by Asyari Usman
Banyak sekali contoh orang-orang yang bersikap angkuh, sombong, dan sok kuat ketika mereka sedang berkuasa. Tetapi, begitu pensiun, barulah tersentak bahwa kekuasaan yang diangkuhkan itu akhirnya hilang juga. Fisik pun melemah dan makin lemah. Anak-buah yang selama ini selalu siap-gerak!, tidak ada lagi. Kemarin masih Panglima TNI, Pangkostrad, Pangdam, Danjen, Kapolri, Kapolda, Kabareskrim, dan lain sebagainya. Hari ini bisa lepas semuanya. Tidak ada lagi bintang di bahu. Tidak ada lagi hormat di gerbang. Sirna sudah semua kehebatan yang dibangun selama puluhan tahun itu. Kini, usia mencapai 58 tahun. Posisi hebat itu diduduki orang lain. Sebentar lagi 60 tahun. Setelah itu, perlahan menuju liang kubur. Sampailah saatnya Malaikat Maut datang memenuhi perintah Pemilik Nyawa dan janji ajal. Semua tanda pangkat yang dibangga-banggakan selama masih berdinas aktif. Berbagai penghargaan yang disematkan di dada, ternyata tidak dihitung oleh Pencabut Nyawa. Bahkan, meminta untuk penundaan sedetik pun tidak dipenuhi. Malaikat Maut datang dengan tampilan yang sesuai dengan cara hidup orang yang akan diakhiri hayatnya. Kalau tempo hari sombong, mengancam-ancam, apalagi sampai mengatakan, Jangan coba-coba ganggu, saya panglimanya, akan saya hajar nanti. Maka kelak si Pencabut Nyawa (Izrail) akan datang dengan gaya angkuh juga. Seramnya, keangkuhan Izrail tidak bisa dilawan oleh siapa saja. Masih aktif, segar-bugar, dengan pangkat jenderal penuh pun tak sanggup menatap Izrail. Apalagi cuma seorang pensiunan yang terbaring lemah. Yang tak bisa lagi berkata-kata. Tak juga bisa lagi meneguk setetes air. Panser, senjata laras panjang, pasukan gagah-berani yang dipamerkan semasa hidup dulu, ternyata hari ini tidak bisa menolong Jenderal Angkuh (Purn) ketika dia menghadapi sakaratul maut. Jenderal yang 30 tahun silam mengucapkan “Saya panglimanya”, hari ini diantarkan ke liang lahat. Paling-paling penghormatan terakhirnya diberikan dalam bentuk tembakan salvo di upacara pemakaman. Setelah itu, Jenderal Angkuh (Purn) harus menjalani proses identifikasi di depan Munkar dan Nakir. Inilah dua malaikat yang bertugas untuk menanyakan beberapa hal fundamental kepada Jenderal Angkuh (Purn). Mereka tidak menanyakan berapa bintang yang dulu melekat di bahu. Tidak juga bertanya tentang harta-benda dan tanda jasa. Di liang kubur, Jenderal Angkuh (Purn) akan menjalani interogasi yang mengerikan. Kedua malaikat itu akan berwujud sangat menakutkan. Mereka lebih angkuh, lebih seram, dan lebih brutal dari sang jenderal. Jika catatan keangkuhan mendominasi riwayat hidup, maka bisa dipastikan perjalanan berikutnya akan sangat berat. Begitu sabda Nabi. Interogasi kuburan yang penuh horor itu baru sekadar “starter” saja. Estafet berikutnya adalah alam penantian. Di alam yang disebut “barzakh” itu, kepada setiap orang akan ditunjukkan destinasi finalnya. Diperlihatkan pagi dan petang. Orang yang angkuh, sombong dan memusuhi perjuangan di jalan Allah, akan melihat di mana dia akan menjalani “rehabilitasi”. Penyandang kesombongan dan keangkuhan adalah orang yang sangat dimurkai Allah ‘Azza wa Jalla. Jadi, wahai orang-orang yang masih segar-bugar dengan kekuasaan yang besar. Anda tak perlu tamasya spiritual ke alam ghaib untuk menelusuri tempat kembali orang-orang yang sombong. Anda cukup meresapi penderitaan batin orang-orang yang angkuh ketika berkuasa, tetapi menyesal setelah pensiun. Menyesal tidak melakukan ini dan itu. Menyesal telah menzalimi para pejuang keadilan. Menyesal menghalangi perjuangan. Menyesal, menyesal, dan menyesal tak bersambut. Hingga Malaikat Maut datang menjemput. Penulis adalah Wartawan Senior FNN.co.id
0 Comments
Besi adalah salah satu elemen yg diterangkan dalam Al Qur’an. Bahkan ada Surah bernama Al Hadid yang bermakna Besi. Pernyataan berikut ini diterangkan pada ayat 25 dalam Surah Al Hadid. Dan Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia, (QS. 57:25). Kata “anzalna’ digunakan untuk menerangkan penciptaan besi dan itu artinya “Kami turunkan”. Namun yang kita ketahui, besi digali dari bawah tanah. Menurut pendapat kami, “Kami gali” semestinya lebih cocok dari pada “Kami turunkan”. Namun keadaannya tidak seperti yang kita bayangkan. Dengan ungkapan “Kami turunkan” dalam ayat ini, sebuah keajaiban saintifik ditunjukkan, yaitu sbb: Dalam pembentukan mineral besi, dibutuhkan suhu tertentu. Suhu yang dibutuhkan ini tidak terdapat di bumi, tidak pula pada matahari. Permukaan matahari mencapai 6000 derajat Celsius, dan suhu intinya sekitar 15 juta derajat Celsius. Namun suhu ini tidak cukup untuk pembentukan besi.
Besi hanya bisa dibentuk pada bintang yang jauh lebih besar dari ukuran matahari yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat Celsius. Ketika jumlah besi mencapai ukuran tertentu pada sebuah bintang yang disebut Nova atau Supernova, bintang itu tidak mampu lagi menampungnya dan akhirnya meledak. Ledakan ini memungkinkan besi menyebar ke segala penjuru Alam Semesta. Semua penemuan Astronomi menyatakan bahwa mineral besi berasal dari bintang yang besar di luar angkasa. Tidak hanya besi yang ada di bumi, tapi juga besi yang ada dalam Tata Surya kita didapat dari luar angkasa. Seperti yang sudah kita sampaikan sebelumnya, bahwa suhu matahari tidak cukup untuk membentuk mineral besi. Apa yang bisa disimpulkan dari semua itu adalah bahwa mineral besi tidak terbentuk di bumi. Melainkan diturunkan dari ledakan Supernova, persis seperti yang dikemukakan dalam ayat tadi. Adalah mustahil pengetahuan ini didapat pada masa Al Qur’an diturunkan yaitu 1400 tahun lalu. Karena hal itu mustahil, bagaimana bisa dijelaskan informasi semacam ini ada dalam Al Qur’an? Apakah ada penjelasan lain selain fakta bahwa Al Qur’an adalah Kitab Allah? Disamping itu, disebutkan juga dalam ayat tersebut bahwa besi memiliki banyak manfaat bagi manusia. Namun orang-orang hanya mengenal dan menggunakan besi untuk membuat pedang dan baju perang pada masa ayat ini diturunkan. Dan manusia belum menyadari manfaat lain dari besi. Terlepas dari itu Al Qur’an menyatakan “besi memiliki banyak manfaat bagi manusia”. Sekarang, mari kita lihat data