by M Rizal Fadillah
Seperti terkejut akan pengaruh dan kemampuan Ustad Adi Hidayat yang dapat menghimpun dana 30 Milyar dalam 6 hari maka dicari-carilah kesalahan. Buzzer Istana Eko Kuntadhi (EK) dalam cuitannya memfitnah Ustad Adi Hidayat (UAH) bahwa seolah ia telah menggelapkan dana sumbangan Palestina tersebut karena menyebut donasi 60 Milyar hanya diserahkan kepada MUI sebesar 14 Milyar. UAH siap menjelaskan secara transparan semua donasi yang dihimpun serta alokasinya. Semua pihak siap untuk dihadapi termasuk auditor. UAH menyatakan tak ada sedikitpun yang dipakai atau digelapkan. OJK dan PPATK adalah mitra kerjasamanya. Pertanggungjawaban bukan hanya kepada manusia tetapi kepada Allah SWT. Bahkan secara tegas UAH menyatakan bahwa siapapun yang memfitnah ia akan bawa ke ranah hukum. EK ditantang pula oleh penulis Fahd Pahdepie agar melakukan klarifikasi atas ujaran yang berbau fitnah tersebut. Namun hingga kini EK tidak mengklarifikasi selain menyatakan bahwa cuitannya itu bertujuan positif. Perlu didukung ketegasan UAH terhadap cuitan berbau fitnah buzzer Eko Kuntadhi. Ada tiga hal yang mendasari dukungan tersebut, yaitu : Pertama, sebagai negara hukum maka proses hukum adalah pembuktian apakah ungkapan EK bahwa cuitan yang menurutnya “bertujuan positif” itu benar atau dibenarkan secara hukum ? Atau sebaliknya, hal itu adalah wujud dari suatu kejahatan berupa delik pencemaran atau fitnah. Kedua, EK yang dipandang sebagai buzzer istana harus dibuktikan bahwa ia tidak kebal hukum. Rekan-rekan lain EK seperti Abu Janda, Deny Siregar, ataupun Ade Armando sering dilaporkan oleh aktivis Islam kepada Polisi namun kasusnya selalu saja “mental” tidak berlanjut. Perjuangan UAH diharapkan mampu membobol tembok. Ketiga, demi pembersihan dan nama baik UAH sendiri. Jika tidak tegas atau mendiamkan fitnah ini, maka orang bisa saja menganggap tuduhan EK itu benar dan hal ini akan berpengaruh kepada kepercayaan publik kepada UAH ke depannya. Sinar UAH tidak boleh redup oleh permainan kotor para buzzer. Andai EK meminta maaf atas kesalahannya, maka UAH dapat menempatkan diri sebagai muslim yang secara pribadi selalu mudah memaafkan. Sedangkan sebagai warga negara yang patuh hukum agar tetap meminta penyelesaian secara hukum. Permintaan maaf tidak menghapus pidana. Tetap saja UAH melaporkan ke Kepolisian agar ada efek jera sekaligus “warning” bagi para buzzer lain yang angkuh dan merasa dirinya kebal hukum. UAH diharapkan dapat berperan bukan saja sebagai da’i tenar yang selalu ditunggu pencerahannya, tetapi juga menjadi mujahid penerobos tembok tebal kekuasaan yang selalu melindungi oknum-oknum pemfitnah, penghasut, dan pengganggu perasaan ummat. Semoga saja. Pemerhati Politik dan Keagamaan Bandung, 30 Mei 2021
0 Comments
By Asyari Usman
Presiden Jokowi menghambur-hamburkan jabatan komisaris BUMN untuk pendukungnya. Yang terbaru adalah pengangkatan Abdee Negara Nurdin atau Abdee Slank (personel band Slank) sebagai komisaris PT Telkom. Abdee adalah salah seorang Jokwer berat. Belum lama berselang, anak Gus Dur (Abdurrahman Wahid), Alissa Wahid, diangkat sebagai komisaris independen PT Unilever Indonesia. Pada Januari 2020, putri Gus Dur yang lainnya, Yenny Wahid, diangkat sebagai komisaris PT Garuda Indonesia dengan gaji 200 jutaan per bulan. Banyak pendukung Jokowi yang diberi hadiah komisaris. Belum lama ini, ketum PBNU Prof Said Agil Shirad, didudukkan di PT Kereta Api. Jauh sebelum ini, pada 2015, Fadjroel Rachman, dipasang sebagai komisaris di PT Adhi Karya. Ada sekitar 20 relawan Jokowi yang mendapat hadiah komisaris BUMN. Andi Gani Nena Wea masuk ke PT Pembangunan Perumahan (PP). Viktor Sirait, ketua relawan Barisan Jokowi Presiden (Bara JP) didudukkan sebagai komisaris di PT Waskita Karya. Lukman Edy menjadi komisaris PT Hutama Karya. Dia adalah anggota teras tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf. Ada lagi Ulin Ni’am Yusron (relawan Jokowi di pilpres 2014 dan 2019) yang dinobatkan sebagai komisaris di PT Pengembangan Pariwisata Indonesia. Eko Sulistyo (relawan pemenangan Jokowi 2019) diangkat sebagai komisaris PLN Oktober 2020. Kemudian ada Dyah Kartika Rini yang ditunjuk sebagai komisaris di PT Jasa Raharja (asuransi). Dyah adalah pendiri Jokowi Ahok Social Media Volunteer (Jasmev) yang mengaku tanpa bayar ketika Jokowi ikut pilgub DKI 2012 dan pilpres 2014. Kristia Budiyarto dihadiahi komisaris PT Pelni. Dia pendukung Jokowi