spanyol. Pada 26 September 1493 M Pope Alexander VI kembali mengeluarkan perintah yang isinya memberikan kuasa kepada Spanyol untuk memiliki daerah yang ditemuinya di Timur dan memperluas pengaruh mereka. Perintah tersebut menimbulkan rasa tidak puas kerajaan Portugal. Maka dari itu terjadilah Perjanjian Tordesillas. Perjanjian Tordesillas ditandatangani pada 9 Jun 1494 di mana pihak gereja dalam perjanjian tersebut membagi dunia menjadi dua wilayah yaitu kawasan ke Timur adalah milik Portugal, sedangkan kawasan ke Barat adalah milik Sepanyol. Dalam perjanjian ini kerajaan Spanyol memiliki memiliki wewenang berdagang dan berlayar ke arah barat, sedangkan untuk Portugis berlayar ke arah timur. Perjanjian ini diberlakukan pada tanggal 4 Juni 1474 sampai 13 Januari 1750. Sesuai dengan perjanjian tersebut pelaut bangsa Portugis mencari jalan berlayar ke arah timur untuk mencari rempah-rempah, untuk para pedagang Spanyol berlayar kearah barat yaitu daerah Benua Amerika. Dampak Perjanjian Tordesillas Dampak perjanjian Tordesillas dikenal dengan semboyan 3G yaitu gospel, gold, dan glory. Gospel merupakan semboyan yang dibawa penjelajah samudera bukan hanya berdagang dan memperluas wilayah tetapi juga menyebarkan agama Kristen. Biasanya daerah yang dikuasai Spanyol dan Protugis akan terjadi konversi ke agama Katolik dengan dibarengi asimilasi budaya. Selanjutnya Gold, yaitu meraup kekayaan dengan hal terssebut kejayaan sebuah negara diukur dengan banyaknya laba yang dihasilkan dalam perdagangan. Maka dari itu, selain meluas kekuasaan, meraup kekayaan juga merupakan suatu tujuan penjelajahan. Yang terakhir Glory, glory merupakan mencari kejayaan maka dari itu glory akhirnya melahirkan imperialisme kuno. Tidak sedikit jalur perdagangan dikuasi pihak-pihak penjelajah samudera. Kedatangan Portugis dan Belanda ke Indonesia Portugis datang ke Indonesia pada tahun 1511 melalui Malaka setelah sebelumnya tersesat di Gowa, India. Mereka kemudian meminta bantuan navigator muslim Ahmad bin Majid yang ketika itu tidak tahu maksud kedatangan mereka yang sesungguhnya. Semenanjung Malaka yang semula damai mulai mengalami kekacauan ketika Portugis datang. Mereka memonopoli perdagangan dan memaksa penduduk masuk agama mereka. Akibatnya meletus perang yang dipimpin oleh Fatahillah yang menyebabkan Portugis menginggalkan bumi nusantara. Pada tahun 1629 datanglah VOC bangsa Belanda dengan misi dagang. Seperti halnya Portugis, Belandapun melakukan hal yang sama yaitu memonopoli perdagangan dan melakukan misi penyebaran agama mereka.
Disarikan dari berbagai sumber: ceramah Ustadz Adi Hidayat, urusandunia.com, salamadian.com, dan jejakislam.net. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|