Dalam setiap ibadah shalat Jum'at, khatib ketika naik mimbar wajib mengingatkan jamaahnya dengan kalimat: "yaa ayyuhallaziina aamanuu, ittaqullaha haqqatu qaatih, wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimuun". Khatib mengingatkan kepada semua orang yang beriman agar bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa. Kemudian dilanjutkan dengan mengingatkan pula agar orang beriman tidaklah meninggalkan dunia kecuali dalam keadaan Islam (berserah diri). Melalui khatib kita diingatkan betapa pentingnya bertaqwa. Setelah seseorang beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat Nya, Utusan Allah, Kitab-kitab Nya, serta Qada dan Qadar Nya, mereka harus patuh dan taat kepada segala ketentuannya baik berupa perintah maupun larangan-larangan Nya. Jika seseorang sudah beriman, tidaklah serta merta dia juga bertaqwa apabila masih saja meninggalkan apa yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan atau mengerjakan apa yang dilarang oleh Allah. Baik dengan sengaja atau tidak sengaja karena ketidak-tahuannya. Seseorang untuk bisa meningkatkan ketaqwaannya tentu pertama-tama harus memiliki pengetahuan yang baik tentang segala yang diperintahkan Allah dan segala yang dilarang Nya. Dalam upaya ini ujian demi ujian akan dihadapinya mulai dari yang ringan seperti menuntut ilmu, mengikuti majelis-majelis taklim, menunaikan ibadah shalat tepat waktu, berpuasa, menunaikan zakat, sampai menunaikan ibadah haji. Setelah berhasil melaksanakan keseluruhan ibadah wajib, selanjutnya ibadah sunnah baik yang muakkad maupun sunnah biasa. Tuntutan selanjutnya adalah muamalah bin naas. Allah menyerahkan kepemimpinan alam semesta ini kepada manusia sebagai khalifah. Baik dan buruknya keadaan alam ini sangat tergantung kepada apa yang diperbuat manusia. Oleh karena itu perintah dan larangan Allah tentang hal ini juga harus dimengerti dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Perjuangan memahami dan melaksanakan perintah Allah dalam mengatur alam semesta ini memerlukan kerjasama yang solid dari umat Islam. Untuk itu Allah sudah menganugerahkan ukhuwah Islamiyah yang wajib untuk selalu dipupuk. Bisa dimengerti mengapa orang beriman mesti diajak untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaannya mulai dari ketaqwaan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, sampai antar bangsa. Ternyata ketaqwaan itu bertingkat-tingkat dan kita dituntut untuk selalu meningkatkan ketaqwaan sampai mencapai tahap yang disebut Allah dengan sebenar-benar taqwa. Kemudian kalimat khatib ditutup dengan peringatan agar tidak meninggal dunia dalam keadaan kafir. Ini menyiratkan arti bahwa jika setelah beriman seseorang tidak meningkatkan kualitas diri ke tingkat ketaqwaan yang lebih tinggi, maka resikonya adalah terjerumus ke jurang kesesatan sehingga meninggalkan dunia dalam keadaan kafir. Perhatikan Al Baqarah ayat 2 di mana Allah mengatakan bahwa Al Qur'an adalah petunjuk bagi orang bertaqwa. Allah tidak mengatakan Al Quran adalah petunjuk bagi orang beriman. Dengan begitu jika seseorang hanya beriman tetapi melanggar ketentuan-ketentuan Allah dan tidak bertaqwa maka Al Quran tidak bisa lagi menjadi petunjuk bagi dirinya. Bahkan bisa saja Al Quran justru membuat dirinya semakin tersesat. Wallahualam. Marilah kita setiap saat menempa diri agar bisa senantiasa meningkatkan derajat ketaqwaan kita. Semoga Allah memudahkannya. Aamiin. www.HelfiaNet.com
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|