Apakah betul hipnotis dapat menyembuhkan berbagai keluhan sakit atau penyakit? Orang sudah lama mengenal hipnotis sebagai satu cara untuk sembuh dari penyakit. Apakah segala penyakit bisa disembuhkan lewat hipnotis? Tentu saja tidak. Jenis penyakit fisik yang bukan akibat psikologis tidak termasuk di dalamnya. Dalam sebuah proses penyembuhan penyakit, faktor-faktor psikologis penderita menjadi penentu bahkan penelitian menemukan 80% kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis ini. Di sinilah peran terapi hipnotis dalam membantu penyembuhan dari penyakit. Dengan kata lain bukanlah terapi hipnotis itu yang bisa menyembuhkan tetapi dia membantu proses kesembuhan dengan memberikan sugesti positip ke dalam alam bawah sadar pasien. Penerapan teknis terapi hipnotis antara lain misalnya dalam membantu ibu-ibu bersalin. Saya punya pengalaman sendiri ketika istri akan melahirkan anak pertama dan juga yang kedua. Dalam dua kesempatan tersebut istri saya sudah terlambat 2 minggu dari perkiraan dokter. Saya dan istri sepakat untuk melakukan terapi hipnotis. Berbekal pengetahuan teknik hipnotis yang saya pelajari ketika mahasiswa, alhamdulillah hipnotis berjalan dengan baik. Malam hari saya melakukan terapi hipnotis terhadap istri, subuh istri melahirkan. Bahkan pada anak ke dua kami, bidan yang membantu persalinan heran dan sangat takjub atas ketenangan istri saya menghadapi persalinan. "Saya sudah tiga puluh tahun melayani persalinan ibu-ibu hamil, baru kali ini saya melihat sendiri betapa tenang ibu menghadapi persalinan ini." demikian pengakuan bidan tersebut. Dalam kesempatan lain seorang teman yang ingin berhenti merokok, berhasil berhenti total setelah menjalani satu kali sesi terapi hipnotis. Merubah kebiasaan buruk dengan terapi hipnotis menjadi jauh lebih mudah. Termasuk misalnya merubah pola makan dalam rangka diet. Melalui sugesti alam bawah sadar, kebiasaan buruknya bisa berhenti seketika. Namun, tergantung tingkat keparahannya terkadang kebiasaan buruk itu bisa kembali lagi setelah beberapa waktu. Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan beberapa kali sesi terapi hipnotis jika kebiasaan buruk itu telah berlangsung bertahun-tahun. Saya juga punya pengalaman melakukan terapi hipnotis terhadap seorang keponakan yang sedang menghadapi test masuk perguruan tinggi. Beberapa waktu setelah sesi hipnotis ibunya bercerita bahwa anaknya sudah ikut beberapa kali dry run test dengan hasil yang selalu sama. Sehari setelah dihipnotis nilai dry run test anaknya meninggat empat point. Sebuah hasil yang mengejutkan kami.
0 Comments
Terlalu sering kita mendengar kata hipnotis yang terbayang di pikiran kita adalah praktek penipuan dengan menggunakan ilmu hipnotis. Sering juga hipnotis disandingkan dengan ilmu sihir atau sulap bahkan magic. Tetapi apa sebenarnya ilmu hipnotis itu? Mari kita bahas berdasarkan apa yang saya telah ketahui melalui berbagai buku dan pengalaman pribadi. Saya ingin mulai dulu dengan pengalaman pribadi. Saya mengenal dunia hipnotis ketika saya masih mahasiswa di Bandung. Ketika itu saya sangat senang belajar mandiri alias otodidak tentang berbagai hal. Saya sering ke toko buku Gramedia favorit saya ketika itu. Saya tertarik pada sebuah buku kecil tipis tentang belajar hipnotis. Di dalamnya ada petunjuk praktis bagaimana menghipnotis seseorang. Singkat kata buku kecil itupun saya beli dan saya baca tuntas. Kebetulan saya tinggal di Asrama Sumatera Selatan di Jalan Purnawarman No. 57 yang ketika itu masih dikelola oleh Yayasan Batanghari Sembilan (sekarang telah dimiliki perorangan dan asrama ditutup). Teman-teman yang tinggal bersama di asrama itu berjumlah hampir 20 orang. Sayapun buka praktek hipnotis