yang dikenal dengan panggilan Kang Dede dengan platform Twitter. Dwi Ria Latifa (orang PDIP) didudukkan sebagai komisaris Bank BRI pada 2020. Seterusnya ada Rizal Malarangeng (adik Andi Malarangeng) yang dihadiahi kursi komisaris di PT Telkom sejak Juni 2020. Rizal adalah koordinator nasional relawan Golkar Jokowi (Gojo). Zulnahar Usman (politisi Hanura) masuk sebagai komisaris independen Bank BRI pada Februari 2020. Dia juga anggota Komite Ekonomi dan Industri yang memberikan masukan kepada Presiden Jokowi. Kemudian ada Arya Sinulingga yang diberi jabatan komisaris PT Inalum. Arya masuk ke tim Erick Thohir sebagai staf khusus. Dudy Purwagandhi mendapat hadiah komisaris di PLN. Dia ikut dalam tim kampanye nasional Jokowi-Ma’ruf. Jokower kelas berat lainnya, Irma Suryani Chaniago (orang NasDem), mendapat kursi empuk komisaris di PT Pelindo I. Irma adalah jurubicara tim kampanye nasional Jokowi-Ma’ruf (Ko-Ruf). Kemudian, Mustar Bona Ventura mendapat hadiah komisaris di PT Dahana –BUMN yang bergerak di usaha bahan peledak. Mustar adalah pendiri Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) sebagai pendukung Jokowi di pilpres 2019. Selanjutnya ada Paiman Raharjo yang ditunjuk sebagai komisaris di PT PGN (Perusahaan Gas Negara). Dia adalah ketua relawan Sedulur Jokowi. Politisi PDIP, Arif Budimanta, mendapat balas jasa sebagai komisaris Bank Mandiri. Dia disebut-sebut sebagai orang kepercayaan Jokowi. Inilah nama-nama komisaris sebagai hadiah atas kerja mereka mendukung Jokowi sejak pilgub DKI hingga pilpres 2014 dan 2019. Yang menjadi pertanyaan: apakah mereka, para pendukung Jokowi itu, berjasa untuk negara atau untuk kepentingan pribadi Jokowi? Sangat jelas mereka mendukung kepentingan pribadi Jokowi. Sebagai relawan Jokowi, mereka bukan bekerja untuk kepentingan negara. Nah, mengapa mereka mendapatkan balas jasa dengan jabatan komisaris di BUMN? Apakah BUMN milik nenek moyang Jokowi? Tentu saja bukan. Artinya, Jokowi membalas jasa para pendukungnya dengan uang rakyat lewat gaji ratusan juta sebagai komisaris BUMN. Jelas ini penyimpangan. Tidak salah kalau balas jasa seperti ini disebut sebagai salah satu bentuk korupsi. Kalau Jokowi mau membalas jasa para pendukungnya, bayarlah dengan uang sendiri. Atau berikanlah kepada mereka jabatan-jabatan yang ada di perusahaan milik Jokowi pribadi atau keluarganya. Jangan bebankan kepada rakyat melalui BUMN. Sekarang, apa yang bisa dilakukan untuk membalikkan kondisi ini? Pertama, DPR sebagai wakil rakyat harus mempersoalkan itu. Jokowi harus didesak agar menghentikan pemberian hadiah komisaris BUMN kepada para pendukungnya. Kembalikan semua jabatan komisaris kepada orang-orang yang memiliki kompetensi untuk kemajuan perusahaan negara. Kedua, para pakar hukum sebaiknya mempelajari kemungkinan adanya pelanggaran peraturan tentang pengangkatan komisaris BUMN. Kalau pelanggaran etika, sudah sangat jelas terjadi. Praktik buruk ini jangan sampai ditradisikan oleh presiden-presiden berikutnya yang merasa perlu memberikan hadiah kepada para pendukung di masa kampanye. Silakan mereka diberi posisi politis sebagai stafsus, wakil menteri, deputi, staf ahli, dsb, yang berada di lingkup pemerintahan. Jokowi berhak mengangkat siapa saja untuk posisi di pemerintahannya. Di negara-negara lain pun lumrah terjadi. 29 Mei 2021 (Penulis wartawan senior) Oleh: Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds Internasional, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Surat kabar Ibrani Haaretz edisi 13 Mei 2021 menerbitkan sebuah artikel oleh penulis Zionis terkenal, Ari Shavit. Shavit yang juga penulis di media New York Times mengatakan, “Sepertinya kita menghadapi masa yang paling sulit dalam sejarah. Tidak ada solusi dengan Palestina kecuali pengakuan hak mereka dan diakhirinya penduduka.” Sebagai penulis kritis, Shavit memulai artikelnya dengan mengatakan bahwa ‘Negara Israel’ sebenarnya sedang melewati titik tidak bisa kembali, dan ada kemungkinan bahwa ‘Negara Israel’ tidak dapat lagi mengakhiri pendudukan, menghentikan permukiman dan mencapai perdamaian. ‘Negara Israel’ juga tampaknya tidak mungkin lagi untuk mereformasi Zionisme, tidak sanggup lagi menyelamatkan demokrasi dan hanya akan memecah belah rakyatnya sendiri di negerinya sendiri saat ini. Jika demikian, tidak ada lagi selera warga negaranya untuk hidup di ‘Negara Israel’. Warga pun harus melakukan apa yang disarankan Rogel Alpher, penulis