Menyatakan diri beriman kepada Allah dan hari akhir mungkin mudah saja diucapkan. Kitapun mungkin merasa yakin telah beriman. Tetapi hal itu tidaklah cukup. Allah akan mendatangkan ujian bagi kita untuk membuktikan sejauh mana atau berada pada tingkatan apa iman kita itu. Ujian Allah bisa berupa kesulitan, kesempitan, kemiskinan atau bisa juga berupa nikmat dan kemudahan demi kemudahan.
Mari kita bayangkan diri kita berada di jaman para nabi berikut ini. Nabi Yusuf Beliau divonis oleh Pengadilan Mesir dengan tuduhan hendak memperkosa Zulaikha isteri Panglima Tentara Mesir kala itu. Beliaupun akirnya dijebloskan ke dalam penjara selama beberapa tahun. Nabi Ibrahim Beliau di vonis oleh Pengadilan Babilonia dengan tuduhan melakukan makar kepada Pemerintah dan dituduh yang dalam bahasa kekinian: intoleran, radikal dan anti persatuan. Beliaupun dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup. Tapi beliau selamat dari hukuman tersebut, karena api tidak mampu membakarnya. Nabi Musa Beliau divonis oleh Pengadilan Mesir dengan tuduhan melakukan makar dan ingin menggulingkan pemerintahan. Beliaupun dikejar oleh bala tentara Fir'aun untuk dihukum mati. Ketika beliau terdesak di luat merah, lautan tiba-tiba terbelah dan beliau bersama rombongannya menyeberang dengan melalui celah tersebut. Tentarapun mengejarnya, tapi ketika tentara sedang berada di tengah perjalanan, di mana Nabi Musa dan rombongannya sudah tiba diseberang, tiba2 laut menyatu kembali sehingga Fir’aun dan tentaranya tenggelam. Nabi Isa Beliau divonis oleh pengadilan Rumawi di Provinsi Gelilea dengan tuduhan melakukan makar kepada Pemerintah. Sehingga beliaupun dihukum mati dengan cara dipaku di kayu salib. Tapi Allah menyelamatkannya. Para Nabi Allah ini dipuji oleh Allah tetapi merekapun mendapatkan ujian-ujian yang maha berat menurut ukuran manusia pada umumnya. Tetapi mereka berhasil lulus dalam ujian itu. Jika kita berada di jaman para Nabi Allah itu, kira-kira apakah kita akan termasuk di antara orang-orang yang membela mereka ataukah sebaliknya? Tidaklah pantas kita mengaku beriman kepada Allah dan Rasul Nya, tapi kita diam saat kezhaliman merajalela. Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata “bukan kejahatan yang aku kuatirkan, tapi diamnya orang baik.” Ditulis ulang dari GWA Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
July 2024
Categories
All
kirim pesan [email protected]
|