PERTARUNGAN MAUT ITU BERADA DI ANTARA USIA 55 HINGGA 70 TAHUN. Jika kita mencapai usia 55 tahun, maka waspadalah, karena inilah saat yg menentukan, akhir perjalanan seorang manusia. Akhir yg baik (husnul khaatimah) insyaAllah atau akhir yg buruk (su'ul khaatimah). NA'UDUBILLAH.
Dengan usia yg mencapai 55 tahun atau lebih, maka tidak ada yang layak untuk dia lakukan selain perbanyak istighfar, perbanyak ibadah keta'atan dan KONSENTRASI PENUH UNTUK AKHIRAT ... ! RASULULLAH shalallaahu alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa usia umatnya adalah berkisar di antara 60 - 70 tahun ! "Sedikit yg berhasil melewatinya". (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah). Barang siapa yg meyakini perjumpaan dg Sang Khalik, ia harus sadar bahwa ia akan ditanya, dan harus menyiapkan jawabannya. Lalu bagaimana jalan keluarnya? Caranya mudah. Teori bertaubat: Beribadah dan beramal shalihlah disisa usiamu, karena ALLAH Subhanahu wata'ala. sangat menyayangi terhadap hambaNya yg mau menghabiskan sisa usianya untuk lebih mendekat kepadaNya, INSYAA ALLAH, ALLAH Subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa² yg telah lalu dan ALLAH subhanahu wata'ala memberikan keselamatan serta kebahagiaan di dunia, di kubur hingga di akhiratNya". Di saat kita sudah berumur 55 tahun atau apalagi sudah menginjak usia 60 tahun atau bahkan lebih, maka biasakan berdo'a memohon perlindungan dari ketidak-berdayaan, malas, fitnah dan dijauhkan dari siksa kubur dan siksa akherat: “Allaahumma inni a’uudzubika minal ‘ajzi wal kasali, waljubni walharam, wa a’uudzibika minal fitnatil mahya wamamaati, wa a’uudzubika min ‘adzaabil qabr”. Artinya: “Yaa Allah, aku berlindung kepadaMu dari sifat lemah & malas, penakut dan tua. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah hidup dan mati, aku juga berlindung dari siksa kubur". Jangan merasa aneh, inilah kehidupan. Hakikatnya tak ada yg memberimu manfaat selain shalatmu. Alam itu aneh. Jenazah disusul dg jenazah. Kematian disusul dg kematian berikutnya. Berita tentang kematian terus bermunculan. Ada yg mati karena kecelakaan, ada yg karena sakit, ada yg tiba2 mati tanpa diketahui sebabnya. Dunia ini akan ditinggalkan semua yg ada dan semua manusia akan dikuburkan, itu pasti. Hariku dan harimu pasti akan tiba, mari kita persiapkan bekal untuk perjalanan yg tak dapat kembali. Wahai orang yg menunda taubat dg alasan karena masih muda, kuburan bukanlah tempat untuk orang dewasa saja, kuburan tempat manusia segala usia ... Sungguh, Dunia itu hanya 3 hari saja. Hari Kemarin, kita hidup di situ, dan tidak akan kembali lagi, Hari Ini, kita jalani namun tak berlangsung lama, Hari Besok, kita tidak akan tahu apa yg akan terjadi. Maka saling memaafkanlah antar saudara dan sesama, bersedekahlah, karena aku, engkau dan mereka pasti akan pergi meninggalkan gemerlapnya dunia ini untuk selamanya. Yaa, Allah. Kami memohon keridha'an Mu husnul khaatimah dan beruntung dg mendapatkan surga dan selamat dari api neraka. Barang siapa yang hidup dalam suatu kebiasaan, maka ia akan mati dengan kebiasaannya itu. Jadi marilah kita membiasakan diri dg memperbanyak BERIBADAH KEPADA ALLAH SUPAYA MATI KITA DALAM KEADAAN BERIBADAH KEPADA ALLAH. Jika sudah membaca tulisan ini insyaaAllah akan mendapatkan pahalanya. Namun bila menyebarkannya dan orang lain mendapatkan manfaat juga, maka akan dilipat-gandakan pahala kita. Aamiin aamiin aamiin ya Robbal'alamiin. InsyaaAllah.
0 Comments
Berikut ini adalah beberapa informasi tentang varian SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. WHO telah merilis berita wabah terkait varian SARS-CoV-2 pada 31 Desember 2020, dan di bawah ini inti sarinya.