kepada teman-teman di asrama yang memang banyak penasaran tentang apa itu hipnotis. Diluar dugaan saya dari lima orang yang saya hipnotis semuanya berhasil seperti yang dikatakan di dalam buku kecil yang saya beli itu. Ada yang ingin berhenti dari kebiasaan merokok, bahkan ada yang sempat kecanduan obat-obat terlarang berhasil meninggalkan kebiasaan buruk mereka itu. Bagaimana cara kerjanya hipnotis? Secara gamblang bisa disimpulkan bahwa hipnotis itu sebenarnya adalah cara memberikan saran dan arahan kepada seseorang melalui alam bawa sadarnya. Oleh karena yang bekerja mengikuti sara dan arahan itu adalah alam bawah sadarnya, maka sering terlihat sebagai hal yang luar biasa seperti sihir atau sulap. Sebagaimana ilmu pada umumnya, ilmu hipnotispun bersifat netral. Dia bisa digunakan untuk kebaikan dan bisa juga digunakan untuk kejahatan seperti penipuan. Otak manusia bekerja dengan dua alam pikiran yakni melalui alam sadar dan alam bawah sadar. Segala informasi yang diterima otak melalui panca indera terlebih dulu disaring oleh alam sadar melalui sebuah proses yang dikenal sebagai proses berpikir kritis (critical thinking process). Melalui proses ini dilakukan pemilahan dimana hanya informasi yang dianggap penting bagi kehidupan pribadi diri yang bersangkutan akan disimpan ke dalam alam bawah sadar. Semua hal yang disimpan dalam alam bawah sadar bertahan lama. Alam bawah sadar ini pula yang lebih banyak mengendalikan pola pikir, keputusan dan tingkah lakunya. Segala hal yang dikerjakan otomatis atau tanpa dipikir dikendalikan oleh alam bawah sadar ini. Kesimpulannya hipnotis adalah cara untuk menembus proses berpikir kritis seseorang sehingga apa yang disampaikan kepada subyek terhipnotis akan langsung disimpan dalam alam bawah sadarnya. Banyak metoda untuk menembus alam bawah sadar ini. Salah satunya dengan membawa subyek ke keadaan alpha yaitu keadaan antara tidur dan bangun. Hipnotis adalah sebuah ilmu pengetahuan yang bisa digolongkan sebagai cabang dari psikologi manusia. Dia bisa memberi manfaat kalau digunakan untuk kebaikan. Dia juga bisa merusak jika digunakan untuk kejahatan. Hipnotis bukan sihir atau magic ataupun sulap. Dia memang ada, nyata dan bukan mitos.
Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Sebuah pengalaman tidak terlupakan ketika saya bertugas sebagai Operation Superintendent pada sebuah pabrik LNG (gas alam cair) ingin saya bagikan di sini agar kiranya bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi pembaca. Peristiwa itu terjadi ketika sedang ada pekerjaan tie-in valve dalam rangka ekspansi kilang. Pekerjaan tie-in ini dilakukan di perbatasan kilang menuju pipa rundown ke tangki LNG, yaitu pipa yang mengalirkan produk LNG dengan temperatur -160 derajat Celcius untuk disimpan di tangki LNG. Teknik pengosongan pipa rundown dari LNG ini dilakukan dengan cara mendorong cairan LNG dari arah kilang ke arah tangki LNG menggunakan gas. Untuk itu dilakukan monitoring tekanan di tangki LNG agar tidak terjadi overpressure. Sekaligus juga dilakukan monitoring temperature di sepanjang pipa rundown sampai ke tangki LNG untuk memastikan cairan LNG telah benar-benar kosong. Setelah berulang kali dilakukan pemeriksaan temperatur di sepanjang pipa rundown dari lokasi tie-in sampai ke tangki LNG disimpulkan bahwa pipa sudah berhasil dikosongkan dari cairan LNG. Kerangan (valve) tie-in itupun dibuka untuk diganti dan ditambah dengan kerangan baru. Sebelum kerangan sempat dipasang, tiba-tiba muncul semburan cairan LNG dari pipa yang baru dibuka. Tentu saja ini sangat mengagetkan semua pekerja di sana termasuk saya. Semburan cairan LNG keluar dari pipa yang terbuka di lokasi tie-in ini hanya berlangsung