Kebiasaan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan-kebaikan secara langsung atau tidak kepada diri anda. Begitupun sebaliknya. Kebiasaan buruk juga cepat atau lambat akan menghasilkan keburukan-keburukan seperti kecelakaan, musibah, sakit. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan diri anda bahwa apa yang anda lakukan adalah kebaikan. Kemudian biasakanlah melakukan kebaikan-kebaikan itu. Jika ada kebiasaan buruk yang masih anda kerjakan, maka segeralah meninggalkannya. Lakukan semua daya upaya untuk meninggalkannya sebelum dia akan memberikan dampak buruk terhadap diri anda.
Kebiasaan ketujuh dari orang yang paling effektif menurut Tn. Covey adalah Mempertajam Gergaji. Ini merupakan kebiasaan untuk selalu mencari perbaikan dan pembaruan berkelanjutan secara profesional dan pribadi. Mengasah Gergaji berarti melestarikan dan meningkatkan aset terbesar yang Anda miliki yaitu diri Anda. Ini berarti memiliki program yang seimbang untuk pembaruan diri dalam empat bidang kehidupan Anda: fisik, sosial/emosional, mental, dan spiritual. Berikut adalah beberapa contoh kebiasaan tersebut:
Keseimbangan dalam ke empat bidang kehidupan Anda sangat penting untuk diperhatikan. Kesedihan, kegundahan, kehilangan motivasi sangat erat kaitannya dengan keseimbangan ke empat bidang kehidupan Anda ini. Masing-masing bidang perlu selalu diperbaiki dan diperbarui secara berkesinambungan.
0 Comments
Kebiasaan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan-kebaikan secara langsung atau tidak kepada diri anda. Begitupun sebaliknya. Kebiasaan buruk juga cepat atau lambat akan menghasilkan keburukan-keburukan seperti kecelakaan, musibah, sakit. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan diri anda bahwa apa yang anda lakukan adalah kebaikan. Kemudian biasakanlah melakukan kebaikan-kebaikan itu. Jika ada kebiasaan buruk yang masih anda kerjakan, maka segeralah meninggalkannya. Lakukan semua daya upaya untuk meninggalkannya sebelum dia akan memberikan dampak buruk terhadap diri anda.
Kali ini saya akan membahas kebiasaan baik orang yang paling efektif yaitu bersinergi. Bersinergi adalah juga antara lain berinovasi dan menyelesaikan masalah dengan mereka yang memiliki sudut pandang berbeda. Sederhananya, sinergi berarti “dua kepala lebih baik dari satu.” Bersinergi adalah kebiasaan kerja sama yang kreatif. Ini adalah kerja tim, keterbukaan pikiran, dan petualangan menemukan solusi baru untuk masalah lama. Tapi itu tidak terjadi begitu saja. Ini adalah proses, dan melalui proses itu, orang membawa semua pengalaman dan keahlian pribadi mereka ke meja. Bersama-sama, mereka dapat menghasilkan hasil yang jauh lebih baik daripada yang dapat mereka lakukan secara individu. Sinergi memungkinkan kita menemukan bersama hal-hal yang kecil kemungkinannya kita temukan sendiri. Ini adalah gagasan bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Satu tambah satu sama dengan tiga, atau enam, atau enam puluh—atau berapapun itu. Kemampuan bersinergi tentu memerlukan empati yang baik, menjadi pendengar yang baik, berpikiran terbuka, melakukan perbaikan secara berkesinambungan. Melalui keinginan bekerjasama yang kuat dapat dihasilkan ide-ide baru yang inovative dengan hasil yang jauh lebih baik dari pada jika dilakukan sendiri-sendiri. Helfia Nil Chalis Advisor to Aplus Profecional Home Cleaning 0812 8022 1712. Kebiasaan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan-kebaikan secara langsung atau tidak kepada diri anda. Begitupun sebaliknya. Kebiasaan buruk juga cepat atau lambat akan menghasilkan keburukan-keburukan seperti kecelakaan, musibah, sakit. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan diri anda bahwa apa yang anda lakukan adalah kebaikan. Kemudian biasakanlah melakukan kebaikan-kebaikan itu. Jika ada kebiasaan buruk yang masih anda kerjakan, maka segeralah meninggalkannya. Lakukan semua daya upaya untuk meninggalkannya sebelum dia akan memberikan dampak buruk terhadap diri anda.
