Menurut New York Times, ada 22 obat / perawatan sesuai di bawah ini. Catatan: Remdesivir terhitung sebagai satu-satunya yang "disetujui FDA" dan "bukti yang menjanjikan".
(1) Disetujui FDA: Remdesivir:
(2) Banyak digunakan
(3) Bukti yang menjanjikan
(4) Bukti tentatif atau campuran
(5) Tidak menjanjikan
Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com
0 Comments
Tulisan berikut ini berbagi tentang bagaimana vaksin dikembangkan sampai siap untuk digunakan ke manusia untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh virus tersebut.
Sebelum vaksin diuji-cobakan ke manusia, dilakukan lebih dulu Fase Praklinis. Fase Praklinis
Fase 1
Fase 2
Fase 3
PERSETUJUAN
PERSETUJUAN DINI ATAU TERBATAS
FASE Gabungan
Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiGoOnline.com Baru beberapa hari menjabat dan dilantik, Menteri Agama sudah mengeluarkan pernyataan yang sensitif bagi umat Islam soal afirmasi keberadaan Ahmadiyah dan Syi'ah dua ajaran yang oleh sebagian besar umat Islam Indonesia dan juga MUI dinyatakan sesat. Mengangkat isu ini sama dengan menciptakan pro kontra yang dapat berujung pada aksi-aksi. Membuat stabilitas negara terganggu.
Alih-alih membuat kebijakan yang menyejukkan, Menteri Agama Yaqut ini membuat panas umat. Banyak masalah yang semestinya menjadi prioritas kebijakan untuk membenahi umat Islam seperti kualitas lembaga pendidikan keagamaan, pengembangan ekonomi keumatan, peningkatan kualitas mubaligh, menjadikan masjid sebagai pusat ibadah dan budaya, serta masalah sosial lain yang mendesak. Soal Ahmadiyah dan Syi'ah bukan hal yang mudah untuk diterima. Masalahnya kedua ajaran ini dapat dikategorikan menistakan agama. Terlebih Syi'ah yang menyerang ahlul bait Nabi. Istri-istri Rosulullah dilecehkan, Sahabat Nabi dinistakan, mengkafirkan Ahlus Sunnah, melegalisasi perzinaan, serta membahayakan negara karena spirit perjuangannya adalah menggantikan ideologi negara oleh ideologi Imamah. Syi'ah membahayakan akidah dan NKRI. Menteri Agama yang ingin melegalisasi Ahmadiyah dan Syi'ah sama saja dengan memancing perlawanan umat Islam. Menciptakan keresahan dan konflik. Menteri seperti ini bukan Menteri yang baik dan lebih jauh dapat masuk dalam anasir pembuat kerusuhan. Pak Jokowi sama sekali tidak diuntungkan dengan memiliki Menteri Agama yang tidak bijaksana khususnya terhadap umat Islam. Apa artinya dalih melindungi minoritas tapi dengan menyakiti mayoritas. Karenanya sebelum jauh melangkah ke depan dengan situasi yang semakin panas, maka jalan cepat yang harus dilakukan adalah pecat Menteri Agama. Untuk segera memberhentikan Menag Yaqut bisa dipakai dalil atau qaidah ushul fiqh "dar'ul mafaasid muqaddamun 'alaa jalbil mashaalih" --mencegah kemudharatan lebih baik daripada meraih kemanfaatan-- Mungkin benar dugaan banyak pihak bahwa Presiden Jokowi salah lagi memilih Menteri. Menteri ini akan bikin gaduh negeri. Oleh Rizal Fadzilah. *) Pemerhati Politik dan Kebangsaan. Bandung, 25 Desember 2020 Eramuslim.com, by Mochamad Toha. Koran.tempo.co menulis, Rest Area Km 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Senin dinihari, 7 Desember lalu. Hampir semua mata tertuju pada Chevrolet Spin yang melaju tanpa ban kiri depan. Brak.