Haaretz, dua tahun lalu, yaitu meninggalkan negara itu. Jika ‘Negara Israel’ dan Yudaisme bukan merupakan faktor vital dalam identitas, dan jika setiap warga ‘Negara Israel’ memiliki paspor asing, tidak hanya dalam arti teknis, tetapi juga dalam arti psikologis. Maka semuanya sudah berakhir. Ucapkan selamat tinggal kepada teman-teman mereka dan berpindahlah mereka ke San Francisco, Berlin, atau Paris. Dari sanalah, dari negara-negara ultra-nasionalisme baru Jerman, atau negara-negara ultra-nasionalisme Amerika Serikat yang baru itu, mereka akan melihat dengan tenang dan menyaksikan “Negara Israel” menghembuskan nafas terakhirnya. “Kita harus mundur tiga langkah untuk menyaksikan negara demokratis Yahudi tenggelam. Masalahnya mungkin belum ditetapkan,” ujar Ari Shavit, yang pernah ditugaskan dalam wajib militer tentara Israel ke Lebanon. Menurutnya, yang akan mengakhiri Negara Israel bukanlah Netanyahu, Lieberman dan neo-Nazi. Bukan pula Trump, Kushner, Biden, Obama atau Clinton. Bukan pula Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa yang akan menghentikan aktivitas pemukiman. Satu-satunya kekuatan di dunia yang mampu menyelamatkan ‘Negara Israel’ dari dirinya sendiri, adalah ‘Negara Israel’ itu sendiri, dengan menciptakan bahasa politik baru yang mengakui kenyataan bahwa Palestina berakar di tanah ini. ‘Negara Israel’ perlu menemukan cara agar dapat bertahan hidup di sini dan tidak mati. Warga ‘Negara Israel’ sejak mereka datang ke Palestina, telah menyadari bahwa negara mereka adalah hasil dari kebohongan yang ditemukan oleh gerakan Zionis, di mana semua tipu daya digunakan dalam karakter Yahudi sepanjang sejarah. Dengan mengeksploitasi dan memperkuat apa yang disebut Hitler sebagai Holocaust, gerakan tersebut dapat meyakinkan dunia bahwa Palestina adalah “Tanah Perjanjian”, dan bahwa kuil yang dituduhkan berada di bawah Masjid Al-Aqsa. Gerakan Zionis telah mengubah serigala negara-negara kuat di dunia itu menjadi domba pembayar pajak hingga menjadikan ‘Negara Israel’ sebagai monster nuklir. Arkeolog Barat dan Yahudi terkemuka, Israel Felinstein dari Universitas Tel Aviv, menekankan bahwa “kuil itu juga bohong dan dongeng yang tidak ada. Semua penggalian itu juga telah terbukti tidak ada sama sekali bahkan hingga ribuan tahun yang lalu sekalipum.” Ini secara eksplisit dinyatakan dalam sejumlah besar referensi Yahudi itu sendiri. Pada tahun 1968, arkeolog Inggris, Dr Kathleen Cabinos, ketika dia menjadi direktur penggalian di Sekolah Arkeologi Inggris di Yerusalem, dia melakukan penggalian di Yerusalem dan diusir dari Palestina karena dia mengekspos mitos “Israel”, tentang keberadaan jejak Kuil Sulaiman di bawah Masjid Al-Aqsa. “Saya memutuskan berdasarkan penelitian bahwa tidak akan pernah ada jejak dari kuil Sulaiman,” ujar Cabinos. Dia menekankan bahwa kutukan berbohong itulah yang menganiaya orang-orang Israel. Kutukan itu hari demi hari menampar wajah mereka sendiri dalam bentuk pisau di tangan orang-orang Maqdisi, Khalili dan Nabulsi, atau dengan lemparan batu kolektif atau sopir bus dari Jaffa, Haifa dan Acre. Orang-orang “Israel” sebenarnya menyadari bahwa mereka tidak memiliki masa depan di Palestina, karena itu bukan tanah tanpa orang, karena mereka berbohong. Gideon Levy, penulis yang juga seorang Zionis sayap kiri, pun mengakui, problematikanya bukan pada keberadaan rakyat Palestina, tetapi superioritas “Israel”. Ia menyebutkan, orang-orang Palestina berbeda dari umat manusia lainnya. Ketika tanah mereka diduduki, para pemuda mereka dipenjara, wanita-wanitanya juga dinistakan. Lalu dikatakan kepada mereka beberapa puluh tahun lalu agar melupakan tanah airnya. Namun mereka tidak akan pernah melupakan tanah air mereka. Beberapa tahun kemudian yang terjadi justru mereka kembali kepada dengan pemberontakan bersenjata Intifadah pada tahun 2000. Ketika pasukan Israel mengancam akan menghancurkan rumah-rumah mereka dan memblokade mereka selama bertahun-tahun. Mereka orang-orang Palestina justru semakin berani melawan. Mereka bahkan mendatangi pasukan Israel melalui bawah tanah dan melalui terowongan. Ketika pasukan Israel menyerang mereka. Aksi perlawanan justru memasukkan teror ke setiap rumah-rumah di “Israel”. Mereka malah menyebarkan ancaman dan intimidasi, seperti yang terjadi ketika pemuda mereka berhasil merebut saluran media “Israel 2”. “Singkatnya, tampaknya kita menghadapi orang-orang yang paling sulit dalam