beberapa saat saja. Kemudian mengecil dan berhenti. Tetapi semburan kembali terjadi sekitar empat jam kemudian dan ini terus berulang. Saat kejadian pertama seingat saja pagi jam 10. Peristiwa keluarnya cairan LNG dari pipa tie-in ini terus berlangsung setiap empat sampai lima jam. Cairan LNG yang menyembur keluar ini pada mulanya segera menguap. Selanjutnya membentuk embun berupa kabut seperti awan di sekitarnya yang cenderung melayang rendah. Ini sangat berbahaya kalau sampai mengarah ke sumber panas misalnya percikan api listrik. Oleh karena itu selain aliran listrik di kilang ybs juga aliran listrik ke kilang di sekitarnya dimatikan. Emergency Response Team juga kami arahkan untuk menghentikan perpindahan gas eksplosive ini dengan menempatkan water curtain. Waktu terus berjalan dan semburan cairan LNG terus berlangsung setiap empat sampai lima jam. Pada tengah malam tiba-tiba terjadi ledakan yang sangat dahsyat dari arah lokasi tie-in. Kamipun terdiam pucat. Lutut saya terasa goyah. Sempat terpikir hal-hal buruk. Untungnya tidak ada operator satupun di sana karena memang aliran listrik sudah dimatikan sehingga area itu gelap gulita. Pagi sekali barulah kami bisa memeriksa apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata beton dengan ketebalan sekitar 50 cm terbelah dan terangkat beberapa meter di atas permukaan. Sebuah lori terlontar sampai menyangkut di atas perpipaan yang tingginya 4 meter lebih dari tanah. Dari sana saya menyimpulkan bahwa cairan LNG mengalir sampai ke dalam gorong-gorong yang penuh dengan air. Saat cairan LNG ini menyentuh permukaan air terjadilah fenomena yang dikenal dengan rapid phase transition explossion. Fenomena ini mirip dengan minyak goreng yang disiram air di permukaannya. Air akan meletup karena terjadi perubahan fasa air menjadi uap dengan sangat cepat sehingga menimbulkan efek ledakan. Selain itu saya juga menyimpulkan bahwa sejumlah cairan LNG masih ada yang terperangkap di perpipaan pada tempat-tempat yang lokasinya terendah (low point). Diperlukan waktu empat sampai lima jam untuk cairan LNG itu menguap dan terkumpul sehingga mempunyai tekanan yang cukup untuk menyembur keluar dari pipa tie-in yan masih terbuka. Berbekal analisa sederhana ini saya meyakinkan atasan tertinggi saat itu untuk segera memasang kerangan tie-in yang telah disiapkan. Saya yakinkan bahwa kita hanya memiliki waktu empat jam untuk menyelesaikannya. Pekerjanya cukup dua orang saja dan dilengkapi dengan sarung tangan dan apron (pelindung badan) tahan termperatur kriogenik. Setelah hal ini dibawa dalam rapat dan dilakukan analisa resiko, akhirnya disetujui dan kerangan tie-in berhasil dipasang sebelum terjadi semburan cairan LNG berikutnya. Perbaikan pipa-pipa dan beton yang hancur memerlukan upaya sendiri yang cukup menantang karena dikejar target. Tetapi alhamdulillah semuanya bisa diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam sebuah buletin safety saya membaca artikel tentang seorang pria 34 tahun meninggal dunia terlindas kendaraan berat manual loader. Dalam penyelidikan polisi diketahui bahwa pria ini punya kebiasaan tidur atau naik sekop manual loader seperti dalam foto di atas. Saya juga pernah menonton video di youtube seorang yang mengendarai forklift membawa tumpukan barang di depannya sehingga menghalangi penglihatannya. Pengemudi mengendarai forklift dengan sangat hati-hati. Namun tiba-tiba dari tempat yang sama sekali tidak disangka-sangka datang pekerja membawa tumpukan kertas sambil membaca-bacanya. Pengemudi forklift tidak mampu menghindar dan akhirnya melindas pekerja tadi. Dua atau tiga tahun yll saya membaca berita di koran seorang meninggal dunia di sebuah pertambangan di Papua