Minibus itu lalu menabrak Toyota Corolla di akses keluar area rehat. Dalam hitungan detik, sejumlah pria bersenjata mengepung mobil yang belakangan diketahui sebagai kendaraan pengawal Habis Rizieq Shihab tersebut. Dua orang di Chevrolet Spin itu diperkirakan telah tewas dan empat orang lainnya ditangkap. Itu merupakan jam terakhir hidup mereka. Sekitar pukul 03.00, enam jenazah anggota Front Pembela Islam tersebut tiba di Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta. Seorang saksi di Rest Area Km 50 menceritakan penangkapan tersebut kepada Tempo. Dia melihat tiga orang ditelungkupkan di aspal. Salah satunya kemudian mendapat tendangan di kepala. “Sebelum ditendang, kedengaran suara ‘ampun, Pak’,” kata dia kepada tim liputan Tempo di sebuah kota di luar Jakarta, Rabu dinihari lalu. Tidak mudah baginya untuk menceritakan kesaksian itu. Sebab, identitas setiap pedagang area rehat itu dicatat polisi, sementara pengelola meminta mereka tutup mulut. Dengan bantuan seorang perantara, Tempo membutuhkan lebih dari sepekan untuk meyakininya agar bersedia diwawancarai dengan rekaman suara dan video. Beberapa keterangan yang memperkuat kesaksian tidak kami tuliskan karena dapat mengarah pada pengungkapan identitas saksi. Sejumlah pertanyaan kami ajukan berulang-ulang pada waktu terpisah dan jawabannya konsisten. Menurut saksi, polisi berseragam serba hitam memeriksa telepon seluler banyak orang di Rest Area Km 50 malam itu untuk memastikan tidak ada foto dan rekaman video. Aparat, termasuk yang berbaju sipil, berada di lokasi itu sekitar tujuh jam sebelum penangkapan. Berikut petikan wawancara Tempo: Apa yang membuat Anda melihat ke arah mobil korban? Pas mobil lewat, kaget, karena ada suara kretek-kretek. Suara pelek kena aspal. Terus nabrak mobil di depannya. Jeger. Dikira ada tabrakan. Langsung semua berkumpul di situ. Anda mendekat? Ya. (Saksi mendeskripsikan posisi dan dekatnya jarak dia dari mobil tersebut). Apa yang pertama Anda lihat? Pas saya lihat, sudah pada tiarap. Berapa orang? Yang saya lihat tiga. Mereka masih hidup? Yakin masih hidup. Apa yang membuat Anda yakin? Karena bergerak. Gerakannya bagaimana? (Menolehkan kepala ke kanan-kiri) Meleng-meleng karena waktu itu gerimis. Posisi tangan korban? Tangan ditindih badan. Dua-duanya. Selain tiga orang itu, Anda melihat apa? Saya melihat pas mengeluarkan satu orang lagi. Kayaknya udah meninggal itu. Orang itu penumpang minibus? Orang yang dari dalam mobil. Di pintu belakang kiri. Kenapa menyebut dia meninggal? Dia enggak gerak. Bagaimana cara petugas mengeluarkan? Ditarik. Bagian belakang atau depan badan? Belakang. Seluruh badan dikeluarkan? Saya melihat yang dikeluarkan setengah badan. Lalu dilepas. Kepalanya jatuh ke aspal. Hanya melihat satu korban meninggal? Kawan saya melihat ada lagi. Di pinggir kursi sopir. Tapi enggak dikeluarin. Apa hal lain yang petugas lakukan di mobil itu? Saya melihat mereka mengeluarkan senjata. Celurit sama samurai. Jam berapa peristiwa terjadi? Setengah satu. Lewat jam 12. Dengar suara tembakan? Tidak. Tapi kawan saya dengar. Dia bilang dua kali, habis mobil berhenti. Kawan saya melihat pas masuk, mobil itu sudah hancur. Bagian depan, kiri, kanan, sudah rusak. Di depannya, ada mobil. Jadi nabrak dan berhenti. Kawan saya juga melihat mobil itu dibuntuti. Penguntitnya berhenti jauh di belakang. Arah dari pintu masuk, di sebelah kiri jalan. Teman Anda juga melihat tiga orang ditelungkupkan? Kawan saya melihat empat. Karena sudut pandang beda dan gelap. Berapa lama mereka diminta tiarap? Kira-kira lebih dari 30 menit. Lama-lah. Sampai bete juga nunggunya. Tiga atau empat orang itu tidak berubah posisi selama 30 menit? Saat mereka tiarap, saya lihat ada yang kepalanya ditendang. Satu orang. Sebelum ditendang, kedengeran suara “Ampun, Pak.” Anda melihat saat korban dipindahkan ke mobil? Pas dimasukin mobil, saya enggak lihat. Tapi saya lihat dua orang jalan jongkok sambil (menempatkan kedua tangan di belakang kepala). Jaraknya lumayan dari tempat kejadian. Berapa orang? Saya lihat dua. Kawan saya melihat tiga. Seorang lagi kepalanya kayak diperban gitu sebelum dimasukin ke