Pernyataan Jokowi (sebagai pembelaan dirinya atas ijazah palsunya ?) bahwa *ijazah itu bukan sesuatu yang penting, tapi skill lebih penting bukan pernyataan dari seorang pemimpin yang terdidik. Itu pernyataan orang yang putus asa, orang yang tidak mau berjuang untuk menyelesaikan pendidikannya, atau orang yang pertimbangan hati dan berfikirnya sangat dangkal.
Jokowi memang sangat tidak layak jadi pemimpin, apalagi jadi panutan. Konsekuensi dan dampak buruk dari pernyataan Jokowi adalah : Pertama, pendidikan itu tidak penting, yang penting punya skill. Lalu, dari mana seseorang itu punya skill tertentu jika tidak diasah di sekolah ? Seorang anak kadang tidak mengetahui skill keahliannya apa. Setelah dia menempuh beberapa jenjang pendidikan barulah terbentuk skillnya. Jadi, skill itu kadang muncul setelah melalui beberapa jenjang pendidikan. Masalahnya, untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dia harus lulus dan menyelesaikan pendidikan sebelumnya. Bukti bahwa dia sudah lulus dan menyelesaikan pendidikan maka dia punya ijazah dan tanda lulus. Kalau ijazahnya dapat beli atau rekayasa, darimana tahu dia punya skill ? Kedua, ijazah itu bukan sekedar menggambarkan seseorang sudah menyelesaikan tahapan pendidikan jenjang tertentu, tapi juga telah mampu melewati standar kompetensi minimal. Kalau seseorang tidak punya ijazah, berarti standar kompetensi minimalnya pun belum dipenuhi. Lalu skill apa yang bisa dibanggakan ? Ketiga, sebelum seseorang mencapai hasil lulus, maka dia harus menempuh ujian secara berjenjang. Istilah dulu ada tes harian (UH), tengah semester (UTS), akhir semester (UAS), dan akhir tahun (UAT). Semua tahapan ujian itu dimaksudkan supaya perkembangan belajar siswa selalu terpantau. Tanpa mengikuti tahapan-tahapan ujian semacam itu, bagaimana mungkin seorang siswa bisa mengembangkan skillnya ? Keempat, ijazah sebagai sertifikat akhir sebuah jenjang pendidikan, menggambarkan tingkat usaha, perjuangan, pengorbanan, dan kedisiplinan Sebaliknya, siswa yang tidak mendapatkan ijazah adalah siswa yang malas, tidak mau berkorban, ingin jalan pintas, dan tidak disiplin. Siswa semacam itu bagaimana mungkin punya skill yang benar ? Kelima, Ijazah (seharusnya) merepresentasikan kejujuran. Jika siswa yang menempuh pembelajaran secara benar dan normal, dia adalah suswa yang memiliki karakter jujur. Jika selama di SD 6 tahun, di SMP 3 tahun, di SMA 3 tahun, dan untuk jadi sarjana perlu 4-5 tahun, artinya seorang siswa telah belajar kejujuran selama 16-17 tahun, baru dapat ijazah SD, SMP, SMA, dan Sarjana. Lha kalau ijazahnya dapat beli, atau hasil rekayasa, mau jadi orang jujur dari mana ? Katanya Jokowi masuk SD tahun 1973, lulusa sarjana tahun 1985, jadi jenjang pendidikan Jokowi dari SD sampai Sarjana cuma 12 tahun (normalnya 16-17 tahun). Wah, ruar biasa jeniusnya. Mungkin karena Jokowi masa lalunya penuh misteri, teka-teki, dan tanda tanya, wajar jika saat ini di menjadi seorang pembohong, penipu, dan khianat, Maka selama Jokowi masih berkuasa, jangan harap nilai-nilai kebaikan seperti : kejujuran, amanah, dan kebenaran menjadi berharga. Padahal akhlak itu bagian penting dalam Islam. Tanpa akhlak, manusia lebih buruk dari binatang. Sungguh sangat mengerikan jika kepemimpinan Jokowi diteruskan. Kehidupan akan mengarah pada prilaku binatang. Homo homini lupus (Siapa yang berkuasa dia yang akan menindas) Aturan, hukum, norma, etika, dan agama sudah tidak berlaku lagi. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada bangsa Indonesia, khususnya umat Islam dan mengadzab kepada para pemimpin zhalim. Bandung, 30 R. Awwal 1444 Sholihin MS.