karena terlindas roda truk raksasa. Semua peristiwa ini seolah-olah tidak berhubungan sama sekali. Tetapi hasil penyelidikan ternyata menunjuk pada sebuah kenyataan yang sama, yaitu bahwa korban mempunyai kebiasaan-kebiasaan buruk baik yang disadari ataupun tidak. Korban terbiasa tidur atau berkendara di dalam scoop loader. Dilain tempat korban terbiasa berjalan sambil membaca tumpukan kertas yang dibawanya. Pengemudi forklift terbiasa membawa barang dalam tumpukan yang tinggi sehingga menutup pandangannya. Juga pekerja tambang ternyata punya kebiasaan tidur-tiduran di bawah truk raksasa menghindari terik matahari. Gambar di atas pasti sudah sering kita lihat bukan? Dalam sebuah video saya pernah menyaksikan seorang wanita paruh baya sedang SMS/ WA berjalan di pinggir jalan. Di depannya ada mikrolet sedang parkir. Tiba-tiba mikrolet mundur ke arah si wanita yang masih tetap asyik ber SMS/ WA ria. Tak pelak lagi mikrolet melindas wanita ini. Beruntung di dekat tempat kejadian ada forklift dan orang-orang di sekitar berteriak-teriak agar sopir mikrolet berhenti. Seorang segera mengeluarkan wanita tadi dari mikrolet menggunakan forklift. Beruntung wanita ini selamat. Pelajaran penting yang patut kita ambil dari sini bahwa memelihara kebiasaan-kebiasaan buruk suatu ketika akan berakibat fatal dan sangat merugikan. Memang tidak selalu kebiasaan buruk itu mencelakakan. Tetapi jika dilakukan berulang-ulang apalagi kalau telah menjadi kebiasaan, maka peristiwa buruk hanya tinggal tunggu tanggal mainnya saja. Allah dengan sifatnya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang seakan memberi kesempatan kepada orang-orang yang memelihara kebiasaan-kebiasaan buruk untuk menghentikannya sebelum memberi pelajaran dengan menimpakan peristiwa tragis akibat kebiasaan buruknya itu. Dalam dunia ilmu pengetahuan tentang safety ini dikenal dengan istilah probability. Semakin sering kebiasaan buruk itu dilakukan, probability kecelakan semakin meningkat. Kalau begitu kita sepakat bahwa kebiasaan buruk itu mencelakakan. Sebaliknya kebiasaan baik menyelamatkan kita. Mari kita mereview diri kita. Apa saja kebiasaan-kebiasaan buruk kita baik yang kita sadari maupun tidak. Apakah anda seorang perokok? Apakah merokok itu kebiasaan buruk? Kalau tidak yakin itu buruk, sebaiknya anda banyak membaca hasil penelitian banyak ilmuwan terkait penyakit akibat merokok ini. Dengan begitu anda yakin dan segera bertekad menghentikannya. Mengapa? Merokok adalah kebiasaan buruk yang pasti akan merugikan kita cepat atau lambat. Kalau anda beragama Islam apakah meninggalkan shalat itu kebiasaan baik atau buruk? Kalau anda tak yakin, pelajari lagi agama anda agar paham bagaimana akibat dari meninggalkan shalat bagi kehidupan dunia dan akhirat anda. Jadi segeralah lakukan kebiasaan baik shalat wajib lima waktu karena kebiasaan baik akan menyelamatkan anda. Dalam hal shalat, dia akan menyelamatkan anda tidak hanya di dunia terlebih di akhirat kelak.
Semoga bermanfaat. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) sudah dikenal dalam industri migas sejak lebih dari 50 tahun yll. Gas alam dalam kondisi normal ada dalam fasa gas. Adapun manfaat dari pencairan gas alam menjadi gas alam cair atau LNG adalah untuk menghemat ruang yang diperlukan untuk pengangkutan (transportasi). Pencairan gas alam lebih hemat jika jarak sumber gas ke lokasi penggunaan gas berjauhan misalnya antar pulau atau dari satu negara ke negara lain. Ada dua cara pencairan gas alam yaitu dengan cara memberikan tekanan tinggi atau dengan mendinginkan sampai temperatur -160 C. Temperatur di bawah -100 C disebut temperatur kriogenik. Sifat-sifat benda pada temperatur kriogenik berubah dari sifatnya