Sesuatu yang sudah terbiasa kita lakukan apalagi kalau sudah berlangsung sangat lama biasanya sangat sulit untuk dirubah. Ini terbukti ketika saya bertugas di LNG Site Tangguh baru-baru ini. Selama beberapa tahun sejak bergabung dengan LNG Tangguh dan bertugas di LNG Site saya mendapat satu buah mobil untuk berkendara dari kantor ke MCB (Main Control Building) yang jaraknya kurang lebih 2 km. Perjalanan yang hanya 2 km ini membutuhkan sekitar 10 - 15 menit karena kecepatan maksimum dibatasi hanya 30 km/jam. Kunci mobil selalu langsung saya kantongi kalau saya tiba di Gedung Administrasi sebelum masuk kantor. Kebiasaan ini harus terhenti ketika semua kendaraan manajemen di"pool", karena setelah memakai mobil, saya harus mengembalikan kuncinya di "pool" dalam kotak kunci di ruang sekretaris. Beberapa kali terjadi saya lupa mengembalikannya. Agar tidak lupa, saya membiasakan untuk tidak mengantongi kunci ketika sampai di Gedung Administrasi, sehingga ketika masuk kantor langsung ingat untuk mengembalikannya ke dalam kotak kunci "pool". Satu rota berjalan lancar dengan cara ini. Rota kali ini ada kejadian lucu. Begini kisahnya. Usai dari meeting di MCB saya kembali ke kantor. Setelah menindaklanjuti beberapa hal, saya kembali ke MCB untuk inspeksi pabrik. Saya lihat kunci mobil di "pool" dalam kotak kunci hanya satu buah yaitu JP-001. Dalam hati saya berpikir "Ke mana aja, ya mobil-mobil ini kok kuncinya tinggal satu". Tanpa pikir panjang saya ambil saja kunci JP-001 dan mencatatnya dalam buku. Ketika di parkiran sepintas saya lihat ada mobil JP-006 yang tadi pagi saya pakai. Kembali saya berpikir: "Kenapa mobilnya ada tetapi kok kuncinya tidak ada di pool?". Sayapun melanjutkan perjalanan dengan JP-001 ke MCB dan terus ke pabrik. Sekembalinya dari inspeksi pabrik saya menuju JP-001 di parkiran untuk pulang ke Gedung Administrasi. Anehnya remote control mobil tidak berfungsi. Berkali-kali saya coba tetap tidak bisa. Saya coba buka manual juga tidak bisa. Saya periksa remote controlnya, barulah ketahuan masalahnya. Ternyata itu kunci remote control JP-006. Lantas ke mana kunci remote control JP-001? Kan tadi saya yang bawa sendir mobil JP-001?. Saya periksa lagi saku celana, eh...kunci mobil JP-001 memang ada di sana. Baru saya sadar bahwa tadi pagi ternyata saya belum mengembalikan kunci mobil JP-006 ke "pool". Jadi saya tadi membawa kedua kunci mobil itu ke dalam pabrik. Pantas saja saku celana saya terasa lebih berat dari biasanya.
Kalau begitu, mungkin karena sudah terbiasa, ketika turun dari mobil di parkiran Gedung Administrasi pagi itu, secara refleks saya langsung mengantongi kunci. Akibatnya saya lupa untuk mengembalikan kunci mobil JP-006 ke pool sebelum masuk kantor. Ketika saya perlu mobil lagi, saya juga tidak ingat kalau saya masih memegang kunci mobil JP-006 itu sehingga saya meminjam JP-001 untuk ke MCB. Begitu juga ketika saya melihat JP-006 ada di parkiran, tetap belum ingat. Pikiran hanya fokus untuk segera ke pabrik. Begitulah, kedua kunci mobil JP-001 dan JP-006 menemani saya pagi itu dari kantor ke pabrik dan kembali ke kantor. Ha...ha..ha.. akibat faktor "u" barangkali...
0 Comments