Varian SARS-CoV-2 1. D614G. Varian SARS-CoV-2 dengan substitusi D614G dalam gen yang mengkode protein spike muncul pada akhir Januari atau awal Februari 2020. Selama beberapa bulan, mutasi D614G menggantikan jenis SARS-CoV-2 awal yang diidentifikasi di China, dan pada Juni 2020 menjadi bentuk dominan virus yang beredar secara global. Studi menunjukkan bahwa dibandingkan dengan strain virus awal, strain dengan substitusi D614G telah meningkatkan infektivitas dan penularan. Virus SARS-CoV-2 dengan substitusi D614G tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau mengubah keefektifan diagnostik laboratorium, terapeutik, vaksin, atau tindakan pencegahan kesehatan masyarakat yang ada. 2. Kluster 5. Pada bulan Agustus dan September 2020, varian yang terkait dengan infeksi di antara cerpelai yang dibudidayakan dan kemudian ditularkan ke manusia, diidentifikasi di Denmark. Hingga saat ini, pihak berwenang Denmark telah mengidentifikasi hanya 12 kasus manusia dari varian Cluster 5 pada September 2020, dan tampaknya tidak menyebar secara luas. 3. SARS-CoV-2 VOC 202012/01 (Varian Kepedulian, tahun 2020, bulan 12, varian 01). Pada 14 Desember 2020, otoritas Inggris Raya melaporkan varian yang disebut SARS-CoV-2 VOC 202012/01. Varian ini berisi 23 substitusi nukleotida dan tidak terkait secara filogenetik dengan virus SARS-CoV-2 yang beredar di Inggris Raya pada saat varian itu terdeteksi. Bagaimana dan dari mana SARS-CoV-2 VOC 202012/01 berasal tidak jelas. SARS-CoV-2 VOC 202012/01 awalnya muncul di Inggris Tenggara, namun dalam beberapa minggu mulai menggantikan garis keturunan virus lain di wilayah geografis ini dan London. Temuan awal menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 VOC 202012/01 telah meningkatkan penularan. Namun, analisis awal juga menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pada tingkat keparahan penyakit. Per 30 Desember, varian VOC-202012/01 telah dilaporkan di 31 negara / wilayah / wilayah lain. 4. 501Y.V2. Pada 18 Desember 2020, otoritas nasional di Afrika Selatan mengumumkan deteksi varian baru SARS-CoV-2 yang menyebar dengan cepat di Afrika Selatan. Afrika Selatan menamai varian ini 501Y.V2, karena mutasi N501Y. Sementara data genom menyoroti bahwa varian 501.V2 dengan cepat menggantikan garis keturunan lain yang beredar di Afrika Selatan, dan penelitian pendahuluan memberi kesan bahwa varian tersebut terkait dengan viral load yang lebih tinggi, yang mungkin menyarankan potensi peningkatan penularan, hal ini, serta faktor lain yang pengaruh transmisibilitas, menjadi subjek penyelidikan lebih lanjut. Pada tahap ini, tidak ada bukti yang jelas tentang varian baru yang dikaitkan dengan penyakit yang lebih parah atau hasil yang lebih buruk. Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak pada penularan, keparahan klinis infeksi, diagnostik laboratorium, terapeutik, vaksin, atau tindakan pencegahan kesehatan masyarakat. Per 30 Desember, varian 501Y.V2 dari Afrika Selatan telah dilaporkan dari empat negara lain hingga saat ini. Penilaian Risiko WHO. Meskipun penilaian awal menunjukkan bahwa 202012/01 dan 501Y.V2 tidak menyebabkan perubahan dalam presentasi atau keparahan klinis, jika hal itu menghasilkan insiden kasus yang lebih tinggi, hal ini akan menyebabkan peningkatan rawat inap dan kematian COVID-19. Tindakan kesehatan masyarakat yang lebih intensif mungkin diperlukan untuk mengontrol penularan varian ini. Investigasi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami peningkatan kasus dan peran potensial dari peningkatan penularan varian ini serta kekuatan penerapan langkah-langkah pengendalian. Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak mutasi spesifik pada sifat virus dan keefektifan diagnostik, terapeutik dan vaksin. Studi ini sedang berlangsung. Dikutip dari JPNN, 2 Oktober 2020, Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI membalas ancaman mantan Panglima TNI sekaligus Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Jenderal (purn) Moeldoko. Dalam pernyataannya Kamis (1/10), Moeldoko meminta koalisi itu menyampaikan aspirasi sesuai jalur hukum. Moeldoko juga menyebut gerakan KAMI yang berisikan orang-orang dengan sekumpulan kepentingan memang tidak dilarang. Namun Moeldoko mengingatkan kalau gagasannya memaksakan kepentingan, maka akan ada perhitungannya. Kemudian Moeldoko meminta KAMI untuk menyampaikan aspirasi lewat jalur hukum, dan menganggap koalisi tersebut hanyalah sekumpulan kepentingan. Nah, Din Syamsuddin mengaku sudah membaca berita tentang pernyataan Moeldoko yang memperingatkan KAMI dalam nada keras mengancam. Baca Juga: KAMI Bikin Politik Panas, Moeldoko Menyampaikan Peringatan Keras Mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu awalnya menyampaikan terima kasih karena Moeldoko sudah berbicara mewakili Istana Presiden, sekaligus menandakan bahwa pemerintah sudah membaca Deklarasi KAMI bertajuk Maklumat Menyelamatkan Indonesia. "Namun, KAMI menilai bahwa Bapak KSP Moeldoko belum membaca Maklumat tersebut dengan saksama dan apalagi memahami isinya secara mendalam," ucap Din dalam jawaban tertulis yang diterima jpnn.com, Jumat (2/10). Din Syamsuddin yang pernah mendapat tugas sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Perabadan itu kemudian mengajukan pertanyaan tentang jalur hukum yang dimaksud Moeldoko. Din mengatakan, bukankah penyampaian aspirasi oleh rakyat adalah sesuai dengan Hukum Dasar yaitu UUD 1945 yang memberi kepada rakyat warga negara kebebasan berserikat dan berpendapat, termasuk untuk menyampaikan pendapat di depan umum? "Ataukah mungkin permintaan untuk menyampaikan aspirasi lewat jalur hukum adalah agar KAMI menggugat pemerintah atas pelanggaran konstitusional yang dilakukannya? Suatu hal yang dapat dilakukan namun belum dipikirkan," ucap tokoh kelahiran Sumbawa, NTB ini. Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor, Jawa Timur (1975) ini juga mengamini penilaian Moeldoko bahwa KAMI adalah sekumpulan kepentingan. "Memang KAMI mempunyai banyak kepentingan, antara lain meluruskan kiblat bangsa dan negara yang banyak mengalami penyimpangan," tegas Din Syamsuddin. Selain itu, lanjut ketua Dewan Pertimbangan MUI ini, KAMI juga punya kepentingan mengingatkan pemerintah agar serius menanggulangi Covid-19 dengan mengedepankan kesehatan dan keselamatan rakyat di atas program ekonomi dan politik (Pilkada). Kemudian, mengingatkan pemerintah agar serius memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme yang masih merajalela di lingkungan pemerintahan dengan mencabut Undang-Undang yang melemahkan KPK. Kepentingan berikutnya, mengingatkan pemerintah agar bersungguh-sungguh mengatasi ketakadilan ekonomi, mengutamakan lapangan kerja bagi rakyat sendiri bukan untuk pekerja asing, dan mencabut UU yang lebih menguntungkan pengusaha dari pada kaum buruh. KAMI juga punya kepentingan mengingatkan pemerintah untuk bertindak responsif terhadap upaya pemecahbelahan masyarakat dengan tidak membiarkan kelompok-kelompok yang anti demokrasi, intoleran, dan eksklusif dengan menolak