Syaikh ‘Abdul Hadi Badlah, Imam Masjid Jami’ur Ridhwan di Halab Syiria pernah bercerita kisah nyata yang dia alami sendiri. Berikut penuturannya. Ketika baru menikah dia dianugrahi Allah Swt seorang anak. Tetapi anaknya mengalami sakit yang tak kunjung sembuh meski telah berobat sana sini. Teman baiknya mengenalkan mereka kepada seorang dokter yang berpengalaman dan terkenal, maka diapun pergi bersama anaknya ke sana. Anaknya mengalami demam yang sangat tinggi, dan dokter itu berkata kepada mereka, “Apabila panas anak kalian tidak turun malam ini, maka ia akan meninggal esok hari!!”. Tentu saja mereka berdua sangat sedih. Dia tidak tahu harus bebuat apa ketika tiba-tiba teringat hadis Rasulullah SAW tentang sedekah: “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Tetapi ketika itu sudah malam hari dan dia berpikir kira-kira siapa yang bisa didatanginya untuk memberinya sedekah. Ketika sedang berpikir begitu tiba-tiba seekor kucing mengeong lapar di kegelapan malam. Diapun serta-merta teringat hadis Rasulullah SAW: “Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Diapun segera masuk ke rumahnya, mengambil sepotong daging, dan memberi makan kucing itu. Ketika dia kembali masuk rumah, langsung disambut suara istrinya yang bertanya, “Cepat sekali kamu pulang?”. Diapun bergegas menuju ke arah istrinya. Dia melihat wajah isteriku telah berubah gembira! Istrinya berkata, “Sesudah engkau pergi, aku tertidur sebentar masih dalam keadaan duduk. Maka, aku melihat sebuah pemandangan yang menakjubkan!!”. “Dalam tidurku, aku melihat diriku mendekap anakku. Tiba-tiba ada seekor burung hitam yang besar dari langit yang terbang hendak menyambar anak kita, untuk mengambilnya dariku. Aku menjadi sangat ketakutan, dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat? Tiba-tiba muncul seekor kucing yang menyerang hebat burung itu, dan keduanya pun saling bertempur. Aku tidak melihat kucing itu lebih kuat daripada burung itu, karena si burung badannya gemuk. Namun akhirnya, burung elang itu pun pergi menjauh. Aku terbangun mendengar suaramu ketika datang tadi.” Syaikh ‘Abdul Hadi pun tersenyum dan berkata kepada istrinya, “Ini pertanda baik". Melihat dia tersenyum, isterinya menatapnya dengan terheran-heran. Dia berkata kepada istrinya, “Semoga semuanya menjadi baik.” Mereka bergegas mendekati anak mereka. Mereka tidak tahu mana yang duluan apakah demamnya hilang dulu ketika anaknya mulai membuka matanya. Namun pada pagi harinya, sang anak telah bermain-main bersama anak-anak yang lain, alhamdulillah tutur Syaikh 'Abdul Hadi. Anaknya ini, ketika kisah ini disampaikan Syaikh 'Abdul Hadi, telah menjadi pemuda berumur 17 tahun, serta telah sempurna menghafalkan Al-Quran dan menekuni ilmu syar’i, dan dia menyampaikan nasihat yang dalam kepada kaum muslimin di masjid orang tuanya, Masjid Ar-Ridhwan di Halb, pada salah satu malam dari sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan yang penuh berkah. (Sumber: Min ‘Ajaibil ‘Ilaj bish Shadaqah), Oase-Iman: http://www.eramuslim.com Dikuti dan diterbitkan ulang oleh: Helfia Nil Chalis, www.helfia.net
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|