Sesudah impor BBM, berita bahwa Indonesia bakalan juga impor gas tentu cukup mengejutkan, pasalnya selama lebih 35 tahun Indonesia sudah dikenal sebagai negara pengekspor gas. Menurut Kepala Divisi BBM dan Gas PT PLN, Suryadi Mardjoeki, yang kami kutip dari sebuah majalah, tahun 2015 kebutuhan gas untuk pembangkit listrik PLN akan meningkat dari 30 kargo gas alam cair (LNG) menjadi 54 kargo. Muara Karang dan Tanjung Priok misalnya membutuhkan 30 kargo, Muara Tawar 8 - 10 kargo, Sumatera Utara sekitar 12 kargo, Bali dan Makassar 4 - 6 kargo. Kebutuhan ini akan semakin bertambah di tahun 2016. Menurut Suryadi PLN harus bersiap-siap untuk mulai impor gas alam cair (LNG) karena PGN pun sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan gas PLN. Sehubungan dengan mahalnya BBM, PLN masih terus berupaya mengurangi pemakaian BBM untuk pembangkit tenaga listrik dengan beralih ke non BBM salah satunya adalah gas. Saat ini sebuah fasilitas floating storage and regasification unit (FSRU) sudah dibangun di Jawa Barat dan bisa menampung 26 kargo gas alam cair (LNG) untuk dialirkan ke pembangkit listrik PLN. Sementara itu Pabrik LNG Arun di Lhokseumawe sudah tidak memiliki sumber gas alam lagi dan Pertamina mulai mengalihkan fungsi pabrik ini dari pengekspor gas alam cair menjadi pengimpor. Alternatif lain adalah menjadikan Pabrik LNG Arun menjadi pembangkit listrik. Begitu juga Pabrik LNG Badak di Bontang Kalimantan Timur hanya separoh dari 8 train yang berproduksi karena sudah berkurangnya suplai gas. Namun demikian kita masih bisa berharap dari proyek ekspansi LNG Tangguh di Teluk Bintuni Papua Barat yang dioperasikan oleh BP. Diperkirakan tahun 2019 LNG Tangguh akan bertambah dari beroperasi dengan 2 train menjadi 3 train. Potensi gas alam di tanah Papua pun dipercaya masih cukup besar kalau kita mampu mengelolanya secara profesional dan bertanggungjawab.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|