kelompok lain seperti KAMI. "Itulah sebagian dari sekumpulan kepentingan KAMI, yang pada intinya KAMI berkepentingan agar pemerintah dan jajarannya termasuk KSP bekerja bersungguh-sungguh mengemban amanat rakyat, karena gaji yang diperoleh berasal dari uang rakyat," tegas Din Syamsuddin menanggapi pernyataan Moeldoko. (fat/jpnn) Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Pengamat Politik dan Pemerhati Bangasa, Tony Rosyid dengan pas sekali menggambarkan kekesalan banyak warga negara terhadap program pindah ibu kota. Simak tulisannya yang diterbitkannya kemarin di berbagai media sosial berikut ini. Ibu Kota Pindah Ke Kalimantan, Kenapa Gak Ke Beijing? Tony Rosyid Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa Kok judulnya begitu? Ya, begitulah. Judul ini menggambarkan apatisme, bahkan mewakili kekesalan begitu banyak warga negara terhadap program pindah ibu kota. Pertama, ekonomi lagi morat marit kok mau pindah ibu kota. Tahunya ekonomi morat marit? Hutang negara terus membengkak. Aset-aset BUMN sedang dipasarkan. Harga-harga naik dan subsidi mulai pada dicabutin. Kurang data? Sementara pindah ibu kota tidak seperti mindahin lemari. Butuh anggaran cukup besar. 486 triliun dana yang harus tersedia untuk pindah ibu kota. Kabarnya 93,5 triliun dari APBN. Sisanya? jual atau sewain apa kek. Ini bukan dana yang sedikit untuk kondisi ekonomi bangsa seperti sekarang. Kedua, kemana mau pindah? Kalimantan? Kalimantan mana? Tengah atau Timur? Ini saja belum diputuskan. Ini menunjukkan belum ada kajian wilayah yang serius dengan segala dampak dan risikonya. Kok sudah minta ijin DPR? Ketiga, apa alasannya pindah? Jakarta macet? Banjir? Karena polusi? Atau karena Jakarta dipimpin oleh Anies Baswedan, lawan politik dan tak bisa diajak kompromi? Tidakkah Anies orang yang paling mudah diajak kompromi? Yang penting rasional, tak ada aturan yang dilanggar dan tak merugikan negara. Anies pasti bisa berkompromi. Kalau tiga syarat itu tak terpenuhi, Anies sepertinya memang tipe gubernur yang tak pernah mau buka pintu belakang. Tidakkah kemacetan dan banjir Jakarta sudah berangsur-angsur mulai berkurang saat ini? Kenapa tidak dibantu untuk semakin cepat lagi mengatasi masalah-masalah itu? Kok malah pindah. Teringat ketika Jokowi mau nyagub di DKI. Untuk mengatasi macet sepertinya gak susah-susah amat, katanya. Ini namanya optimisme. Bagus dan harus diapresiasi. Dan ketika jadi Gubernur DKI, Jokowi berpandangan akan lebih mudah mengatasi macet dan banjir kalau jadi presiden. Tuhan berbaik hati dan memberi peluang Jokowi jadi presiden. Lah, setelah jadi presiden, kenapa ibu kota harus dipindah karena alasan banjir, macet dan polusi pak? Tidakkah lebih mudah mengatasi itu semua ketika jadi presiden? Ini pertanyaan awamnya. Demi pemerataan. Bagus! Pertanyaannya: apa hubungan pemerataan dengan pindah ibu kota? Bagaimana kalau masyarakat Papua protes: belum merata buat kami karena ibu kota tidak di tempat kami. Demikian juga dengan masyarakat Sumatera, Sulawesi dan Maluku. Kalau semua pada protes, pindah ke Beijing saja. Nah, makin ngawur. Tidak! Yang dimaksud Beijing itu terkait dengan orang-orangnya. Kontraktornya dari Beijing, investornya dari Beijing, dan para pekerjanya dari Beijing. Minimal keturunan Beijing. Maksudnya? Yah.., pakai nanya lagi! Ada kesan bahwa pemindahan ibu kota dipaksakan. Setidaknya itu dilihat dari aspek substansialnya. Tapi, secara politis ini seperti menyelam sambil minum air. Artinya, pemindahan ibu kota secara politis akan sangat strategis. Pertama, sebagai pengalihan isu. Situasi politik