saintifik terbaru dari besi. Tanpa atom besi, Fe, kehidupan berbasis karbon di alam semesta tidak mungkin ada. Maka artinya tidak ada juga Supernova, tidak ada pemanasan pada bumi purba, tidak ada Atmosfer dan Hidrosfer. Tidak ada pelindung medan magnet. Tidak ada sabuk radiasi Van Allen. Tidak ada lapisan Ozon. Tidak ada logam untuk membentuk hemoglobin pada darah manusia. Tidak ada logam untuk meredakan reaktifitas oksigen, dan tidak ada oksidasi metabolisme. Berarti sangatlah bijak untuk menujukan perhatian kita pada besi, terutama pernyataan dalam ayat ini: “Besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia…” Disamping apa yang kami sebutkan tadi, ada satu lagi rahasia dalam ayat ini, yaitu sbb: Ayat yang menyebutkan tentang besi adalah ayat 25 dalam Surah Al-Hadid. Ayat ini setidaknya berisi 2 kode matematika menarik. Al Hadid adalah Surah ke 57 dalam Al Qur’an. Ketika kata ini dilafalkan dengan tambahan artikel “Al” pada kata “Al Hadid” dalam Bahasa Arab, nilai total abjadnya atau nilai numerik dari hurufnya adalah sama yaitu 57. Sedangkan nilai numerik dari kata “Hadid”saja tanpa artikel “Al”adalah 26. Dan 26 adalah nomer Atom untuk besi. Maka Ketika kita melafalkannya “Al Hadid” nilai numeriknya adalah 57, sama seperti nomer Surahnya dalam Al Qur’an. Ketika dilafalkan sebagai “Hadid”saja, nilai numeriknya adalah 26, sama seperti nomer Atom untuk besi. Sekarang mari kita pikirkan secara adil. Apakah mungkin seorang yang tidak bisa baca tulis dan tinggal di gurun pasir 1400 tahun lalu, dimana Sains dan Teknologi belum ada, meski sekedar namanya saja, bisa mengetahui bahwa besi diturunkan dari langit dan menuliskannya dalam kitab dengan memperhatikan nilai numeriknya? Bisakah orang waras menerima ini? Bisakah orang yang menerima ini disebut waras? Dalam kasus itu, adalah omong kosong dan khayalan, sama seperti menutup sebelah mata menatap matahari yang menerangi dunia, dengan mengatakan Al Qur’an adalah buatan manusia. Orang yang menutup kedua matanya bisa merubah siang jadi gelap malam hanya untuk dirinya. Sementara orang lain tetap dapat melihat siang dengan terangnya matahari. Segala puji bagi Allah yang tidak membiarkan kita dalam kegelapan dan yang merubah malam jadi siang yang terang benderang dengan cahaya Al Qur’an. Kisah wartawati Sunday Express Inggris, Yvonne Ridley, peminum yang masuk wilayah Afghanistan tahun 2001 secara illegal (tanpa paspor maupun visa) kemudian ditangkap karena dicurigai sebagai agen spionase negara barat. Dia tertangkap basah di sebelah timur kota Jalalabad. Penyamarannya terungkap ketika ia terjatuh dari seekor keledai persis di depan seorang tentara Taliban dan kameranya jatuh. Saat ditangkap, Ridley terlihat mengenakan burqa, sejenis busana Muslimah tradisional Afghanistan. Rezim Taliban Afghanistan mengatakan akan mengadili jurnalis Inggris Yvonne Ridley karena memasuki negara secara illegal. Taliban telah mengisyaratkan mereka mungkin mengklaim bahwa dia adalah mata-mata pasukan khusus Barat. Berikut kisahnya seperti yang dituturkannya sendiri di Youtube. Ketika aku ditangkap, aku takut karena aku telah terperangkap dalam propaganda barat bahwa mereka ini adalah pria jahat brutal yang membenci Wanita. Jadi, aku sungguh tidak berpikir bahwa aku akan melihat matahari terbenam malam itu. Aku hanya berpikir ini adalah akhir bagiku. Jadi aku terkungkung dengan ketakutan. Lalu aku dibawa ke Markas Intelijen di Jalalabad. Dikarenakan pengetahuan mereka yang terbatas tentang aku, pengetahuan mereka tentang aku sama terbatasnya dengan pengetahuanku tentang mereka, dalam istilah budaya. Dan mereka mengira aku adalah mata-mata Amerika karena mereka tidak mengenali aksen-ku. Mereka pikir dari utara Inggris, di dekat perbatasan Skotlandia. Akupun berusaha memberitahu mereka bahwa tidak semua kita berbicara seperti Ratu. Benturan Budaya Ketika mereka berbicara kepadaku, mereka terus memalingkan muka, mereka melihat ke langit-langit, mereka melihat ke lantai, mereka melihat ke luar jendela, mereka melihat ke mana saja, tapi tidak tertuju padaku. Akupun hanya berpikir mereka tidak dapat menatap mataku karena mereka tahu bahwa mereka akan membunuhku dan mereka merasa terlalu bersalah. Tapi tentu saja aku mengetahui kemudian bahwa mereka menunjukkan rasa hormat kepadaku dengan tidak menatap aku. Jadi itu adalah bentrokan budaya yang sangat nyata. Mereka tidak mengerti aku, akupun tidak mengerti mereka. Aku amat sangat takut. Dan begitu aku menjadi terbiasa dengan gagasan bahwa mereka akan membunuhku, ketakutan terbesar saat itu adalah apakah mereka akan menyiksaku? Akankah mereka memperkosa aku? Apakah mereka akan melecehkan aku? Dan itu adalah ketakutanku berikutnya. Lalu aku hanya berpikir, seandainya aku adalah tahanan yang menyusahkan, mereka tentu akan membawaku keluar dan menembak aku dan kemudian itu akan menjadi terselesaikan, itu semua akan berakhir. Dan aku akan berubah dari tahanan menjadi mayat. Setidaknya aku akan kehilangan semua bagian tubuhku. Jadi itu adalah strategiku. Mereka terus menanggapi aku ketika aku kasar dan agresif. Aku melemparkan barang-barang ke mereka. Aku memukul mereka. Mereka terus mengatakan: Mengapa kamu bersikap seperti ini? Kamu adalah tamu kami. Kami ingin kamu Bahagia. Dan aku berpikir mengapa mereka bertindak seperti ini? Mereka seharusnya jahat dan brutal. Ini jelas merupakan permainan yang mereka mainkan seperti permainan kucing dan tikus. Mereka membiarkan aku berpikir bahwa mereka sungguh baik, dan kemudian pada menit terakhir, cakar akan keluar. Sehingga sepanjang seluruh pengalamanku, aku tidak berpikir bahwa kami sampai pada satu pemahaman satu sama lain. Namun sebenarnya jari mereka tidak pernah menempel aku, mereka tidak pernah menyentuh aku. Mereka tidak merespon secara agresif. Jika mereka marah padaku, mereka hanya bangun, berjalan keluar dan berkata: kami tidak ingin berbicara denganmu.Jadi, itu bukan yang aku harapkan. Aku yakin aku tidak seperti yang mereka harapkan. Dia ditahan atas tuduhan mata-mata dan direncanakan dihukum rajam. Tapi bukannya mengakhiri hidupnya, pengalamannya di tahanan Afghanistan itu malah mengubah hidupnya selamanya.
