Upaya Menurunkan Resiko Kecelakaan Kerja Secara Berkesinambungan![]() Salah satu visi LNG Tangguh adalah "Continues Improvement". Di dalam dokumen "How We Operate" atau "Bagaimana Kita Beroperasi", yaitu dokumen yang menjabarkan tentang budaya kerja yang ingin dicapai perusahaan, tertuang dengan lebih jelas tentang program "Continues Improvement" ini. Yaitu bahwa OneTeamTangguh melakukan upaya menurunkan resiko kecelakaan dan meningkatkan efisiensi setiap hari. Saya ingin mengajak teman-teman memperhatikan salah satu upaya Tangguh LNG yang kiranya bisa menjadi inspirasi. Masih ingat dulu kita biasa melihat orang memotong rumput dengan alat penebas rumput yang terbuat dari selembar baja tipis yang tajam di dua sisinya dan diberi tangkai untuk memegang seperti tongkat? Kemudian berkembang teknologi menggunakan mesin dengan prinsip kerja yang hampir sama tetapi mampu menyelesaikan pekerjaan memotong rumput dengan lebih cepat. Sayangnya ternyata bahaya alat ini terhadap orang yang menggunakannya maupun orang sekitar sangat tinggi. Pelat pemotong bisa saja terlepas dan mengenai orang. Begitu juga batu kerikil bisa terlembar dan mengenai orang atau benda lain di sekitarnya. ![]() Begitulah, pada mulanya pekerjaan pemotongan rumput di LNG Site Tangguh menggunakan mesin pemotong rumput manual seperti ini. Untuk mengurangi resiko kecelakaan, maka sisi pelat pemotong dipasang pelindung. Begitu juga pekerjanya diwajibkan menggunakan pelindung kepala dan dada. Namun demikian masih ada potensi bahaya lainnya. Pernah terjadi lentingan batu kerikil menghantam kaca mobil yang kebetulan lewat di dekat lokasi pemotongan rumput. Itulah sebabnya seperti dalam gambar, setiap ada pekerjaan pemotongan rumput selalu dipasang jaring di sekitarnya. Ini untuk mencegah kalau ada benda seperti batu yang terlempar tidak sampai melukai orang atau mengenai kendaraan yang lewat di dekatnya. Pernah sebelumnya digunakan terpal, tetapi batu masih bisa melanting keluar dari batas pagar sehingga sampai sekarang yang digunakan adalah jaring. Selain itu juga dipasang rambu-rambu untuk mengingatkan pengemudi kendaraan yang lewat di dekat lokasi agar membunyikan klakson, sehingga petugas pemotong rumput bisa berhenti sejenak sampai kendaraan sudah lewat dengan aman. Tidak cukup sampai di situ, pihak Logistik yang bertanggungjawab terhadap area di sekitar Dormitory dan Gedung Administrasi LNG Site Tangguh, juga berinisiatip mengganti rumput di pinggir jalan dengan sejenis tanaman merambat yang tidak memerlukan pemotongan terlalu sering. Selain mengurangi resiko kecelakaan, ternyata inisiatip ini sekaligus juga mempercantik lingkungan di area tersebut.
Kesimpulannya, selalu ada cara untuk bekerja dengan lebih aman selama kita mengutamakan safety. Safety starts with the right mindset. BE Safe Today is BEST. Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network.
1 Comment