Adalah kecenderungan setiap orang untuk merasa kecewa ketika keinginannya tidak terpenuhi. Meskipun hal ini manusiawi namun kalau salah dalam menyikapinya bisa berakibat buruk bagi yang bersangkutan. Tidak semua orang mampu membaca hikmah dari peristiwa penting yang dialaminya. Tingkat spiritual yang baik, bahkan nasehat dan bimbingan dari orang lain terkadang sangat diperlukan. Sebenarnya hanya ada satu pilihan bagi siapapun yang mengalaminya; yaitu menerima kenyataan ini dengan lapang dada dan meyakini adanya skenario terbaik yang Tuhan telah pilihkan buat kita. Pilihan sebaliknya misalnya dengan membalas dendam, mencari-cari kesalahan orang lain, atau bersedih meratapi nasib sama sekali tidak akan membantu bahkan memperburuk keadaan. Simak apa yang dialami oleh Steve Jobs, Pendiri Apple Inc. semasa hidupnya. Steve Jobs memulai usaha dari garasi ayahnya pada usia 20 tahun bersama rekannya Steve Wozniak. Mereka berdua berhasil mengembangkan Apple menjadi perusahaan beraset milaran dollar dengan ribuan karyawan hanya dalam waktu 10 tahun. Namun demikian, setahun setelah Apple meluncurkan Macintos, Steve Jobs diberhentikan oleh Komisaris Apple. Pasalnya ketika Apple merekrut orang-orang baru yang sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan terjadi perbedaan-perbedaan prinsip dengan dirinya yang sulit didamaikan. Komisaris Apple memihak kepada orang-orang baru ini dan memecat Steve Jobs. Steve Jobs memang kecewa pada saat itu seperti penuturannya suatu ketika. Namun, perlahan-lahan semangat hidupnya muncul lagi. Dia begitu mencintai pekerjaannya. Lima tahun setelah dipecat dia mendirikan NeXT, kemudian Pixar yang selanjutnya dikenal sebagai produser Toy Story, film animasi komputer pertama. Sekarang Pixar menjadi studio animasi paling sukses di dunia. Ajaibnya, suatu ketika Apple membeli NeXT dan peristiwa itu menjadi pintu masuk kembalinya Steve Jobs ke Apple. Seperti yang anda tahu Apple berkembang pesat di tangan Steve Jobs sampai akhir hayatnya. Bisa kita bayangkan bagaimana akhir ceritanya seandainya Steve Jobs tidak mampu mengambil hikmah dari peristiwa pemecatan itu. "Belakangan baru saya sadari, dipecat Apple adalah kejadian terbaik bagi saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan dengan keleluasaan saya sebagai pemula. Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup ini." Demikian penuturan Steve Jobs dalam suatu kesempatan. Marilah kita belajar dari pengalamannya ini. Berpikir positip tidak selalu mudah kecuali jika dibiasakan. Berprasangka baik terhadap apapun yang kita alami akan membantu kita mengatasi masalah seberat apapun. Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Bagi Nya amatlah mudah untuk membuat semua orang senang di dunia ini. Tetapi Tuhan telah menetapkan aturan mainnya sebelum dunia ini Dia ciptakan dan Dia tidak pernah menyalahi janjinya. Oleh karenanya kita wajib tahu aturan main Nya itu dan mematuhinya. Salah satunya adalah tentang sabar dan ikhlas dalam menerima segala ketentuan Nya. Orang sabar kekasih Tuhan. Tuhan pasti membantu orang yang sabar dan ikhlas menerima segala ketentuan Nya yang baik ataupun yang buruk. Mulai tanggal 17 February 2014 yll. LNG Tangguh bersama-sama dengan PLN meresmikan dimulainya suplai listrik ke Kabupaten Bintuni, Papua Barat, menyusul sukses pemasangan dan start-up saluran listrik dari Pabrik LNG Tangguh di Teluk Bintuni. Hal ini merupakan tonggak sejarah dimulainya pemasokan 4 Mega Watts (MW) listrik dari LNG Tangguh. (Lihat juga postingan tahun 2012 di sini). "Untuk pertama kalinya penduduk Bintuni akan memiliki listrik dalam jangka panjang yang akan dikirim dari Pabrik LNG Tangguh dan didistribusikan oleh PLN", demikian William Lin, Regional President Asia Pasific BP mengungkapkan sekaligus mengharapkan agar dalam bulan-bulan mendatang ada kelanjutannya sehingga lebih banyak lagi masyarakant Teluk