yang lagi tak menentu dan ekonomi yang sedang terus mengalami masalah, maka isu pemindahan ibu kota akan jadi hiburan media dan medsos. Sedangkan masalah ekonomi, hiruk pikuk rekonsiliasi dan transaksi struktur kabinet untuk sementara terlupakan. Kedua, pemindahan ibu kota akan jadi kebijakan mercusuar bagi Jokowi. Suatu saat, Jokowi akan dikenang sepanjang masa sebagai "Bapak Pemindah Ibu Kota." Ini akan jadi sejarah. Karena mindahin Ibu Kota tergolong kebijakan fundamental dan bahkan radikal. Sejarah akan mencatat bahwa Indonesia pernah punya Ibu Kota di Jakarta. Lalu pindah ke Kalimantan "di era Jokowi". Sekali lagi "di era Jokowi". Sejarah ini akan diingat dan dikenang oleh anak bangsa di masa depan. Dengan catatan, perpindahan ini jadi dan sukses. Jika gagal, masyarakat akan memaklumi. Ah, itu mah biasa. Toh Jokowi selama ini juga sering gagal. Mobil Esemka gagal, biasa aja. Banyak janji yang tak terealisasi, biasa saja. Tak ada yang mengejutkan. Dan masyarakat mamaklumi dan memaafkannya. Tetap memberi Jokowi kesempatan untuk jadi presiden kedua kali. Ini bukti betapa masyarakat Indonesia adalah pemaaf. Pemaaf atau lupa? Entahlah. Jangan bilang dungu. Awas! Itu kata-kata yang gak bagus. Biar jadi hak paten Rocky Gerung saja. Jangan ikut-ikutan. Gak elok. Kalau ada yang khawatir bagaimana nasib gedung DPR-MPR yang ada di Jakarta, gedung-gedung pemerintahan, istana, dan lain-lain, hemat saya itu orang terlalu serius. Tinggal sewakan saja gedung-gedung itu, beres! Buat studio film atau arena teater. Tidakkah selama ini banyak anggota legislatif yang pandai bermain drama di gedung DPR? Cocok untuk pentas teatrikal. Ketiga, banyak pihak mengkaitkan perpindahan ini sebagai bagian dari manuver untuk 2024. Maksudnya? Untuk mendegradasi Anies Baswedan yang namanya sedang digaungkan rakyat menjadi presiden masa depan. Seolah ingin mengesankan bahwa Anies gagal mengurus Ibu Kota. Karena itu, Ibu Kota dipindah. Oh ya? Ada-ada aja anda ini. Terlalu jauh tafsirnya. Tapi, kalau toh iya, emang rakyat Indonesia sepicik itu bisa dikelabui? Tentu tidak! Keempat, banyak pihak bertanya: siapa pemilik lahan terbesar di Kalimantan, tempat dimana Ibu Kota akan dipindah? Emang ada hubungannya? Ini yang lagi jadi perbincangan publik. Belum lagi pihak mana yang akan mendapatkan proyek-proyek pembangunan di Ibu Kota baru itu. Silahkan direnungkan! Jakarta, 22/8/2019 Sangat menarik mempelajari apa yang dialami dunia dan rakyat/ tokoh pribumi ketika menjelang kemerdekaan RI. Sebuah tulisan di sebuah surat kabar kala itu tahun 1944 kiranya bisa memberikan sedikit gambaran hal itu. Catatan: baca "oe = u", "j = y", "dj = j" Artikel ini adalah sebuah tulisan dari K.H. Hasyim Asy’ari, menanggapi janji kemerdekaan dari Pemerintah Jepang pada tahun 1944. Terbit di surat kabar Soeara Asia pada 6 Oktober 2604 atau 1944. “INDONESIA MERDEKA” Dipandang dari Soedoet Ke Islaman Oleh: K.H. Hasjim Asj’ari Djoem’at Legi, 6 Oktober 2604 Melihat tiada hentinja Perajaan jang diadakan oleh sekalian pendoedoek Djawa, dari bermatjam-matjam bangsa, tjoekoeplah soedah tergambar betapa kegembiraan ra’jat Indonesia menerima djandji Dai Nippon Teikoku Gikai jang akan memerdekakan Hindia Timoer pada soeatoe ketika di kemoedian hari. “Merdeka” sepatah kata jang moedah dioetjapkan, tetapi di dalamnja terkandoeng arti jang loeas. Semoea manoesia ingin mengtjap rasanja. Kemerdekaan bangsa berarti tiang bahagia, karena dengan kemerdekaan itoelah ia akan lebih gian menjempoernakan segala kekoerangannja selakoe bangsa jang hidoep, jang merasa tanggoeng djawab