![]() Oleh Alief Bakhtiar Seri tulisan ini adalah cuplikan dari buku Alief Bakhtiar "Mutiara Kehidupan Berbalut Salju" yang bercerita tentang pengalamannya ketika bertugas di Hammerfest - Norwegia sewaktu masih bekerja di Seksi Laboratorium Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur. Bersama Tim Badak LNG ketika itu Alief ditugaskan bersama-sama Tim start-up pabrik LNG di Hammerfest - Norwegia. Berbagai kisah menarik kiranya sangat penting agar kita sebagai satu bangsa bisa belajar dari bangsa lain yang sudah lebih maju budayanya. Saya akan menerbitkan tulisan Alief ini dalam beberapa seri. Semoga bermanfaat. Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network. MOBIL PERDANA MENTERI Cerita ini bukan berasal dari aku sendiri, tapi berasal dari teman Norwegia-ku. Sebut saja namanya Andy. Dia ini senang sekali menceritakan kepadaku tentang hal – hal yang lagi terjadi di Norwegia. Katanya, belakangan ini masyarakat Norwegia kesal dengan Perdana Menterinya. Tapi kekesalan itu sekarang sudah hilang. Tentu saja, cerita singkat Andy ini sangat menarik perhatianku.
Kenapa kok sampai kesal kepada Perdana Menterinya? Apakah Perdana Menterinya korupsi atau berbuat jahat sama rakyat? Kata Andy, ”Tidak. Perdana Menter tetap baik kepada masyarakat dan tidak korupsi”. Andy lalu menjelaskan dengan bahasa sederhana bahwa Perdana Menteri membeli sebuah mobil, yang menurut ukuran masyarakat Norwegia, dianggap terlalu mewah. Padahal mobil itu dibeli dengan uang sendiri, bukan pakai uang negara. Saya mendengar cerita itu, langsung saja geleng – geleng kepala. Memang apanya yang salah dengan Perdana Menteri, beli mobil pakai uangnya sendiri, malah masyarakat yang protes. Aneh rakyat Norwegia ini, masak begitu saja, dipermasalahkan! Presiden atau pejabat di Indonesia, mau beli mobil mewah atau bahkan pesawat pribadi asal pakai uang sendiri, silahkan saja, siapa yang mau protes! Dalam prakteknya, uang yang terbukti hasil korupsi, lalu dibelikan mobil, rumah atau tanah di tanah air, belum tentu hal itu akan diprotes oleh masyarakat. Biarkan saja, emangnya gua pikirin, begitu mungkin kata orang Jakarte! Andy terus melanjutkan ceritanya, setelah banyak mendapatkan protes dari masyarakat, akhirnya Perdana Menteri Norwegia menjual mobil mewah yang baru dibelinya. Sebagai gantinya, beliau membeli mobil yang sederhana, seperti yang biasa dipakai oleh masyarakat Norwegia. Hampir menangis aku mendengarkan akhir cerita dari Andy. Ternyata, saat ini, aku masih bisa menemukan Perdana Menteri atau pejabat, yang masih mau mendengar jeritan rakyatnya. Padahal apa yang beliau lakukan, yaitu membeli mobil mewah, adalah sebenarnya urusan pribadi, bukan urusan negara. Tapi karena rakyatnya nggak rela, melihat dirinya naik mobil mewah, tanpa pikir panjang, beliau lalu menjual mobil mewahnya itu. Tentu saja, pikiranku langsung melayang kepada kondisi di tanah air. Suara rakyat yang menjerit karena kurang makan, rumahnya digusur, tidak bisa sekolah, tidak bisa berobat ke rumah sakit dsb, kadang dianggap sepele saja oleh pejabat – pejabat di Pusat dan Daerah. Para pejabat yang hidup dengan naik mobil mewah, rumah mewah dan fasilitas lain yang serba mewah, tidak pernah diprotes oleh masyarakat kita. Namun demikian, saat ini, aku belum pernah mendengar cerita seperti yang Andy ceritakan di Indonesia. Sampai kapan, para pejabat kita banyak berpihak kepada kepentingan rakyat, mengorbankan kepentingan pribadinya. Tidak usahlah kita membandingkan, kehidupan atau kelakuan para pejabat di tanah air dengan Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya, sangat terlalu jauh bedanya dalam hal mengelola negara. Tapi sampai kapan, akan tumbuh kesadaran dari para pejabat kita bahwa hidupku adalah untuk mengabdi kepada rakyatku. Kalau perlu, harta pribadinya dikorbankan untuk