Bintuni yang bisa menikmati manfaat listrik ini. William Lin melanjutkan bahwa hal ini merupakan bagian dari komitmen BP dari rencana ekspansi Tangguh serta kesadaran akan pentingnya untuk mendukung pengembangan Papua Barat. "Kami ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat, khususnya wilayah administrasi Teluk Bintuni dan UP4B atas dukungan mereka terhadap proyek ini." Sementara itu Presiden Direktur PLN, Nur Pamudji mengatakan, "PLN akan terus menambah rasio kelistrikan dengan menambah pasokan dan distribusi listrik antara lain dengan bersinergi bersama berbagai pihak". Pada waktu distart-up, listrik yang dialirkan ke Bintuni mencapai 1,8 MW dan pelan-pelan naik mencapai puncaknya 2,4MW. Dengan keberhasilan ini diperkirakan puncak beban di Bintuni dan daerah sekitarnya akan cepat naik mencapai 3 sampai 4 MW. Kesepakatan pemasokan dan penggunaan listrik yang ditandatangani oleh BP dan PLN pada tanggal 3 Desember 2013 mencakup pemasokan 4 MW listrik ke PLN selama 20 tahun untuk daerah sekitar Pabrik LNG Tangguh di Teluk Bintuni. BP sudah memiliki pengalaman 45 tahun di Indonesia dan merupakan salah satu investor asing terbesar di negara kita. Kegiatan BP didominasi dengan bisnis eksplorasi dan produksi yang salah satunya adalah operasi LNG Tangguh di propinsi Papua Barat yang mulai beroperasi pertengahan 2009. Kegiatan ekspansi sedang berlangsung untuk penambahan LNG train ke tiga. Tangguh dioperasikan oleh BP Indonesia sebagai kontraktor SKK Migas. BP memegang 37.16% saham dalam proyek ini. Partner kontrak Tangguh lainnya adalah MI Berau B.V. (16.30%), CNOOC Muturi Ltd. (13.90%), Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. (12.23%), KG Berau/KG Wiriagar (10.00%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7.35%), and Talisman Wiriagar Overseas Ltd. (3.06%). Adapun PLN adalah salah satu BUMN yang sekarang memiliki 11 anak perusahaan, termasuk 5 perusahaan yang terkait dengan pembangkitan listrik. Perusahaan lainnya terkait dengan berbagai bisnis lain yang mendukung operasi PLN. PLN memiliki dan mengelola pembangkitan, transmisi dan distribusi listrik ke seluruh wilayah Indonesia. PLN memilik 54 juta pelanggan dan masih punya ruang untuk tumbuh memberikan rasio penggunaan kelistrikan di Indonesian berada pada tingkatan 80% dengan laju pertumbuhan lebih dari 8% per tahun. PLNG berkomitmen menyediakan pelayanan terbaik bagi pelanggannya di seluruh Indonesia, mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil untuk mengurangi biaya produksi dan terus meningkatkan penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Setiap orang tentu pernah mengalami lupa. Misalnya lupa untuk mengerjakan sebuah tugas penting dengan berbagai macam alasan. Saya sering merencanakan mengerjakan sesuatu ketika dalam perjalanan ke kantor seperti membalas e-mail dari teman yang sudah sehari belum sempat dibaca. Namun, begitu saya membuka laptop terlihat beberapa e-mail lain yang masuk dan lebih urgent. Langsung saya membukanya sehingga lupa dengan niat awal untuk membalas e-mail yang dikirim teman kemarin itu. Begitu seterusnya sampai sudah lewat beberapa hari dan teman yang mengirim e-mail itu mengingatkan saya. Sehubungan dengan 'lupa' ini saya ingin berbagi pengalaman saya beberapa hari yang lalu ketika sedang bertugas di LNG Site Tangguh. Sudah sejak akhir tahun yang lalu semua kendaraaan manajemen di"pool" untuk lebih mengefektifkan penggunaannya. Akibatnya kebiasaan lama saya menyimpan barang dalam mobil harus dihentikan karena bisa jadi