mobil. Mereka diborgol? Tidak. Mengapa Anda mengatakan petugas telah berada di lokasi sebelum kejadian? Mereka ada sejak (Ahad, 6 Desember) sore, menjelang magrib. Pas wudu mau salat magrib, senjatanya diselempangin di punggung. Apa warna seragamnya? Hitam-hitam. Anda yakin mereka bukan cuma sedang mampir? Kalau pengunjung, enggak bakal lama di situ. Apa yang mereka lakukan selama tujuh jam itu? Teman saya melihat mereka ngopi. Ditanya, ada kegiatan apa? Dijawab yang baju hitam, “Lihat saja entar. Pokoknya spesial.” Mereka ikut dalam pengepungan? Yang bawa laras panjang itu menjaga biar enggak ada yang berkerumun. Orang-orang yang mau mendekat diusir. Pas mau akhir penangkapan kayak razia gitu. Enggak boleh rekam video. Enggak boleh ada foto. Handphone dilihat sampai ke galerinya. Berapa orang yang memeriksa telepon? Saya lihat dua orang yang baju hitam itu. Semua pedagang diperiksa teleponnya? Tidak. Yang dekat lokasi saja. Sampai rombongan pergi, saya masih mendengar mereka memeriksa HP. Sekitar jam berapa rombongan polisi meninggalkan lokasi? Tidak tahu. (Majalah Tempo edisi 14 Desember 2020 menuliskan polisi beranjak dari Rest Area KM 50 sekitar pukul 01.30). Polisi pergi secara berombongan.? Berurutan. Satu-satu. Sering menyaksikan polisi menangkap orang di Rest Area KM 50.? Baru pertama kali. Polisi menyebutkan empat korban ditembak akibat melawan petugas di Kilometer 51+200. Anda mendengar letusan senjata sesaat setelah polisi berangkat? Enggak ada. Teman Anda mendengar? ”Tidak.” Operasi Spesial “Lihat saja entar. Pokoknya spesial”. Kutipan jawaban aparat berseragam hitam-hitam yang menunggu selama 7 jam di Rest Area Km 50 itu, menunjukkan bahwa operasi “penyergapan” pengawal HRS tersebut sudah direncanakan sebelumnya. Apalagi melibatkan aparat berseragam hitam-hitam (diduga dari satuan Brimob). Setidaknya mereka bertugas untuk mengamankan TKP dan “menjaga biar enggak ada yang berkerumun. Orang-orang yang mau mendekat diusir”. Seorang teman pedagang mendengar dua kali suara tembakan di Rest Area Km. “Dia bilang dua kali, habis mobil berhenti. Kawan saya melihat pas masuk, mobil itu sudah hancur,” ujar saksi kepada Tempo. Berarti, penembakan itu terjadi sesaat setelah mobil Chevrolet Spin berhenti di Rest Area Km 50. Boleh jadi, dua pengawal HRS itu tewas di dalam mobil. Diduga, ban mobil kiri depan itu ditembak jauh sebelum memasuki Rest Area Km 50. Adanya satuan berseragam hitam-hitam di Rest Area Km 50 sejak Minggu sore, 6 Desember 2020 dan pernyataan “pokoknya spesial” tersebut menunjukkan bahwa Rest Area Km 50 itu dipersiapkan untuk “operasi spesial” atas rombongan HRS. Dan, di Rest Area Km 50 itu pula, empat pengawal HRS lainnya diketahui masih hidup. Di mana mereka dieksekusi oleh “OTK” yang belakangan diketahui ternyata aparat Kepolisian? Versi Bareskrim Polri, di dalam mobil karena melawan. Sekitar pukul 03.00, enam jenazah anggota Front Pembela Islam tersebut tiba di Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta. Berdasar tulisan Tempo pula, rombongan petugas meninggalkan Rest Area Km 50 sekitar pukul 01.30. Namun, jika benar mereka ditembak di dalam mobil petugas, seharusnya saat Rekonstruksi, mobil ini dihadirkan. Dan, setidaknya bisa jadi barang bukti, kecuali dilakukan di tempat lain. Bercak darah selama 2,5 jam menuju RS pasti ada yang tercecer. “Anda mendengar letusan senjata sesaat setelah polisi berangkat? Enggak ada. Teman Anda mendengar? Tidak,” tulis Tempo. Berarti eksekusi terhadap empat pengawal HRS lainnya ini dilakukan “bukan di dalam” mobil. Apalagi ada bekas siksaan. Sangat tidak mungkin korban disiksa setelah ditembak tepat di area jantung. Yang mungkin adalah mereka disiksa dulu, setelah itu barulah ditembak. (FNN) Penulis wartawan senior fnn.co.id Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi kepada Anda jenis-jenis vaksin. Ada upaya global yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengembangkan vaksin baru. Menurut pelacak vaksin New York Times, 1 vaksin disetujui untuk penggunaan penuh (yaitu Pfizer / BioNTech), 6 vaksin disetujui untuk penggunaan awal atau terbatas, dan 14 vaksin dalam Fase 3.