Judul tulisan ini dalam bahasa Inggris sbb: Seek First to Understand then to be Understood. Kebanyakan dari kita tidak benar-benar mendengarkan orang lain. Kita cenderung berpikir bahwa kita tahu apa yang akan dikatakan orang lain, sehingga pikiran kita mengembara. Kita bisa terjebak dalam dunia pikiran, ego, penilaian, dan kesimpulan internal kita sendiri, seringkali sebelum orang itu sempat mengungkapkan pandangan dan masalahnya. Jadi apa yang terjadi jika kita fokus pada diri kita, daripada pada orang yang kita ajak bicara? Ini berarti bahwa kita dapat:
Kenyataannya adalah bahwa kita semua tahu apakah seseorang mendengarkan kita atau hanya berbasa-basi. Coba renungkan kembali situasi ketika Anda berbicara dengan seseorang, dan mereka acuh tak acuh. Bagaimana perasaan Anda? Itu mungkin membuat Anda merasa marah dan kesal karena mereka tidak peduli dengan apa yang Anda katakan; atau bahwa waktu dan pikiran mereka lebih penting daripada Anda. Kelakuan seperti ini bukanlah dasar untuk membangun kepercayaan, komitmen, rasa hormat, dan hubungan baik. Itulah sebabnya kemampuan untuk memahami lebih dulu apa yang ingin disampaikan orang lain sebelum meminta mereka memahami diri kita merupakan kebiasaan interpersonal yang perlu dimiliki oleh orang-orang yang sangat efektif. Tn. Covey mengidentifikasi empat tingkat kunci mendengarkan sebuah pembicaraan:
Intinya adalah, kita hanya benar-benar mendengarkan orang itu dengan penuh perhatian, dan kita menanggapi kerangka acuan yang telah disebutkan oleh pembicara. Itu artinya kami tidak banyak bicara. Kita tidak tersesat dalam pikiran kita. Kita tidak menilai dan mendahului apa yang akan mereka katakan, dan kita pasti tidak langsung memberikan pandangan kita. Kita hanya mendengarkan. Ini sangat sederhana. Tn. Covey menyarankan bahwa mendengarkan yang baik harus "aktif, bukan pasif" dan melibatkan banyak anggukan oleh pendengar, seolah-olah mereka sedang membuat kesepakatan dengan mereka (bukan hanya menyerap informasi secara pasif). Berusahalah terlebih dahulu untuk memahami berarti benar-benar mendengarkan orang ketika Anda terlibat dalam percakapan. Ini terdiri dari mendengarkan dengan pikiran yang benar-benar terbuka, seolah-olah Anda sedang mendengarkan apa yang dikatakan untuk pertama kalinya. Jadi, dengarkan. Berhenti berbicara. Bungkam ego dan agenda Anda. Kita menyebutnya mendengarkan aktif. Helfia Nil Chalis Advisor to Aplus Profesional Home Cleaning Sahabat Anda untuk Tetap Sehat, Bersih dan Rapih 0812 8022 1712 Kebiasan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan-kebaikan secara langsung atau tidak kepada diri anda. Begitupun sebaliknya. Kebiasaan buruk juga cepat atau lambat akan menghasilkan keburukan-keburukan seperti kecelakaan, musibah, sakit. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan diri anda bahwa apa yang anda lakukan adalah kebaikan. Kemudian biasakanlah melakukan kebaikan-kebaikan itu. Jika ada kebiasaan buruk yang masih anda kerjakan, maka segeralah meninggalkannya. Lakukan semua daya upaya untuk meninggalkannya sebelum dia akan memberikan dampak buruk terhadap diri anda.