tidak menentu rimbanya kalau kebetulah mobil itu dipakai oleh teman yang lain. Alat pelindung diri misalnya tidak bisa lagi ditinggalkan dalam mobil. Setiap manajer sudah mendapat sebuah loker di lantai bawah Gedung Administrasi untuk menyimpan alat pelindung diri seperti helm keselamatan, sepatu keselamatan, sarung tangan dll. Malam itu saya menerima titipan raket badminton. Ketika itu saya menggunakan mobil "pool" manajemen. Tentu saja saya tidak bisa meninggalkan raket badminton itu di dalam mobil. Tetapi ketika sampai di kantor, saya lupa. Kunci mobil sudah saya kembalikan, Saya baru ingat tentang raket itu ketika hari sudah malam. Kalau saya ambil waktu itu hari sudah malam dan tempat parkirnya lumayan jauh. Kalau saya tidak ambil besok pagi, saya juga kuatir jadi gak jelas keberadaan raket itu nantinya. Apa akal supaya saya tidak lupa besok pagi untuk mengambilnya dan menyimpannya? Saya teringat pernah membaca buku "Mega Memory" tentang bagaimana agar tidak lupa. Saya langsung ambil selembar kertas kecil dan mencatat sesuatu untuk mengingatkan saya pagi-pagi besok sebelum berangkat ke kantor. Besok paginya betul saja setelah membaca catatan saya itu saya ingat untuk mengambil raket dari dalam mobil. Tapi ketika sudah di kantor siapa bisa menjamin saya tidak lupa lagi. Maka sebelum keluar kamar saya ubah letak Kartu Identitas saya yang biasanya digantung di sebelah kanan menjadi di kiri. Bukan hanya itu, saya juga merubah handphone yang biasanya saya simpan di kantong kiri ke kantong kanan. Alhamdulillah, kiat ini berhasil. Benar saja, saya hampir lupa lagi seperti biasanya, tetapi ketika saya merogoh handphone di saku kiri tidak ada, seketika itu saya ingat harus mengambil raket dalam mobil. Terus terang baru kali ini saya praktekkan apa yang saya baca dari buku "Mega Memory" dan ternyata hasilnya cukup jitu. Andapun bisa mempraktekkan kiat ini. Dalam buku itu teknik ini disebut dengan "pegging", yaitu mengasosiasikan satu hal terhadap hal lainnya yang ingin kita ingat. Otak kita dalam mengingat adalah dengan cara mengaitkan satu hal atau benda dengan benda lainnya yang sudah kita ingat dengan baik. Dalam hal contoh tadi, letak Kartu Identitas dan letak handphone dalam saku celana adalah dua hal yang sudah saya ingat dengan baik karena sudah terbiasa. Inilah yang saya kaitkan dengan raket yang masih ada di dalam mobil untuk diambil. Semoga tips ini bermanfaat. Sepintas tidak ada yang aneh dengan foto di samping ini. Sayapun ketika menggunakan pakaian coverall seragam Tangguh LNG ini juga tidak merasakan ada sesuatu yang lain dari biasanya. Pagi itu saya sudah ikut dua kali meeting di MCB (Main Control Building) juga tidak ada yang merasa aneh dengan seragam yang saya gunakan. Sampai ketika makan siang saya duduk semeja dengan Franky teman dari Jakarta yang sedang bertugas di LNG Site. Langsung saja teman ini bertanya, "Pak Helfia apa sudah ganti nama Syarifuddin Zainuddin?". Dengan agak heran, tetapi cepat saya menyadari dan memeriksa nama di sebelah kanan pakaian seragam coverall yang saya pakai. Benar saja, nama yang tertera di sana "Syarifuddin Zainuddin", teman saya di Maintenance yang sudah saya kenal sejak di LNG Badak dan bergabung di LNG Tangguh sampai sekarang. Hal yang sama pernah terjadi 2 tahun yang lalu. Saya menduga kali ini bagian laundry Indocater juga melakukan kesalahan yang sama dengan menaruh seragam teman saya Syarifuddin Zainuddin ke kamar saya di DB-504 dan mungkin seragam milik saya dikirim ke kamarnya DA-504. Ketika saya