0 Comments
Upaya Jokowi melakukan "reunian" dengan teman kuliahnya, sekaligus menepis anggapan adanya ijazah palsu, akan sia-sia jika Jokowi tidak bisa menunjukkan ijazah aslinya. Atau, Jokowi secara gentle hadir di persidangan tentang gugatan "ijazah palsu". Masalah selesai tidak memancing polemik berkepanjangan.
Masyarakat tetap mempertanyakan kapan Jokowi wisuda, karena foto yang ditunjukkan baik yang di ijazah maupun foto wisuda yang ditunjukkan, ternyata foto orang lain (Menurut Bambamg Tri itu foto Hary Mulyono suami Idayati adik Jokowi). Masih ada misteri lain yang perlu diungkap, seperti soal skripsi, transkrip nilai selama 8 semester, dan ujian sidang sarjana harus diungkap ke publik. Sesederhana itu. Tidak harus muter2 memanggil temen-temennya untuk hadir, atau menyuruh Rektor dan Dekan untuk beropini. Ini tidak menyelesaikan masalah. Jokowi itu luar biasa. Selain luar biasa sebagai aktor pembohong dan penipu, dia jua bisa membuat orang lain takluk untuk melakukan apa saja. Mungkin keberanian Jokowi itu bakat dari lahirnya. Sang pemberani. Seluruh negeri bisa tunduk di bawah Jokowi. Hebat. Tapi sayang. Hidup ini bukan milik seseorang, bukan harus mengikuti kehendak seseorang. Hidup ini milik Allah. Allah pun telah menetapkan aturan hukumnya. Ada yang berupa *sunnatullah* ada yang berupa *qudratullah* Sunnatullah itu mengikuti aturan hukum sebab akibat. Manusia masih bisa merekayasa hukum ini. Sampai saat tertentu. Tapi tidak dengan hukum qudratullah. Qudratullah Allah yang mengendalikan. Jika qudratullah telah berlaku, tiada satu pun yang bisa menolaknya. Jokowi selama beberapa saat bisa mengutak-atik hukum sunatullah, tapi tidak akan lama. Sunnatullah yang akan nenimpa Jokowi akan terjadi diujung kematiannya. Tidak ada keburukan sekecil apa pun yang tidak akan dibalas oleh Allah. Sekarang dia sedang menghadapi *istidraj* (penundaan sementara). Jangan puas hati dulu. Jokowi itu simbol kepalsuan yang sedang dibiarkan Allah. Sepertinya, hampir semua kepalsuan menjadi kebiasaan. Jika dia bukan umat Rasulullah saw pastilah sudah Allah benamkan kedalam bumi. Efek dari kebohongan Jokowi adalah seluruh (aparat) negeri akan terinspirasi menjadi jahat, terutama di tingkat elit di sekitar Jokowi. Kejahatan di era Jokowi seolah-olah dipelihara dan dimanjakan Hebatnya lagi, para kacung Jokowi yang duduk di DPR/MPR hampir semuanya telah bisa disetir menjadi "pesuruh" Jokowi. Undang-undang yang mengamankan Jokowi pun mudah mereka buat, walaupun itu bertentangan dengan konstitusi, UUD 45 Asli dan logika nalar sehat. Demi menyelamatkan penipuan Jokowi tentang ijazah palsu, DPR nurut saja menghapuskan sanksi bagi pembuat ijazah palsu. Akibatnya, seluruh ijazah palsu di negeri ini tidak ada sanksi apa pun. Luar biasa efek Jokowi (jahat). Gayung pun bersambut. Menaker Ida Fauziyah akhirnya menyatakan bahwa ijazah bukan sesuatu yang utama dan jaminan dapat kerja. Wah-wah-wah, demi membela Jokowi (yang gak bener) aturan seluruh negeri pun berubah. Rektor UGM yang sudah terpojokkan dengan kasus ijazah "palsu" Jokowi, demi membela seorang Jokowi (yang jahat) rela mengorbankan kebenaran dan mengorbankan kredibilitas lembaga. UGM dalam sorotan, jika Jokowi sudah lengser maka yang tersisa hanyalah rasa malu dan penyesalan. Jokowi pasti jatuh. Tinggal nunggu waktu. Allah masih mengulur beberapa saat. Jangankan di akhirat, di dunia saja dia akan menerima balasannya. Balasan atas dosa-dosanya, dan balasan atas limpahan dosa-dosa orang lain. Selamat menantikan detik-detik runtuhnya Jokowi Sang Pendusta. Bandung, 22 R. Awwal 1444 Sholihin MS Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H. Kuasa Hukum Bambang Tri Mulyono/Ketua Umum LBH LESPASS (Lex Sharia Pacta Sunt Servanda)