membantu rakyat yang kesusahan. Sekali kita bersedia menjadi, yang namanya pejabat, kita harus siap miskin, bukan berharap kita akan semakin kaya dan kaya. Kalau mau kaya, jadilah saudagar atau pengusaha atau pekerjaan lain, yang memang penghasilannya besar, jangan malah jadi pejabat doyannya korupsi uang rakyat! Bagaimana para pejabat bisa makan dengan enak, padahal masyarakat sekitarnya, masih banyak yang kurang makan. Bagaimana para pejabat merasakan bisa berobat di luar negeri, sementara banyak rakyatnya yang belum bisa berobat ke rumah sakit daerah. Bagaimana para pejabat bisa naik mobil mewah, sementara rakyatnya semakin kesulitan membeli bensin untuk motornya. Bagaimana para pejabat bisa tidur dengan tenang di rumahnya yang mewah, sementara banyak rakyatnya yang rumahnya digusur atau tinggal di gubug – gubug reot. Bukankah para pejabat ini akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat ketika sudah meninggal oleh Allah SWT? Apakah kamu, para pejabat, sudah berbuat yang terbaik untuk rakyatmu? Ataukah kamu, para pejabat, hanya sekedar mencari kekayaan untuk dirimu dan keluargamu? Yang diperlukan di tanah air saat ini adalah keteladanan dari para pejabat. Seperti halnya di Norwegia, sesuai cerita Andy, Perdana Menteri dengan mudahnya sadar bahwa mungkin langkahnya keliru walaupun itu urusan pribadi. Beliau sebagai pejabat segera sadar bahwa tidaklah baik memberikan contoh kepada masyarakat Norwegia untuk hidup mewah. Belum tentu semua rakyat Norwegia mampu membeli mobil mewah seperti kepunyaannya. Katakanlah, kita tahu bahwa para pejabat kita di tanah air, memang punya banyak uang dan bisa hidup mewah. Tapi mengingat kehidupan rakyat yang masih banyak menderita, semestinya para pejabat dan keluarganya bisa menahan diri untuk bergaya hidup mewah. Tidak usahlah, para pejabat di tanah air minta naik mobil mewah, rumah mewah dan fasilitas mewah lainnya. Cobalah para pejabat kita untuk bisa hidup selaras dan serasi dengan masyarakat yang dipimpinnya. Kalau memang mayoritas rakyatnya sudah bisa hidup mewah, barulah para pejabat bisa hidup mewah juga. Jangan malah dibalik, pejabatnya hidup mewah, rakyat hidup sengsara. Allah SWT akan marah sekali melihat kondisi itu. Makanya kupikir, kenapa banyak sekali musibah atau bencana alam di tanah air, mungkin saja karena perilaku para pejabat kita yang hobi hidup bermewah – mewahan. Hanya Allah SWT yang Maha Tahu! ![]() Ini sebuah kisah NYATA mahasiswa Indonesia di Australia yang disampaikan oleh Baim Aselole, seorang fotografer asal Pekanbaru, Riau. Berikut kisahnya. Suatu pagi, kami jemput Client, orang tsb sudah tua. Bapak ini seorang pengusaha asal Singapura, logat bicaranya gaya melayu & english, beliau menceritakan pengalaman hidupnya pd kami : "your country is so rich!" (Negaramu sangat kaya) Dalam hatiku : "Ah biasa banget denger kalimat itu". Tapi tunggu, dia berkata: "Indonesia doesn't need the world, but the world needs Indonesia,". "Everything can be found here in Indonesia, you don't need the world." (Dunia yg butuh indonesia, bukan sebaliknya) Indonesia paru-paru dunia.Tebang saja hutan diKalimantan,dunia pasti kacau. Singapura is nothing, we can't be rich without Indonesia. 