Memulai segala sesuatu untuk pertama kali meski sesederhana apapun pasti kita akan mengalami kesulitan. Kalau tidak percaya, cobalah untuk menulis dengan tangan kiri. Tentu terasa sulit untuk melakukannya dengan baik bagi yang biasa menulis dengan tangan kanan. Padahal sahabat tentu sudah tahu cara menulis yang baik. Begitupun, ketika seorang pekerja pertama kali masuk di sebuah perusahaan. Meski telah berpengalaman puluhan tahun tetap saja akan menghadapi kesulitan-kesulitan. Mereka harus memahami dulu kebiasaan-kebiasaan serta aturan yang berlaku di sana. Itulah sebabnya pada umumnya perusahaan yang baik selalu menyediakan program "on boarding" bagi pekerjanya yang baru. Melalui program ini pekerja baru bisa lebih cepat beradaptasi dan merasa diterima di lingkungan perusahaan yang baru dimasukinya. Saya beruntung sejak mulai bergabung di Donggi-Senoro LNG (DSLNG) langsung mendapatkan program "on-boarding". Hari pertama, saya bersama dua orang teman dikumpulkan untuk mendapatkan briefing tentang berbagai hal mengenai DSLNG beserta hak dan kewajiban sebagai pekerja DSLNG. Tidak hanya tanda-tangan kontrak kerja dan membuat badge, tetapi juga menerima briefing tentang program HSE, peraturan perusahaan dan kepegawaian termasuk bagaimana mengurus ekspense report dan membuat time sheet, dll. Ini semua dilakukan di kantor pusat di Sentral Senayan I selama sehari penuh. Pada hari yang sama saya langsung menerima tiket dan voucher taksi untuk berangkat ke LNG Site di Luwuk, Sulawesi Tengah subuh keesokan-harinya. Di LNG site Donggi-Senoro saya banyak bertemu teman-teman lama yang saya sudah kenal ketika bekerja di PT Badak NGL, Bontang, maupun BP LNG Tangguh. Saya merasa seperti di rumah sendiri. Lay-out dan nama-nama peralatan utama di Kilang LNG Donggi-Senoro sangat mirip dengan Kilang LNG Tangguh. Konon JGC sebagai kontraktor utama yang juga membangun Kilang LNG Tangguh pada tahun 2005 - 2007 menyalin disain LNG Tangguh. Bahkan seorang teman ketika bertugas mengawasi JGC di Yokohama mengaku masih menemukan tulisan LNG Tangguh tertera di gambar engineering dari JGC. Hari ke lima di LNG Site Donggi-Senoro teman-teman di Operation melalui Superintendentnya mengajak makan malam di rumah makan gate-1. Tentu saja kesempatan ini saya sambut dengan baik. Katanya ini merupakan tradisi bagi pekerja baru di Operation. Rumah makannya sangat sederhana tetapi suasana di tepi pantai dengan deburan ombak yang tidak henti-hentinya memberikan suasana lain. Kalau di LNG Badak ada tempat yang seperti ini yaitu Bontang Kuala yang dibangun di atas laut, tetapi yang di DSLNG ini masih sederhana sekali. Menu kepiting saosnya luar biasa enak. Kepitingnya besar dan dagingnya banyak dan segar-segar. DSLNG mengenal dua sistem rotasi yaitu 4-4 dan 4-2. Artinya, 4 minggu kerja 4 minggu libur atau 4 minggu kerja 2 minggu libur. Bagi yang sistem rotasinya 4-4 tidak ada libur selain yang 4 minggu setelah sebelumnya bekerja 4 minggu terus-menerus. Begitu juga hak cutinya sudah diganti dengan uang. Adapun yang sistem rotasinya 4-2 masih mendapatkan libur setiap hari Minggu di site dan juga hak cuti. Dalam kontrak, sistem rotasi saya adalah 4-4 tetapi untuk sementara masih diatur menggunakan sistem rotasi 4-2. Di salah satu hari Minggu partner saya Kong Thee Ho yang warga negara Bruneipun mengajak saya jalan jalan dan makan siang di Luwuk. Luwuk adalah kota terdekat dari DSLNG. Lokasinya sama-sama di tepi pantai. Perjalanan dengan mobil menyusuri pantai ke arah Utara selama 1,5 jam. Tentu saja ini kesempatan yang tidak mungkin saya lewatkan begitu saja. Jadilah ini program "on-boarding" paling lengkap yang pernah saya alami.
1 Comment
|
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|