Bagaimanakah perusahaan seharusnya menyikapi tentang keselamatan kerja? Ada dua macam pendekatan berbeda yang diambil perusahaan di dunia ini sepanjang yang saya ketahui. Pertama, perusahaan yang meyakini bahwa keselamatan kerja selalu lebih utama dari produksi tanpa kecuali. Kedua, ada juga perusahaan yang percaya bahwa keselamatan kerja adalah sama dengan produksi.
Bagi perusahaan yang menganut filosofi pertama bahwa safety selalu lebih utama dari produksi, bisa dipahami karena tanpa safety tidak akan bisa perusahaan berproduksi. Mengapa? Perusahaan percaya bahwa cepat atau lambat keuntungan dari produksi akan digerogoti oleh biaya untuk mengatasi kerusakan yang diakibatkan oleh masalah-masalah keselamatan kerja. Adapun bagi perusahaan yang menganut filosofi kedua yaitu keselamatan keraj sama dengan produksi, pada prinsipnya mirip dengan yang pertama tetapi mereka menyadari bahwa pada akhirnya dalam upaya meningkatkan safety, pertimbangan kemampuan keuangan perusahaan yang sangat dipengaruhi juga oleh produksi tetap penting. Dengan kata lain, perusahaan bersedia mereview ulang kekhawatiran terhadap resiko keselamatan apabila untuk menghilangkan resiko tersebut ada dampak langsung yang cukup berarti terhadap produksi. Perusahaan biasanya akan mereview resiko-resiko yang terkait dan bagaimana mengatasinya sehingga tidak berakibat serius terhadap keselamatan manusia, peralatan dan lingkungan. Filosofi keselamatan kerja yang mana yang sebaiknya diambil perusahaan? Tentu jawabannya sangat tergantung dari jenis dan besarnya perusahaan tersebut. BP misalnya, menganut faham "Safety First". Bahkan setelah peristiwa Macondo, BP membentuk satu bagian yang disebut S&OR (Safety & Operational Risk) yang mendukung Ops (Operasi). BP sangat serius merubah cara kerjanya dan berusaha membawa perusahaan menjadi yang terdepan dalam hal keselamatan kerja perorangan maupun proses. S&OR adalah badan yang secara garis komando independen dari Operasi dan dibentuk untuk memberikan saran-saran "assurance" (jaminan) terhadap segala resiko keselamatan kerja dan resiko operasi. Keputusan-keputusan penting yang mengandung resiko keselamatan kerja dan operasi yang serius harus mendapatkan "endorsement" (dukungan) dari S&OR. Operasi tidak bisa lagi mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan S&OR. Keberadaan S&OR sampai saat ini masih dirasakan sebagai beban berat untuk Operasi. Hal ini terutama disebabkan proses-proses yang harus dilalui dalam mengambil suatu keputusan, baik yang menyangkut resiko keselamatan kerja maupun resiko operasi. Kesulitan utama adalah dalam pengambilan keputusan itu sendiri apabila terjadi selisih pendapat antara kelompok S&OR dan Operasi. Pada umumnya Operasi selalu tunduk dengan rekomendasi S&OR dan ini seringkali menjadikan pekerjaan tambahan yang pastinya memerlukan pula tambahan waktu dan sumber daya. Kembali ke pokok pembicaraan kita di atas, BP menerapkan faham "Safety First" dapat dimengerti karena perusahaan ini sangat bergantung pada nilai saham pasar. BP tidak bisa bertahan apabila malapetaka seperti Macondo dimana berjuta-juta liter minyak tumpah di Teluk Meksiko dan mencemari pantai Florida, sampai terulang lagi di lokasi operasi BP di manapun di dunia ini. Namun, bagi perusahaan yang bukan multinasional seperti BP maka pilihan filosofi keselamatan kerja yang satunya yaitu "Safety is equal to Production" lebih banyak dianut. Mereka memahami kalau mengupayakan keselamatan kerja adalah sama dengan mempertahankan keberlangsungan produksi, namun tidak menjadikan safety sebagai segala-galanya sampai mengorbankan produksi. Bintuni, 27 September 2012 Helfia Nil Chalis www.HelfiaStore007.com www.HelfiaStore.com
0 Comments