Di hari ke 6, sang penerjemah, seorang pria muda bernama Hamid berkata kepadaku: “Kau akan kedatangan pengunjung yang sangat penting hari ini, dan kau harus menghormatinya. Tolong jangan berteriak, tolong jangan melempar sesuatu. Ini adalah orang yang sangat penting yang akan mengunjungimu hari ini”. Akupun bertanya: “Siapa itu?” Dan dia bilang: “Aku tidak bisa mengatakannya”. Akupun bilang: “Apakah itu Mullah Omar (pemimpin Taliban)? Atau apakah itu Osama bin Laden, siapa?”. Diapun bilang: “Aku tidak bisa mengatakan, aku tidak bisa mengatakannya”. Diapun pergi dan sekitar 15 menit kemudian ada ketukan di pintu. Meski aku adalah tahanan, aku memiliki kunci, karena mereka memberi aku kunci. Lalu aku membuka kunci pintu. Dan di sana berdiri di depanku seorang yang membuat darahku menjadi dingin. Dia mengenakan gaun gading yang panjang menyentuh lantai dan sorban gading. Dia memiliki janggut coklat muda mata coklat. Kulit wajahnya adalah sesuatu yang ketika aku menatapnya dan kupikir: Apakah dia memakai riasan? Karena wajahnya bersinar. Cahaya lampu tidak menyinarinya, tetapi cahayanya keluar dari dia. Dan aku belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya dan akupun mengetahui kemudian bahwa apa yang aku lihat adalah “Nur” (cahaya) di wajah orang ini. Lalu aku melihat pria ini… dan jelas bahwa dia adalah seorang ulama. Akupun berpikir aku akan menghindari berbicara tentang agama selama 6 hari dan sekarang, ini dia, ini harus menjadi rintangan terakhir sebelum aku didorong ke dinding dan ditembak. Diapun masuk, kami duduk dan dia duduk di seberangku. Penterjemah duduk di sebelahku. Dan dia bertanya apa agamaku. Akupun berpikir: Ini dia. Akupun menjawab: “Aku seorang Kristen”. Dan dia berkata: “Ya, tapi apakah kamu seorang Katolik Roma atau kamu seorang Protestan?”. Aku bilang: “Aku seorang Protestan dari Gereja Inggris”. Dia bertanya lagi: “Apa pendapatmu tentang Islam?” Sejujurnya aku tidak tahu apa-apa tentang Islam. Hanya sedikit pengetahuan yang aku kumpulkan dan sepenuhnya salah setelah aku tahu kemudian. Jadi aku tidak tahu apa-apa tentang Islam. Dan dia berkata: “Apa pendapatmu tentang Islam?” Aku katakan: “Oh itu luar biasa. Itu benar-benar menakjubkan”. Aku terus memuji agama ini yang aku tidak tahu apa-apa tentangnya. Diapun duduk dan dia tersenyum. Kemudian aku berhenti. Dia berkata: “Islam agama yang Indah”. Aku menatapnya dan kukatakan: “Aku sangat setuju”. Aku juga berkata: “Apakah kau tahu, orang-orang di sekitar sini sangat mencintai iman mereka”. Dia berkata: “Kau tidak akan pernah percaya berapa kali sehari mereka berdoa”. Dan di sinilah aku menunjukkan ketidak-pedulianku selama ini. Aku katakan: “Mereka berdoa 5 kali sehari. Karena ketika berada di penjara aku hanya bisa berhitung. Aku menghitung sholat”. Aku tidak tahu bahwa muslim sholat 5 kali sehari. Dia pasti mengira aku wanita bodoh, tapi dia terlalu sopan untuk mengatakan itu. Kemudian dia berkata: “Apakah kau ingin masuk Islam?”. Dan dia mengundangku memeluk Islam. Dan aku hanya berpikir: Oh, apa yang akan aku katakan sekarang. Jika aku mengatakan ya, dia akan mengatakan kau wanita yang tidak tulus yang berubah-ubah, bawa dia pergi dan rajamlah. Tapi jika aku mengatakan tidak, dia akan mengatakan beraninya kau menghina Islam, bawa dia pergi. Jadi aku berpikir apa yang akan aku katakan. Kemudian aku hanya berkata: “Lihat, aku tidak bisa membuat keputusan yang mengubah hidup saat aku di penjara, tetapi aku akan melakukannya jika kau melepaskan aku. Aku akan membaca kitab sucimu dan aku akan mempelajari Islam”. Dia hanya tersenyum. Dia tidak mengatakan ya atau tidak dan dia beranjak pergi. Di Sunday Express, atasannya menegaskan bahwa dia seorang jurnalis bonafit yang hanya memasuki Afghanistan untuk melaporkan situasi kemanusiaan. Dan setelah 11 hari aku dibebaskan dengan alasan kemanusiaan bahkan setelah perang dimulai. Dan aku tidak tahu siapa yang lebih bahagia ketika aku berjalan kembali ke Pakistan. Apakah mereka senang melihat aku kembali, atau aku lebih bahagia karena bisa menjauh dari mereka. Tetapi hanya pada titik pembebasanku ketika aku berjalan menuju jurnalis Pakistan, akupun mulai memikirkan waktuku di tahanan. Dan para jurnalis berteriak: “Bagaimana Taliban memperlakukanmu?”. Dan aku berjalan menuju rekan-rekanku, dari media Pakistan, dan aku berpikir bahwa orang-orang ini memperlakukan aku dengan sopan dan hormat. Dan kemudian aku berpikir: Bagaimana aku memperlakukan mereka? Dan aku berpikir, aku hampir berhenti dan aku hampir berbalik untuk Kembali untuk mengatakan kepada mereka: Lihat, aku sungguh minta maaf, aku sangat kasar. Tapi kemudian kupikir jika aku berhenti dan berbalik, mereka akan berkata: Oh ya ampun, dia kembali dan kemudian mereka akan menembak aku… he..he..he. Jadi aku pergi dan berkata kepada media Pakistan bahwa aku diperlakukan dengan sopan dan hormat itu benar adanya. Ketika aku Kembali ke London, akan mudah bagiku untuk berpikir, baiklah, aku tidak perlu menepati janjiku. Namun aku juga berpikir sebagai seorang jurnalis, adalah cukup jelas bahwa aku tidak tahu apa-apa tentang Islam. Dan jika aku ingin menulis dengan otoritas apapun tentang orang-orang dari Asia, dari dunia Arab, dari dunia muslim, jika aku ingin menulis dengan otoritas apapun, aku perlu tahu tentang Islam. Karena satu hal yang aku pahami dengan sangat cepat melalui Taliban bahwa Islam bukan hanya sesuatu ketika kau mengangkat tangan dan meletakkan tangan dalam sholat Jum’at. Islam adalah jalan hidup, itu adalah caramu untuk makan, caramu untuk tidur, caramu berpikir, caramu berdoa, caramu berpakaian dan segalanya. Itu adalah keseluruhan sistem pendukung kehidupan. Jadi kewajibanku selaku seorang jurnalis menginformasikan serta memberikan janji kepada orang Taliban, akupun mulai membaca Islam. Memeluk Islam Itu adalah proses yang sangat lambat. Aku tidak memberitahu rekan-rekanku bahwa aku sedang membaca tentang Islam. Butuh waktu sekitar 2 tahun, tapi perjalanan sangat cepat berubah dari pembelajaran menjadi perjalanan spiritual. Karena…. ketika aku mulai membaca Al Qur’an, itu mudah. Terjemahan Bahasa Inggris-ku yaitu dari A. Yusuf Ali. Dan ada beberapa catatan tambahan untuk semua ayat. Aku juga mulai membaca tentang pria ini, Muhammad SAW, dan aku kagum dengan apa yang aku baca. Dan Kembali pada tahun 2001, aku belum pernah mendengar tentang dia. Dan tentu saja sekarang, Nabi tercinta kita Muhammad SAW adalah sebuah contoh teladan kontemporer, dia adalah pria abad 21 sebagaimana dia pada abad ke 7. Seorang yang luar biasa. Setelah 2 tahun aku akhirnya memeluk Islam dan itu bukan lompatan iman yang besar, aku masih berdoa kepada Tuhan yang sama. Aku hanya melakukannya dengan cara yang lebih disiplin PERTARUNGAN MAUT ITU BERADA DI ANTARA USIA 55 HINGGA 70 TAHUN. Jika kita mencapai usia 55 tahun, maka waspadalah, karena inilah saat yg menentukan, akhir perjalanan seorang manusia. Akhir yg baik (husnul khaatimah) insyaAllah atau akhir yg buruk (su'ul khaatimah). NA'UDUBILLAH.