500rb org Indonesia berlibur ke Singapura tiap bulan. Bisa terbayang uang yg masuk ke kami, apartemen2 terbaru kami yg beli orang2 Indonesia, tdk peduli harga selangit, laku keras. Lihatlah RS kami, isinya Indonesia semua. Trus, kalian tau bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap kebakaran hutan Indonesia masuk? Sangat terasa, "we are nothing!" Kalian tau kan kalo kemarin dunia krisis beras? Termasuk di Singapura & Malaysia? Kalian di Indonesia dengan mudah dpt beras. Liatlah negara kalian, air bersih di mana2, liatlah negara kami, air bersih pun kami impor dari Malaysia. Saya ke Kalimantan pun dlm rangka bisnis, krn pasirnya mengandung permata. Terliat glitter kalo ada matahari bersinar. Penambang jual cuma Rp 3rb/kg ke pabrik China, si pabrik jual kembali seharga Rp 30rb/kg. Kalian sadar tdk kalau negara2 lain selalu takut mengembargo Indonesia! Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut kalau kalian menjadi mandiri, makanya tdk diembargo. Harusnya KALIANLAH YG MENGEMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI. Belilah pangan dr petani2 kita sendiri, belilah tekstil garmen dari pabrik2 sendiri. Tak perlu impor kalau bisa produk sendiri. Jika kalian bisa mandiri, bisa MENGEMBARGO DIRI SENDIRI, INDONESIA WILL RULE THE WORLD!! (Indonesia akan mengatur dunia) Catatan Helfia: Sebuah negara layaknya seorang individu yang hanya akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya apabila dipaksa oleh keadaan. Demikian sebaliknya, sebuah negara atau seseorang bisa memperoleh kemajuan pesat apabila berhasil memaksa dirinya untuk maju yaitu dengan mendisiplinkan diri fokus pada tujuan. Indonesia seharusnya bisa mengalami kemajuan pesat apabila mendisiplinkan diri untuk membangun hanya menggunakan sumberdaya dalam negeri. Dulu pernah ada program swa-sembada beras. Ternyata kita mampu melakukannya waktu itu. Mungkin kalau ada program swa-sembada pangan, kitapun insyaAllah mampu melakukannya. Dapatkah pemerintah pasca SBY mewujudkannya? Semua tergantung pada kita semua, rakyat Indonesia. Bukan orang lain. Bukan pula Presiden. Tetapi tanpa pemerintah yang profesional mungkin ini akan tetap menjadi mimpi di siang bolong. Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network. ![]() Oleh Alief Bakhtiar Seri tulisan ini adalah cuplikan dari buku Alief Bakhtiar "Mutiara Kehidupan Berbalut Salju" yang bercerita tentang pengalamannya ketika bertugas di Hammerfest - Norwegia sewaktu masih bekerja di Seksi Laboratorium Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur. Bersama Tim Badak LNG ketika itu Alief ditugaskan bersama-sama Tim start-up pabrik LNG di Hammerfest - Norwegia. Berbagai kisah menarik kiranya sangat penting agar kita sebagai satu bangsa bisa belajar dari bangsa lain yang sudah lebih maju budayanya. Saya akan menerbitkan tulisan Alief ini dalam beberapa seri. Semoga bermanfaat. Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network. Tentang Pekerja KontrakKalau kita tanya diri kita sendiri, teman – teman kita bahkan orang tua kita, pekerjaan mana yang akan dipilih, pekerjaan dengan status pekerja permanen atau status pekerja kontrak? Rasanya kalau kita orang Indonesia, mayoritas pasti akan memilih pekerjaan dengan status pekerja permanen. Walaupun gajinya hanya cukup untuk hidup sehari – hari alias mepet dan sulit untuk menabung, tidak apa – apa. Apalagi misalnya, ada uang pensiun seperti halnya pegawai negeri, pasti kita akan kita pilih jadi pegawai negeri saja. Untuk apa jadi pekerja kontrak, masa depannya tidak pasti!