sejarah, dan satu-satunya solusi dengan mereka adalah pengakuan atas hak-hak mereka dan diakhirinya pendudukan,” ujar Gideon Levy. Sistem pertahanan tercanggih ‘Iron Dome’ pun sudah tak kuasa menahan gempuran roket-roket rakitan dari para pejuang Palestina dari Jalur Gaza. Serangan roket-roket walau dalam jumlah relatif kecil dari Suriah dan Lebanon, semakin memusingkan pasukan Israel. Belum lagi aksi-aksi konfrontasi berani mati warga di Tepi Barat, aksi menabrakkan mobil ke pasukan Israel, hingga perlawanan pilitik dari warga Negara Israel-Arab Muslim di Tel Avivi. Belum lagi demo dari warga Negara Israel sendiri yang menuntut mundurnya Netanyahu. Dunia tinggal menunggu lolongan terakhir mencekik leher para pemimpin ‘Negara Israel’ yang tak berperikemanusiaan itu. Kita tinggal waktu saja, sambil ditimpa dengan doa-doa mustajab kita di penghujung malam. (A/RS2/P1) Sumber: Haaretz, surat kabar Ibrani. Mi’raj News Agency (MINA) by M Rizal Fadillah
Muchammad Nabiel Haroen, S.Pd, M. Hum anggota DPR Fraksi PDIP meminta agar bantuan masyarakat Indonesia untuk Palestina di audit. Usulan yang seperti simpatik tapi dapat diinterprestasi sebaliknya. Prasangka atau antipati. Gerakan bantuan Palestina bersifat insidentil dimana dalam kasus saat ini jelas disebabkan oleh membabi buta serangan Israel ke jalur Gaza yang menewaskan banyak warga Palestina, termasuk anak-anak. Bangunan banyak yang hancur. Awalnya pengusiran sewenang-wenang di Sheikh Jarrah dan serangan ke Masjidi Al Aqsho. Bantuan rakyat Indonesia dipastikan tidak cukup untuk melakukan rekonstruksi. Usulan Nabiel Harun patut disikapi dengan pentingnya dilakukan audit yang transparan untuk kondisi kas partai partai khususnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Hal ini mengingat terbukti bahwa PDIP adalah partai dengan kader yang terbanyak korupsi. Dan korupsi kader khususnya mereka yang memiliki jabatan strategis diduga kuat mengalokasikan dananya untuk kas Partai. Partai di Indonesia cenderung pragmatis dan transaksional. Bukan hanya konteks korupsi tetapi juga alokasi dana dari Cabup/Wakil, Cawalkot/Wakil atau Cagub/Wakil, bahkan Capres/Cawapres untuk maju dari PDIP bukan mustahil harus mengeluarkan biaya "kendaraan" yang artinya ini menjadi pengisi kas atau pundi-pundi Partai. Belum lagi dari setoran wajib anggota legislatif di semua tingkat. Tercatatkan secara formal yang terlaporkan secara resmi ? Audit Partai secara transparan harus dilakukan, jangan sampai juga ada dana Partai yang digunakan untuk suap atau pelicin Jabatan tertentu. Tentu ada timbal balik dari suap tersebut. Kembali ke kas Partai lagi. Perputaran dana-dana misterius begini biasanya tidak terlaporkan. Karenanya harus ada dan dimulai audit terbuka bagi publik mengenai kondisi kas Partai. PDIP sebagai pemenang Pemilu harus memberi contoh. Jangan sok transparan, obyektif, dan mempermasalahkan bantuan sukarela untuk kepedulian kemanusiaan Palestina, padahal kondisi keuangan Partai sendiri tidak teraudit dengan baik. Ayo Nabiel Harun lantanglah berteriak agar kas PDIP diaudit secara transparan. Itu baru hebat dan patut diacungi jempol. Anggota legislatif yang kritis dan peduli. Ingin membersihkan semua. Ada ketidakpercayaan pada Pemerintah yang menyangkut dana-dana umat. Setelah dana haji diragukan penggunaan, dana zakat, wakaf, kini dana Palestina pun dikotak atik. Apakah akan dipajak atau digasak? Rakyat tahu Pemerintah sedang pusing dengan kondisi keuangan negara, hutang terus digali meski harus dengan menjual harga diri, demikian juga dengan penarikan dana masyarakat yang terus meningkat. Rakyat semakin sengsara dan menderita. Mulailah gerakan pembenahan dari pembersihan Partai Politik. PDIP harus membuktikan sebagai partai yang bukan terkorup, terboros, atau terbesar bermain suap menyuap. Jalannya adalah audit kas Partai secara transparan. Rakyat berhak tahu bahwa Partai bukanlah penjahat keuangan negara. Terimakasih Muchammad Nabil Harun yang kritis soal keuangan. Ayo Audit kas Partai dengan memulai dari PDIP sendiri. Kita semua akan mendukung dan bahagia. *) Pemerhati Politik dan Kebangsaan. Bandung, 23 Mei 2021 Akhirnya diumumkan gencatan senjata antara Israel dan Palestina. PM Israel Benyamin Netanyahu menyatakan seluruh anggota Kabinet Keamanan Israel dengan suara bulat menyetujui gencatan senjata yang dimulai Jum'at dini hari ini. Abu Ubaidah pemimpin HAMAS membenarkan terjadinya gencatan senjata.