Memulai sesuatu untuk pertama kali bagaimanapun sederhananya selalu terasa sulit dan membutuhkan keberanian mencoba serta mengambil resiko. Begitu juga halnya ketika memasuki dunia kerja pertama kali. Saya masih ingat pernah merasa jemu dan lelah ketika tiga bulan pertama bekerja sebagai process engineer meski hanya diminta untuk membaca buku manual dan prosedur operasi saja. Padahal ketika itu belum ada tugas khusus kecuali sekedar mempresentasikan apa yang telah dipelajari dari buku manual dan prosedur operasi di hadapan para senior. Dalam konteks inilah Technofest yang diadakan setiap tahun oleh perusahaan terasa penting. Technofest adalah salah satu dari ratusan program yang harus diikuti oleh para insinyur baru di BP Indonesia dalam rangka mengisi kompetensi yang dipersyaratkan untuk dapat lulus program ini. Ini adalah sebuah festival teknologi dimana mereka mempunyai kesempatan mempresentasikan karyanya dalam bentuk poster. Ada tiga kategori yang diperlombakan tahun ini, yaitu: 1) Business Impact, 2) Technical Excellence, 3) Safety & Operational Risk. Begitulah, kali ini saya mendapat kehormatan menjadi salah satu juri untuk kategori S&OR (Safety & Operational Risk). Pengumuman Pemenang TechnoFest 2014Pendekatan panitia kepada masing-masing calon juri sudah mereka lakukan dua bulan sebelumnya, yaitu sekitar awal Juli. Tentu saja ketika panitia meminta saya menjadi juri saya langsung menyanggupi karena kebetulan juga jadwalnya bertepatan dengan hari libur saya. Setelah melalui persiapan yang cukup panjang, puncak acara Technofest akhirnya selesai diselenggarakan dengan sukses pada tanggal 28 Agustus yang lalu. Pemenang masing-masing kategori pilihan juri adalah sbb:
Jujur sebenarnya hampir semua poster yang ditampilkan dalam TechnoFest 2014 ini bagus-bagus dan topik yang diusung juga bagus-bagus. Sebagai juri memang tidak mudah memilih yang terbaik dari yang bagus-bagus ini. Selamat kepada panitia dan semua peserta TechnoFest 2014. Kami semua menunggu karya nyata anda berikutnya yang bisa memberi dampak positip tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi penduduk setempat, warga Tangguh LNG, dan kita semua sebagai warga negara Indonesia tercinta. Selamat berkarya. Tepat tanggal 17 Agustus 2014 jam 7 pagi kami pekerja OneTeamTangguh di LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat menyelenggarakan upacara bendera peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 69. Seingat saya ini kali ke 5 saya berkesempatan mengikuti upacara bendera di LNG Site Tangguh karena kebetulan sedang "on-duty". Melalui blog ini saya pernah menulis beberapa dari pengalaman saya ketika itu yaitu di tahun 2012 dan tahun 2013. Silahkan mengklik link berikut: Dirgahayu Indonesiaku ke 67 (2012), Dirgahayu Indonesiaku ke 68 (2013). Lama tidak mendengar lagu-lagu perjuangan membuat saya memperhatikan dengan lebih seksama syair-syairnya dan mencoba berempati atas perjuangan pendahulu-pendahulu kita melawan penjajah. Saya hanya mengetahuinya melalui pelajaran di sekolah atau film dan buku-buku serta diskusi-diskusi di media masa. Namun saya dan mungkin banyak dari kita yang sudah sulit merasakan betapa pedih dan menyakitkan saat mengalami penjajahan oleh bangsa lain di tanah air kita sendiri. Tetapi, apa yang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina yang sejak mereka lahir sudah harus berjuang mempertahankan nyawa, keluarga dan tanah air mereka, mungkin bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya kemerdekaan. Juga tentang artinya perjuangan kemerdekaan dan harga diri sebagai bangsa. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden baru-baru ini seakan sempat membuat kita lupa bahwa kita adalah satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air, Indonesia. Padahal hanya dengan bersatulah kita baru bisa berhasil merdeka meskipun telah mengalami penjajahan yang menghilangkan harga diri dan martabat bangsa selama lebih dari 350 tahun lamanya. Pertempuran dan peperangan yang dilakukan sendiri-sendiri oleh para pejuang kemerdekaan sebelumnya tidaklah mampu mengusir penjajah dari bumi Indonesia pada waktu itu. Kita perlu lebih menyadari lagi pentingnya untuk bersatu agar kita sebagai bangsa bisa berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Beruntung dalam upacara bendera seperti biasanya Panitia membacakan teks Pancasila dan pembukaan UUD 45. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa cita-cita kemerdekaan bangsa kita adalah: "supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas". Selanjutnya UUD 1945 juga dengan jelas menyatakan tujuan bernegara, yaitu: (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan (2) untuk memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Silahkan menilai sendiri ada di mana kita sekarang dan apakah kita memang sudah benar-benar mencapai tujuan kemerdekaan dan bernegara ini.