atas segala sesoeatoe di Tanah Airnja. Surat kabar Soeara Asia, 6 Oktober 1944. Sumber foto: Koleksi pribadi Rony WidayantoKemerdekaan Tanah Air dan bangsa adalah soeatoe hal jang soedah semestinja dipoenjai oleh tiap-tiap bangsa. Karena tabi’at manoesia selaloe ingin madjoe, sedang kemerdekaan itoelah satoe-satoenja sjarat oentoek mentjapai kemadjoean jang sepesat-pesatnja. Pada tanggal 7 September 2604, dalam sidang Dai Nippon Teikoku Gikai jang ke-85 oleh Perdana Menteri Koiso dioemoemkan, bahwa pada soeatoe ketika Tanah Air kita Indonesia akan dimerdekakan. Dengan adanja djandji ini teringatlah kita akan djandji-djandji jang selaloe dipermain-mainkan Inggeris terhadap bangsa-bangsa jang lemah, sehingga djandji-djandji jang baik itoe djadi merupakan boedjoekan semata-mata. Pada Perang Doenia Pertama Inggeris pernah mendjandjikan kemerdekaan jang sepenuhnja bagi oemmat Islam di Hidjaz, jang pada masa itoe diperintah oleh J.M. Sjarief Hosein, sewaktoe Oemmat Islam sedang beroesaha segiat-giatnja melaksanakan tjita-tjita Pan-Islamisme. Djandji itoe diberikan kepada Hidjaz asal dia maoe toeroet berperang melawan Toerki dan kawan-kawannja. Tetapi setelah peperangan itoe berakhir dengan kemenangan di fihak Inggeris, djandji itoe tinggal sebagai djandji, sedang pengorbanan jang dberikan oleh poetera poetera Arab itoe sama sekali ta’ dihargainja. Akhirnja Arabia tetap sebagai sediakala, Inggeris tambah loeas daerah djadjahannja, perhoeboengan Toerki dengan negeri-negeri Islam lain terpoetoes, sedang tjita-tjita Pan-Islamisme djadi terbengkalai. Kesemoeanja itoe adalah karena tingkah Inggeris dan sekoetoenja belaka jang merasa koeatir kalau-kalau bangoen Oemmat Islam jang tergolong dalam lingkaran Pan-Islamisme itoe. Pada waktoe itoe djoega India menerima djandji kemerdekaan, asal maoe berperang membantoe Inggeris dan sekoetonja. Dan tidak sedikit ra’jat India jang toeroet berperang membantoe Inggeris, karena sangat ingin merasakan kemerdekaan jang didjandjikan itoe. Tetapi akhirnja djandji itoe bohong semata-mata, dan India tetaplah mendjadi djadjahannja. Tanah Air kita pada ketika itoe menerima djandji dari Belanda, jang pada waktoe itoe sedang terdjepit dalam peperangan. Dia mendjandjikan pada bangsa kita boleh toeroet memegang pemerintahan sendiri sesoedah selesainja peperangan itoe. Tetapi achirnja djandji itoepoen bohong semata-mata, bahkan penindasannja pada bangsa kita bertambah sangat dan hebat. Dari tiga tjontoh itoe njatalah betapa keadaan negeri sekoetoe jang sebenarnja. Dia soeka membeodjoek sesoeatoe bangsa, apabila dia memboetoehkan tenaganja jang berlipat ganda, dia menipoe sesoeatoe bangsa, apabila dia koeatir tidak akan sampai maksoednja jang semata-mata oentoek kepentingan diri mereka sendiri. Oemmat Islam Palestina, korban jang teroetama, tjoekoeplah mendjadi boekti jang njata. Sekarang bangsa kita Indonesia menerima djandji merdeka dari Pemerintah Agoeng Dai Nippon. Selama doea tahoen lebih kita bekerdja bersama-sama Pemerintah Balatentara Dai Nippon di Djawa, telah mendapat pengalaman, bahwa segala djandjinja selaloe ditepatinja dengan semestinja, sebagai jang telah diketahoei oleh oemoem. Itoelah kiranja semangat Bushido jang mendjadi satoe-satoenja dasar kerdjanja dalam mentjapai segala maksoednja. Dengan berdasar itoe jakinlah kita, bahwa pada soeatoe ketika Tanah Air kita Indonesia benar-benar akan merasakan kemerdekaan, hidoep bersama dengan saudara-saudaranja, teroetama di Asia Timoer Raya. Dan akan lebih jakinlah kita apabila djandji itoe kita pandang dari soedoet ke-Islaman dengan