Pendapat mayoritas masyarakat kita di tanah air tentang pekerja permanen adalah wajar – wajar saja. Pekerja permanen akan merasa aman dari pemutusan hubungan kerja (PHK) selama kita bekerja dengan baik. Bahkan pegawai negeri yang bolos kerja berbulan – bulan, tidak juga dipecat! Pegawai negeri saat ini sepertinya sudah bisa menikmati gaji dan fasilitas yang lumayan di tanah air. Tentunya ini akan semakin menjadikan pegawai negeri sebagai primadona pencari kerja untuk bisa bekerja sebagai pegawai negeri. Tentang pekerja permanen dan pekerja kontrak, temanku Norwegia, seorang Manager di LNG Hammerfest, ternyata punya pendapat yang lain. Kalau kita memang profesional atau ahli dalam bidangnya, kenapa takut jadi pekerja Kontrak. Seandainya kontrak kita habis, maka akan banyak pihak yang akan memperkerjakan kita lagi. Di Hammerfest, tenaga Kontrak dibayar mahal sekali atau beberapa kali lipat dari pekerja permanen per jam-nya. Tapi memang syaratnya harus benar – benar profesional atau ahli dalam bidang yang kita geluti. Apapun itu pekerjaannya, mau tenaga kebersihan, tukang kayu, tukang batu, pembantu rumah tangga sampai insinyur, asalkan benar – benar profesional, maka akan banyak orang atau Perusahaan yang mengontraknya. Karena itu, teman – temanku dari Hammerfest kurang mau memperkerjakan pembantu di rumahnya karena memang gaji pembantu mahal di Hammerfest. Pendapat temanku itu berkaitan dengan keinginanku untuk tetap bekerja di Hammerfest setelah kontrak kerjaku berakhir dengan Statoil. Temanku mengatakan, peluang kerja di Hammerfest atau Norwegia sebenarnya banyak namun mungkin sebagian besar lowongannya adalah untuk pekerja Kontrak. Aku sebagai orang Indonesia bilang, kalau pekerja kontrak, aku nggak mau! Istriku dan orang tuaku mungkin akan pusing kalau aku hanya pekerja Kontrak! Bayanganku, kalau namanya pekerja kontrak, masa depannya pasti suram. Karena aku kebayang pekerja Kontrak di tanah air, yang gajinya kecil dan minim fasilitas seperti kesehatan dan tidak ada pensiun. Sebenarnya kalau kita yakin bahwa kita ini profesional maka bekerja kontrak di luar negeri akan sangat menguntungkan sekali. Apu punya cukup banyak teman yang jadi pekerja kontrak di luar negeri, mereka merasa senang. Karena gaji mereka rata – rata dalam dollar Amerika, sehingga cukup kerja kontrak 1 tahun saja, bisa dipakai untuk hidup dengan layak selama 5 tahun di tanah air. Jadi bisa dihitung secara sederhana, kalau aku sebagai pegawai negeri harus bekerja selama 30 tahun untuk bisa hidup layak sampai pensiun, temanku yang pekerja kontrak di luar negeri, cukup bekerja selama 6 tahun saja, setelah itu dia ongkang – ongkang kaki, santai selama 24 tahun! Memang permasalahan di tanah air adalah rendahnya gaji atau kesejahteraan tenaga kerja Kontrak. Mungkin saja ini disebabkan karena rendahnya keahlian atau tingkat profesionalitas yang rendah dari pekerja kita. Bisa juga, pengusaha, instansi Pemerintah atau Swasta yang memperkerjakan tenaga kontrak, memang tidak mau membayar dengan gaji yang layak untuk menopang kehidupan mereka. Pemerintah seharusnya segera turun tangan untuk membantu memperbaiki tingkat kesejahteraan para tenaga kerja kontrak itu. Tentunya termasuk, meningkatkan keahlian dan ketrampilan tenaga kerja kontrak tsb. Sepertinya saat ini, Pemerintah hanya fokus