Momen peringatan hari kemerdekaan RI ke 69 ini semoga menjadi awal bagi kebangkitan Indonesia menjadi negara yang kuat, berdaulat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Aamiin Yaa Robbal aalamiin.
Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan sekali lagi berlebaran di LNG Site Tangguh Teluk Bintuni Papua Barat setelah setahun yang lalu berlebaran di sini juga. Seingat saya mungkin ini sudah kali ke tiga saya berlebaran di LNG site. Sebenarnya tahun ini sudah diatur agar saya mendapat giliran berlebaran di rumah, tetapi Allah berkehendak lain ketika saya harus mengatur jadwal sehubungan dengan pernikahan anak saya di bulan Maret yll sehingga menjadi sulit untuk diubah lagi. Meskipun begitu ternyata ada hikmahnya juga, karena di sepuluh Ramadhan terakhir ini saya ada di LNG site sehingga bisa lebih dekat dengan mesjid, yaitu Mesjid Ar Rahman yang letaknya hanya beberapa meter saja dari Dormitory maupun dari kantor saya. Selama puasa Ramadhan kali ini saya berusaha sedapat mungkin berjamaah di mesjid seperti anjuran Rasulullah. Memang terasa berbeda berjamaah di mesjid apalagi dalam suasana puasa Ramadhan. Lebih khusuk dan lebih khidmat. Yah...semoga Allah Swt berkenan menerimanya dan dicatat sebagai amal soleh. Hari yang ditunggu-tunggupun akhirnya tiba. Iedul Fitri 1435H bertepatan dengan tanggal 28 Juli 2014. Hari Kemenangan. Fitri ada yang mengartikannya berasal dari kata fitrah (sifat sejati diri), tetapi ada juga yang mengatakan berasal dari kata iftor (berbuka). Memang pada 1 Syawal, hari Iedul Fitri umat Islam wajib berbuka dan diharamkan untuk berpuasa. Pagi-pagi sekali saya sudah bersiap-siap ke mesjid di Stinkul untuk shalat Iedul Fitri. Kemeja batik memang sudah kami siapkan dari rumah sebelum berangkat ke site. Begitupun peci Aceh yang sangat jarang saya pakai sehingga masih seperti baru. Saya sarapan dulu ala kadarnya di Mess Hall sesudah shalat shubuh. Segera setelah itu bersama rekan Dani, atau yang biasa dijuluki 'Kolonel', kami termasuk yang paling pagi tiba di mesjid Stinkul bergabung dengan beberapa teman yang sudah lebih dulu mengumandangkan takbir dan tahmid di sana. Khotbah Iedul Fitri singkat padat, intinya mengajak jamaah untuk memanfaatkan momentum agar kebiasaan-kebiasaan baik selama Ramadhan seperti berpuasa, shalat taraweh, bersedekah bisa dilanjutkan di luar Ramadhan. Dianjurkan untuk berpuasa Senin - Kamis, shalat malam di rumah, serta meningkatkan bersedekah. Khotib menjamin tidak ada orang jatuh miskin karena bersedekah. Begitupun puasa melatih kita untuk sabar dan penyebab kita untuk menjadi lebih sehat lahir batin. Sabar sangat penting. Tidak ada pemberian Allah yang paling baik kecuali kesabaran. Mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Begitulah pesan-pesan beliau. Semoga kita diberi kemampuan untuk bisa menjalaninya. Usai shalat langsung kami berdiri berjejer di dalam mesjid dan bermaaf-maafan dengan seluruh jamaah shalat Ied. Kemudian menuju ke Mess Hall untuk bersilaturahim dengan teman-teman lain di sana sambil pesta ketupat lebaran. Menu ketupat tidak pernah saya lewatkan dengan rendangnya. Panitia juga menyajikan penampilan beberapa penyanyi dengan orgen tunggal. Juga ada pemilihan busana muslim paling ok. Tapi acara yang paling heboh adalah foto-foto karena panitia sudah menyiapkan beberapa 'photo booth' yang dihias dengan menarik ala padang pasir.