"Sak iki daftar wali kota, gubernur ora nganggo ijazah terus nganggo opo? Nganggo godong pisang po piye (Sekarang daftar wali kota, gubernur tidak pakai ijazah terus pakai apa? Pakai daun pisang apa). Mosok meh ngapusi (Masak mau membohongi). Daftar presiden dan lain-lain mosok meh ngapusi," [Gibran Rakabuming, Wakikota Solo, 10/10] Putra sulung Presiden Jokowi yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka ikut bersuara soal Presiden Jokowi yang digugat ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat terkait menggunakan ijazah palsu saat mengikuti pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2019. Gibran menegaskan ijazah Presiden Jokowi sudah sesuai. Menurutnya jika ayahnya tersebut menggunakan ijazah palsu, sudah dipastikan tidak bisa mengikuti tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Solo, DKI Jakarta, maupun Pilpres 2019. Padahal, Bupati Simalungun juga bisa ikut pemilihan Bupati. Namun, akhirnya terganjal saat ikut Pilgub Sumatera Utara karena baru ketahuan menggunakan ijazah palsu. Kasus Jopinus Ramli Saragih yang gagal menjadi calon gubernur Sumatera Utara karena ijazah palsu dapat dijadikan rujukan. Kasus ini adalah bukti ijazah palsu yang lolos KPU pada saat pemilihan Bupati, namun alhirnya terganjal saat Pilgub Sumut karena ketahuan ijazahnya palsu. Lagipula, soal kebohongan Presiden Jokowi itu sudah diketahui khalayak. Sudah menjadi pengetahuan umum yang masyhur. Dari bohong soal mobil SMK, hingga soal di kantongnya ada data duit Rp11.000 triliun. Kalau cuma ditambah 'bohong' soal Ijazah, publik sudah dapat memakluminya. Saat Jokowi SD, SMP, SMA hingga kuliah di UGM, Gibran pasti belum lahir. Lalu, darimana Gibran dapat meyakini ijazah Ayahnya asli ? pasti dari keterangan Jokowi, bukan karena menyaksikanya langsung. Kalau ingin mengklarifikasi kasus Ijazah palsu ini, hanya Presiden Jokowi sendiri yang punya otoritas sekaligus berkewajiban untuk mengklarifikasi secara langsung. Tak bisa diwakili staf, KSP maupun Setneg. Karena ijazah palsu Jokowi bukan domain negara, melainkan domain pribadi Jokowi. Kalau Presiden Jokowi tidak mengklarifikasi, meskipun persidangan belum dilakukan, maka akan ada opini publik yang meyakini kebenaran ijazah palsu Jokowi. Masalah ijazah palsu Jokowi adalah masalah besar, bukan tak penting seperti klaim Dini Purwono. Setelah mengklarifikasi, Presiden Jokowi tetap harus hadir di pengadilan untuk membawa ijazah aslinya (kalau punya). Lalu ijazah itu akan menjadi bukti yang akan dianalisa olen Para Pihak berperkara, juga Majelis Hakim. Saat Inzage, kami dari tim hukum Penggugat juga akan memeriksa detail bukti-bukti yang dihadirkan Presiden Jokowi. Termasuk Ijazah yang disampaikan ke pengadilan. Gibran juga tak bisa ikut membantu Ayahnya untuk menjadi saksi di persidangan. Mengingat, status Gibran sebagai anak terhalang oleh ketentuan Pasal 145 H.I.R Untuk Mas Gibran, sebaiknya fokus mengurusi warga Solo. Sebab, pernyataan apapun yang disampaikan tidak memiliki nilai hukum. Tak perlu risau, Klien kami Bambang Tri hanya menuntut Presiden berhenti dari jabatannya. Bambang Tri tak pernah menuntut Walikota Solo untuk berhenti dari Jabatannya. Rektor UGM adalah orangnya rezim, jadi pernyataannya hanya untuk menyenangkan Jokowi!
