Perbedaan waktu 3 jam dengan Jakarta membuat saya terbangun ketika jam di Abu Dhabi masih menunjukkan pukul 3 pagi. Saya coba lanjutkan tidur, tetapi tidak sampai satu jam kemudian sudah terbangun lagi. Akhirnya saya langsung mandi dan berwudu untuk menunggu waktu shubuh. Sambil menunggu, saya buka FB dan memposting artikel yang baru saya tulis kemarinnya. Tanpa disangka-sangka teman saya Bahri yang rupanya sedang bertugas shift malam di Adgas (Abu Dhabi Gas) mengajak chatting dan kemudian menelpon ke kamar. Jadilah kami bercerita temu kangen, maklum sudah sekian lama tidak ketemu. Terakhir kami ketemu di pesta pernikahan salah satu teman di Jakarta. Kami sama-sama takjub betapa cepat waktu berlalu. Bahri sudah sepuluh tahun bekerja di Adgas setelah pindah dari Qatar selama tiga tahun. Saya juga sudah 7 tahun di LNG Tangguh setelah mengambil pensiun dini dari LNG Badak tahun 2006. Lokasi pabrik LNG ADGAS adalah di sebuah pulau bernama Dash Island. Mungkin karena kecilnya pulau ini maka disebut 'dash' atau 'strip' kalau bahasa melayunya. Letaknya antara Abu Dhabi dan Qatar. Perjalanan ke sana dengan pesawat kecil seukuran Dash-7 dari Abu Dhabi. Bahri misalnya, selalu menginap di Hotel Intercontinental Abu Dhabi, hotel kami sekarang, kalau mau ke Dash Island atau sepulangnya dari sana. Memang hotel ini menjadi tempat transit mereka yang bekerja di Dash Island ADGAS. Tertarik dengan diskusi kami tentang ADGAS, sayapun segera mencari informasi lebih lanjut tentang ADGAS dari Wikipedia untuk berbagi dengan teman-teman semua di sini. Menurut Wikipedia ADGAS berdiri tahun 1973 dan merupakan perusahaan penghasil LNG pertama di seluruh wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara. Almarhum Sheikh Zayed Bin Sultan Al Nahyan sendiri yang memerintahkan dibangunnya kompleks pabrik pencairan gas alam ini di Dash Island. Pada waktu itu kesepakatan dibuat dengan TEPCO (Tokyo Electric Power Company untuk mensuplai LNG dan LPG. Perusahaan ini mulai berproduksi dengan dua train dan menambah train ketiga tahun 1994 dengan total produksi lebih dari 8 juta ton LNG, LPG, dan produk samping lainnya per tahun. Sebagai perbandingan, LNG Tangguh dengan dua train menghasilkan 7.6 juta ton LNG per tahun. Pemegang saham ADGAS adalah 70% oleh ADNOC (Pertaminanya Abu Dhabi). Sisanya masing-masing oleh Mitsui 15%, BP 10%, dan Total 5%. Demikian sedikit informasi yang saya peroleh dari Wikipedia tentang ADGAS. Semoga bermanfaat. Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|