Saya juga menyempatkan bersilaturahim dengan teman-teman Produksi di Main Control Building. Mereka 'penjaga gawang' yang mengawal agar pabrik LNG tetap berproduksi dengan lancar dan aman. Beberapa di antara mereka mengatur dengan rekan shift malam agar yang shift pagi bisa mendapat kesempatan shalat ied dulu sebelum bertugas pagi. Alhamdulillah pabrik berjalan dengan lancar sesuai target produksi. Begitulah pengalaman berlebaran di LNG Site Tangguh tahun ini yang singkat, padat, bermakna, meski hanya berlangsung pagi hari saja. Siangnya kami sudah kembali aktif bekerja seperti biasa.
Perusahaan Gas Negara akan segera menerima gas perdana di FSRU Lampung (Floating Storage and Regassification Unit). Menurut berita suratkabar Jakarta Post, kapal LNG pertama akan berangkat ke FSRU Lampung hari Sabtu 12 Juli 2014. Kapal LNG yang membawa muatan 3.32 juta mmbtu (million British thermal unit) berangkat dari Tangguh LNG Site di Papua seperti dikutip oleh Jakarta Post dari pernyataan SKKMigas. "Ini merupakan bagian dari komitmen sektor hulu untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri," demikian Kepala SKKMigas Johannes Widjonarko mengatakan hari Minggu lalu. FSRU Lampung akan memasok gas ke sektor pembangkit listrik dan industri-industri lainnya di Jawa Barat melalui jalur pipa Sumatera Selatan Jawa Barat. Gas ini juga sekaligus akan memasok kebutuhan gas di Sumatera. Menurut SKKMigas, ini adalah pengiriman pertama dari rencana pengiriman sejumlah 5 kargo dalam tahun ini. FSRU Lampung adalah FSRU kedua di Indonesia setelah FSRU Jawa Barat. Fasilitas ini memiliki kapasitas penyimpanan 170.000 meter kubik LNG dan mampu menerima LNG sejumlah 2 juta ton per tahun, seperti dilansir oleh Jakarta Post. Kapasitas distribusinya adalah 240 juta standard cubic feet (mmscfd). Sepintas memang aneh, Indonesia yang sampai sekarang masih mengekspor gas terpaksa juga akan mengimpor gas dari Amerika. Gas bumi di Indonesia menurut Menteri ESDM masih sangat banyak bahkan jumlahnya mencapai 360 triliun kaki kubik (TCF). Berita bohong? Sama sekali bukan! Seperti diberitakan oleh Detik.com, PT Pertamina (Persero) akan mengimpor gas alam cair (LNG) dari Texas, Amerika Serikat selama 20 tahun mulai 2019 dari Corpus Christi Liquefaction Terminal Train 2. Alasan Pertamina mengimpor gas 1,52 juta ton per tahun itu salah satunya adalah harganya yang murah. "Kami impor gas dari Amerika karena harganya yang kompetitif, termasuk dengan harga gas dari dalam negeri," ucap Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir saat dihubungi, Rabu (2/7/2014). Ali mengungkapkan, selain karena harga, alasan kepastian pasokan membuat Pertamina mau mengimpor gas jauh-jauh dari AS. "Kepastian pasokan gas itu penting, karena kami membangun banyak infrastruktur gas di dalam negeri, sementara jaminan pasokan dari dalam negeri belum ada," katanya. Pertamina memang sedang terus mengembangkan infrastruktur gas, mulai dari FSRU, jaringan gas, SPBG dan lainnya. Oleh karena itu memang harus ada kepastian pasokan gas sepeti dijelaskan oleh Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir kepada detikFinance. Pertamina sudah mengucurkan dana investasi untuk infrastruktur gas yang mencapai US$ 5 miliar dalam 5 tahun. Dana sebanyak itu digunakan untuk pembangunan fasilitas