Dengan usia yg mencapai 55 tahun atau lebih, maka tidak ada yang layak untuk dia lakukan selain perbanyak istighfar, perbanyak ibadah keta'atan dan KONSENTRASI PENUH UNTUK AKHIRAT ... ! RASULULLAH shalallaahu alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa usia umatnya adalah berkisar di antara 60 - 70 tahun ! "Sedikit yg berhasil melewatinya". (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah). Barang siapa yg meyakini perjumpaan dg Sang Khalik, ia harus sadar bahwa ia akan ditanya, dan harus menyiapkan jawabannya. Lalu bagaimana jalan keluarnya? Caranya mudah. Teori bertaubat: Beribadah dan beramal shalihlah disisa usiamu, karena ALLAH Subhanahu wata'ala. sangat menyayangi terhadap hambaNya yg mau menghabiskan sisa usianya untuk lebih mendekat kepadaNya, INSYAA ALLAH, ALLAH Subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa² yg telah lalu dan ALLAH subhanahu wata'ala memberikan keselamatan serta kebahagiaan di dunia, di kubur hingga di akhiratNya". Di saat kita sudah berumur 55 tahun atau apalagi sudah menginjak usia 60 tahun atau bahkan lebih, maka biasakan berdo'a memohon perlindungan dari ketidak-berdayaan, malas, fitnah dan dijauhkan dari siksa kubur dan siksa akherat: “Allaahumma inni a’uudzubika minal ‘ajzi wal kasali, waljubni walharam, wa a’uudzibika minal fitnatil mahya wamamaati, wa a’uudzubika min ‘adzaabil qabr”. Artinya: “Yaa Allah, aku berlindung kepadaMu dari sifat lemah & malas, penakut dan tua. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah hidup dan mati, aku juga berlindung dari siksa kubur". Jangan merasa aneh, inilah kehidupan. Hakikatnya tak ada yg memberimu manfaat selain shalatmu. Alam itu aneh. Jenazah disusul dg jenazah. Kematian disusul dg kematian berikutnya. Berita tentang kematian terus bermunculan. Ada yg mati karena kecelakaan, ada yg karena sakit, ada yg tiba2 mati tanpa diketahui sebabnya. Dunia ini akan ditinggalkan semua yg ada dan semua manusia akan dikuburkan, itu pasti. Hariku dan harimu pasti akan tiba, mari kita persiapkan bekal untuk perjalanan yg tak dapat kembali. Wahai orang yg menunda taubat dg alasan karena masih muda, kuburan bukanlah tempat untuk orang dewasa saja, kuburan tempat manusia segala usia ... Sungguh, Dunia itu hanya 3 hari saja. Hari Kemarin, kita hidup di situ, dan tidak akan kembali lagi, Hari Ini, kita jalani namun tak berlangsung lama, Hari Besok, kita tidak akan tahu apa yg akan terjadi. Maka saling memaafkanlah antar saudara dan sesama, bersedekahlah, karena aku, engkau dan mereka pasti akan pergi meninggalkan gemerlapnya dunia ini untuk selamanya. Yaa, Allah. Kami memohon keridha'an Mu husnul khaatimah dan beruntung dg mendapatkan surga dan selamat dari api neraka. Barang siapa yang hidup dalam suatu kebiasaan, maka ia akan mati dengan kebiasaannya itu. Jadi marilah kita membiasakan diri dg memperbanyak BERIBADAH KEPADA ALLAH SUPAYA MATI KITA DALAM KEADAAN BERIBADAH KEPADA ALLAH. Jika sudah membaca tulisan ini insyaaAllah akan mendapatkan pahalanya. Namun bila menyebarkannya dan orang lain mendapatkan manfaat juga, maka akan dilipat-gandakan pahala kita. Aamiin aamiin aamiin ya Robbal'alamiin. InsyaaAllah. Sangat menarik mempelajari apa yang dialami dunia dan rakyat/ tokoh pribumi ketika menjelang kemerdekaan RI. Sebuah tulisan di sebuah surat kabar kala itu tahun 1944 kiranya bisa memberikan sedikit gambaran hal itu. Catatan: baca "oe = u", "j = y", "dj = j" Artikel ini adalah sebuah tulisan dari K.H. Hasyim Asy’ari, menanggapi janji kemerdekaan dari Pemerintah Jepang pada tahun 1944. Terbit di surat kabar Soeara Asia pada 6 Oktober 2604 atau 1944. “INDONESIA MERDEKA” Dipandang dari Soedoet Ke Islaman Oleh: K.H. Hasjim Asj’ari Djoem’at Legi, 6 Oktober 2604 Melihat tiada hentinja Perajaan jang diadakan oleh sekalian pendoedoek Djawa, dari bermatjam-matjam bangsa, tjoekoeplah soedah tergambar betapa kegembiraan ra’jat Indonesia menerima djandji Dai Nippon Teikoku Gikai jang akan memerdekakan Hindia Timoer pada soeatoe ketika di kemoedian hari. “Merdeka” sepatah kata jang moedah dioetjapkan, tetapi di dalamnja terkandoeng arti jang loeas. Semoea manoesia ingin mengtjap rasanja. Kemerdekaan bangsa berarti tiang bahagia, karena dengan kemerdekaan itoelah ia akan lebih gian menjempoernakan segala kekoerangannja selakoe bangsa jang hidoep, jang merasa tanggoeng djawab atas segala sesoeatoe di Tanah Airnja. Surat kabar Soeara Asia, 6 Oktober 1944. Sumber foto: Koleksi pribadi Rony WidayantoKemerdekaan Tanah Air dan bangsa adalah soeatoe hal jang soedah semestinja dipoenjai oleh tiap-tiap bangsa. Karena tabi’at manoesia selaloe ingin madjoe, sedang kemerdekaan itoelah satoe-satoenja sjarat oentoek mentjapai kemadjoean jang sepesat-pesatnja. Pada tanggal 7 September 2604, dalam sidang Dai Nippon Teikoku Gikai jang ke-85 oleh Perdana Menteri Koiso dioemoemkan, bahwa pada soeatoe ketika Tanah Air kita Indonesia akan dimerdekakan. Dengan adanja djandji ini teringatlah kita akan djandji-djandji jang selaloe dipermain-mainkan Inggeris terhadap bangsa-bangsa jang lemah, sehingga djandji-djandji jang baik itoe djadi merupakan boedjoekan semata-mata. Pada Perang Doenia Pertama Inggeris pernah mendjandjikan kemerdekaan jang sepenuhnja bagi oemmat Islam di Hidjaz, jang pada masa itoe diperintah oleh J.M. Sjarief Hosein, sewaktoe Oemmat Islam sedang beroesaha segiat-giatnja melaksanakan tjita-tjita Pan-Islamisme. Djandji itoe diberikan kepada Hidjaz asal dia maoe toeroet berperang melawan Toerki dan kawan-kawannja. Tetapi setelah peperangan itoe berakhir dengan kemenangan di fihak Inggeris, djandji itoe tinggal sebagai djandji, sedang pengorbanan jang dberikan oleh poetera poetera Arab itoe sama sekali ta’ dihargainja. Akhirnja Arabia tetap sebagai sediakala, Inggeris tambah loeas daerah djadjahannja, perhoeboengan Toerki dengan negeri-negeri Islam lain terpoetoes, sedang tjita-tjita Pan-Islamisme djadi terbengkalai. Kesemoeanja itoe adalah karena tingkah Inggeris dan sekoetoenja belaka jang merasa koeatir kalau-kalau bangoen Oemmat Islam jang tergolong dalam lingkaran Pan-Islamisme itoe. Pada waktoe itoe djoega India menerima djandji kemerdekaan, asal maoe berperang membantoe Inggeris dan sekoetonja. Dan tidak sedikit ra’jat India jang toeroet berperang membantoe Inggeris, karena sangat ingin merasakan kemerdekaan jang didjandjikan itoe. Tetapi akhirnja djandji itoe bohong semata-mata, dan India tetaplah mendjadi djadjahannja. Tanah Air kita pada ketika itoe menerima djandji dari Belanda, jang pada waktoe itoe sedang terdjepit dalam peperangan. Dia mendjandjikan pada bangsa kita boleh toeroet memegang pemerintahan sendiri sesoedah selesainja peperangan itoe. Tetapi achirnja djandji itoepoen bohong semata-mata, bahkan penindasannja pada bangsa kita bertambah sangat dan hebat. Dari tiga tjontoh itoe njatalah betapa keadaan negeri sekoetoe jang sebenarnja. Dia soeka membeodjoek sesoeatoe bangsa, apabila dia memboetoehkan tenaganja jang berlipat ganda, dia menipoe sesoeatoe bangsa, apabila dia