Saya mengerti (dari artikel Jakarta Post) bahwa sesuai dengan surat keputusan yang ditandatangani Menteri Kesehatan, vaksin yang dapat digunakan untuk program vaksinasi di Indonesia harus berasal dari PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Sinovac, Moderna, dan Pfizer / BioNTech. Vaksin Genetik Vaksin yang mengirimkan satu atau lebih gen virus corona sendiri ke dalam sel kita untuk memicu respons kekebalan. Contoh vaksin jenis ini yang telah disetujui sepenuhnya di Kanada dan persetujuan darurat di beberapa negara (Inggris, Bahrain, dll.) yaitu: Pfizer / BioNTech. Adapun yang masih dalam Fase 3 adalah Moderna / NIH Fase 2/3: Anges / Universitas Osaka / Takara Bio. Vaksin Vektor Viral Vaksin yang mengandung virus yang direkayasa untuk membawa gen virus corona. Beberapa vaksin vektor viral memasuki sel dan menyebabkannya membuat protein virus. Vektor virus lain perlahan-lahan bereplikasi, membawa protein virus corona di permukaannya. Contoh vaksin jenis ini yang telah mendapat ersetujuan terbatas di Cina: CanSino Biologics, yang mendapat persetujuan awal di Rusia: Gamaleya Research Institute dan yang dalam uji-coba Fase 3: Johnson & Johnson / Beth Israel Deaconess Medical Center, sedangkan yang masih dalam Fase 2/3: Astra Zeneca / Universitas Oxford. Vaksin Berbasis Protein Vaksin yang mengandung protein virus corona tetapi tidak memiliki materi genetik. Beberapa vaksin mengandung protein utuh, dan beberapa mengandung fragmen dari virus. Beberapa mengemas banyak dari molekul ini pada nanopartikel. Contoh jenis vaksin yg dalam Fase 3: Novavax, Anhui Zhifei Longcom / Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok dan yang dalam Fase 2/3: Medicago / GSK. Vaksin Virus Corona yang Dilemahkan atau Dibuat Tidak Aktif Vaksin yang dibuat dari virus korona yang dilemahkan atau virus korona yang telah dibunuh dengan bahan kimia. Contoh vaksin jenis ini yang dalam Fase 3 dan persetujuan terbatas di UEA: Sinopharm Tahap 3, Sinopharm / Wuhan Institute of Biological Products, yang dalam Fase 3 dan persetujuan terbatas di Cina: Sinovac, yang dalam Fase 3: Dewan Penelitian Medis India / Institut Virologi Nasional / Bioteknologi Bharat. Vaksin Repurposed Vaksin yang sudah digunakan untuk jenis penyakit yang lain yang bisa juga untuk melindungi terhadap Covid-19. Contohnya yang dalam Fase 3: Murdoch Children’s Research Institute. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Perbedaan dan manfaat masing2
Test rapid itu ada 2, yaitu rapid antigen dan rapid antibodi. Rapid yang banyak dipakai di negara kita adalah rapid antibodi. Apa bedanya antibodi dengan antigen? Antibodi adalah kekebalan khusus terhadap mikroorganisme (virus, bakteri) yang sudah terbentuk dan terdeteksi di dalam darah yang dikenal dengan nama imunoglobulin (Ig). Ig ada 2 yaitu IgM dan IgG. Apa bedanya? IgM (mula) adalah Ig yang terbentuk sebagai respon awal terhadap mikroorganisme. Seiring dgn waktu IgM ini akan menurun dan digantikan oleh IgG yaitu imunoglobulin lanjutan yang akan bertahan beberapa bulan dan bila diberi suntikan booster IgG ini akan bertahan bertahun-tahun. Sedangkan antigen adalah bagian dari tubuh kuman. Swab antigen berarti pemeriksaan apus hidung untuk mencari bagian-bagian tubuh kuman termasuk virus. Sedangkan SWAB PCR adalah pemeriksaan apus hidung untuk mendeteksi DNA virus covid-19. Virus corona itu ada 4 genus yaitu: alfacorona, betacorona, gamma corona dan deltacorona. masing2 genus memiliki ciri DNA yang berbeda. Di alam ini Allah tidak pernah menciptakan DNA