Tulisan kali ini adalah tentang bagaimana bekerja secara efektif dengan orang lain untuk mencapai hasil yang optimal. Kebiasaan baik dari orang yang sangat efektif adalah selalu berbikir tentang cara untuk dapat mencapai hasil yang sama-sama menang. Ini bukan tentang bersikap baik, juga bukan teknik perbaikan cepat. Ini adalah tentang hukum berbasis karakter manusia dalam berinteraksi dan berkolaborasi. Sebagian besar dari kita dididik dengan cara perbandingan dan persaingan antar sesama. Kita berpikir tentang berhasil dalam arti orang lain gagal, yaitu, jika saya menang, anda kalah; atau jika anda menang, saya kalah. Hidup menjadi permainan zero-sum. Seolah-olah hanya ada segitu banyak kue untuk dibagikan, sehingga jika anda mendapatkan potongan besar, saya akan dapat sisanya yang kecil; itu tidak adil, dan saya akan memastikan anda tidak mendapatkannya lagi. Kita semua memainkan permainan ini, tetapi seberapa menyenangkan cara permainan seperti itu sebenarnya? Adapun pandangan sebaliknya adalah jika kita meyakini Tuhan Pencipta Alam Semesta telah menyiapkan sumber daya yang berlimpah untuk semua orang. Dengan keyakinan itu kita tidak merasa cemas tidak kebagian ketika orang lain mendapatkan bagiannya. Dengan keyakinan itu kita bisa membentuk pola pikir untuk mencapai hasil yang sama-sama menang. Jika hal ini kita biasakan, kita akan membentuk salah satu kebiasaan orang yang paling efektif. Steven Covey menceritakan pengalamannya dengan anaknya. Suatu hari mereka bersepakat bahwa anaknya bersedia secara suka rela merawat halaman rumah. Tn. Covey menjelaskan apa yang harus dilakukan anaknya. Terserah si anak bagaimana cara melakukannya. "Ayah akan kasih tahu kalau kamu mau". "Bagaimana ayah melakukannya?" tanya anaknya. "Ayah alirkan sprinkler", jawab Tn. Covey santai. "Tetapi kamu boleh gunakan ember atau selang air", lanjutnya. "Terserah saja, yang penting apa, nak?", tanya Tn. Covey. Anaknya menyahut: "Hijau dan Bersih". "Oke. Sepakat", kata Tn. Covey kepada anaknya. Tn. Covey melanjutkan: "Siapa boss nya, nak?". Anaknya: "Saya sendiri". "Coba tebak siapa yang menjadi penolongnya?", kata Tn. Covey. "Siapa?" kata anaknya. Tn. Covey langsung menyahut: "Saya sendiri". Merekapun menyatakan sepakat. Seminggu berlalu, tidak ada apapun yang dilakukan anaknya. Tetapi Tn. Covey tetap sabar menunggu. Pada minggu kedua tetap tidak ada perubahan. Tn. Covey mengaku sudah ingin marah kepada anaknya. Tetapi dia sadar jika itu ia lakukan, jangka pendek seperti sukses tetapi jangka panjang itu merusak efektifitasnya sebagai seorang ayah yang ingin mendidik anaknya. Mereka telah sepakat setiap dua minggu mereview hasilnya. Maka pada akhir minggu kedua diapun menghampiri anaknya yang sedang bermain di halaman rumah. "Bagaimana kabar halaman rumah, nak?". Anaknya menjawab dengan ragu: "Baik-baik saja, ayah". Tn. Covey tetap menahan diri. Sesaat sebelum makan siang, dia mengajak anaknya melihat halaman rumah. Anaknya terkejut meskipun tetap mengikuti berjalan ke luar menuju halaman rumah. Anaknya kemudian terduduk di teras rumah. Tidak sanggup menahan malu. Dia menangis dan berkata: "Susah sekali, ayah". Tn. Covey dengan bijak bertanya: "Apakah ada yang ayah bisa bantu, nak?". "Benar, ayah?", kata anaknya. Tn. Covey: "Bukankah itu kesepakatan kita?". Anaknya: "Iya, ayah akan menolong kalau ada waktu". Tn. Covey: "Ayah ada waktu sekarang". Anaknya segera berlari mengambil dua keranjang sampah. Satu untuk dirinya dan satu lagi untuk ayahnya. Itulah contoh nyata kesepakatan menang-menang. Helfia Nil Chalis Advisor to Aplus Profesional Home Cleaning Sahabat Anda untuk Tetap Sehat, Bersih, dan Rapih. 0812 8022 1712 Kebiasan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan-kebaikan secara langsung atau tidak kepada diri anda. Begitupun sebaliknya. Kebiasaan buruk juga cepat atau lambat akan menghasilkan keburukan-keburukan seperti kecelakaan, musibah, sakit. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan diri anda bahwa apa yang anda lakukan adalah kebaikan. Kemudian biasakanlah melakukan kebaikan-kebaikan itu. Jika ada kebiasaan buruk yang masih anda kerjakan, maka segeralah meninggalkannya. Lakukan semua daya upaya untuk meninggalkannya sebelum dia akan memberikan dampak buruk terhadap diri anda.
