LIFE INSPIRATION
Video Inspiratif
|
|
MY CAREER: 1983 - 2006
I started my career as a Process Engineer at PT Duma Na Napu and PT Curah Niaga International in 1983. My first employer was Soy Martua Pardede. He is an economist. We developed a new chemical plant producing Pthalyc An-hydrate (PTA) at Gresik, East Java. The plant later on was called PT Petro Widada.
Saya memulai karir sebagai Process Engineer di PT Duma Na Napu dan PT Curah Niaga Internasional tahun 1983. Bos saya yang pertama ketika itu adalah Soy Martua Pardede. Dia seorang berpendidikan ekonomi. Kami mengembangkan pabrik kima yang menghasilkan Pthalyc An-Hydrate (PTA) di Gresik, Jawa Timur. Pabrik ini kemudian disebut PT Petro Widada. |
I then moved to a non-profit company which runs an LNG Plant in Bontang, East Kalimantan in April 1984. It was called PT Badak Natural Gas Liquefaction Company. I worked for PT Badak NGL Co from 1984 until 2006 during which time I moved from an ordinary Process Engineer to a Deputy Operations Manager before I decided to leave the company.
Saya kemudian pindah ke sebuah perusahaan non-profit yang mengoperasikan Kilang LNG di Bontang, Kalimantan Timur pada April 1984. Perusahaan itu adalah PT Badak Natural Gas Liquefaction Company. Saya bekerja di PT Badak NGL Co dari tahun 1984 sampai 2006 di mana saya meniti karir dari seorang Process Engineer sampai menjadi Deputy Operations Manager sebelum saya memutuskan untuk keluar.
Saya kemudian pindah ke sebuah perusahaan non-profit yang mengoperasikan Kilang LNG di Bontang, Kalimantan Timur pada April 1984. Perusahaan itu adalah PT Badak Natural Gas Liquefaction Company. Saya bekerja di PT Badak NGL Co dari tahun 1984 sampai 2006 di mana saya meniti karir dari seorang Process Engineer sampai menjadi Deputy Operations Manager sebelum saya memutuskan untuk keluar.
I moved to BP Indonesia in August 2006. I was one of the Operations Manager until 2012. Tangguh LNG had good safety and operational records. In the beginning the commissioning and start-up operation of the plant faced many big challenges. A lack of design making the operation to achieve name plate capacity difficult. It took 2 years to reach the name plate capacity. There are 25 major modifications have to be executed during online and during shutdown. It is in the beginning of 2013 both Train-1 and Train-2 can be running smoothly at the name plate capacity. After this difficult times, I moved to a new role which is as a Process Safety Specialist.
Saya pindah ke BP Indonesia pada bulan Agustus 2006. Saya adalah salah satu dari Operation Manager di sana sampai dengan tahun 2012. Kilang LNG Tangguh mencatat rekor safety dan operasi yang baik. Pada awalnya commissioning dan start-up operasi kilang menghadapi banyak tantangan besar. Kekurangan dalam disain kilang membuat operasi untuk mencapai kapasitas name plate sulit. Diperlukan 25 modifikasi besar yang harus dilakukan saat kilang online dan saat shutdown. Barulah pada awal 2013 keduanya Train-1 dan Train-2 bisa beroperasi dengan lancar pada kapasitas name platenya. Sesudah melewati saat-saat sulit ini, sayapun pindah ke tugas baru yaitu sebagai Process Safety Specialist.
Saya pindah ke BP Indonesia pada bulan Agustus 2006. Saya adalah salah satu dari Operation Manager di sana sampai dengan tahun 2012. Kilang LNG Tangguh mencatat rekor safety dan operasi yang baik. Pada awalnya commissioning dan start-up operasi kilang menghadapi banyak tantangan besar. Kekurangan dalam disain kilang membuat operasi untuk mencapai kapasitas name plate sulit. Diperlukan 25 modifikasi besar yang harus dilakukan saat kilang online dan saat shutdown. Barulah pada awal 2013 keduanya Train-1 dan Train-2 bisa beroperasi dengan lancar pada kapasitas name platenya. Sesudah melewati saat-saat sulit ini, sayapun pindah ke tugas baru yaitu sebagai Process Safety Specialist.