regasifikasi LNG di Arun yang dianggarkan US$ 80 juta, penambahan FSRU, dan jaringan pipa gas di beberapa daerah. Memang salah satu kiat jitu dalam mengatasi sebuah masalah, termasuk masalah bisnis, adalah dengan berpikir 'out of the box'. Jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi biasanya ada pada sesuatu yang sepintas nampak tidak masuk akal. Mengapa impor gasnya harus dari Amerika yang berjarak demikian jauh? "Karena Amerika telah berhasil mengembangkan gas konvensional yakni shale gas, sehingga produksi gasnya berlimpah dan Amerika yang dulu pengimpor gas sekarang menjadi eksportir gas. Harganya juga sangat kompetitif," demikian menurut Ali. Sumber: Detik.com Seandainya Pemerintah yang pada waktu itu dipimpin oleh Megawati Sukarno Putri bertahan tidak menerima penawaran harga jual gas alam cair (LNG) LNG Tangguh kepada Fujian, Cina, mungkin sampai sekarang LNG Tangguh tidak pernah ada. Mengapa? Pada waktu itu harga LNG ditentukan oleh pembeli (buyer market). Proyek LNG Tangguh ketika itu harus bersaing dengan proyek LNG Train-I di Bontang, Kalimantan Timur. Sebuah persaingan tidak sebanding karena LNG Tangguh harus membangun segalanya dari nol tidak seperti LNG Badak di Bontang yang memang sudah ada lebih dulu. Namun kemudian ketika tahun 2001 produksi gas pemasok ke LNG Badak turun drastis maka kita kehilangan opsi membangun LNG Train-I. Sejak harga LNG melonjak jauh di atas harga kontrak disebabkan kenaikan harga minyak internasional (dari semula dibawah $30 per barrel menjadi di atas $100) sudah beberapa kali Indonesia berupaya menegosiasi ulang harga kontraknya dengan Fujian, Cina. Upaya pertama berhasil menaikkan harga kontrak dari $2,7 menjadi $3,3 per juta BTU. Alhamdulillah terhitung tanggal 1 Juli 2014 Pemerintah telah berhasil menegosiasi ulang menjadi $8,63. Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan bahwa gas alam cari dari Tangguh di Papua yang dikelola British Petroleum (BP) memang mengekspor ke Fujian, Tiongkok dan Amerika Serikat sejak tahun 2002 ketika harga minyak dunia masih US$ 26 per barel, sehingga harga jual gas Tangguh adalah US$ 2,7 per mmbtu. Harga ini pernah diubah ketika harga minyak dunia mencapai US$ 38 per barel, sehingga menjadi US$ 3,3 per mmbtu. Jero Wacik mengatakan usai rapat dengan Presiden SBY di kantor Presiden, Senin 30 Juni 2014: "Presiden SBY pernah bertemu dengan Presiden Tiongkok yang dulu, kita juga mencoba menghilangkan patokan harga JCC-nya itu, kemarin akhirnya logikanya sudah tidak cocok harga JCC sekarang 100 dolar per barel, masa masih tetap dipakai US$ 38 per barel, ini tidak adil". Awalnya penghitungan harga gas alam cair itu adalah 5,25% x Japan Crude Coctail (JCC) + 1,35, dengan harga JCC dipatok maksimal US$26 per barel. Adapun formula yang dipakai sekarang adalah 0,065 JCC + 1,5, dengan harga JCC mengikuti harga yang berlaku sekarang. Selama ini, meski harga minyak dunia telah menembus US$100 per barel, Indonesia tak menikmati kenaikan harga gas LNG dari ekspor ke Fujian karena ada batas atas JCC. Dengan perhitungan harga gas alam cair yang baru disepakati ini maka, apabila harga JCC mencapai US$100 per barel, harga gas Blok Tangguh US$8 per juta Btu, dan apabila harga JCC US$110, maka harga gas Blok Tangguh ke Fujian adalah US$8,65 per juta Btu. Pemerintah