koeatir tidak akan sampai maksoednja jang semata-mata oentoek kepentingan diri mereka sendiri. Oemmat Islam Palestina, korban jang teroetama, tjoekoeplah mendjadi boekti jang njata. Sekarang bangsa kita Indonesia menerima djandji merdeka dari Pemerintah Agoeng Dai Nippon. Selama doea tahoen lebih kita bekerdja bersama-sama Pemerintah Balatentara Dai Nippon di Djawa, telah mendapat pengalaman, bahwa segala djandjinja selaloe ditepatinja dengan semestinja, sebagai jang telah diketahoei oleh oemoem. Itoelah kiranja semangat Bushido jang mendjadi satoe-satoenja dasar kerdjanja dalam mentjapai segala maksoednja. Dengan berdasar itoe jakinlah kita, bahwa pada soeatoe ketika Tanah Air kita Indonesia benar-benar akan merasakan kemerdekaan, hidoep bersama dengan saudara-saudaranja, teroetama di Asia Timoer Raya. Dan akan lebih jakinlah kita apabila djandji itoe kita pandang dari soedoet ke-Islaman dengan hoekoem-hoekoem jang ada padanja, jakni melarang dengan keras menjalahi djandji. Sekarang kita sedang dalam djandji. Selama itoe akan diketahoeilah tingkatan kita jang sebenarnja. Karena tinggi rendahnja tingkatan sesoeatoe oemmat dan madjoe moendoernja itoe dapat dilihat dalam tjaranja mempergoenakan kemerdekaan jang diberikan baroe sebahagiannja itoe. Kata seorang peodjangga Arab: “Ahsinid daradjatal lati anta biha, arfaoeka lighairiha”. Indonesianja: “Perbaikilah tingkatanmoe dewasa ini, soepaja akan baiklah pada jang lainnja”. “Inna ‘Llaha la joeghajjiroe ma biqoumin hatta joeghajjiroe ma bianfoesihim”. (TOEHAN ALLAH tidak akan mengobah keadaan sesoeatoe kaoem, sehingga kaoem itoe mengobahnja sendiri), firman Allah dalam Al-Koeran. Dalam masa menunggoe sa’at datangnja kemerdekaan itoe kita haroes menoendjoekan perhatian kita kepada rakjat djelata, teroetama mereka jang hidoep di doesoen-doesoen, jang djaoeh dari keramaian, karena mereka itoelah anggota masjarakat jang terpenting, dan dari merekalah akan tersoesoennja soeatoe masjarakat jang sehat, kokoh dan koeat. Karena itoe mereka haroes dibimbing kedjalan jang menoedjoe kebahagiaan, dan diinsjafkan dengan soenggoeh-soenggoeh akan arti merdeka jang sebenarnja, hingga tertanamlah dalam djiwa mereka, dan mengertilah akan hak dan kewadjiban merka, sebagai bangsa jang berhak hidoep merdeka, jang tidak ingin diperboedak kembali sebagai jang soedah-soedah. Dalam hal ini pemoekalah jang memegang rol terpenting. Pemoeka tidak boleh merasa djemoe dalam menginsjafkan rakjatnja. Kegiatan kerdjanja haroes ditambah lagi, hingga kelak kalaoe soedah sampai masanja tidak tanggoeng lagi menerima kemerdekaan itoe. Sebagai dasar bekerdja haroes kita ingat firman TOEHAN dalam Soerat Az-Zoemar 53: “Qoel ja ‘ibadijalladzina asrafoe ‘ala anfoesihim, la taqnathoe min rahmati ‘Llahi, inna ‘Llaha jaghfiroe dzdzoenoeba djami’an, innahoe hoewal gafoeroer rahim”. Katakanlah (hai Moehammad): Hai hamba-hambakoe jang telah mendjeroemoeskan dirinja, djanganlah berpoetoes asa tentang rahmat ALLAH karena ALLAH Maha Pengampoeni segala dosa. Sesoenggoehnja ALLAH itoe Maha Pengampoeni dan Maha Pengasih. Oemmat Islam Indonesia haroes insjaf soenggoeh-soenggoeh, bahwa ketinggian martabat dan kemoeliaan Islam jang sesoenggoehnja bergantoeng djoega kepada kemerdekaan Indonesia, dan dengan kemerdekaan itoelah kita akan dapat menoendjoekkan persaudaraan Isalam jang sesoenggoehnja selaras dengan jang difirmankan TOEHAN ALLAH: “innamal moe’minoena ichwatoen” (Sesoenggoehnja sekalian orang moe’min itoe bersaudara). Balatentara Dai Nippon telah mengoesir moesoeh kita, Belanda, dari Indonesia, dan kini akan memerdekakannja pada soeatoe ketika dikemoedian hari. Dengan takdir ALLAH baroe Nipponlah jang menolong kita dari tjengkeraman Barat, sekalipun dahoeloe telah kita oesahakan dengan bersendjatakan semangat belaka. Maka berdasar pada Firman TOEHAN ALLAH dalam soerat Ar-Rahman ajat 60: “Hal djazaoel ichsani illal ichsanoe” (Ta’ ada balasan kebaikan itoe melainkan kebaikan djoega) dan Sabda Nabi kita Moehammad s.a.w.: “Man asda ilaikoem ma’roefan fakafioehoe” (Barang siapa berboeat baik kepadamoe sekalian (Moeslimin), maka balaslah (dengan kebaikan djoega)! Berdasar atas itoe semoeanja marilah kita balas boedi Pemerintah Balatentara Dai Nippon jang berboeat baik kepada kita dengan djalan bekerdja bersama-sama, menghantjurkan moesoeh kita Inggeris-Amerika dan lain-lainnja, hingga kemenangan achir tertjapai di fihak kita dengan selekas moengkin, karena itoelah satoe-satoenja sjarat oentoek menerima kemerdekaan Indonesia. Sebagai penoetoep marilah kita tengok masa dahoeloe, zaman keemasan Islam. Dahoeloe oemmat Islam telah pernah merasakan hidoep di tanah airnja jang merdeka dan memegang pemerintahan sendiri dengan seloeas-loeasnja. Pada masa itoe dapatlah mereka mentjapai kedoedoekan setinggi-tingginja dan mendapat kemadjoean di segala lapangan hingga mengagoemkan seloeroeh doenia. Tetapi karena mereka lengah, alpa dalam melakoekan kewadjiban, seringkali meloepakan TOEHAN ALLAH s.w.t dan terpengaroeh oleh hawa nafsoenja, maka kemerdekaan mereka dengan moedahnja poen hilang, dan achirnja mereka mendjadi bangsa jang terdjadjah. Karena itoe dalam menoenggoe kemerdekaan jang akan datang ini hendaklah kita bersedia sedja, teroetama dengan menjoesoen tenaga dan kekoeatan kita sendiri sebagai soeatoe bangsa jang berdjiwa ksatria, dengan tidak leopa memohon pertolongan kepada TOEHAN ALLAH s.w.t hingga riwajat lama itoe tidak kembali lagi. TOEHAN ALLAH berfirman dalam Soerat An Nadjm ajat 39-41: “Wa an laisa lil insani illa ma sa’a, wa anna sa’joehoe saufa joera, tsumma joedzahoel djazaal aufa”. Indonesianja: “Dan tidak ada bagi manoesia itoe melainkan barang apa jang mereka oesahakan, dan hasil oesahanja itoe akan dilihatnja, kemoedian mereka akan dibalas dengan balasan jang amat sempoernanja. Artikel ini bagian dari Surat Kabar Soeara Asia koleksi pribadi Rony Widayanto. Dikutip dari JejakIslam.net Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Sahabat tentu masih ingat ada sebuah perusahaan angkutan yg berani tetap melayani permintaan peserta aksi 212 ke Jakarta meskipun ada ancaman larangan dari pihak Kepolisian. Itulah PO Haryanto. Ternyata Bpk. Haryanto adalah seorang mantan TNI (Purn) berpangkat Kopral Kepala yg memutuskan mengambil pensiun dini di usia 43 tahun pada tahun 2002. Tulisan dari Hersubeno Arief berikut ini menarik untuk kita cermati dan mengambil hikmahnya. Pangkat Kopral, Rezeki Lebih dari Jenderal Oleh : Hersubeno Arief Brigjen TNI (Purn) Mazni Harun berdiri dalam posisi sikap sempurna di atas panggung, sambil memberi hormat. Di bawah panggung Kopral Kepala (Kopka) TNI (Purn) Haryanto, membalasnya memberi hormat. Adegan "janggal" itu berlangsung di garasi Perusahaan Otobus (PO) Haryanto di pinggiran Kota Kudus, Rabu sore (7/8). Seorang jenderal memberi hormat seorang kopral —kendati sudah sama-sama pensiun—di luar sebuah kelaziman tradisi militer. Mazni mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI mengaku pantas memberikan penghormatan itu. “Haryanto