Dalam dua tulisan sebelumnya saya telah membahas tentang pentingnya menjadi seorang yang proaktif dan memulai pekerjaan dengan hasil akhir yang sudah tergambar dengan jelas di dalam benak anda. Dengan kedua bekal ini anda telah mempunyai tujuan yang jelas. Selanjutnya ketika anda mulai melangkah meraih apa yang anda cita-citakan, kebiasaan ketiga yang juga perlu anda miliki adalah mendahulukan hal utama sebagai yang pertama dikerjakan: Put first things first. Seorang guru membawa setumpuk pasir, kerikil dan batu koral di muka kelas. Kemudian dihadapan murid-muridnya dia meminta salah seorang memasukkan semuanya ke dalam sebuah bejana gelas. Sang murid mulai memasukkan pasir ke dalam bejana tersebut, disusul kerikil. Tetapi bejana sudah tidak bisa menampung lagi semua batu koral. Sang guru kemudian mengeluarkan lagi sejumlah pasir, kerikil dan batu koral serta bejana gelas dengan ukuran sama seperti kali pertama. Kali ini dia memerintahkan sang murid untuk memasukkan lebih dulu batu-batu koral. Disusul dengan memasukkan batu kerikil dan terakhir pasir. Ternyata pasir, kerikil dan batu koral semuanya bisa masuk ke dalam bejana gelas tersebut. Selesai mendemonstrasikan itu, sang guru kemudian menyampaikan bahwa batu koral itu adalah perumpamaan dari hal-hal penting dalam hidup kita. Inilah yang harus menjadi prioritas untuk dilakukan terlebih dulu dari pada yang lain. Jika kita mendahulukan hal-hal lain yang tidak layak menjadi prioritas dalam hidup kita, maka suatu saat kita tidak akan mampu lagi melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan guna mencapai tujuan hidup kita. Kita akan menjauh dari cita-cita dan tujuan hidup kita disadari atau tidak. Oleh karena itu sangatlah penting untuk menentukan secara sadar apa yang menjadi tujuan hidup kita. Dari sana kita bisa menetapkan apa yang menjadi cita-cita kita dan bagaimana meraihnya. Selanjutnya setiap langkah dan keputusan yang kita ambil sebaiknya kita sudah pastikan sebagai hal penting untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup kita itu. Ketika ada langkah dan keputusan yang menjauhkan kita dari cita-cita dan tujuan hidup segeralah hentikan. Ada orang yang hanya menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya. Mereka mungkin akan berhasil meraihnya. Tetapi ketika dunia sudah di dalam genggaman mereka justru gelisah. Mereka kehilangan motivasi hidup. Hartanya tidak menolongnya untuk hidup tenang. Merekapun menyadari bahwa jabatannya juga akan hilang pada waktunya. Kekuatannya juga akan memudar. Semuanya membuat hidup mereka tidak tenang dan selalu gelisah. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mempercayai adanya akhirat. Apakah mungkin Tuhan menjadikan manusia hanya hidup di dunia ini saja dan kemudian hilang musnah begitu saja? Apakah mungkin manusia boleh berbuat sesukanya di dunia tanpa dimintai pertanggungjawabannya dari Tuhan? Dalam ajaran Islam, Tuhan tidaklah menciptakan segala sesuatu kecuali dengan tujuan yang pasti. Allah menjelaskan di dalam Al Qur'an bahwa Dia tidaklah menciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah Nya. Maka pastikan bahwa tujuan hidup anda adalah untuk meraih kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dengan tunduk dan patuh kepada segala ketentuan Sang Maha Pencipta. Silahkan gantungkan cita-cita anda di dunia dan juga di akhirat setinggi-tingginya. Selanjutnya bertawakkallah kepada Tuhan Pemelihara Alam Semesta. Itu semua anda lakukan setelah anda mengerahkan segala daya upaya secara maksimal untuk mencapai cita-cita anda. Tetapi sadarilah bahwa adapun hasilnya bukanlah anda yang menentukan tetapi terserah sepenuhnya kepada ketentuan dari Tuhan Penguasa Alam Semesta ini. Sikap anda hanyalah menerima segalanya dengan lapang dada dan senang hati karena anda yakin akan sifat Maha Pemurah, Maha Adil, Maha Pengasih dan Maha Penyayang dari Tuhan Sang Pemelihara Alam Semesta beserta segala isinya. Helfia Nil Chalis Advisor to Aplus Profesional Home Cleaning Sahabat Anda untuk Tetap Sehat, Bersih, dan Rapih 0812 8022 1712 Kebiasan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan-kebaikan secara langsung atau tidak kepada diri anda. Begitupun sebaliknya. Kebiasaan buruk juga cepat atau lambat akan menghasilkan keburukan-keburukan seperti kecelakaan, musibah, sakit. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan diri anda bahwa apa yang anda lakukan adalah kebaikan. Kemudian biasakanlah melakukan kebaikan-kebaikan itu. Jika ada kebiasaan buruk yang masih anda kerjakan, maka segeralah meninggalkannya. Lakukan semua daya upaya untuk meninggalkannya sebelum dia akan memberikan dampak buruk terhadap diri anda.