UGM sudah membuat konferensi pers pada Senin, 11 Oktober 2022. Tapi dari sekian banyak narasi yang disampaikan, UGM cuma meyakini bahwa ijazah Jokowi asli. Bagi para ahli hukum, pernyataan UGM itu tidak memberikan fakta hukum apa pun. Apalagi yang disampaikan hanya opini, bukan data² yang detail apalagi fakta². Bisa dimengerti, karena rektor UGM adalah orangnya rezim, jadi pernyataannya hanya untuk menyenangkan Jokowi. Ada 3 kejanggalan yang bisa ditangkap dari sesi konferensi pers kemarin:
Ada beberapa cara pendeteksian keaslian ijazah Jokowi. Dr Tifauzia menganalisa dari perbedaan struktur wajah Jokowi dengan foto ijazah asli. Ada 4 perbedaan penting :
Ada yang menambahkan kalau difoto yang ditempel di ijazah memakai kacamata, padahal Jokowi tidak pakai kacamata. Jika dicermati dari lembar ijazahnya, minimal ada 4 perbedaan
Ada lagi yang mempersoalkan tentang skripsinya, yaitu skripsi satu dipakai untuk 2 orang (Joko Widodo dan Joko Wahyudi (?), pembimng skripsi yang diakui Jokowi (Kasmejo) setelah dicrosscek ternyata tidak mengakuinya. Ketika ditanyakan, adakah teman² kuliah yang pernah bersama baik sebangku atau satu kelas, tidak ada seorang pun yang mengenalnya. Sampai diadakan sayembara tidak kunjung muncul teman kuliahnya. Ketika menyebutkan prodi di Fakultas Kehutanan, disebutkan dari prodi teknik perkayuan (?), padahal di Fakultas Kehutanan UGM tidak ada program studi itu. Para kritikus menyimpulkan bahwa ijazah dipastikan palsu. Kemunkinan pertama, bisa dari hasil plagiat milik orang lain yang diubah namanya, atau kemungkinan kedua, ijazah hasil mencetak sendiri, sehingga data dalam ijazah itu banyak perbedaannya. Kejanggalan lain, ditengarai Jokowi tidak pernah kuliah atau kuliah tapi tidak tamat. Atau, jika memang pernah berwisuda, mengapa dokumen wisuda tidak ada, termasuk tidak ada yang mengaku wisuda bareng Jokowi. Oleh karena ijazah merupakan dokumen resmi negara, maka jika benar ijazah itu palsu Jokowi harus berhenti atau MPR memberhentikan Jokowi dari jabatan Presiden. Hukum harus ditegakkan. Pengajuan gugatan tentang ijazah palsu ini sudah terdaftar di Pengadilan, kita akan menunggu pembuktian apakah ijazah Jokowi itu asli atau palsu. Semoga hakim² yang mengadili bisa mengadili secara benar, jujur, obyektif, adil, dan transparan. Mari kita tunggu apakah kejujuran masih berharga di negeri ini? Bandung, 16 R. Awwal 1444 Copasan dari postingan seorang tokoh yang dekat dengan presiden Jokowi.