ini orang yang luar biasa,” ujarnya. Dia sangat terharu dan bangga bisa mengajak sejumlah purnawirawan bersilaturahmi dengan Haryanto. Salah satunya Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin yang pernah menjadi atasan Haryanto di Kodam Jaya. Kopral Haryanto pemilik PO Haryanto adalah mantan anak buah Mazni saat dia menjadi Komandan Batalyon Arhanud 1/1 Kostrad di Serpong Tangerang (1990-1993). Bukan karena Haryanto kini telah menjadi orang sukses, harta kekayaannya melebihi para jenderal. Namun perjuangan dan sikap hidupnya, memang pantas mendapat penghormatan. Bukan hanya dari Mazni. Sejumlah pensiunan perwira tinggi yang hadir di tempat itu juga menyatakan salut dan respeknya terhadap Haryanto. “Jarang orang kaya yang sangat dermawan dan pemurah seperti pak Haryanto, “ ujar mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat. Cerita tentang Haryanto adalah perpaduan antara kegigihan, keuletan, dan keteladanan. Dalam bahasa anak-anak milenial sekarang, Haji Haryanto adalah pengusaha startup yang suskes dan tumbuh besar. Dia juga seorang philantropis, dermawan. Lahir sebagai anak ke-6 dari 9 orang bersaudara, Haryanto anak seorang petani miskin. Ketiadaan biaya membuatnya gagal meneruskan studinya di STM. Bermodal ijazah Sekolah Teknik (ST), setingkat SLTP, dia kemudian melamar menjadi prajurit ABRI. Dia beruntung diterima menjadi anggota ABRI dengan pangkat paling rendah, Prajurit Dua. Tugasnya menjadi sopir truk mengangkut alat-alat berat, meriam, dan logistik untuk pasukan. Semangatnya membara untuk mengubah nasib membuat Haryanto mencari penghasilan tambahan selepas dinas. “Saya menjadi sopir omprengan dengan trayek Serpong ke Kota Tangerang,” ujarnya. Dari hasil menabung, dia kemudian bisa membeli angkot. Jumlah angkotnya terus bertambah, sampai mencapai 50. Pangkatnya prajurit, tapi sudah jadi juragan angkot. “ Saya ingat pada tahun 90-an itu Haryanto menyunatkan anaknya dengan mengundang dalang Ki Mantep Sudarsono. Acara digelar di alun-alun Tangerang. Bayarannya kalau gak salah waktu itu sudah Rp 50 juta,” ujar Mazni. Dari Batalyon Arhanud I, Haryanto dimutasi ke Kodam Jaya. Pangdam Jaya saat itu Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin teman satu angkatan Mazni Harun (Akabri 1974). Karena bisnisnya terus membesar, Haryanto akhirnya memutuskan pensiun dini. Dia pensiun pada tahun 2002 pada usia 43 tahun. Dengan modal kucuran dari BRI sebesar Rp 3 miliar, Haryanto membeli 6 armada bus. Usahanya hampir bangkrut ketika krisis ekonomi melanda tahun 2007-2008. Dia terlilit utang ke BRI sebesar Rp 27 miliar. Namun setelah dijadwal ulang pembayarannya, dia mendapat keringanan selama 5 tahun. Dengan bantuan Bank Nagari, dalam waktu 3 tahun utang itu berhasil dilunasi. Usahanya terus tumbuh. Kini dia memiliki 250 armada bus. Terdiri dari bus pariwisata dan bus angkutan kota antar provinsi (AKAP). (Sangat memuliakan anak yatim dan ibunda) Cerita tentang Haryanto tidak hanya berhenti pada keberhasilannya menjadi juragan perusahaan bus, sejumlah restoran, dan pom bensin. Apa yang dilakukannya dengan kekayaan itu justru jauh lebih menarik. Dia menggunakan kekayaannya untuk membantu orang lain dan menebar kebaikan. Dia menampung sejumlah temannya, termasuk para pensiunan tentara, bekerja di perusahaannya. Seorang karyawannya ada yang pensiunan perwira menengah berpangkat Letnan Kolonel. Haryanto saat ini mengurus dan menyantuni 4.000 anak yatim. Dia juga membiayai para hafidz penghafal Al Quran di beberapa pesantren. Setiap tahun dia memberangkatkan puluhan orang, termasuk para karyawannya umroh dan haji. Haryanto juga banyak membangun masjid. Secara personal Haryanto dikenal sebagai pribadi sederhana dan soleh. Dia selalu mengajak karyawannya untuk salat berjamaah lima waktu. Sebuah spanduk di garasi armada busnya bertuliskan sebuah pesan : Apabila Hidupmu Susah. Tengoklah Sudah Benarkah Sholat Berjamaahmu??? Haryanto juga menjalankan puasa sunah yang sangat jarang dilakukan orang. Puasa Dalail Khairat. Puasa sunah yang dilakukan setiap hari sepanjang tahun. Puasa ini dilengkapi dengan membaca salawat nabi dari kitab Dala’il Al Khairat yang ditulis seorang tokoh sufi asal Maroko Imam Al Jazuli. Puasa semacam ini banyak diamalkan oleh santri di Pondok Pesantren Darul Fallah 3 Jekulo, Kudus dan beberapa pesantren lain di Jawa. Selain salat berjamaah tepat waktu, dan puasa dalail, Haryanto punya satu amalan lagi yang menjadi satu kunci keberhasilannya. Dia sangat memuliakan Ibunya. Dia sering terlihat mengendong ibunya, kendati dalam usia 90 tahun masih sangat sehat. Keuletan, kedermawanan, dan sikapnya yang memuliakan anak yatim dan ibunda menjadi kunci sukses Haryanto. Dia pantas mendapat penghormatan bukan hanya dari para purnawirawan petinggi militer, mantan atasannya, namun juga dari kita semua. End Pegunungan Zhangye Danxia terletak di Provinsi Gansu, Cina. Tempat ini menjadi nampak bagaikan sebuah maha karya lukisan cat minyak di atas kanvas berwarna abu-abu di sekitarnya. Pegunungan ini merupakan hasil dari erosi batu pasir kapur berwarna merah, bersama-sama dengan struktur geologis dan kondisi gurun dalam jangka waktu yang lama serta erosi dari angin dan air. Kekuatan alamlah yang menghasilkan kemunculan karya seni gemilang seperti itu. Warna merah, kuning, hijau biru, hitam dan putih menghiasi area ini dan menjadi lebih tajam perbedaannya setelah hujan. Ketika umat Islam mentadabburi Al Qur'an di Surah Al Fatir (35) Ayat 27 sejak disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW, sulit membayangkan keberadaan gunung-gunung yg dikatakan ada garis putih dan merah yang beraneka ragam warnanya dan ada yang hitam pekat. Namun karena imannya, umat Islam meyakini keberadaan gunung seperti yang disebutkan di dalam Al Qur'an semata-mata karena yakin bahwa Al Qur'an adalah Firman Allah yang disampaikan melalu utusan Nya Muhammad SAW. Fakta keberadaan pegunungan Zhangye Danxia ini tentu saja lebih menguatkan iman umat Islam. Semoga juga lebih banyak umat manusia yang akhirnya meyakini kebenaran Al Qur'an sebagai sebuah kitab petunjuk yang diturunkan oleh Allah Swt untuk seluruh umat manusia. Al Qur'an memang diturunkan berbahasa Arab agar Rasulullah Muhammad SAW bisa mengajarkannya kepada seluruh umat manusia. Meskipun berbahasa Arab, Al Qur'an bukan ditujukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia sampai akhir jaman. Kebiasaan baik menyelamatkanmu, kebiasaan buruk mencelakakanmu Saya ingin mengajak teman-teman semua untuk meyakini apa yang saya yakini, yaitu: “Jika kita memelihara kebiasaan baik, maka kebiasaan baik kita akan menyelamatkan kita. Sebaliknya jika kita memelihara kebiasaan buruk, maka kebiasaan buruk kita itu bisa mencelakakakan kita cepat atau lambat.” Ini sebuah kepastian meskipun terjadinya bisa cepat bisa juga lambat. Sebuah safety video yang saya lihat bercerita tentang dua orang sahabat yang bekerja di sebuah workshop. Salah seorang dari mereka sering kali membawa kunci inggris bersamanya ketika meninggalkan