Gencatan senjata adalah kekalahan Israel dan kemenangan Palestina khususnya HAMAS. Jalur Gaza yang dibombardir tidak memberi efek menyerahnya HAMAS, sebaliknya roket-roket yang menghantam seluruh kota Israel adalah pukulan telak. Warga Israel panik bahkan seperti di Lod antar warga cenderung berpecah belah. Penyerangan Israel yang dihentikan sebelum HAMAS menyerah adalah kekalahan Israel. Efek konflik Palestina Israel, membuat Israel tertekan. Amerika pelindungnya kocar kacir didemo warganya yang mendukung Palestina. Mayoritas anggota PBB mengecam dan mengutuk Israel. Bahkan beberapa di antaranya berniat menyeret Israel ke Mahkamah Internasional. Dunia berada dibelakang Palestina yang artinya di belakang HAMAS. Israel kocar kacir, menderita kerugian besar dalam konflik ini. Politis, diplomasi dan material. Kejutan roket "Al Qassam" yang menghantam kota-kota Israel memprediksi keruntuhan Israel ke depan. Tanah yang dijanjikan telah menjanjikan Israel untuk masuk tanah. Kebengisan dan kebrutalan tentara Israel adalah menifestasi dari kepengecutan. Penulis Amerika Norman Finkelstein menyatakan Israel adalah perampok dan Palestina berhak untuk mengambil kembali tanah yang dirampok dan dikuasai secara ilegaI oleh Israel. Gencatan senjata adalah keoknya Israel, kesempatan Palestina khususnya di Jalur Gaza untuk melakukan rekonstruksi. Mental pejuang HAMAS terbukti kuat dan tentu akan diperkuat. Roket-roket hebat akan diproduksi masif di tingkat lokal dan mungkin di luar sebagai pasokan. Israel makin ketakutan. Mitos ketangguhan iron dome telah runtuh. Palestina akan semakin kuat. Israel terpukul hebat. Sejarah akan mencatat kegemilangan Palestina ke depan menuju kemerdekaan dan kedaulatannya. Selamat menikmati kesedihan, wahai penjahat perang zionis Israel. by M Rizal Fadillah Pemerhati Politik dan Kebangsaan Bandung, 21 Mei 2021 Gencatan Senjata Antara HAMAS dan Israel, Jum'at, 21 Mei 2021. pukul 02.00 ALLAHU AKBAR !!! 🇵🇸🇵🇸🇵🇸
لَا يُقَا تِلُوْنَكُمْ جَمِيْعًا اِلَّا فِيْ قُرً ى مُّحَصَّنَةٍ اَوْ مِنْ وَّرَآءِ جُدُرٍ ۗ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدٌ ۗ تَحْسَبُهُمْ جَمِيْعًا وَّقُلُوْبُهُمْ شَتّٰى ۗ ذٰلِكَ بِاَ نَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُوْنَ "Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu padahal hati mereka terpecah belah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti." (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 14) Israel pada akhirnya meminta gencatan senjata dengan Hamas, melalui berbagai mediatornya, Amerika dan negara-negara Arab khususnya Mesir. Ini artinya Israel tidak memiliki kesiapan, terutama kesiapan mental untuk melanjutkan perang. Dari sisi persenjataan dan dukungan internasional, Israel mendapat dukungan dari Amerika dan mayoritas negara-negara eropa. Ketidaksiapan mental Israel untuk berperang lebih lama lagi terutama di kalangan masyarakat Yahudi yang mengalami langsung serangan roket-roket Hamas. Dalam berperang, orang-orang Yahudi siap menyerang tetapi tidak siap mendapat serangan. Bila mendapat serangan, mental mereka langsung runtuh. Mental ini diungkapkan ayat al-Quran di atas. Negara israhell berani memulai perang dengan Hamas karena merasa aman memiliki Iron Dome dan tembok raksasa yang membentengi mereka dari serangan-serangan Hamas dan para pejuang Palestina lainnya. Karena Iron Dome tidak mampu menahan serangan gencar roket-roket Hamas dan Jihad Islami maka roket-roket itu pun jatuh menghantam dan menghancurkan bukan saja bangunan dan rumah-rumah mereka tetapi juga menghancurkan dan meruntuhkan mental mereka. Ayat al-Quran lainnya menjelaskan kenapa mental masyarakat Yahudi mudah runtuh bila mendapat serangan? Karena mereka hidup untuk menikmati dunia bahkan paling rakus terhadap kehidupan dunia. Firman Allah: وَلَتَجِدَنَّهُمْ اَحْرَصَ النَّا سِ عَلٰى حَيٰوةٍ ۛ وَ مِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا ۛ يَوَدُّ اَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ اَ لْفَ سَنَةٍ ۚ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهٖ مِنَ الْعَذَا بِ اَنْ يُّعَمَّرَ ۗ وَا للّٰهُ بَصِيْرٌ بِۢمَا يَعْمَلُوْنَ "Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 96) Prinsip materialisme radikal inilah yang membuat mental bangsa yang pernah dikutuk Allah menjadi kera itu sangat rapuh. Berbeda dengan rakyat Palestina yang secara umum beriman kepada Allah dan meyakini bahwa gugur dalam perang ini merupakan kemuliaan mendapat mati syahid sebagaiman yang diajarkan Islam. Dengan keimanan dan harapan kepada Allah ini rakyat Palestina dengan gagah berani melawan kaum penjajah zionis itu sekalipun hanya bersenjata batu. Tetapi mental mereka yang sangat tangguh menjadi "senjata" tetsendiri hingga mampu meruntuhkan mental penjajah yang pengecut itu. Setelah gencatan senjata ini, bila tidak dikhianati Yahudi, Israel akan berusaha memperbaiki sistem pertahanan udaranya, Iron Dome. Bila merasa sempurnna dan tidak bisa ditembus oleh serangan Hamas dan Jihad Islam, maka kaum zionis itu akan memulai lagi serangan-serangan terhadap rakyat Palestina. Karena bangsa Yahudi dikenal sebagai bangsa yang tidak pernah bisa komit dengan perjanjian. Tetapi Hamas dan rakyat Palestina sudah sangat mengenal karakter Yahudi sehingga mereka juga tidak perlu diajari agar senantiasa waspada menghadapi berbagai pengkhianatan Yahudi. Gencatan senjata ini jelas menjadi kemenangan Hamas dan rakyat Palestina karena berhasil meruntuhkan mental bangsa Yahudi yang didukung persenjataan canggih itu. Karena itu, saat ini mereka sedang merayakan kemenangan seraya bertakbir mengagungkan Allah. Sekalipun rumah-rumah mereka hancur tetapi mental mereka tetap tegak tinggi dan penuh kemuliaan. Semoga Allah memberikan kemenangan tuntas kepada kaum muslimin Palestina atas bangsa Yahudi pengkhianat dan penjajah itu. Setelah digempur dengan ribuan serangan rudal oleh sayap militer Hamas dari Gaza, akhirnya Kabinet Israel menyetujui untuk melaksanakan gencatan senjata sepihak mulai pukul 2 hari Jumat waktu setempat. Gencatan senjata sepihak ini menandakan Israel kalah.