yang sama walau satu genus korona. Apa kelemahan rapid antibodi? Rapid ini bisa reaktif bila ada imunoglobulin terhadap genus korona yang tidak spesifik bisa alfa, beta, delta, dan gamma. Sedangkan covid19 disebabkan oleh betacorona. Jadi rapid antibodi tidak bisa dijadikan acuan diagnosis covid-19. Begitu pula dengan swab antigen, akan positif bila tertangkap materi tubuh dari korona manapun dan tidak bersifat spesifik untuk covid-19 atau beta corona. Dan pemeriksaan ini _tidak bisa dijadikan dasar diagnosis. Hanya SWAB PCR lah yang bisa jadi dasar diagnosis covid-19 karena ia memeriksa adakah DNA Betacorona atau tidak. Dalam swab pcr ditentukan CT yang kurang 40 dinyatakan positif. Apa itu CT? CT singkatan dari Cycle Treshold artinya pada putaran keberapa DNA virus mulai terdeteksi. Semakin sedikit putaran yang sudah terdeteksi virus covid berarti nilai CT rendah. Dan CT rendah menunjukkan jumlah virus yang banyak. Dan semakin banyak putaran baru terdeksi DNA covid berarti CT besar ini menunjukan jumlah virus sedikit. Seandainya hasil rapid antibodi dan PCR benar-benar dilakukan pada penderita yang sebenarnya covid-19 maka akan diinpretasikan sebagai berikut : Kondisi 1 : PCR SWAB Positif dan RAPID Negatif. Ini dapat terjadi pada pasen yang baru masuk virus terhirup ke lubang hidung atau mulut dan belum terbentuk Ig kekebalan, sehingga rapid tes negatif. Kondisi 2 : PCR SWAB Positif dan RAPID Positif. Ini dapat terjadi pada pasen yang sedang mengalami infeksi akut covid dan sangat menularkan. Virus di hidung positif dan kekebalan sudah terbentuk. Kondisi 3 : PCR SWAB Negatif dan RAPID Positif. Ini dapat terjadi pada pasien masa penyembuhan. Virus di hidung dan tubuh sudah hilang dan kekebalan masih terbentuk. Darah yang mengandung kekebalan inilah yang disebut PLASMA. TERAPI PLASMA artinya memasukkan darah plasma yang sudah mengandung kekebalan terhadap covid-19 dan ini sangat efektif sebagai obat. Semacam ATS ANTI TETANUS SERUM untuk kuman tetanus atau SABU, serum bisa ular untuk racun ular. Dari postingan WAG. Semoga bermanfaat. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Oleh : Abdurrahman Lubis
Ketika Nabi Ibrahim As dilempar ke api, semua orang bertepuk riuh , Raja Namrud goyang2 kaki dari singgsananya. Penulis, ketika safar ke Turkey, sempat mampir di Antoqiyah, antara Suriyah dan Istanbul Turkey, tempat ketapel raksasa Ibrahim As dilempar ke api. Tiga malaikat, air, api dan angin menawarkan jasa untuk memadamkan api. Ibrahim As menolak. Tiba2 Allah Swt hantar sekeping syurga Firdaus lengkap dengan fasilitasnya. Ibrahim keniknatan. Tiba2 seorang wanita cantik, Sarah melihat dari kejauhan dan berteriak, "Ibrahim, boleh aku ikut bersamamu" ? "Boleh, tapi engkau syahadat dulu", kata Ibrahim. اشهد ان لا اله الا الله و ان إبراهيم خليل الله "Aku bersaksi tiada yang pantas disembah kecuali Allah, dan Ibrahim kekasih Allah". Maka Allah Swt mengutus dua malaikat membawa Sarah ke dalam api yang sudah ada kepingan syurga Firdaus, dan dinikahkan, dan the first night, malam pertama dalam api. Bagi Raja Namrud dan para penyembah patung pengikutnya, Ibrahim sudah gosong terbakar, tapi Ibrahim dan Sarah sedang malam pertama di kepingan Syurga Firdaus. Kini, IB HRS telah dilempar ke dalam api Polda Metro Jaya, nyatanya IB HRS seperti dalam kepingan Syurga Firdaus. Ia Solat dulu menghadap Allah, banyak berzikir, doa, mendekatkan diri kepada Allah, menikmati tahanan dengan serba senyum dan sabar, seperti di Syurga . Ia yakin Da'i tak pernah kalah, yang kalah adalah