Dalam tulisan kali ini saya ingin berbagi tentang salah satu dari tujuh kebiasaan orang yang sangat efektif menurut Steven Covey dalam bukunya the Seven Habits of Highly Effective People, yaitu "Memulai Segala Sesuatu dengan Hasil Akhir yang sudah ada lebih dulu di dalam Benak Anda". Seringkali orang mulai melangkah atau mengerjakan sesuatu sebelum ybs benar-benar mengerti dan memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dia hasilkan dari usahanya itu. Jika tangga Anda tidak bersandar pada dinding yang benar, setiap langkah yang Anda ambil akan membawa Anda ke tempat yang salah lebih cepat. Jadi pastikan terlebih dahulu bahwa anda telah meletakkan tangga itu di tempat yang tepat sebelum menaiki tangga. Dengan kata lain buatlah segala sesuatu yang menjadi cita-cita atau hasil akhir dari usaha anda sejelas mungkin. Sedemikian jelasnya sehingga anda bisa membayangkan dalam benak anda seolah-olah anda sudah memilikinya. Bahkan sedemikian jelasnya sehingga anda dapat merasakannya meskipun hasil itu belum benar-benar anda capai atau miliki. Anda tentu pernah menyaksikan orang-orang hebat melakukan sebuah atraksi seperti akrobat, gerakan atletik, atau bahkan berpidato, mereka semua melakukan ritual merenung sejenak sambil membayangkan gerakan atau ucapan yang akan dilakukannya dengan sedetil-detilnya sebelum memulai atraksi. Demikian pula dalam hidup ini. Pastikan anda tahu dan bisa membayangkan hasil akhir yang ingin anda capai sebelum memulai langkah untuk menuju ke sana. Dalam bahasa Inggris, Steven Covey mengatakan: "Begin with the End in Mind". Helfia Nil Chalis Advisor to Aplus Profesional Home Cleaning. Sahabat Anda untuk Tetap Sehat, Bersih dan Rapih. 0812 8022 1712 Kebiasan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan-kebaikan secara langsung atau tidak kepada diri anda. Begitupun sebaliknya. Kebiasaan buruk juga cepat atau lambat akan menghasilkan keburukan-keburukan seperti kecelakaan, musibah, sakit. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan diri anda bahwa apa yang anda lakukan adalah kebaikan. Kemudian biasakanlah melakukan kebaikan-kebaikan itu. Jika ada kebiasaan buruk yang masih anda kerjakan, maka segeralah meninggalkannya. Lakukan semua daya upaya untuk meninggalkannya sebelum dia akan memberikan dampak buruk terhadap diri anda.
Steven Covey sangat terkenal dengan bukunya the Seven Habbits of Highly Effective People. Salah satu yang akan saya ulas dalam tulisan kali ini adalah kebiasaan pertama yaitu: Be Proactive. Kalau dalam bahasa Indonesianya: Jadilah Seorang yang Proaktif. Apakah Proaktif itu? Sederhananya Proaktif adalah kebalikan dari Reaktif. Reaktif adalah tindakan seseorang yang dilakukannya guna menjawab sebuah aksi atau masalah. Jika tidak ada aksi atau masalah yang sedang dihadapinya, dia berdiam diri tidak melakukan sesuatu. Kebiasaan ini masih lebih baik daripada seseorang yang hanya diam tidak menanggapi apapun terhadap aksi atau masalah yang dihadapinya. Akan tetapi, seringkali kebiasaan reaktif ini membuat diri seseorang tidak siap menjawab dengan tindakan yang tepat atau malah keliru dalam bertindak dan menyelesaikan masalah. Itulah sebabnya seorang yang sangat efektif dalam bekerja memiliki kebiasaan Proaktif. Kebiasaan Proaktif artinya seseorang telah mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan yang akan dihadapi baik itu berupa sebuah aksi atau masalah. Dia kemudian sudah mempersiapkan pula jawabannya dengan memilih solusi yang tepat, sehingga ketika aksi atau masalah itu datang, dia dengan cepat dan mudah dapat mengatasinya. Memiliki kebiasaan Proaktif membutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang persoalan yang dihadapi. Lewat pengalaman dan pengetahuannya itu dia bisa menyusun rencana aksi yang tepat. Diskusi dengan kelompok kerja akan sangat membantu. Semakin detil perencanaannya semakin baik hasilnya yang pada akhirnya bermuara pada hasil kerja yang efektif. Dalam dunia sepakbola, menjadi Proaktif itu bisa disamakan dengan menjemput bola. Pemain bola yang baik bisa membaca pola permainan lawan sehingga tahu kapan dan di mana dia harus berada untuk menjemput bola. Helfia Nil Chalis Adviser to Aplus Profesional Home Cleaning Sahabat Anda untuk Tetap Sehat, Bersih dan Rapih 0812 8022 1712 |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|