memakai seragam itu pagi-pagi saya tidak merasa pakaiannya kekecilan, tetapi setelah teman di Messhall tadi memberitahu hal itu, baru saya sadar kalau memang agak sempit dan lengannya agak lebih pendek. Segera saya telpon teman saya Syarifuddin Zainuddin dan ternyata dugaan saya benar adanya. Pakaian seragam saya ada di kamarnya DA-504 tapi kebetulan dia sempat memperhatikan jadi tidak sampai terpakai ke tempat kerja. Diapun sebelum ini juga pernah mengalami hal yang sama dan sempat memakai seragam kerja teman yang lain tetapi segera sadar kalau ada yang salah karena ukurannya berbeda. Makan malam di Messhall saya ketemu Syarifuddin. Langsung saja saya dekati dan foto buat kenang-kenangan. Saya mungkin perlu lebih teliti lagi kalau memakai seragam coverall agar jangan sampai terulang yang ketiga kalinya. Memang mengelola laundry untuk 300 an orang di Dormitory LNG Site Tangguh tentu merupakan tantangan tersendiri. Kamipun bisa memaklumi kalau 2 tahun sekali mengalami kesalahan seperti ini. Seandainya hal yang seperti ini terjadi di pabrik LNG tentu ceritanya akan lain. Biasanya setiap peralatan sudah diberi ID atau tag number yang unik agar mengurangi kemungkinan tertukar. Khusus untuk pressure relief valve ada prosedur tersendiri untuk mengatur pencabutan dan pemasangan kembali agar tidak tertukar. Dalam kesempatan kali ini saya ingin berbagi tentang "Menilai Resiko dalam Operasi Kilang Migas". Postingan terdahulu sudah pernah menyinggung tentang bahaya-bahaya dalam operasi kilang minyak dan gas. Sejatinya bisnis migas adalah bisnis pengelolaan resiko-resiko bahaya itu, yaitu bahaya-bahaya yang berpotensi ditimbulkan oleh minyak dan gas itu sendiri. Apabila perusahaan gagal dalam mengelolanya bisa dipastikan perusahaan akan mengalami kebangkrutan akibat kehilangan peralatan atau asset maupun reputasi perusahaan yang ditimbulkannya. Bagaimana kita melakukan penilaian terhadap resiko bahaya-bahaya itu? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu perlu dipahami apa yang disebut dengan resiko itu sendiri. Resiko adalah perpaduan antara kekerapan (frekuensi) suatu peristiwa kecelakaan dengan tingkat keparahannya (severity). Kekerapan terkadang juga diungkapkan dengan cara lain yaitu berupa 'probabilitas' atau kemungkinan terjadinya atau munculnya bahaya itu. Resiko terhadap sebuah bahaya akan tinggi apabila salah satu dari kedua faktor ini tinggi, yaitu kekerapan dan tingkat keparahan, begitu pula sebaliknya. Oleh karenanya untuk menurunkan tingkat resiko sebuah bahaya maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi kekerapan terjadinya kecelakaan yang bisa memunculkan bahaya tersebut atau mengurangi tingkat keparahannya apabila sampai terjadi kecelakaan. Untuk melakukan penilaian terhadap resiko bahaya kita bisa mengambil pendekatan dengan membaginya dalam beberapa tahap sebagai berikut. Tahap 1 – Memahami operasi atau perubahan yang akan dilakukan. Mengapa kita melakukannya? Apakah cara ini sudah yang terbaik? Apa saja pengalaman yang kita miliki dan apa pelajaran yang sudah kita ambil darinya? Yakinkan bahwa kita melakukan penilaian resiko sesuai dengan lingkup kerja yang akan dilakukan. Tahapan ini paling banyak menghabiskan waktu dalam rangka mencoba agar kita benar-benar memiliki pemahaman yang dalam tentang sistem yang sedang dinilai dan bagaimana keterkaitannya dengan sistem-sistem yang lain. Tahap 2 – Memahami tentang bahaya itu sendiri. Apa saja hal-hal yang bisa berpotensi menimbulkan bahaya seperti bahan kimia, sumber energi (listrik, tekanan, dll). Sering orang terjebak dengan melakukan penilaian resiko terhadap 'barrier' bukan terhadap bahayanya sendiri. Misalnya sebuah valve tidak bisa mengontrol dengan baik. Orang melakukan penilaian tentang apa akibatnya bila valve tersebut tidak bisa mengontrol dengan baik dan lupa bahwa yang harus dinilai adalah bahaya yang harus dikendalikan menggunakan valve tersebut. Kemampuan valve mengontrol adalah sebuah 'barrier' terhadap suatu bahaya. Jadi kita harus menilai resiko bahaya tersebut bukan resiko dari 'barrier'nya sendiri. Tahap 3 – Memahami apa yang bisa menyebabkan bahaya ini muncul dan menimbulkan akibat. Apa yang menyebabkannya terjadi? Umumnya ada dua penyebab utama yaitu, 1. Kegagalan alat, 2. Kesalahan manusia. Tahap 4 – Memahami potensi akibat yang bisa timbul dari bahaya tersebut. Kita harus mempertimbangkan hal terburuk yang bisa terjadi apabila kita tidak melakukan apa-apa atau semua upaya pencegahan dan pengendalian yang kita lakukan gagal. Tahap 5 – Memahami 'barrier' atau pencegahan dan pengendalian yang kita miliki dan efektifitasnya. Gunakan hirarki pengendalian, yaitu: 'Menghilangkan', 'Menggantikan', 'Memisahkan orang dari bahaya', 'Mengendalikan baik secara rekayasa teknik atau prosedural', dan 'Menggunakan Alat Pelindung Diri'. Beberapa perusahaan menggunakan matriks resiko untuk menggambarkan seberapa tinggi resiko bahaya yang sedang dinilai. Matriks ini terdiri dari dua ordinat, satu menggambarkan skala kekerapan kecelakaan dan satu lagi menggambarkan tingkat keparahaannya. LNG Tangguh menggunakan skala matriks 8 x 8 (tingkat kekerapan kecelakaan dan tingkat keparahannya masing-masing diberi skala dari 1 s.d. 8). Tahap 6 – Menentukan apakah kita memerlukan tambahan 'barrier' berdasarkan hasil matriks dari penilaian resiko tadi. Tahap 7 – Mengkomunikasikan hasil penilaian resiko kepada semua pihak yang terlibat atau berpotensi terpapar resiko tersebut seperti orang yang bekerja di sana, atau orang yang memerlukannya untuk mengambil keputusan. Tahap 8 – Meyakinkan semua tindakan yang diperlukan dari hasil penilaian resiko itu sudah diselesaikan dengan baik. Pulang dari LNG Site Tangguh beberapa hari yang lalu seperti biasa saya habiskan waktu di pesawat Boeing dari Pattimura Ambon ke Halim Jakarta dengan membaca Majalah Gatra. Kali ini saya tertarik dengan berita tentang penembakan mati tiga orang TKI di Malaysia oleh Polis Diraja Malaysia. Mereka dituduh merampok dan melawan ketika ditangkap. Tuduhan yang dirasakan mengada-ada sama seperti beberapa tahun sebelumnya. Sebelum dituduh merampok dan melawan, Mazhab alias Wahab sempat menelpon istrinya di Desa Babuak, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Wahab kemudian juga menelpon abangnya Fauzi dari Johor Baru Malaysia mengabarkan kekhawatirannya karena Pemerintah Malaysia sedang gencar-gencarnya menangkapi tenaga kerja ilegal di sana. "Di sini banyak teman ditangkap. Semua pada takut", tutur Fauzi menirukan percakapannya dengan Wahab ketika itu. Pada tanggal 11 Januari 2014, Wahab diberitakan tewas ditembak mati Polis Diraja Malaysia. Dua rekannya dari Lombok Tengah, Sudarsono dan Gusti Randa juga ditembak mati pukul 03.15 dinihari ketika polisi patroli di Km 37.7 Lebuh Raya Senai Johor Baru. Sehari sebelumnya di kawasan itu terjadi perampokan. Polisi melontarkan tuduhan mereka perampok yang melawan ketika hendak ditangkap. Keterangan Polisi Malaysia itu sungguh tidak bisa dipercaya oleh keluarga korban. Ketiga korban selama ini dikenal orang