I basically set-up the operation team from scratch. I played a major role in building a strong operation team starting from commissioning, start-up, until normal operation. I was responsible to operate two trains of LNG plant at Tangguh LNG Plant, Bintuni Bay. My responsibility included operating two gas platforms with capacity of 1.4 bcf total. This gas is treated at Onshore Receiving Facilities (ORF) before undergone further refinement and refrigeration into cryogenic temperature. The gas is liquefied and stored in the tank at -160 deg C at atmospheric pressure. I had approximately 200 employees under my supervision.
Saya menyusun team operation dari nol. Saya mengambil peran penting dalam membangun team operation yang kuat mulai dari commissioning, start-up, sampai normal operasi. Saya bertanggungjawab mengoperasikan dua train kilang LNG di Kilang LNG Tangguh, Teluk Bintuni. Tanggungjawab saya termasuk mengoperasikan dua platform gas dengan kapasitas total 1,4 bcf. Gas ini dimurnikan di Onshore Receiving Facilites (ORF) sebelum diolah lebih lanjut dan didinginkan sampai temperatur kriogenik. Gas dicairkan dan disimpan dalam tangki penyimpan pada temperatur -160 derajat C pada tekanan atmosfir. Saya diserahi kurang lebih 200 pekerja dalam pengawasan saya.
Saya menyusun team operation dari nol. Saya mengambil peran penting dalam membangun team operation yang kuat mulai dari commissioning, start-up, sampai normal operasi. Saya bertanggungjawab mengoperasikan dua train kilang LNG di Kilang LNG Tangguh, Teluk Bintuni. Tanggungjawab saya termasuk mengoperasikan dua platform gas dengan kapasitas total 1,4 bcf. Gas ini dimurnikan di Onshore Receiving Facilites (ORF) sebelum diolah lebih lanjut dan didinginkan sampai temperatur kriogenik. Gas dicairkan dan disimpan dalam tangki penyimpan pada temperatur -160 derajat C pada tekanan atmosfir. Saya diserahi kurang lebih 200 pekerja dalam pengawasan saya.
Study at Institute of Technology Bandung Majoring in Chemical EngineeringI leave Palembang in 1974 to continue my study at Senior High School, SMA Negri II Bogor, West Java. I spent three years in Bogor before I moved to Bandung to join the Institute of Technology Bandung in 1977. In Bandung I stayed at South Sumatran's Dormitory, Jl. Mulawarman No. 57.
Saya meninggalkan Palembang tahun 1974 untuk melanjutkan sekolah di SMA Negri II Bogor, Jawa Barat. Saya tinggal di sana tiga tahun sebelum pindah ke Bandung untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1977. Di Bandung saya tinggal di Asrama Sumatera Selatan, Jl. Mulawarman No.57. |
Perhatikan baik-baik gambar di televisi jadul di bawah ini. Samar-samar terlihat sosok saya ketika dalam siaran TVRI menjelaskan tentang apa yang kami kerjakan di Cianjur selama masa Kuliah Kerja Nyata ITB. Ketika itu kami membangun MCK (tempat mandi, cuci dan kakus) beserta sumur air bersih. Kami juga memberikan usulan kepada pemerintah Kabupaten tentang pengembangan daerah. Sebuah pengalaman yang sangat berkesan.
|
Work for PT Badak Natural Gas Liquefaction Company
I joined PT Badak NGL Co in 1984. It was one year after a big explosion at Train-B Main Cryogenic Heat Exchanger. PT Badak took expensive lessons from this incident and becoming a great company as you may have known. I was recruited together with other 20 young engineers. It was the third batches of engineers being recruited by PT Badak after the incident. Saya bergabung dengna PT Badak NGL Co pada tahun 1984. Satu tahun setelah terjadinya ledakan di Train-B Main Cryogenic Heat Exchanger. PT Badak mengambil pelajaran mahal dari inisiden ini dan menjadi perusahaan besar seperti yang mungkin anda kenal pada waktu itu. Saya direkrut bersama dengan 20 insinyur muda lainnya yang merupakan batch ke tiga insinyur yang direkrut oleh PT Badak setelah insiden tersebut. |
I started my career as a process engineer at PT Badak NGL Co, the operator of an LNG plant at Bontang, East Kalimantan, Indonesia. I was appointed as group head after 5 years and continue for a total of 7 years as a process engineer. The company assigned me to Operation Department as Day Superintendent Train E/F and was assigned as Train-F start-up coordinator. This was a successful one in my career. Together with my team, we can start-up Train-F from gas-in to LNG drop for only 5.5 days. This is the best record for a brand new plant start-up. I used Microsoft Project to ensure we focused on the right priorities during the start-up.