Mad'u, yang didakwahi, tapi mereka menentang. Mereka akan hancur sendiri seperti kerajaan Roma dan Parsi. Seperti halnya Raja Abrahah di Sona'a, Yaman, ingin menghancurkan Ka'bah, Allah turunkan burung Ababil, melempari mereka dengan kerikil dari neraka Sijjil, mereka jadi seperti dedaunan yang dimakan ulat. Abrahah mati konyol bersama pasukan gajah. IB HRS adalah mujahid tulen, cucu ke 38 dari Muhammad Saw yang teruji dalam satu generasi. Kita berdoa, semoga kisah ini membuka mata hati orang2 Polda Metro Jaya dan jajarannya, Allah Swt menunggu mereka taubat, karena Ia Maha Penerima Taubat. Kalau tidak, tunggu tanggal mainnya, mungkin di antara mereka ada yang stress, gila, ditabrak mobil, terbakar, hanyut dan sebagainya, dihantui perbuatan mereka sendiri, karena itu sudah janji Allah ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (41) "Telah nyata kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan tangan manusia, Supaya mereka merasakan sebagian yang mereka perbuat (di dunia), mudah2-an mereka kembali (taubat). (QS Rum 41). Andaikata ada 100 nyawa, IB HRS dan para pengikutnya, umat, mereka pasti mengorbankannya di jalan Allah Swt. Allahumma, Amien..... Penulis, Pemerhati Keislaman, Abdurrahman Lubis. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Tertembaknya hingga tewas 6 anggota Laskar FPI dan ditahannya HRS setelah pemeriksaan 13 jam di Metro Jaya memunculkan reaksi. Tuntutan pembentukan Tim Pencari Fakta Independen terus menggema dalam rangka mencari kejelasan dari kasus yang menurut Kepolisian adalah "tembak menembak" di KM 50 Jalan Tol Jakarta Cikampek.
Penahanan HRS juga membangun respon unik dengan banyaknya pernyataan sikap berupa kesiapan untuk secara sukarela ditahan oleh pihak Kepolisian. Pernyataan sikap umat Islam Serang Banten, umat Islam NTB, Kalimantan Barat, Lampung, Brigade 411 se Jabodetabek, Umat Islam Jawa Barat dan lainnya siap untuk ditahan di Mapolda Metro Jaya menjadi fenomena baru. Ribuan umat Islam Ciamis bergerak ke Mapolres Ciamis menerobos masuk dengan keinginan agar ditahan dan mencari lokasi sel tahanan. Pada umumnya aksi kesiapan untuk ditahan adalah sebagai protes atas penahanan HRS yang dinilai tidak adil atas tuduhan penghasutan kerumunan di Petamburan dan Mega Mendung. Sebagian besar yang menyatakan sikap adalah mereka yang hadir dalam kerumunan di Petamburan maupun Mega Mendung. Ada pula yang menjadi bagian penyambutan HRS di Bandara. Berbondong-bondong orang atau jama'ah yang siap secara sukarela untuk ditahan ini menjadi fenomena unik dari kesadaran hukum baru sekaligus sebagai protes atas ketidakadilan hukum yang terjadi. Mereka yakin HRS tidak bersalah dan menjadi bagian dari konspirasi politik dengan memanipulasi hukum. Fenomena unik, bernilai kritik, dan heroik ini dapat menjadi goresan sejarah dalam perjuangan umat Islam di Indonesia. Ada beberapa catatan, yaitu : Pertama, bila fenomena unik ini terjadi secara masif maka bukan mustahil akan ada suatu hari dimana jutaan orang datang ke Polda Metro Jaya untuk bersama-sama "minta ditahan", misalnya pada tanggal 31 Desember sebagai batas akhir tahap pertama masa penahanan HRS. Kedua, pembunuhan keji 6 anggota laskar FPI dan penahanan atau pemborgolan HRS menjadi satu kesatuan isu keumatan untuk membangun solidaritas tinggi dalam berjuang bersama "bagai satu tubuh yang sakit". Ketiga, bacaan umat baik pembunuhan anggota 6 laskar FPI maupun pemborgolan HRS, padahal yang bersangkutan datang dengan baik-baik ke Mapolda, adalah kezaliman politik dengan memutarbalikkan