Ibnu Maksum-Opini Anies Baswedan (IST) Smith Alhadar Direktur Eksekutif Institute for Democracy Education (IDe) Mas Anies yang baik. Dalam gelisah saya menulis surat ini saat banyak orang sedang terlelap dalam bekap mimpi yang merisaukan. Belum juga dikumandangkan adzan, ajakan berserah diri pada Tuhan, sebelum memulai kehidupan yg rumit . Seringkali berat. Tadi, saat saya membuka layar HP , berita pertama yg saya temukan adalah deklarasi “Anies for President” di sebuah daerah yg jauh. Berita sejenis telah menjadi rutin belakangan ini: setiap hari ada saja sekumpulan orang dgn wajah masygul penuh harap menginginkan mas Anies memimpin negara ini pd 2024. Saya terharu, tapi takut harapan mereka tak terpenuhi. Wajah mereka mirip orang2 Madinah yg gelisah menunggu hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah dalam film “The Messenger". Bahkan, banyak yg berlomba naik pohon kurma utk menjadi orang pertama yg melihat kedatangan tokoh besar yg di kemudian hari , menjadi pengubah dunia terbesar sepanjang sejarah. Mas Anies yg baik, tentu mas Anies bukan Nabi . Tetapi sejarah dunia menunjukkan ikhtiar seorang presiden yg cerdas, ikhlas, dan visioner, bisa menjadi awal bagi lahirnya persatuan, kemakmuran, keadilan sosial, dan lompatan besar sebuah bangsa. Presiden AS yg pertama , George Washington , adalah salah satu contohnya. Ah, saya tak usah mengatakan ini, toh mas Anies juga sudah lebih dari tahu. Yang ingin saya katakan, orang2 yg mendeklarasikan “Anies for President” yakin mas Anies bisa menjadi salah satu Presiden negarawan yg dapat mengurai berbagai masalah dan tantangan bangsa hari ini. Kasihan, kita sudah merdeka 77 thn, tapi kesejahteraan dan keadilan masih jauh dari mereka. Mereka masih sama seperti rakyat Mesir yg membangun Piramida atau rakyat Cina yg membangun Tembok Raksasa hanya utk mengejar ambisi pribadi Penguasa yg ingin terlihat perkasa tanpa peduli pd kesengsaraan rakyat . Menyedihkan bukan? Tapi bukan hanya itu ! Bangsa ini sedang menghadapi banyak masalah, yg sepertinya tak mampu diatasi Rezim sekarang karena telah terjerat Oligarki yg punya kepentingan berbeda dgn kepentingan Negara dan Rakyat. Orang2 dari tempat2 jauh pun sudah mendengar bagaimana mas Anies melawan para Oligarki di Jakarta. Mereka faham mas Anies tidak melarang orang utk menjadi kaya, tapi keadilan sosial harus ditegakkan lebih dahulu. Biarkan kekayaan didapat dari kerja keras, kejujuran, dan sesuai aturan main. Itu yg mas Anies inginkan bukan? Itu sebabnya, banyak org memanggil2 namamu dgn suara parau utk menyelamatkan bahtera Indonesia yg sdg oleng. Bukan orang memberi tahu , tapi mereka sendiri melihat dgn mata kepala bagaimana mas Anies mengurai benang kusut Jakarta menjadi kota layak huni. Bahkan , kota cerdas , segar , dan boleh dibanggakan bangsa. Terpapar keindahan di mana2 yg dapat dinikmati semua org. Tadinya mereka tak percaya kebobrokan klasik Jakarta bisa diubah menjadi kota yg nyaman. Apalagi ada yg bilang mas Anies tak melakukan apa2 , merusak harmoni warga berbeda agama karena mengusung politik identitas, dan pembohong. Maafkan mereka yg terlambat memahami mas Anies. Orang2 culas pada awalnya cukup berhasil menghancurkan pribadi agung sebelum kinerja dan moral mas Anies mengoreksi semua itu. Bukan main kagetnya mereka ketika tahu mas Anies membangun Jakarta International Stadium dan Sirkuit Balap mobil listrik Formula-E. Amboi, bukankah itu mimpi org Eropa? Tapi mata mereka tak dapat berdusta. Baru sekarang mereka tahu bahwa ternyata org Indonesia pun bisa bermimpi dan mewujudkan mimpinya itu. Mereka berterima kasih padamu meskipun mas Anies tak membutuhkannya. Ajaib, mas Anies bilang itu hasil kolaborasi banyak pihak utk membagi pujian publik pada banyak org. Padahal, sudah menjadi tradisi Pemimpin di negeri ini utk