workshop sehingga teman yang satunya sampai jengkel sekali. Akhirnya temannya ini selalu menyembunyikan kunci inggris ini di dalam electrical junction box dari salah satu mesin di workshop mereka. Hal ini kemudian menjadi kebiasaan. Sebelum pulang dia selalu menyimpan kunci inggris mereka di dalam electrical junction box ini. Pagi hari dia mengambilnya kembali sebelum mereka menggunakan mesin itu. Setahun kemudian, pagi-pagi dia harus menjalankan mesin di workshop untuk menyelesaikan tugas yang seharusnya sudah selesai dikerjakan kemarin. Ketika dia menjalankan mesin itu terjadilah ledakan di electrical junction box tempat dia biasa menyimpan kunci inggris. Peristiwa ini hampir merenggut nyawanya. Ternyata setelah diselidiki, ketika dia menjalankan mesin itu kunci inggris masih ada di dalamnya yang menyebabkan terjadi arus singkat dan ledakan Kejadian lain di plant yaitu kebiasaan crew maintenance meminta field operator untuk menandatangani permit lebih dulu padahal seharusnya field operator memastikan kondisi peralatan tempat mereka akan bekerja sudah diamankan terlebih dulu. Tetapi antara crew maintenance dan field operator sudah terjalin kebiasaan saling “memahami” bahwa meskipun field operator sudah menandatangani permit, crew maintenance akan selalu memastikan lagi kepada field operator bahwa segalanya sudah aman dan siap untuk dikerjakan. Suatu ketika dalam sebuah pekerjaan shutdown, pihak crew maintenance tidak menghubungi lagi field operator dan hanya beranggapan bahwa field operator sudah menandatangi permit yang berarti pekerjaan sudah aman untuk dimulai. Ternyata saat itu field operator belum selesai membuang tekanan dalam pipa. Terjadilah gas nitrogen bertekanan 1,3 kg/cm2 dalam jumlah cukup besar keluar sambil mengeluarkan suara yang cukup keras. Beruntung tidak ada orang yang terluka akibat kejadian ini Pengalaman saya pribadi, saya pernah diselamatkan oleh jaket dan helm. Kejadiannya ketika saya naik motor boncengan dengan seorang teman dari Bandung ke Jati Tujuh tempat kami akan kerja praktek. Di sebuah tikungan motor yang saya bawa terpeleset karena ada pasir di pinggir jalan. Motor masuk parit, kami berdua terlempar ke depan di pinggir jalan. Saya menggelosor sampai jaket saya robek tetapi badan saya tidak terluka, begitupun helm saya menyentuh aspal dan lecet tetapi muka dan kepala saya selamat. Saya memang punya kebiasaan menggunakan jaket tebal dan helm jika mengendarai motor. Kebiasaan baik ini ternyata telah menyelamatkan badan, muka dan kepala saya ketika terjadi kecelakaan itu.
Maka marilah kita selidiki diri kita. Apa saja kebiasaan-kebiasaan yang buruk tetapi masih terus kita kerjakan dengan berbagai alasan. Mari kita tinggalkan sekarang juga. Ubah dan gantilah dengan kebiasaan-kebiasaan baik agar dia bisa menyelamatkan kita pada saatnya. Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com www.HelfiaGoOnline.com Sungguh sulit diterima akal jika anda bermimpi berada di sebuah tempat khayalan tetapi setelah bertahun-tahun kemudian anda menemukan bahwa tempat khayalan seperti yang ada di dalam mimpi anda itu memang benar-benar ada. Anda mungkin lantas meragukan apakah benar memang itulah tempat yang pernah ada dalam mimpi anda itu. Tetapi bagaimana kalau saya katakan bahwa sangat mungkin tempat yang ada di dalam mimpi anda itu adalah memang ada meskipun anda belum pernah tahu apalagi melihat dan mengunjunginya? Kisah berikut ini mungkin bisa menjawab pertanyaan ini. Malam itu anak saya curhat betapa dia sangat kaget baru-baru ini ketika menemukan sebuah foto di instagram. Dia merasa sangat kenal dengan foto itu sehingga sangat terkejut bahwa ternyata tempat yang dikiranya hanya khayalan dalam mimpi itu memang benar-benar ada. Berbekal informasi di Instagram itu pula anak saya melakukan searching image di google. Anak saya cerita bahwa dia sudah empat kali bermimpi ada di tempat itu. Pertama kali dia mimpi ke tempat itu adalah ketika dia masih SMP. Kemudian sewaktu dia SMA tempat yang sama muncul lagi dalam mimpinya sampai tiga kali. Anak saya bahkan merencanakan kalau nanti mimpi lagi dia akan merekam apa yang dilihatnya dengan sebaik-baiknya. Tempat itu ada kolam renangnya di samping sebuah hotel yang berasitektur unik. Kolam renangnya tidak berbentuk segi empat seperti umumnya tetapi berliku-liku dengan pinggirannya batu alam warna hitam. Anak saya akhirnya menemukan sumber foto di Instagram yang dilihatnya itu. Foto itu berasal dari sebuah hotel di Lanai, Hawaii yaitu Four Seasons Lanai Resort. Ternyata hotel ini menghadap ke laut. Dalam mimpinya anak saya hanya melihat pemandangan dari kolam renang ke arah hotel, dia tidak menyadari kalau hotel ini menghadap ke laut. Inilah foto hotel yang dilihatnya di Instagram yang membuatnya sangat kaget karena kemiripannya dengan tempat yang pernah ada dalam mimpinya sampai empat kali. Pengalaman mimpi yang unik seperti ini ternyata juga pernah dialami seorang di blog kaskus. Berikut ini saya copas tulisannya.
--- Quote --- Pernah Ga Gan, Pergi ke Suatu Tempat di Mimpi, eehh di Masa Depan Beneran ke Sana ! Gan, Mo share dikit pengalaman ane, Bermula di taun 2006, percaya ga percaya, ane setelah kena sakit yang agak parah ( chikungunya fever ), beberapa minggu berikutnya, ga rutin sih, suka mimpi pergi ke suatu tempat yang asing, ane belum pernah ke sana atau ada memori tentang tempat itu sama sekali gan ! ( bahkan dari film yang pernah ane tonton ) ... Gejalanya sama, kalo lagi mimpi tentang tempat itu 'feel'nya pasti beda sama mimpi2 reguler... belum pernah ane ngerasain sebelumnya.. seperti mellow2 gimana gitu ... di mimpi itu yg ane inget, liat bus di jalan yang lurus banget, tanahnya merah.. beberapa jalannya berkelok trus ada bangunan semacam overhead bridge, ane juga ngeliat pembangunan underpass dan kyk gerbang toll. Mimpinya selang seling gan, 3 minggu sekali, kadang smpe 2 bulan baru mimpi, trus 6 bulan... tapi makin lama feelnya makin fade away, mimpinya makin ngaco.. Trus ane kan ga pernah mimpi2 lagi tuh gan sampe akhirnya 2 taunan ane lulus diterima kerja di pulau B***m, taunya eh taunya gan... kyk dejavu, bus yang pernah ane liat di mimpi tu taunya bus kantor jemputan ane dari kontrakan ke kantor, overhead bridgenya tu bangunan di deket kantor ane, sama pembangunan gerbang toll tuh taunya dibangun di deket rumah ane ! persis gan sampe ke detil2nya ... ane ga pernah mimpi2 lagi kyk gitu untungnya sekarang... oiya chikunguya fever tu kyk demam berdarah, tapi nyerangnya ke tulang. ---Unquote--- Nah bagaimana kira-kira kita bisa menjelaskan fenomena ini? Saya hanya berhipotesis saja berdasarkan pengalaman mimpi anak saya. Bahwa alam pikiran manusia berada dalam sebuah zat pengantar gelombang elektromagnetik. Pikiran manusia atau ide-ide memancarkan gelombang tersebut dengan frekwensi tertentu. Pikiran atau ide bersifat kekal. Jika seseorang memikirkan sesuatu maka sangat mungkin orang lain sudah pernah atau juga sedang memikirkan hal yang sama. Dalam keadaan tertentu seseorang bisa menjadi