Abu Ubaidah mengatakan dalam sebuah pernyataan di TV Al Aqsha: "Kami mengatakan dengan jelas bahwa kami telah menyiapkan serangan yang mencakup seluruh Israel dari Haifa hingga Ramon, tetapi kami menunda untuk menanggapi gencatan senjata dan Mediator Arab yang ikut campur. Kami mengatakan kepada penjajah bahwa anda menghadapi ujian nyata, menyerah atau kami menyerang rudal hingga batas jam 2 pagi". Siapa sosok Abu Ubaidah? Dalam perang kali ini dia menjadi Juru Bicara Militer Brigade Al Qassam. Israel bertahun-tahun berusaha mencari sosok misterius ini. Dalam setiap penampilannya di depan publik, wajahnya selalu ditutupi dengan kain. Apakah karena takut dikejar Israel? Ternyata tidak. Dia menjaga dirinya agar senantiasa dalam keikhlasan berjuang karena Allah, bukan mengharap apapun selain rido Nya semata. Operasi militer Hamas kali ini bersandi "Sword of Yerussalem". Abu Ubaidah mengatakan dalam operasi militer kali ini dia akan menggempur Israel habis-habisan tanpa ada batas waktu. Dalam pidatonya, Abu Ubaidah mengatakan: "Kita melakoni peperangan dengan terhormat dan segenap kesadaran mewakili seluruh umat Islam. Kita berhasil menghinakan Israel dan tentaranya. Kita telah persiapkan serangan roket dengan kekuatan sangat besar". Hamas memenuhi seruan negara-negara Arab agar menerima gencatan senjata dan menunda serangan besar-besaran ke Israel. Hamas mengajukan syarat gencatan senjata antara lain agar Israel berhenti menistakan Al Aqsha, hentikan kejahatan di Syeikh Al Jarrah dan bebaskan semua tahanan yang ditangkap Israel. Dengan persetujuan gencatan senjata oleh Kabinet Israel, berarti Israel telah mengakui kekalahannya. Sumber: Portal-Islam.id. Akhir-akhir ini bertebaran isu negatif tentang HAMAS (Gerakan Perlawanan Islam Palestina) di berbagai media mainstream nasional, internasional dan juga di media sosial (FB, Twitter, Instagram, Tiktok dll).