memonopoli pujian bagi diri sendiri meski pada kenyataannya dia tak melakukan apa2. Mas Anies yg baik, mereka yg ingin mas Anies menjadi Presiden adalah ekspresi kagum padamu. Betapa tidak , ketika tiba di ibu kota, mereka tak lagi menemukan bus2 bobrok, Metro mini ugal2an, dan angkot yg ngetem di sembarang tempat. Padahal, baru kemarin aib itu menjadi etalase ibu kota. Huuusss…semuanya telah lenyap ke dalam sejarah usang Jakarta. Kendaraan umum berganti rupa dgn fasilitas yg aduhai. Sistem transportasi terpadu yg mengintegrasikan semua moda transportasi darat telah memudahkan mobilisasi warga dgn biaya murah. Kok bisa? Kenyataannya memang begitu. Yg suka jalan kaki difasilitasi dgn trotoar. Silakan bersepeda bagi yg hobi karena tersedia jalur yg aman. Pemberhentian bus jadi tontonan yg mengasyikan karena menghadirkan kemoderenan yg dulu hanya terlihat di film2 Hollywood. Kalau para Gubernur sebelumnya iri hati pada mas Anies, itu lantaran mereka baru tahu bahwa kota bisa disulap dgn ide2 kreatif. Lebih daripada itu, mas Anies membawa pemahaman baru tentang kota; bahwa kota adalah hunian yg memadukan kebutuhan fisik dan jiwa manusia utk mendapatkan kenyaman hidup maksimal yg , pada gilirannya , membuat manusia dari semua bakat dapat mengaktualisasi diri dan berinovasi utk kebaikan bagi semua. Tapi itu baru infrastruktur. Belum lagi pelayanan sosial yg mengagetkan sekaligus mengharukan mereka. Kaum disabilitas, guru, siswa, fakir miskin, mereka yg tergusur, dan orang2 yg berjasa bagi Jakarta dan negeri dipenuhi hak2 mereka. Serentak mereka terkejut karena mas Anies bilang ini hak mereka dan merupakan janji kemerdekaan yg harus dipenuhi pemimpin. “Hak ? Kami punya hak ?” Mereka bertanya sambil berlinang air mata. Selama ini mereka tahu rakyat hanya punya kewajiban, bukan hak. Kewajiban mengabdi pada penguasa sejak zaman yg tak dapat diingat lagi. Bahkan, mereka mengira menggusur rakyat miskin di bantaran Sungai Ciliwung tanpa kompensasi sudah merupakan takdir dari langit. Tiba2 saja mas Anies bilang itu tidak benar. Terkejutlah mereka bukan kepalang. Belum lagi habis mereka bertanya apakah mereka tidak sedang bermimpi, mas Anies telah menyodorkan kpd mereka hunian baru yg lebih manusiawi. Mulai hari itu beban hidup mereka terasa lebih ringan di bawah langit biru yg membentang sampai jauh. Syukuran pun mereka gelar sebagai terima kasih kpd Tuhan Maha Pemurah melalui perantaraan-mu. Mas Anies yg baik, sebelum mendeklarasikan “Anies for President”, telah lebih dahulu mereka bergegas menemui para rohaniawan yg sdg berdoa bagi panjang umurmu. Mereka ingin mendapat konfirmasi apakah benar mas Anies melayani keperluan rumah ibadah semua Agama. Para pemuka tiap Agama itu lalu naik ke mimbar dgn emosi yg membuncah. Dgn suara serak sambil terisak , mereka berkata, “Sebenarnya kami malu utk menyampaikannya. Tapi kebenaran tak bisa disembunyikan, seperti Matahari di siang bolong. Memang benar Anies telah membantu kami secara adil. Lihat, indahnya rumah ibadah kita hari ini berkat bantuan beliau.” Mereka mengaku merasa bersalah karena dalam Pilgub dulu tak menyoblos mas Anies. Tapi mas Anies tak kecewa. Para pemuka Agama itu merasa terhina karena hati dan pikiran tak mampu menuntun mereka pada pilihan yg benar. Ketika itu benak mereka telah terkontaminasi Propaganda orang2 jahat. Sekarang mereka bilang, alangkah mulianya mas Anies yg telah juga meningkatkan kerukunan antar Ummat beragama. Mereka mengaku telah menggunakan kaca pembesar utk mencari politik identitas pd dirimu, tapi tak ditemukan. Jakarta di bawah kepemimpinan mas Anies ternyata jauh berbeda dari apa yg mereka bayangkan sebelumnya. Tak heran, orang menduga kuat para Rohaniwan itu juga ingin mas Anies memimpin Indonesia... |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|