Kebiasaan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan-kebaikan secara langsung atau tidak kepada diri anda. Begitupun sebaliknya. Kebiasaan buruk juga cepat atau lambat akan menghasilkan keburukan-keburukan seperti kecelakaan, musibah, sakit. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan diri anda bahwa apa yang anda lakukan adalah kebaikan. Kemudian biasakanlah melakukan kebaikan-kebaikan itu. Jika ada kebiasaan buruk yang masih anda kerjakan, maka segeralah meninggalkannya. Lakukan semua daya upaya untuk meninggalkannya sebelum dia akan memberikan dampak buruk terhadap diri anda.
Judul tulisan ini dalam bahasa Inggris sbb: Seek First to Understand then to be Understood. Kebanyakan dari kita tidak benar-benar mendengarkan orang lain. Kita cenderung berpikir bahwa kita tahu apa yang akan dikatakan orang lain, sehingga pikiran kita mengembara. Kita bisa terjebak dalam dunia pikiran, ego, penilaian, dan kesimpulan internal kita sendiri, seringkali sebelum orang itu sempat mengungkapkan pandangan dan masalahnya. Jadi apa yang terjadi jika kita fokus pada diri kita, daripada pada orang yang kita ajak bicara? Ini berarti bahwa kita dapat:
Kenyataannya adalah bahwa kita semua tahu apakah seseorang mendengarkan kita atau hanya berbasa-basi. Coba renungkan kembali situasi ketika Anda berbicara dengan seseorang, dan mereka acuh tak acuh. Bagaimana perasaan Anda? Itu mungkin membuat Anda merasa marah dan kesal karena mereka tidak peduli dengan apa yang Anda katakan; atau bahwa waktu dan pikiran mereka lebih penting daripada Anda. Kelakuan seperti ini bukanlah dasar untuk membangun kepercayaan, komitmen, rasa hormat, dan hubungan baik. Itulah sebabnya kemampuan untuk memahami lebih dulu apa yang ingin disampaikan orang lain sebelum meminta mereka memahami diri kita merupakan kebiasaan interpersonal yang perlu dimiliki oleh orang-orang yang sangat efektif. Tn. Covey mengidentifikasi empat tingkat kunci mendengarkan sebuah pembicaraan:
Intinya adalah, kita hanya benar-benar mendengarkan orang itu dengan penuh perhatian, dan kita menanggapi kerangka acuan yang telah disebutkan oleh pembicara. Itu artinya kami tidak banyak bicara. Kita tidak tersesat dalam pikiran kita. Kita tidak menilai dan mendahului apa yang akan mereka katakan, dan kita pasti tidak langsung memberikan pandangan kita. Kita hanya mendengarkan. Ini sangat sederhana. Tn. Covey menyarankan bahwa mendengarkan yang baik harus "aktif, bukan pasif" dan melibatkan banyak anggukan oleh pendengar, seolah-olah mereka sedang membuat kesepakatan dengan mereka (bukan hanya menyerap informasi secara pasif). Berusahalah terlebih dahulu untuk memahami berarti benar-benar mendengarkan orang ketika Anda terlibat dalam percakapan. Ini terdiri dari mendengarkan dengan pikiran yang benar-benar terbuka, seolah-olah Anda sedang mendengarkan apa yang dikatakan untuk pertama kalinya. Jadi, dengarkan. Berhenti berbicara. Bungkam ego dan agenda Anda. Kita menyebutnya mendengarkan aktif. Helfia Nil Chalis Advisor to Aplus Profesional Home Cleaning Sahabat Anda untuk Tetap Sehat, Bersih dan Rapih 0812 8022 1712
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|