memperbaiki gaji pegawai negeri, TNI dan Polri saja. Saking semangatnya memperbaiki gaji mereka, aku baca di koran, Menteri Keuangan, mengatakan saat ini, Pemerintah kesulitan harus membayar gaji, fasilitas dan pensiun pegawai negeri. Bagaimana bisa kita bersaing dengan negara tetangga kita, kalau anggaran negara setiap tahunnya, 60 % sampai 70 % hanya dipakai untuk anggaran rutin alias membayar gaji pegawai. Hanya 30 % yang akan dipakai untuk membangun sebuah bangsa yang terdiri dari lebih 13 ribu pulau! Semestinya Pemerintah tidak perlu banyak – banyak merekrut pegawai negeri. Apalagi sekarang, teknologi komputer dan mesin sudah sangat maju. Peran manusia sudah bisa banyak digantikan oleh komputer atau mesin. Di LNG Hammerfest, untuk mengurusi training ratusan pekerja, hanya ada 1 orang saja pegawainya. Semua materi training sudah ada dalam komputer. Peserta training tinggal masuk ke ruang komputer atau pakai komputernya sendiri, bisa ikut training yang diinginkannya. Dimana gurunya atau pengajar trainingnya? Guru atau pengajarnya ada dalam komputer tsb, jadi trainingnya pun tidak perlu ditunggui oleh pegawai training. Begitu selesai training, lalu ikut ujian di komputer itu, kalau lulus, bisa langsung di print sertifikatnya. Mudah bukan! Yang perlu dikembangkan oleh Pemerintah sekarang adalah Sektor Swasta. Bagaimana menciptakan agar industri dan pertanian bisa berkembang dengan baik. Mereka bisa kuat menghadapi globalisasi seperti sekarang ini. Pekerja swasta baik tenaga kerja permanen dan kontrak diberikan gaji atau kesejahteraan yang layak. Para pekerja diikutkan jaminan kesehatan dan diberikan pensiun. Para pekerja di sektor swasta ini, yang sebenarnya menghidupkan roda perekonomian negara. Karena mereka inilah yang menghasilkan produk, yang kita butuhkan untuk kehidupan seperti makanan, minuman, bahan bangunan, minyak, gas termasuk juga jalan, pelabuhan dsb. Lain dengan pegawai negeri, mereka sebenarnya hanya sebagai pelayan masyarakat, jadi produk yang dihasilkan yaitu jasa. Jasa untuk masyarakat, agar masyarakat bisa punya KTP, Kartu Kelahiran, pintar, sehat, aman tinggal di rumahnya dsb! Untuk masalah tenaga kerja Kontrak, Undang – Undang no 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, sebenarnya sudah mengaturnya. Hanya pekerjaan yang sifatnya sementara saja, misalnya proyek pembangunan jalan, kegiatan studi pembangunan dsb, yang bisa memakai pekerja Kontrak. Tetapi untuk pekerjaan yang sifatnya terus menerus, pekerjanya tidak boleh pekerja kontrak tapi harus pekerja permanen. Pekerja kebersihan sebenarnya harus jadi pekerja permanen karena yang namanya kebersihan, pasti akan terus menerus diperlukan selama Perusahaan itu ada. Sama halnya juga dengan tenaga kerja Satpam atau pengamanan Perusahaan. Mereka ini akan terus diperlukan selama Perusahaan itu beroperasi. Hanya saja di tanah air, demi alasan ekonomis atau ingin mendapatkan keuntungan yang banyak, Perusahaan banyak mengontrakkan pekerjaan yang sifatnya terus menerus seperti petugas kebersihan dan pengamanan tadi. Pekerja Kontrak pun semestinya menjadi pekerja permanen pada Kontraktor tsb apabila sudah bekerja selama 3 tahun berturut – turut sesuai Undang – Undang no 13/2003. Prakteknya, pekerja kontrak itu kemudian diakali, yaitu setelah 1 tahun kerja, kontrak kerja mereka diputus dulu. Lalu kemudian teken kontrak