Saya memulai karir sebagai Process Engineer di PT Badak NGL Co, operator kilang LNG di Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia. Saya ditunjuk menjadi group head setelah 5 tahun bekerja dan lanjut sampai 7 tahun keseluruhannya sebagai Process Engineer. Perusahaan kemudian menugaskan saya ke Departemen Operasi sebagai Day Superintendent Train-E/F dan ditugasi sebagai Train-F Start-up Coordinator. Ini termasuk salah satu karir sukses saya. Bersama dengan team, kami bisa menstart-up Train-F hanya dalam 5,5 hari dari gas masuk sampai LNG drop. Ini tercatat sebagai rekor terbaik menstart-up kilang baru. Pada waktu itu saya menggunakan Microsoft Project yang masih sangat basic di masa itu untuk meyakinkan kami fokus pada prioritas yang tepat selama start-up. I then assigned as Shift Superintendent for 2 years before I got another assignment as Train-H start-up manager. All working as per plan except on the day we supposed to produce LNG from Train-H when there was an explosion. Later we knew that one of isolation valve at Boiler steam header got exploded. Investigation revealed that the valve design allows water trapped inside a cavity which was built-up during hydrotest. The explosion occured when the steam header was warmed-up. There was no people injury at the incident.
Saya kemudian ditugaskan sebagai Shift Superintendent selama dua tahun sebelum saya mendapat penugasan lainnya sebagai Train-H Start-up Manager. Segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana kecuali pada hari di mana kami seharusnya sudah menghasilkan LNG dari Train-H ketika tiba-tiba terjadi ledakan. Belakangan kami mengetahui bahwa salah satu isolation valve di Boiler steam header meledak. Hasil investigasi menyatakan bahwa desain valve ini memungkinkan air terjebak di dalam sebuah rongga yang kemudian terisi saat dilakukan hidrotes. Ledakan terjadi ketika steam header diwarm-up. Beruntung tidak ada korban jiwa saat insiden terjadi. After that I was assigned to Production Planning as Section Head and Seller's Representative. I lead this section for 2 years before I was promoted to Deputy Operation Manager. I have Storage & Loading, Utilities and Marine under my responsibilities. I served this position for 2 years when I decided to move to BP Indonesia which is building another LNG center at Bintuni Bay, West Papua.
Setelah itu saya ditugaskan ke Production Planning sebagai Section Heada and Seller's Representative. Saya memimpin seksi ini selama dua tahun sebelum dipromosikan menjadi Deputy Operation Manager. Saya bertanggungjawab memimpin Storage & Loading, Utilities dan Marine. Saya sudah memegang jabatan ini selama dua tahun ketika saya memutuskan pindah ke BP Indonesia yang sedang membangun kilang LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat. |
The Power of Mind
|
Kekuatan Pikiran
|
Only Hearts Touches Other Hearts |
You Only Get What You GiveIf you trust someone, sooner or later you could make that someone trustworthy. On contrary, if you don't trust someone, you would never make that someone trustworthy.
Give your trust to be trusted. Give your smile to get smile. Give your help to get help. Give your love to get love. Give your attention to get attention. Give your care to get care. Give your money to get money. That is the law of nature. |
Pilih Mana? Putri Cantik atau Harimau Lapar?
|
Kekuatan Sabar dan Kebiasaan Baik
|
Manfaat Latihan Keadaan Darurat
|
Fakta Mengejutkan Tentang Merokok
|
Menjadi Orang Beruntung
|
Kewajiban Orangtua
|
Lagu-lagu Palembang Ciptaan Adikku Hafran Rianda (Epang Palembang)
Palembang Kota Bari
|