baik-baik, rajin shalat dan berbakti kepada orangtua. Ayah Wahab, Amar Ripak memastikan anaknya juga Sudarsono dan Gusti Randa orang baik-baik yang tidak mungkin merampok. Pendidikan agama amat diperhatikan di sini. Semua bisa mengaji dan memahami ilmu agama Islam. Ketiga korban sudah biasa bolak-balik ke Malaysia, kecuali Wahab yang setelah pulang kampung tahun 2008. Belakangan bisnis batakonya bangkrut dan berutang 20 juta termasuk uang kas mesjid. September tahun lalu Wahab kembali ke Malaysia sampai menjadi korban penembakan. "Jangan main tembak mati begitu. Seharusnya ada cara lain agar lebih jelas apa betul mereka merampok atau tidak", ujar Fauzi geram. Kurun 2009 - 2012 setidaknya 49 TKI tewas ditembak. Terkesan tuduhan merampok sebagai karangan untuk menutupi fakta sebenarnya. Misalnya TKI asal Jatim Sumardiono, Marsudi, Hasbullah Juni 2012 dituduh kepergok merampok di Perumahan Templer Suajan Rawang, Gombak, Selangor kemudia kabur menggunakan mobil Proton Wira, terjadi kejar-kejaran sampai menabrak pembatas jalan. Pelaku mengeluarkan pistol menembak polisi lebih dulu sehingga ditembak mati. Detemukan revolver, alat pembobol rumah, pistol semi-otomatis hasil curian dari Puchong. Bagaimana mungkin buruh bangunan yang sehari-hari hidup pas-pasan dan tidak pernah berbuat onar, tiba-tiba menjadi perampok dengan dua pisto dan mobil sedan pula. Dari mana uang mereka? Tahun 2010 Polisi Malaysia juga mengarang cerita penembakan TKI asal Sampang Madura. Dia juga dituduh merampok dan melawan petugas sehingga ditembak mati. Belakangan diketahui korban tidak punya mobil dan tak bisa mengemudi. Dia juga dikenal sebagai buruh yang baik dan tidka pernah berbuat onar. Polisi Malaysia akhirnya mengakui salah sasaran. Sampai kapan kesembronoan Polisi Malaysia dalam penegakan hukum terhadap TKI asal Indonesia bisa dihentikan? Sejauh manakah Pemerintah telah melaksanakan tugasnya melindungi warganya di manapun mereka berada? Apakah para buruh penghasil devisa negara tidak layak menerima pembelaan sebagai warga negara RI dan ditembak mati secara semena-mena hanya karena mencari nafkah tanpa ijin resmi alias ilegal? Kisah menarik yang menginspirasi semangat hidup ini saya kutip dari Kick Andy website. Seorang teman memberikan alamatnya melalui WA. Selamat mengikuti dan semoga bermanfaat. Berjuang Melawan Leukimia Akut Hidup tidak selamanya mudah karena sejatinya hidup adalah perjuangan dalam meraih kebahagiaan. Seberat apapun ujian dan cobaaan yang kita hadapi, percayalah bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian dan cobaan tersebut diluar batas kemampuan kita. Seperti apa yang dilakukan oleh para narasumber Kick Andy kali ini yang berhasil melewati segala rintangan dalam kehidupannya dan berhasil meraih dan mewujudkan mimpi-mimpinya. Dian A. Soerarso harus merasakan ujian dalam kehidupannya saat putra bungsunya, Dias W. Ramadhan yang berusia 5 tahun divonis menderita penyakit kanker darah atau leukemia jenis leukemia limfoblastik akut. Jika tidak segera ditangani maka dapat berakibat fatal bagi Dias. Kejadian tak terduga ini sontak membuat Dian dan keluarganya terpukul. Saat itu, Dian harus bisa membagi waktu antara bekerja dan menjaga Dias. Dian yang menempati salah satu posisi penting di sebuah bank swasta ini senantiasa mendampingi putranya disela-sela pengobatannya. Dias pun tidak menyerah terhadap kondisinya, dalam keadaan sakit ia tetap giat belajar. Usaha pengobatan yang dilakukan sampai ke negeri Belanda membuahkan hasil. Dias pun dinyatakan