Isu yang disebar bermacam-macam, mìsalnya HAMAS dituduh teroris, Pemimpin HAMAS menjual konflik Palestina untuk kepentingan pribadi, serta HAMAS menggunakan bantuan internasional untuk memperkaya diri sendiri. Muara isu tersebut mudah ditebak yaitu menggiring opini publik nasional dan internasional bahwa HAMAS tidak serius berjuang membela rakyat Palestina. Di sisi lain kampanye tersebut juga menyelipkan pesan bahwa Israel berhak menyerang Palestina/HAMAS untuk mempertahankan diri. Kampanye negatif ini dilakukan secara sistematis, massif, terstruktur dan terencana dengan dukungan logistik yang tidak terbatas. Strategi penguasaan, penggiringan dan mobilisasi opini di media mainstream serta kontrol sosial media dalam perang Palestina-Israel bertujuan untuk memenangkan hati dan pikiran publik internasional atau lazim dikenal dengan "Psychologycal Operations (PsyOps)." Apabila hati dan pikiran masyarakat sudah dimenangkan, maka tidak akan mendapat kesulitan di daerah operasi tempur. Strategi yang mengacu pada teori Sun Tzu inilah yang dilakukan Israel saat ini. Jika Israel berhasil dalam perang opini (Psychologycal Operations) maka Palestina/HAMAS dipastikan akan kehilangan dukungan politik serta logistik dari simpatisan internasional, situasi ini seperti ikan yang terpisah dari airnya. Penggiringan opini negatif tersebut juga didesain untuk melumpuhkan dan mengisolasi HAMAS dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Palestina, sekaligus memutus mata rantai dukungan nasional dan internasional terhadap perjuangan Palestina. Jika mau jujur, saat ini kekuatan riil yang punya keberanian, ideologi, moral, serta kekuatan senjata dan logistik melawan Israel hanya HAMAS, kekuatan lainnya termoderasi bahkan ada yang terbeli. Untuk itu, kepada kaum pro demokrasi baik di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya khususnya di Palestina, jangan ke kanak-kanakan dengan memusuhi dan mengisolasi HAMAS, apalagi ikut terseret dalam arus opini negatif yang dibangun Israel. Israel berharap HAMAS menjadi musuh bersama sehingga hanya faksi moderat dan antek-anteknya yang mewakili Palestina dalam setiap perundingan maupun diplomasi agar bisa disetir dan didikte sesuai kepentingan politik-ekonomi Israel. Jika gerakan pro demokrasi di dunia khususnya di Indonesia ikut menyebarkan apalagi mendukung opini yang dibangun Israel, maka sama saja menyerahkan jutaan nyawa rakyat Palestina di moncong senapan Israel serta menyerahkan mekanisme Demokrasi ke tangan Rezim Zionis anti Demokrasi. Wassalam. Muhammad Ikhyar Velayati (Koordinator Forum Aktifis 98) Isu Palestina-Israel sudah mendunia artinya segala peristiwa dan keadaan di tanah Palestina akan dan telah menjadi perhatian dunia, apakah dunia Islam maupun dunia selainnya. Makna lebih dalamnya adalah Palestina termasuk warganya tidak lagi sendirian dalam berjuang untuk kedaulatannya. Peristiwa yang berkaitan dengan Masjid Al Aqsho selalu menjadi magnet dan empati.
Serangan roket Hamas dan pejuang Islam lainnya di Jalur Gara menjadi kejutan. Khususnya bagi Israel yang terkaget bahwa benteng pertahanannya dapat ditembus oleh pejuang Palestina. Mitos proteksi "Kubah Besi" yang kokoh telah runtuh. Palestina ternyata lebih maju dan kuat. Gempuran balasan Israel baik dari udara maupun rencana laut dan mungkin darat, hanya memancing masuknya relawan milisi dari berbagai penjuru dunia untuk membantu perjuangan Palestina. Belum lagi kedatangan pasukan berskala negara seperti Yordan, Turki, dan Qatar. Semakin brutal Israel semakin banyak kutukan internasional kepada negara zionis ini. Semakin banyak pula bantuan kepada Palestina. Dewan Keamanan PBB terpaksa bersidang meski dengan hasil keputusan yang diduga moderat. Sidang OKI walau virtual harus menyatukan langkah bersama yang lebih konkrit. Dualisme pandangan akan berubah ketika eskalasi kebrutalan Israel meningkat. Negara Islam yang telah mengadakan perjanjian dengan Israel untuk sementara perlu melupakan dan mengabaikannya. "Save Palestine" menjadi prioritas. Tiga alasan mengapa Palestina akan semakin kuat pasca kejutan roket "Al Qassam" yang membombardir kota-kota di Israel atau disebut dengan operasi "Hijarotus Sijil Al Qassamiyah", yaitu : Pertama, jika gempuran Israel semakin brutal sementara DK PBB plintat plintut, maka Palestina akan dibantu milisi relawan dari berbagai penjuru dunia dan pasukan resmi negara tertentu. Moral perjuangan pejuang dan rakyat Palestina akan meningkat. Hamas (Jalur Gaza) dan Al Fatah (Tepi Barat) bergabung dan bersatu. Kedua, Jika DK PBB maupun OKI menyerukan dan memaksakan gencatan senjata, maka hal ini artinya kemenangan ada di pihak Palestina. Hamas dan kekuatan lain dapat memproduksi lebih banyak dan lebih canggih roket-roket yang siap menghancurkan kota-kota Israel ke depan. Kemampuan merakit persenjataan sendiri kini terbukti dan menakutkan Israel. Ketiga, Majelis Umum PBB didesak mengeluarkan Resolusi perlindungan warga Palestina, dan sebagaimana Resolusi sebelumnya hal ini akan disetujui oleh mayoritas anggota PBB. Meski Resolusi ini lemah pada aspek penegakkan hukumnya, namun menjadi modal "moral dunia" untuk melindungi Palestina. Wilayah Palestina terbagi dua entitas politik yaitu wilayah pendudukan Israel dan Otoritas Nasional Palestina. Deklarasi kemerdekaan dilaksanakan pada tanggal 15 Nopember 1988 oleh Dewan Nasional PLO di Aljier. Di PBB PLO berstatus "pengamat" sebagai "entitas non negara". Hingga 18 Januari 2012 sudah 129 negara anggota PBB mengakui Negara Palestina. Sengketa kedaulatan dengan Israel menjadi sebab Palestina belum mendapat pengakuan penuh. Sejalan dengan "serangan kejutan" roket pejuang Palestina, maka dampak kebijakan apapun yang diambil, insya Allah akan menambah kuat Palestina. Perwujudan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat hanyalah masalah waktu, dan waktu itu akan semakin pendek. Makar Allah lebih baik dari makar siapapun. Termasuk makar si Dajjal penjahat perang, Israel laknatullah ! by M Rizal Fadillah Pemerhati Politik dan Kebangsaan Bandung, 18 Mei 2021 Pagi buta, 9 Desember 1947, satu pasukan Belanda berjumlah tak kurang seratus orang merangsek sebuah desa bernama Rawagede (perbatasan Karawang Bekasi). Mereka bersenjata lengkap, siap tempur, dan mereka maju berjalan kaki, menyisir setiap jengkal lokasi. Itu operasi militer serius.