pada suhu biasa. Sebagai contoh sebuah logam besi pada temperatur kriogenik menjadi getas, mudah pecah seperti kerupuk. Begitupun bola karet yang lentur menjadi kehilangan kelenturannya pada temperatur kriogenik. Proses pendinginan gas alam dilakukan umumnya dalam tiga tahap. Tahap pertama dengan menggunakan air laut sebagai media pendingin atau dengan media udara menggunakan air fan cooler. Tentu saja tahapan ini hanya mampu menurunkan sampai temperatur air / udara yaitu sekitar 25 C. Selanjutnya digunakan media propan yang bisa menurunkan temperatur gas sampai dengan -30 C. Tekniknya mirip dengan AC yaitu menggunakan kompresor. Media propan ditekan sampai titik embunnya kemudian didinginkan sampai mencair dan tekanannya diturunkan sampai temperaturnya turun. Namun kemampuan teknologi hanya mampu menurunkan tekanan sampai sedikit di atas tekanan atmosfir. Dengan demikian pendinginan menggunakan media propan ini hanya bisa menurunkan temperatur gas alam sampai -30 C saja. Tahap selanjutnya untuk menurunkan temperatur gas alam sampai -160 C harus menggunakan campuran gas yang dikenal dengan sebutan Mixed Refrigerant (MR). Campuran gas MR ini terdiri dari komponen Nitrogen, Metan, Etan dan Propan yang masing-masing memiliki fungsi dan peranan sendiri-sendiri. Adapun Nitrogen berfungsi menurunkan temperatur sampai temperatur kriogenik karena titik didihnya yang sangat rendah -190 C. Metan berfungsi untuk memberikan tekanan atau gas pembawa. Etan berfungsi mengambil panas sekaligus juga menurunkan temperatur. Propan berfungsi sebagai pengambil panas melalui panas latennya. Teknik pendinginan dengan MR ini dilakukan melalui proses yang disebut auto refrigeration. Umumnya digunakan dua tahap kompresor. Kompresor pertama disebut Kompresor LP MR yang berfungsi menaikkan tekanan sampai 15 kg/cm2. Kompresor kedua disebut Kompresor HP MR yang berfungsi menaikkan tekanan sampai 50 kg/cm2. Selanjutnya didinginkan bertahap dengan pendingin udara dan propan sampai mengembun pada temperatur -30 C. MR yang bertekanan 50 kg/cm2 dan sudah mengembun pada temperatur -30 C dimasukkan ke kolom pemisah. Sebagian akan terpisah menjadi fasa cair yaitu fluida yang mengandung komponen C2 dan C3 lebih banyak. MR cair ini akan berada dibagian bawah dari kolom pemisah. Sedangkan bagian atas akan terkumpul fluida yang masih dalam fasa uap yaitu fluida yang mengandung komponen N2 dan C1. MR cair dari kolom pemisah ini dikirim dari bawah ke Main Cryogenic Heat Exchanger (MCHE). Di MCHE MR cair didinginkan di warm bundle sampai temperatur -30 C kemudian melalui Joule-Thomson Valve cairan mengalami penurunan tekanan dari 50 kg/cm2 menjadi tekanan atmospheric sehingga temperaturnya turun drastis menjadi -120 C. Cairan MR bertemperatur -120 C ini juga yang didistribusikan dalam bentuk spray ke tube bundle berisi MR cair itu sendiri dan gas alam yang sudah bersih dari air, CO2, dan hidrokarbon berat. Fenomena MR cair -120 C yang mendinginkan sendiri MR cair -30 C inilah yang dikenal dengan "auto refrigeration". Adapun MR vapor dari kolom pemisah dikirim dari atas ke MCHE di mana MR vapor didinginkan oleh MR cair -30 C dan MR cair -120 C. Selanjutnya MR vapor yang sudah bertemperatur -120 C dan sudah berfasa cair kemudian dilewatkan Joule-Thomson Valve sehingga terjadi penurunan tekanan dari 50 kg/cm2 menjadi tekanan atmospheric sehingga temperaturnya turun drastis menjadi -160 C. MR vapor -160 C inilah yang juga mendinginkan MR vapor -30 C, dan gas umpan sampai temparatur -160 C. Pada temperatur -90 C gas alam bertekanan 50 kg/cm2 sudah berubah fasa menjadi cair yang kemudian menjadi subcool pada temperatur -160 C yang dikenal dengan LNG. Produk LNG ini kemudian disimpan pada temperatur -160 C dan tekanan atmospheric dalam sebuah tangki LNG yang volumenya 125.000 - 170.000 m3. Adapun satu LNG cargo muatannya bervariasi 125.000 sampai 150.000 m3. Pada umumnya semakin besar ukuran LNG cargo semakin efisien. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Ingat Melakukan Penganggulangan Resiko Jangan Sampai Menimbulkan Resiko Lain Yang Lebih Besar1/6/2018 Semangat untuk menurunkan sebuah resiko dari pekerjaan yang akan kita lakukan terkadang tanpa disadari bisa memunculkan resiko lain yang lebih besar. Hal ini bisa terjadi disebabkan pihak-pihak yang melakukan penilaian resiko dan penanggulangannya hanya terfokus pada penanggulangan resiko yang sedang dihadapi saja. Praktek yang baik adalah dengan selalu mempertimbangkan apakah rencana penanggulangan sebuah resiko bisa berdampak pada resiko lain yang lebih besar.
Dalam konteks ini saya mempunyai pengalaman pribadi yang ingin saya bagikan di sini. Peristiwa ini terjadi di salah satu perusahaan tempat saya bekerja dulu. Ketika itu kami sedang mendiskusikan upaya apa yang bisa dilakukan untuk menurunkan resiko jika terjadi kegagalan terhadap sebuah sistem perpipaan yang akan dilakukan "pneumatic test". Pneumatic test adalah pengujian kekuatan sebuah sistem perpipaan atau bejana dengan menggunakan media fasa gas (umumnya nitrogen atau terkadang gas inert lain) sampai tekanan 1,5 kali dari tekanan operasi sistem perpipaan atau bejana yang akan diuji kekuatannya. Ketika media fasa gas (nitrogen) dimampatkan sampai tekanan tinggi, energi yang diberikan tersimpan dalam jumlah besar di dalam bejana atau sistem perpipaan yang diuji. Seandainya terjadi kegagalan, maka energi ini akan dikeluarkan berupa ledakan yg bisa merusak benda-benda di sekitarnya. Adapun ketika itu terdapat pipa gas hidrokarbon dan gas alam cair/ LNG (liquified natural gas) bersebelahan dengan pipa yang akan diuji kekuatannya. Tentu saja secara naluri untuk mengurangi resiko setiap orang pasti akan mengusulkan agar gas hidrokarbon dan gas alam cair / LNG dikosongkan dari perpipaan yang ada di sebelah pipa yang akan diuji tersebut. Tetapi tunggu dulu. Pipa berisi gas alam cair/ LNG tidak bisa dikosongkan, bahkan dia harus selalu mengalir untuk menjaga temperatur pipa tetap dingin secara merata. Jika tidak, pipa bisa mengalami pemuaian yang tidak seimbang. Juga untuk pengosongan akan membutuhkan upaya dan resiko yang jauh lebih besar. Akhirnya diputuskan hanya mengosongkan pipa yang berisi gas hidrokarbon saja. Pipa yang berisi gas hidrokarbon inipun dikosongkan. Pipa ini mensuplai gas untuk pilot flare yaitu perangkat untuk membakar gas boil off dari tangki LNG. Ketika itu kompresor gas boil off dalam keadaan tidak beroperasi karena ada pekerjaan shutdown. Akibatnya semua gas dari tangki LNG dibakar di flare ini. Tentu saja petugas penganalisa resiko merasa tidak ada masalah jika gas untuk pilot flare ini dikosongkan. Bukankah flare akan tetap menyala karena gas dari tangki LNG yang cukup besar jumlahnya akan terus mengalir. Namun mereka lupa dan tidak memeriksa kembali melalui analisa HAZOP (Hazard and Operability) hal-hal yang bisa menyebabkan api flare padam. Resiko ini tidak terungkap sampai tengah malam ketika semua alarm di perimeter salah satu plant menyala yang mengindikasikan adanya campuran gas eksplosif. Saat itu barulah disadari bahwa flare dalam keadaan tidak menyala. Jika keadaan ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin gas eksplosif ini akan terhisap gas turbine dan bisa menimbulkan ledakan hebat. Sehingga diputuskan untuk menjalankan kompresor gas boil off guna menghentikan gas yang keluar dari flare (tidak terbakar karena flare mati). Setelah dipastikan