sembuh dan dapat kembali menjalankan aktivitasnya dengan normal. Pria yang sekarang bekerja di perusahaan multinasional ini menjadi lebih bersemangat dalam menimba ilmu hingga mendapat predikat Best Student di SMA-nya. Ia bahkan menyelesaikan pendidikan sarjananya dengan predikat cum laude dari Institut Teknologi Bandung. Dan kemudian meraih gelar pasca sarjananya dari sebuah universitas di Glasgow, Skotlandia. Perjuangan Dian demi kesembuhan putra bungsunya berbuah manis. Dias mampu bangkit dan terus menggapai cita-citanya. “Jangan pernah bertanya kenapa harus mendapatkan cobaan ini, karena semua kejadian selalu ada alasan dan pelajarannya. Jika dulu saya tidak sakit leukeumia, mungkin saya tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Tetap semangat dan berusaha mudah-mudahan jalan akan terbuka,” ujar Dias. Tunanetra Menjadi Mahasiswa Berprestasi Bermimpilah setinggi langit dan raihlah impianmu. Mustahil hanya untuk mereka yang menyerah. Kalimat ini begitu terpatri dalam benak Taufiq Effendi, seorang tuna netra yang tidak menyerah pada keadaan. Taufiq terlahir normal namun kecelakaan yang dialaminya saat berusia 6 tahun membuatnya lambat laun kehilangan penglihatan. Hingga di usia 10 tahun, ia menjadi tunanetra. Taufiq pun sempat frustasi dan putus sekolah selama beberapa tahun. Namun pria berusia 31 tahun ini kemudian bangkit dari keterpurukan dan melanjutkan sekolahnya hingga perguruan tinggi. Ia kemudian berhasil menyelesaikan pendidikannya di Universitas Negeri Jakarta dalam waktu yang relatif singkat dengan predikat cum laude. Saat lulus, Taufiq bahkan dinobatkan sebagai salah satu wisudawan terbaik dengan kriteria akademik dan non-akademik. Kini cahaya terang menyinari kehidupan Taufiq. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, ayah satu anak ini berusaha untuk mengembangkan semua potensi yang ia miliki demi mewujudkan mimpi-mimpinya. Ia sukses mengukir prestasi dengan meraih 8 beasiswa di luar negeri. Saat ini Taufiq sedang meneruskan pendidikannya di Sydney, Australia dari beasiswa pemerintah Australia. Taufiq berhasil membuktikan keterbatasan fisik tidak menghalangi dirinya untuk meraih mimpi-mimpinya. “Skenario terbaik adalah menjadi pesan bagi masyarakat bahwa tanpa penglihatan pun saya masih bisa berprestasi”, ucap Taufiq. Tetap Bahagia dengan Gagal Ginjal Semua orang berhak hidup bahagia. Tak terkecuali dengan sosok wanita satu ini, Elmy Suzanna. Semasa remaja, Elmy tumbuh menjadi wanita yang ceria. Kegemarannya membaca membawanya aktif diberbagai organisasi kepemudaan. Hingga ditahun 2004, Elmy harus menelan pil pahit setelah dokter memvonis dirinya menderita gagal ginjal kronis. Spontan dunia Elmy pun menjadi gelap. Semua harapan dan cita-citanya diusia muda seakan sirna. Bahkan sakit yang ia derita menjadikan Elmy takut bermimpi untuk memiliki pasangan hidup. Namun bagaimana pun bila Tuhan berkehendak, apapun bisa terjadi. Perjumpaannya dengan seorang pria bernama Hafiz Deni ditahun 2007 membawa semangat hidup baru bagi Elmy. Keikhlasan Deni menerima Elmy dengan segala kelebihan dan kekurangannya membawa hubungan keduanya pada sebuah komitmen untuk membangun rumah tangga. Kini setelah 6 tahun menikah, Elmy dan Deni mengarungi kehidupan rumah tangga dengan penuh rasa syukur. Bahkan gagal ginjal yang telah bertahun-tahun diderita Elmy tidak mengurangi kebahagiaan. Karena mereka percaya semua itu adalah anugerah dari yang Maha Kuasa dan semua akan indah pada waktunya. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|