mengklaim hasil renegosiasi ini akan menambah pendapatan bagi negara menjadi sebesar US$20,9 miliar, jauh lebih tinggi dari kesepakatan awal yang hanya US$5,2 miliar. Prestasi yang dicapai menjelang berakhirnya pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ini patut kita apresiasi. Selama ini harga gas Blok Tangguh ke Fujian ini selalu menjadi perhatian karena dinilai terlalu rendah. Saat harga internasional mencapai US$18 per juta Btu, harga gas Blok Tangguh hanya berkisar US$3,3 per juta Btu karena terikat perjanjian pembelian gas tersebut. Meskipun begitu, harga gas alam cair sebesar US$8 per juta Btu ini sebenarnya masih lebih rendah dari harga gas untuk industri domestik. Saat ini harga LNG berada di kisaran US$15 - US$18 per juta Btu, sedangkan harga gas industri US$10 per juta Btu. Jadi masih ada kesempatan bagi kita melakukan negosiasi ulang lagi untuk memperoleh harga yang pantas mengikuti harga pasar LNG dunia. Sumber: Detik.com dan Koran.Bisnis.com Pada tanggal 4 - 5 Juni 2014 yang lalu KPK menyelenggarakan workshop dengan topik "Peran Sektor Hulu Migas dalam Mencegah Korupsi". KPK mengundang antara lain SKK Migas, IPA (Indonesian Petroleum Association) dan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama) atau yang dulu dikenal dengan KPS (Kontraktor Production Sharing). BP Indonesia yang mengoperasikan Kilang LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat juga diundang untuk mengikuti workshop ini. Adapun tujuan workshop adalah dalam rangka KPK meminta partisipasi aktif dari industri migas dalam memberantas korupsi dan untuk berbagi dan belajar tentang proses bisnis di segmen hulu migas, termasuk resiko potensi korupsi dari skema "cost recovery". Sebagai informasi skema "cost recovery" yang diterapkan pemerintah melalui SKKMIGAS (dulu melalui Pertamina) memang sangat membantu masalah permodalan di sektor hulu yang sangat padat modal. Dengan skema ini kontraktor akan menggunakan modal mereka sendiri untuk memulai memproduksi sebuah kawasan migas yang pengelolaannya telah diserahkan pemerintah. Apabila sudah berproduksi maka seluruh aset akan menjadi milik pemerintah dan sebagai gantinya pemerintah akan mengganti semua biaya yang telah dikeluarkan oleh kontraktor melalui skema "cost recovery" yang disepakati dalam kerjasama ini. KPK juga mengundang Indonesian Corruption Watch (ICW) dan Indonesia Resources Studies (IRESS) yang menyampaikan analisa mereka tentang potensi korupsi di industri ini. Dalam kesempatan ini BP Indonesia menyampaikan proses bisnis dalam kegiatan pada tahapan pengembangan eksploitasi hulu termasuk standard-standard dan kepatuhan terhadap etika bisnis yang diterapkan oleh perusahaan. BP Indonesia juga menyampaikan pentingnya kolaborasi dari semua pihak untuk memenuhi tantangan energi yang dihadapinya. Mengomentari keterlibatan perusahaannya dalam workshop ini, Dharmawan Samsu dari BP Indonesia mengatakan: "Ini merupakan pertemuan dua hari yang menurut saya telah membuka penghalang komunikasi yang ada antara perusahaan migas dengan KPK." KPK telah menunjukkan niat baiknya dengan berusaha mengetahui industri migas secara lebih baik, khususnya dalam wilayah aturan hukum, kebijakan, sistem, dan operasi sektor hulu migas. "Saya melihat peluang untuk kerjasama yang konstruktif dengan