yang baru lagi, untuk 1 tahun berikutnya. Selesai kontrak 1 tahun, diputus lagi, begitu seterusnya. Akibatnya, banyak pekerja Kontrak, yang bisa bekerja lebih 20 tahun secara terus menerus, tanpa pernah menjadi pekerja permanen di Perusahaan atau Kontraktor. Ini sungguh kondisi yang ironis di tanah air, yang pada saat bersamaan, Pemerintah berkoar – koar selalu meningkatkan kesejahteraan para pekerja! Di Hammerfest atau Norwegia, jangankan pekerja Kontrak, pembantu rumah tangga saja, diatur berapa minimal gaji yang harus diterima oleh mereka oleh Pemerintah. Ada sangsi yang tegas bagi orang yang memperkerjakan pembantu tapi tidak mau membayar sesuai aturannya. Di Indonesia, walaupun sudah ada Upah Minimum Regional (UMR), prakteknya banyak sekali pekerja atau pembantu rumah tangga yang dibayar dibawah UMR. Lalu kapan pekerja kita akan sejahtera seperti Norwegia, kalau sepertinya Pemerintah selalu lebih berpihak pada Pengusaha atau orang – orang yang berduit? Aku mungkin akan titip sebuah pesan kepada anakku, yang mungkin akan hidup pada masa 50 tahun kedepan. Pesanku, bunyinya begini, ”Nak, tolong sampaikan ke Bapak yang sudah di alam kubur, apakah pekerja khususnya pekerja Kontrak di Indonesia sudah bisa sejahtera atau belum setelah 50 tahun bapak meninggal?” Jujur saja, aku tidak yakin bahwa mayoritas pekerja Indonesia khususnya pekerja kontrak, akan menjadi lebih baik dari sekarang kalau cara penanganannya oleh Pemerintah masih seperti sekarang. Walaupun itu 50 tahun yang akan datang! Waktu aku bekerja di Kalimantan Timur, temanku sudah punya masa kerja lebih 25 tahun, tapi tidak pernah bisa menjadi pekerja permanen Perusahaan itu! Tragis! ![]() Perbedaan waktu 3 jam dengan Jakarta membuat saya terbangun ketika jam di Abu Dhabi masih menunjukkan pukul 3 pagi. Saya coba lanjutkan tidur, tetapi tidak sampai satu jam kemudian sudah terbangun lagi. Akhirnya saya langsung mandi dan berwudu untuk menunggu waktu shubuh. Sambil menunggu, saya buka FB dan memposting artikel yang baru saya tulis kemarinnya. Tanpa disangka-sangka teman saya Bahri yang rupanya sedang bertugas shift malam di Adgas (Abu Dhabi Gas) mengajak chatting dan kemudian menelpon ke kamar. Jadilah kami bercerita temu kangen, maklum sudah sekian lama tidak ketemu. Terakhir kami ketemu di pesta pernikahan salah satu teman di Jakarta. Kami sama-sama takjub betapa cepat waktu berlalu. Bahri sudah sepuluh tahun bekerja di Adgas setelah pindah dari Qatar selama tiga tahun. Saya juga sudah 7 tahun di LNG Tangguh setelah mengambil pensiun dini dari LNG Badak tahun 2006. Lokasi pabrik LNG ADGAS adalah di sebuah pulau bernama Dash Island. Mungkin karena kecilnya pulau ini maka disebut 'dash' atau 'strip' kalau bahasa melayunya. Letaknya antara Abu Dhabi dan Qatar. Perjalanan ke sana dengan pesawat kecil seukuran Dash-7 dari Abu Dhabi. Bahri misalnya, selalu menginap di Hotel Intercontinental Abu Dhabi, hotel kami sekarang, kalau mau ke Dash Island atau sepulangnya dari sana. Memang hotel ini menjadi tempat transit mereka yang bekerja di Dash Island ADGAS. Tertarik dengan diskusi kami tentang ADGAS, sayapun segera mencari informasi lebih lanjut tentang ADGAS dari Wikipedia untuk berbagi dengan teman-teman semua di sini. Menurut Wikipedia ADGAS berdiri tahun 1973 dan merupakan perusahaan penghasil LNG pertama di seluruh wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara. Almarhum Sheikh Zayed Bin Sultan Al Nahyan sendiri yang memerintahkan dibangunnya kompleks pabrik pencairan gas alam ini di Dash Island. Pada waktu itu kesepakatan dibuat dengan TEPCO (Tokyo Electric Power Company untuk mensuplai LNG dan LPG. Perusahaan ini mulai berproduksi dengan dua train dan menambah train ketiga tahun 1994 dengan total produksi lebih dari 8 juta ton LNG, LPG, dan produk samping lainnya per tahun. Sebagai perbandingan, LNG Tangguh dengan dua train menghasilkan 7.6 juta ton LNG per tahun. Pemegang saham ADGAS adalah 70% oleh ADNOC (Pertaminanya Abu Dhabi). Sisanya masing-masing oleh Mitsui 15%, BP 10%, dan Total 5%. Demikian sedikit informasi yang saya peroleh dari Wikipedia tentang ADGAS. Semoga bermanfaat. Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network. ![]() Bagi sebagian orang, tradisi merupakan sesuatu yang wajib dilakukan apapun alasannya. Sebagian lagi merasa itu hanyalah sesuatu yang tidak mempunyai dasar atau tidak bermanfaat sehingga dengan gampangnya meremehkan dan mengabaikannya. Jaman dulu orang seperti ini sering dijuluki 'orang tak tahu adat'. Cap yang selama ini cukup efektip membuat orang malu dalam pergaulan di masyarakat sehingga tradisi terjaga dari generasi ke generasi. Namun tradisi atau kebiasaan turun-temurun kadangkala bisa menghambat kemajuan atau mungkin sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang. Dilain pihak, kemajuan ilmu pengetahuan dan modernisasi cenderung memberantas habis semua tradisi yang dinilai kuno atau ketinggalan jaman. Jadi, bagaimana menyikapinya? Bila anda beragama Islam, tuntunannya sangatlah jelas. Agama Islam mengajarkan agar menjadikan Al Qur'an (firman Allah) dan Hadis (ucapan, perintah dan teladan Rasulullah Muhammad Saw) sebagai petunjuk setiap muslim dalam hidupnya. Selama tradisi itu tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Al Qur'an dan hadis maka anda bebas untuk memilih. Islam mengajarkan segala bentuk ibadah (penyembahan kepada Tuhan) tidak boleh dilakukan tanpa petunjuk dari Al Qur'an dan Hadis. Ibadah yang dilakukan di luar itu disebut sebagai bid'ah dan tidak diterima, bahkan berdosa melakukannya. Tradisi berbeda dengan ibadah. Tradisi menyangkut hubungan antar manusia (hablum minan naas). Dalam hal ini berlaku ketentuan berperilaku yang juga diatur di dalam Al Qur'an dan Hadis. Sebagai contoh: Islam mengharamkan minuman keras dan makanan yang terbuat dari bahan baku daging babi. Maka tradisi yang mengharuskan anda meminum minuman keras dan menyantap hidangan dari daging babi tentu saja harus ditinggalkan. Begitu juga berjudi, mencuri, berzina. Bagaimana dengan tradisi melamar, upacara akad nikah dan resepsi? Leluhur kita mewariskan demikian beraneka-ragam budaya yang terkait dengan lamaran, akad nikah dan resepsi. Alangkah baiknya kita ikut serta melestarikan budaya leluhur kita sekuat kemampuan kita. Tentu saja selama budaya itu memang tidak bertentangan dengan petunjuk agama kita. Melestarikan budaya leluhur adalah bentuk penghargaan kita kepada para leluhur. Keberadaan kita saat ini sesungguhnya tidak terlepas dari karya para leluhur kita di jamannya masing-masing. Begitu juga apa yang kita lakukan saat ini akan mewarnai perilaku dan budaya yang dianut oleh anak - cucu kita. Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|