gas tidak lagi keluar dari flare barulah flare dinyalakan kembali. Hasil investigasi menunjukkan bahwa valve pengendali tekanan tangki LNG saat itu mendeteksi tekanan tangki LNG terlalu rendah sehingga valve menutup. Pada saat valve menutup itulah api di puncak flare padam karena gas pilot yang mestinya selalu ada, saat itu tidak tersedia karena dikosongkan. Kesimpulannya adalah segala upaya menurunkan resiko dari sebuah pekerjaan haruslah tetap mempertimbangkan apakah upaya penganggulangan yang diusulkan tersebut tidak menimbulkan resiko baru yang lebih besar. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com Catatan: Flare adalah menara tempat membakar gas buang dari pabrik yang tujuannya untuk pengaman agar gas tersebut tidak berpindah tempat sehingga bisa menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan di tempat tersebut. Standar keselamatan dari setiap orang berbeda-beda. Ada yang merasa aman saja berkendara tanpa menggunakan safety belt. Tetapi ada juga yg segera merasa ada sesuatu yg salah ketika lupa mengenakan safety belt sewaktu berkendara. Begitu juga dengan perusahaan. Oleh karena itu dalam sebuah perusahaan, apa lagi perusahaan oil & gas perlu ada sebuah kesepakatan dalam menetapkan standar keselamatan kerja. Lantas apa dasar-dasar yang digunakan untuk mencapai kesepakatan itu. Umumnya perusahaan akan mengacu kepada standar nasional dan internasional. Namun demikian, perdebatan sering terjadi ketika menentukan sejauh mana kita harus memitigasi sebuah resiko kecelakaan kerja. Dalam hal ini, perusahaan di dunia menggunakan ALARP. Apa itu ALARP? Dalam dunia keselamatan kerja (safety) ALARP adalah singkatan dari "As Low As Reasonably Practicable". Istilah ini digunakan untuk menggambarkan sampai sejauh mana sebuah resiko pekerjaan harus diturunkan dengan menerapkan berbagai penganggulangan (mitigasi) yang diperlukan. Perusahaan oil & gas di seluruh dunia pada umumnya menerapkan ALARP sebagai acuan. Adapun yang dimaksud dengan "reasonable" dan "practicable" terkadang masih relatip karena tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. "Reasonable" dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai "masuk akal" atau "bisa dipertanggung-jawabkan". Lawannya adalah "unreasonable" yaitu "tidak masuk akal" atau "mengada-ada". Sedangkan "practicable" sering diartikan sebagai "praktis" atau lebih tepatnya "bisa diterapkan dengan relatip mudah". Biasanya acuannya adalah ketersediaan teknologi saat ini dan sumber daya yang tersedia. Lebih jelasnya lagi, apabila upaya menurunkan resiko suatu pekerjaan ternyata sulit karena teknologi yang tersedia belum memadai atau memerlukan upaya dan dana yang terlalu besar maka saat itu perusahaan akan mencari upaya lain yang lebih memadai dari segi resiko dan biaya. Jika tingkat resiko disepakati oleh tim ahli sebagai masih terkendali maka rencana penganggulangan yang diusulkan bisa dianggap sudah memadai. Upaya menurunkan resiko lebih lanjut akan mempertimbangkan sejauh mana resiko bisa diturunkan lagi dengan tambahan biaya yang seimbang. Mengapa ALARP yang menjadi acuan? Tidak lain karena dalam upaya mengurangi resiko orang terpapar ledakan selalu ada cara-caranya tetapi terkadang terlalu berlebihan sebagai misal dengan mewajibkan setiap orang menggunakan pakaian seperti petugas penjinak bom. Ini tentunya bisa dikategorikan "unreasonable" dan "not practicable". Upaya lain perlu dipertimbangkan seperti misalnya melarang setiap orang berada di area berbahaya tsb, mengendalikan sumber pemantik api, mengendalikan sumber bahan bakar agar tidak keluar dari wadahnya dan lain-lain. Helfia Nil Chalis www.helfianet.com |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|