KPK dan saya percaya kita perlu melanjutkan memperkuat momentum dari forum ini." ujar Dharmawan. Tentu saja sangat mengejutkan ketika tersiar berita di Jakarta Post tanggal 12 Juni 2014 yang mengatakan bahwa Proyek Train-3 Tangguh dihentikan oleh KPK. Hal ini langsung diklarifikasi oleh BP Indonesia ke Jakarta Post bahwa berita ini tidak benar. Proyek Train-3 Tangguh tidak dihentikan oleh KPK. BP Indonesia tunduk pada hukum dan aturan negara dan "code of conduct" perusahaan sangat jelas: "Kami dilarang melakukan tindakan suap atau korupsi dalam bentuk apapun". Permintaan LNG global diperkirakan mengalami kenaikan tajam menyusul munculnya pembeli-pembeli baru. Vice President ExxonMobil Gas And Power Marketing, Rob S Franklin, mengatakan pada 2040 kenaikan permintaan tiga kali lebih tinggi dari saat ini. Negara-negara produsen LNG, kata dia, harus menyiapkan pasokan gas hingga 650 juta ton per tahun. "Pada saat itu permintaan naik tiga kali lipat," kata Rob di sela Konferensi dan Pameran Gastech 2014 di Seoul, Korea Selatan, tanggal 25 Maret 2014 yang lalu. Produsen LNG di Asia Pasifik, dia menuturkan, akan menyediakan sedikitnya 75 persen pasokan dari total permintaan global. Kenaikan ini terjadi karena adanya pembeli-pembeli baru sementara pada sisi lain produsen baru belum mampu memberikan kepastian pasokan. Sejumlah negara di Afrika, kata Rob, akan muncul sebagai produsen LNG baru, namun mereka masih terhambat persoalan infrastruktur. Karena itu, Asia dan negara-negara Pasifik lainnya masih menjadi tulang punggung pasokan gas alam sampai beberapa dekade ke depan. Saat ini, permintaan LNG global mencapai 200 juta ton per tahun. Pada 2025, pada tingkat Asia saja, permintaan pasokan LNG pun akan naik menjadi dua kali lipat. Sumber: Republika Di awal tahun ini SKKMIGAS memperkirakan pasokan LNG (Gas Alam Cair) ke pasar dalam negeri akan meningkat 52% tahun ini dibandingkan tahun 2013 yang lalu. Lebih lanjut dijelaskan oleh Deputy Pengendalian Komersil SKKMIGAS, Widhyawan Prawiraatmaja, mengatakan di Republika.co.id bahwa pemerintah telah mengalokasikan 38 kargo LNG untuk konsumsi dalam negeri tahun ini. Menurut beliau ada kenaikan pasokan LNG yang besar, khususnya setelah PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk mulai mengoperasikan sebuah Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) di Propinsi Lampung. Dia menambahkan bahwa tahun ini, FSRU di Lampung diperkirakan akan menerima lima kargo LNG dari LNG Tangguh di Propinsi Papua Barat. Menurut dia, ke 38 kargo LNG tahun ini terdiri dari 22 cargoes dari LNG Badak Bontang yang dioperasikan oleh PT Badak NGL dan 16 kargo dari LNG Tangguh yang dioperasikan oleh BP Berau Limited. Kesemua 22 kargo LNG dari LNG Badak Bontang diperuntukkan ke FSRU di Jawa Barat, sementara 16 kargo dari LNG Tangguh akan dialokasikan 5 kargo ke FSRU di Jawa Barat, 6 kargo untuk PT Pupuk Iskandar Muda, dan 5 kargo untuk FSRU di Lampung. Tahun lalu 2013, SKKMigas mendistribusikan 7,030 BBTUD, yang terdiri dari 3,660 BBTUD atau 52.1 persen untuk konsumsi dalam negeri dan 3,370 BBTUD atau 47.9 persen untuk ekspor. Sementara di tahun 2012 pasokan gas dalam negeri mencapai 3,550 BBTUD atau 49.5 persen dan ekspor 3,631 BBTUD atau 50.5 persen. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|