peka terhadap pancaran gelombang itu dan memiliki kemampuan menterjemahkannya berupa gambar-gambar yang dilihatnya dalam mimpinya. Beberapa orang juga dikaruniai daya ingat tentang mimpi-mimpinya ketika terjaga. Four Seasons Lanai Resort ternyata mulai beroperasi tahun 2005. Pada waktu itu anak saya masih SMP - SMA. Perbedaan waktu Hawaii dan Bontang 15 jam. Jadi ketika orang banyak berkumpul di pagi sampai siang hari itu bertepatan dengan waktu tidur anak saya di Bontang. Mungkin banyak orang yang secara kolektif mengagumi arsitektur dan tata ruang sekitar bangunan Four Seasons Lanai Resort. Gelombang pikiran kolektif ini demikian kuat sehingga mudah ditangkap dan diterjemahkan oleh anak saya yang sedang tidur. Begitulah kira-kira. Sekedar mencari penjelasan saja. Secara ilmiah masih jauh dan perlu penelitian mendalam untuk membuktikannya. Sesungguhnya banyak fenomena alam ini yang tidak mungkin kita bisa pahami dalam kurun waktu hidup kita yang sangat singkat ini. Kesemuanya mengingatkan kita akan Sang Pencipta, Allah Yang Maha Kuasa. Wallahualam. Semoga kita senantiasa diberi Nya petunjuk kepada jalan-jalan yang diridhoi Nya. Aamiin. Ringkasan kisah serial 4: Seorang narapidana sejak kecil tidak mau beragama karena dinilainya tidak masuk akal, menjadi preman jalanan, dipenjara di Penjara Clemens, dipindahkan ke Penjara Hughes, dan masuk Islam di sana. Lihat di sini selengkapnya. Setelah menyatakan masuk Islam, beberapa bulan berikutnya saya belajar dengan tekun. Saya ingin belajar apapun yang ada tentang Islam. Saya dibantu oleh empat orang yang telah menjadi saudara saya karena Allah, yaitu Fahmi, Syafiq, Malik Ilmi, dan Ismail Syarif. Keempat saudara saya ini sangat penting peranannya dalam pertumbuhan spiritual dan intelektual Islam saya, dan saya berterimakasih setiap hari kepada Allah yang telah mengijinkan saya bertemu dengan mereka. Malik Ilmi dan Syarif mengajari mengenai bahasa Arab. Syafiq mengenai hadis (kebiasaan Rasulullah) dan dia tidak pernah melewatkan kesempatan berbagi sesuatu dengan saya. Fahmi adalah partner saya, orang kepercayaan dan penyemangat terbesar saya. Saya mulai dengan menggunakan kamus Arab/ Inggris untuk memahami tulisan Arab dalam Al Qur'an. Saya telah tersesat dan tertipu oleh terjemahan-terjemahan Bible seumur hidup saya, sehingga saya sangat skeptis terhadap terjemahan Kitab Suci Al Qur'an dari orang lain. Tujuan saya bukan hanya membaca dan menulis dalam bahasa Arab, tetapi juga bisa mengerti dan menterjemahkan sendiri kitab ini. Saya tidak punya guru, tetapi saya punya tekad, percaya dengan Kekuasaan Allah, dan kemauan untuk berhasil. Saya meluangkan waktu sampai 10 jam sehari belajar Surah 2 (Al Baqarah). Setelah saya mengenal kata-katanya saya hapalkan. Hal itu sulit dan proses panjang yang melelahkan secara fisik, mental, emosional dan spiritual terhadap diri saya. Sering saya berdoa kepada Allah untuk meringankan beban saya dalam belajar secara intensif ini. Saya melakukan ini sampai saya menemukan sebuah ayat di mana Allah mengatakan kepada orang-orang beriman bahwa Dia sekali-kali tidak menyulitkan dalam beragama (Surah 22 ayat 78). Ayat ini memberi saya semangat dan kekuatan untuk melanjutkan studi. Sehingga dalam waktu enam bulan setelah syahadat saya sudah bisa mengajar di kelas pemula bahasa Arab. Alhamdulillah. Setelah saya menjadi sadar secara spiritual, saya mulai mengerti pentingnya pengetahuan Islam yang benar. Dalam hadis dikatakan: "Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina". Jadi tugas segera yang harus saya lakukan adalah mengumpulkan semua pengetahuan Islam dari semua sumber yang saya miliki. Saya mulai belajar buku-buku hadis. Saya menjadi tahu ke empat penulis hadis terkenal. Selanjutnya saya mencari pemahaman yang lebih dalam dan lebih baik mengenai dasar-dasar iman. Saya berusaha keras mengenal arti spiritual dari gerakan-gerakan shalat yang kami lakukan setiap hari. Saya juga mengarahkan ketertarikan pada penafsiran Qur'an tentang ilmu pengetahuan. Saya belajar tafsir Ibnu Katsir dan Jafar As Siddiq untuk memahami kajian yang berbeda-beda. Selanjutnya saya mengalihkan perhatian ke sejarah Islam sambil berusaha tidak membatasi diri pada pandangan penulis atau pendapat tertentu saja. Saya membaca karya Ibu Atsir, Muhammad Haykal, Al Amin Al Amili, dan Amir Ali. Semakin banyak saya mempelajari "Masa Keemasan" sejarah Islam, semakin tumbuh keyakinan saya tentang kemanusiaan di masa depan. Allah Yang Maha Tinggi, mengatakan dalam Kitab Nya, bahwa kita harus belajar dari pengalaman generasi yang telah mendahului kita. Dengan mempelajari tingkah laku umat (negara Islam) di masa lalu, kita lihat apa yang bisa capai dengan ketulusan dan ketergantungan diri kepada Allah. Begitu juga, saya mengakui apa akibatnya kalau umat tidak bersatu. Kebencian kecil dan dendam dapat menghancurkan kesatuan muslim. Dengan pengetahuan ini, saya kemudian berusaha untuk menginspirasi orang lain untuk membuka pikiran mereka untuk kebenaran dan memeluk Islam sepenuh hati tanpa keberatan apapun. Segera setelah itu saya diminta memberi ceramah di tempat pengajian kami. Saya mencoba menghindari topik dan diskusi yang sembrono untuk memberi pandangan yang jernih dan betul tentang Islam. Tujuan saya adalah untuk menetapkan dasar-dasar dan menjauhkan diri dari ideologi-ideologi yang terkotak-kotak. Sekali saya mulai bicara, Allah membukakan banyak pintu-pintu pengetahuan dan pemahaman. Saya masih terus fokus menyempurnakan pengetahuan bahasa Arab saya dan Ilmu-ilmu Pengetahuan Islam. Bulan Juli 1999 saya dipindahkan ke Penjara Beto di Palestine, Texas untuk melanjutkan kuliah. Setelah saya menetap, saya mulai mengajar bahasa Arab lagi namun kali ini di tingkat lanjut. Kiayai Islam di wilayah itu, Imam Abdullah Rasid meminta saya untuk mengurus masalah keislaman sehingga saya ditunjuk sebagai anggota majelis As Syura selama dua tahun. Pengalaman dan pengetahuan selama bekerja membantu Imam Rasid dan penggantinya Imam Omar Rakib membantu saya tumbuh tidak hanya secara mental tetapi juga membuat saya sadar tanggung jawab moral sebagai muslim. Tanggal 17 Juni tahun 2003, saya keluar dari penjara setelah hampir 13 tahun ditahan. Meskipun beberapa orang mengatakan hidup saya dalam penjara adalah kesia-siaan hidup dan potensi, saya melihatnya sebagai berkah dari Tuhan Yang Maha Penyayang. Saya sering menanyakan pada diri sendiri: "Apa jadinya kalau saya tidak pernah dipenjara?" Pertanyaan ini mengganggu saya setiap saat, sampai saya membaca Surah 64 ayat 11: "Tidak ada suatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." Ayat ini membantu saya memahami bahwa masuknya saya ke penjara hanyalah ujian dari Allah. Ini membantu saya mengakui kesalahan saya dan merubah hidup saya. Meskipun saya kehilangan satu bagian dari hidup saya di dunia ini, insya Allah saya memperoleh bagian yang lebih besar di akhirat.
Tamat. Sumber: Islamicbulletin.org Diterjemahkan oleh: www.Helfianet.com |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|