fakta dan aturan hukum tanpa rasa malu. Keempat, bila tanggal 31 Desember misalnya menjadi "hari solidaritas umat" dengan ultimatum "bebaskan HRS atau kami tahan semua" itu benar-benar terjadi, maka peristiwa ini menjadi fenomena terunik dalam sejarah, mungkin berskala dunia. Kelima, Kepolisian atau Pemerintah menciptakan kegaduhan yang tidak perlu dengan menjadikan pandemi Covid 19 sebagai alat politik untuk menunjukkan arogansi kekuasaan. Semestinya peristiwa pandemi adakah momen untuk membangun persatuan dan kesatuan, bukan kegaduhan dan perpecahan. Fenomena unik kesiapan relawan untuk dipenjara sebagai rasa solidaritas dan aksi protes, justru menjadi kebalikan dari model peristiwa awal revolusi Perancis 14 Juli 1789 dimana rakyat menyerbu penjara Bastille dan membebaskan tahanan. Bastille Day adalah hari perlawanan atas kesewenang-wenangan dan korupsi Raja Louis XVI dan istrinya Marie Antoinette. Tumbanglah monarki absolut dinasti Louis dan Marie Antoinette pun dipenggal di bawah Guillotine. *) Pemerhati Politik dan Kebangsaan Bandung, 14 Desember 2020 Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com PUSARA
Dini hari, tujuh desember dua ribu duapuluh, tragedi kemanusiaan terjadi lagi di negeri tercinta. Enam pemuda tewas di terjang timah panas aparat penegak hukum. Misteri kematian belum terungkap karena gelapnya awan ketidakpastian. Luka yang dalam, menusuk sanubari pencinta kejujuran dan keadilan. Di tengah kegelapan dan kepedihan nurani yang terluka, pelangi pagi yang muncul di hari pemakamanmu, berbisik lembut: “Berhentilah bersedih, apa yang melukaimu, memberi berkah kepadamu. Hanya dalam kegelapanlah pelita hatimu berpendar terang, terangi jalan menuju tempat tinggal Pemilik Keadilan. “Dalam kegaluan hati yang menuntut kejujuran dan keadilan, kau kan sadar anak-anak muda itu telah menyemaikan cinta di hatimu, cinta akan kejujuran dan keadilan. Penaka mawar nan harum mewangi sepanjang hari. begitulah hati yang penuh cinta pada kejujuran dan keadilan. Duri tidak bisa memenjarakannya karena cinta membuat duri menjadi tak bertaji”. O kawan, Saat, secara virtual, kulihat jazatmu di turunkan ke liang lahat aku tidak meratapi kepergianmu. Aku tahu kau tidak mati dan tidak pernah meninggalkan orang-orang yang mencintai kejujuran dan keadilan. Kau tidak mati, kau hidup di sisi Kekasihmu. Kau telah sampai di keabadian cinta lebur dalam dekapan hangat Sang Kekasih. Kau bahagia dengan karunia yang diberikan Kekasihmu, bebas dari rasa takut dan sedih. Pusara bisu di Mega Mendung kelihatannya seperti akhir. Batas yang memisahkan kau dan orang-orang pencinta kejujuran dan keadilan. Pusara itu tampak seperti mentari senja yang tenggelam. Tapi bagi mu ia adalah fajar menyingsing yang melaluinya kau dapat menatap wajah Sang Kekasih tersenyum indah padamu. Saat kematian menjemputmu, itulah saat jiwamu bebas. Terbang tinggi ke langit rahasia kembali ke rumah Sang Kekasih. Lepas dari cengkraman raga dengan segala dukanya. Kau tidak lagi hidup dalam raga dan jiwa. Kini kau hidup dalam balutan cinta Yang Maha Pengasih. Waktu kupergi meninggalkan kau sendiri di pusara, tak ada ucapan selamat tinggal untukmu karena kutahu, pusara hanya tirai , di baliknya taman surga nan abadi. Kau tidak pernah pergi, kawan. Tidak pernah tiada. Kau selamanya ada karena pusaramu ada di tempat terindah di bumi yaitu di hati pencinta kejujuran dan keadilan. -------------------------- Bandung 9 Desember 2020 Safwan Hadi. Refleksi surah Ali Imran 169- 170. Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik Tuan Presiden, akhirnya anda bicara setelah segenap rakyat menunggunya. Meskipun sangat terlambat, anda akhirnya bicara. Hanya saja pembicaraan Anda sangat mengecewakan. Tuan Presiden, izinkan saya mengemukakan pendapat untuk menanggapi pembicara Anda, sebagai berikut : Pertama, Anda bicara seperti menanggapi hal yang biasa. Anda, bicara setelah berolahraga sepeda di Istana, bukan dalam forum resmi atau minimal konferensi pers Kepresidenan. Itu artinya, anda melihat peristiwa ini hal yang biasa, bukan keadaan yang memprihatinkan seperti apa yang dipahami dan dirasakan publik. Bukan dalam konteks adanya dugaan extra juducial killing, sebagaimana sedang di selidiki oleh Komnas HAM. Padahal, pada kasus Sigi, representasi Negara mengeluarkan statemen secara resmi. Seperti biasa, narasi 'Negara Tidak Boleh Kalah dengan Radikalisme dan Terorisme' menjadi menu utamanya. Kedua, Anda tidak bicara fakta dan memberikan pernyataan resmi negara terhadap fakta. Anda, justru sedang bernarasi dan melakukan framing peristiwa dengan sangat jahat. Kenapa Anda mengaitkan tewasnya 4 warga Sigi dengan peristiwa tewasnya 6 anggota Front Pembela Islam (FPI) sebagai prolog ? Bukankah, itu dua peristiwa yang sama sekali berbeda. Peristiwa Sigi, adalah korban yang ditimbulkan oleh kelompok bersenjata. Sementara 6 anggota FPI tewas oleh tembakan aparat polisi. Apakah maksud tuan Presiden, aparat penembak 6 anggota FPI sama biadabnya dengan pelaku pembunuhan di Sigi ? Atau 6 anggota FPI itu seperti kelompok bersenjata di Sigi, sehingga layak dibantai polisi ? Sikap Anda yang tegas yang mana ? Ketiga, kenapa pernyataan Anda lebih menekankan perlindungan bagi pelaku penembakan dari aparat, bukan kepada korban dan keluarga korban ? Kenapa anda lebih condong mengingatkan masyarakat tidak diperbolehkan untuk bertindak semena-mena dan melakukan perbuatan melanggar hukum yang merugikan masyarakat ? Apalagi, bila perbuatannya itu sampai membahayakan bangsa dan negara ? Bukankah yang semena-mena itu aparat ? Bukankah anggota Polda Metro Jaya semena-mena menembak 6 anggota FPI hingga tewas ? Kenapa justru seolah olah 6 anggota FPI ini yang dianggap meresahkan masyarakat ? Narasi anda juga malah menimbulkan kegaduhan. Apa maksud Anda menegaskan kepada aparat hukum, agar tidak boleh gentar dan mundur sedikitpun dalam melakukan penegakan hukum ? Apa itu artinya, Anda merestui pembantaian 6 anggota FPI yang merupakan rakyat Anda, dengan dalih penyelidikan dan penyidikan sebagaimana diklaim polisi ? Saya paham Indonesia Negara hukum. Karena itu harus ada penyelidikan yang otoritatif dan legitimate untuk mengungkap kasus ini. Namun, kenapa anda tidak menginisiasi pembentukan TGPF ? Anda hanya mendorong ke Komnas HAM. Apa anda memiliki tujuan, agar kasus ini menguap seperti pembantaian Siyono oleh Densus 88 ? Anda bicara negara hukum, tapi anda telah menyimpulkan peristiwa tanpa penyelidikan, menganggap ada masyarakat yang mengancam masyarakat lainnya dan berbahaya bagi bangsa dan negara. Lantas, anda mendukung penuh polisi tanpa memberikan empati sedikit pun kepada keluarga korban. Tanpa Anda bicara, sebenarnya saya sudah menduga apa yang akan Anda bicarakan. Hanya saja, dengan bicara, saya dan segenap rakyat jadi tahu dimana posisi anda berada. Mohon maaf tuan Presiden, kami semakin yakin bukan hanya ada dugaan extra judicial killing oleh anggota Polda Metro Jaya. Tetapi, ada dugaan kuat terjadi 'State Crime' dalam peristiwa ini. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|