Apa misi pasukan Belanda ini? Mereka hendak menangkap Lukas Kustaryo. Apa dosa Lukas? Simpel: dia adalah ekstremis, teroris, begundal, dan sering merepotkan militer Belanda. Lukas ini memang mantan Komandan Regu PETA, jadi dia memang bisa melawan. Setelah Indonesia merdeka 1945, Lukas menjadi bagian tentara Indonesia. Jepang kalah PD II, maka Belanda kembali datang ke Indonesia. Ribuan pasukannya datang dengan kapal2 laut. Demikianlah, tahun2 itu bagi sebagian besar penduduk Belanda, apalagi bagi pasukan Belanda, tanah Indonesia ini milik mereka. Misi mereka adalah Gold, Glory, Gospel. Mereka tidak pernah mikir sedikit pun jika siapa sebenarnya yg tinggal dan menetap Indonesia ini. Bagi mereka, Indonesia adalah tanah yang dijanjikan utk kesejahteraan bangsanya. Pagi itu, seratus lebih pasukan Belanda tersebut menyerbu Rawagede, mereka membagi pasukan jadi tiga. Tentu penduduk lokal melawan, masa' pasrah. Apa kata pasukan Belanda, 'Begundal menyerang misi mereka. Mencegah mereka menangkap Lukas.'. Maka dimulailah pertempuran. Pasukan Belanda yg membawa sten gun, mortir, jelas lebih tinggi teknologinya dibanding penduduk. Pertempuran meletus, penduduk kalah. Pasukan Belanda akhirnya bisa masuk Rawagede. Tapi dimana Lukas? Tidak ada. Seharusnya selesai dong, Lukas tidak ditemukan, teroris itu tidak ada, kamu orang pasukan Belanda balik ke markasnya baik2. Ternyata tidak. Apa yang dilakukan kemudian oleh pasukan Belanda ini keji sekali. Mereka menyuruh penduduk laki2 berbaris. Termasuk remaja (anak2). Kemudian mereka melepas tembakan, dor! dor! dor! Diberondong habis2an. Tidak kurang dari 431 penduduk Rawagede mampus hari itu. Kepalanya ditembus peluru. Itu versi saksi mata penduduk setempat. Menurut versi Belanda, itu lebih kecil jumlahnya, HANYA 31 orang. Hanya loh ya, 31 itu keciiil sekali, namanya perang. Mereka santai kembali ke markas mereka setelah eksekusi tsb. Nah, pertanyaannya: di mana LUKAS? Tidak ada. Di mana inlander ekstremis itu? Tidak jelas. Boleh jadi itu cuma bualan pasukan Belanda saja. Bahwa Lukas berlindung dibalik rakyat. Bahwa Lukas bersembunyi dibalik anak2 dan wanita. Belanda berhak dong membela diri. Markas Belanda tiap hari dilempari batu, bambu runcing, dan anak panah. Konon katanya, nyaris 10 juta bambu runcing dilempar ke markas mereka oleh begundal Lukas dkk. Kalau saja markas mereka tdk punya teknologi tinggi, bisa mati semua sampai Belanda sana. Jadi Yes! Pembantaian Rawagede punya argumennya. Itu hak Belanda membela diri. ITU JUSTERU MENCEGAH TEROR DARI PENDUDUK LOKAL! Bacalah sejarah ini. Atau jangan2 kamu tidak tahu? Wah, kacau ini. Teriak NKRI tiap hari, teriak Pancasila tiap hari, sejarah bangsa sendiri tidak tahu? Dul, Indonesia itu merdeka setelah mati2an berjuang. Bukan karena hadiah. Kita itu dijajah ratusan tahun. Itu fakta, bukan hoax, bukan halu. Sejak 1600-an kita sudah dikangkangi oleh penjajah. Apakah pembantaian Rawagede hoax? Pengadilan Belanda telah mengakui peristiwa ini, dan memerintahkan membayar 240 juta ke setiap korban. Sungguh itu lucu sekali! Membuat terpingkal. Nyawa rakyat Indonesia hanya dihargai 240 juta. Setelah 70 tahun berlalu, nilai uang ini sejatinya seperti upil saja. Tapi baiklah, setidaknya mereka telah mengakui itu pembantaian. Karena hari ini, masih banyak yg tdk mau menerima bahwa begitu banyak pembantaian telah dilakukan di muka bumi. Dan pembantai malah dianggap pahlawannya, paling bermoral. Sementara yg dibantai adalah penjahatnya. Hari ini, orang2 siap sedia membela habis2an pembantai--bahkan saat dia jelas2 tidak satu agama, tidak satu bangsa, tidak satu bahasa. Dia TETAP memilih membela sang pembantai. Tidak tersisa lagi sisi kemanusiaannya, yg ada hanyalah: kebencian. Maka semoga kalian bisa lebih baik menilai. Ketahuilah, mau apapun kejadiannya, dimanapun, masa lalu, masa depan, dll, dsbgnya, penjajahan adalah penjajahan. Pembantaian adalah pembantaian. Berhentilah jadi corong membelanya. Kita bela habis2an, kita cuma dianggap penduduk kasta rendah saja oleh mereka. Tabik. Tere Liye, penulis novel RINDU |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|