Kematian adalah sesuatu yang pasti namun senantiasa dihindari setiap makhluk termasuk manusia dengan segala cara. Bahkan membicarakan soal kematian seolah-olah sesuatu yang tidak layak dan seharusnya dihindari. Itu pula yang menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang yang takut mati. Sehingga bisa dimengerti pula mengapa banyak orang yang tidak perduli untuk menyiapkan saat-saat kematiannya dengan sebaik-baiknya. Sungguh sebuah ironi bahwa manusia mempersiapkan dengan sungguh-sungguh untuk bertahan hidup, tetapi sedikit sekali menyiapkan untuk menghadapi kematian dan kehidupan sesudah mati yang lebih kekal.
APAKAH ORANG MENINGGAL ITU SADAR BAHWA DIRINYA SUDAH MATI? Orang yang mati awalnya tidak menyadari bahwa dirinya mati. Dia merasa dirinya sedang bermimpi mati. Dia melihat dirinya ditangisi, dimandikan, dikafani, disholati hingga diturunkan ke dalam kubur. Dia merasa dirinya sedang bermimpi saat dirinya ditimbun tanah. Dia berteriak-teriak tapi tidak ada yang mendengar teriakannya. Beberapa waktu kemudian : Saat semua sudah pulang meninggalkannya sendirian di bawah tanah, Allôh kembalikan ruhnya. Dia membuka mata, dan terbangun dari "mimpi” buruknya. Dia senang dan bersyukur, bahwa ternyata apa yang dia alami hanyalah sebuah mimpi buruk, dan kini dia sudah bangun dari tidurnya. Kemudian dia meraba badannya yang hanya diselimuti kain sambil bertanya kaget, “Dimana bajuku ? Kemana celanaku?” Lalu dia meraba sekelilingnya yang berupa tanah “Dimanakah aku ? “Tempat apa ini ? Kenapa bau tanah dan lumpur ?” Kemudian dia mulai menyadari bahwa dia ada di bawah tanah, dan sebenarnya apa yang dialaminya bukanlah mimpi! Ya, dia sadar bahwa dirinya benar-benar telah mati. Berteriaklah dia sekeras-kerasnya, memanggil orang2 terdekatnya yang dianggap bisa menyelamatkannya: “Ibuuuuu….!!! “Ayaaaaaah…!!!!” “Kakèèèèk!!!” “Nènèèèèk!!” “Kakaaaaak!!!” “Sahabaaaat!!!” Tidak ada seorangpun yg menjawab. Dia yang selama ini lupa pada Allah-pun ingat bahwa ALLAH adalah satu2nya harapan. Menangislah dia sambil meminta ampun, “Ya, Allōh…. Ya Allōh…. Ampuni aku ya Allōh….!!!” Dia berteriak dalam ketakutan yang luar biasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya sepanjang hidupnya. Jika dia orang baik, maka muncullah 2 malaikat dengan wajah tersenyum akan mendudukkannya & menenangkannya, menghiburnya dan melayaninya dengan pelayanan yang terbaik. Jika dia orang buruk, maka 2 malaikat akan menambah ketakutannya dan akan menyiksanya sesuai keburukannya. Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur. Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : "Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allôh pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan Nabi, bukan Malaikat dan bukan pula yang lainnya."(Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya)." Al-Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang mati/ meninggal dunia, ketika orang2 sibuk dengan kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba2 seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan. Setelah dikuburkan dan orang-orang mulai meninggalkan nya, datanglah 2 Malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab. Tetapi si tampan itu berkata : ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan untuk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.” Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata, “Aku adalah Al-Qur'an yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan. Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dn Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.” Setelah para Malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la (Himpunan Fadhilah Amal : 609) Allôhu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau2 Al-Qur'an akan menuntut kita. Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Qur'an adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allôh Subhanahu wa Ta’ala. Ya Allôh, ampunilah aku atas dosaku, dosa Ibu Bapakku, keluargaku, saudaraku dan seluruh kaum Muslimin, Ya Allah, jangan Engkau cabut nyawa kami saat tubuh kami tak pantas berada di SurgaMu. Aamiin.
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
![]() kirim pesan [email protected]
|