hoekoem-hoekoem jang ada padanja, jakni melarang dengan keras menjalahi djandji. Sekarang kita sedang dalam djandji. Selama itoe akan diketahoeilah tingkatan kita jang sebenarnja. Karena tinggi rendahnja tingkatan sesoeatoe oemmat dan madjoe moendoernja itoe dapat dilihat dalam tjaranja mempergoenakan kemerdekaan jang diberikan baroe sebahagiannja itoe. Kata seorang peodjangga Arab: “Ahsinid daradjatal lati anta biha, arfaoeka lighairiha”. Indonesianja: “Perbaikilah tingkatanmoe dewasa ini, soepaja akan baiklah pada jang lainnja”. “Inna ‘Llaha la joeghajjiroe ma biqoumin hatta joeghajjiroe ma bianfoesihim”. (TOEHAN ALLAH tidak akan mengobah keadaan sesoeatoe kaoem, sehingga kaoem itoe mengobahnja sendiri), firman Allah dalam Al-Koeran. Dalam masa menunggoe sa’at datangnja kemerdekaan itoe kita haroes menoendjoekan perhatian kita kepada rakjat djelata, teroetama mereka jang hidoep di doesoen-doesoen, jang djaoeh dari keramaian, karena mereka itoelah anggota masjarakat jang terpenting, dan dari merekalah akan tersoesoennja soeatoe masjarakat jang sehat, kokoh dan koeat. Karena itoe mereka haroes dibimbing kedjalan jang menoedjoe kebahagiaan, dan diinsjafkan dengan soenggoeh-soenggoeh akan arti merdeka jang sebenarnja, hingga tertanamlah dalam djiwa mereka, dan mengertilah akan hak dan kewadjiban merka, sebagai bangsa jang berhak hidoep merdeka, jang tidak ingin diperboedak kembali sebagai jang soedah-soedah. Dalam hal ini pemoekalah jang memegang rol terpenting. Pemoeka tidak boleh merasa djemoe dalam menginsjafkan rakjatnja. Kegiatan kerdjanja haroes ditambah lagi, hingga kelak kalaoe soedah sampai masanja tidak tanggoeng lagi menerima kemerdekaan itoe. Sebagai dasar bekerdja haroes kita ingat firman TOEHAN dalam Soerat Az-Zoemar 53: “Qoel ja ‘ibadijalladzina asrafoe ‘ala anfoesihim, la taqnathoe min rahmati ‘Llahi, inna ‘Llaha jaghfiroe dzdzoenoeba djami’an, innahoe hoewal gafoeroer rahim”. Katakanlah (hai Moehammad): Hai hamba-hambakoe jang telah mendjeroemoeskan dirinja, djanganlah berpoetoes asa tentang rahmat ALLAH karena ALLAH Maha Pengampoeni segala dosa. Sesoenggoehnja ALLAH itoe Maha Pengampoeni dan Maha Pengasih. Oemmat Islam Indonesia haroes insjaf soenggoeh-soenggoeh, bahwa ketinggian martabat dan kemoeliaan Islam jang sesoenggoehnja bergantoeng djoega kepada kemerdekaan Indonesia, dan dengan kemerdekaan itoelah kita akan dapat menoendjoekkan persaudaraan Isalam jang sesoenggoehnja selaras dengan jang difirmankan TOEHAN ALLAH: “innamal moe’minoena ichwatoen” (Sesoenggoehnja sekalian orang moe’min itoe bersaudara). Balatentara Dai Nippon telah mengoesir moesoeh kita, Belanda, dari Indonesia, dan kini akan memerdekakannja pada soeatoe ketika dikemoedian hari. Dengan takdir ALLAH baroe Nipponlah jang menolong kita dari tjengkeraman Barat, sekalipun dahoeloe telah kita oesahakan dengan bersendjatakan semangat belaka. Maka berdasar pada Firman TOEHAN ALLAH dalam soerat Ar-Rahman ajat 60: “Hal djazaoel ichsani illal ichsanoe” (Ta’ ada balasan kebaikan itoe melainkan kebaikan djoega) dan Sabda Nabi kita Moehammad s.a.w.: “Man asda ilaikoem ma’roefan fakafioehoe” (Barang siapa berboeat baik kepadamoe sekalian (Moeslimin), maka balaslah (dengan kebaikan djoega)! Berdasar atas itoe semoeanja marilah kita balas boedi Pemerintah Balatentara Dai Nippon jang berboeat baik kepada kita dengan djalan bekerdja bersama-sama, menghantjurkan moesoeh kita Inggeris-Amerika dan lain-lainnja, hingga kemenangan achir tertjapai di fihak kita dengan selekas moengkin, karena itoelah satoe-satoenja sjarat oentoek menerima kemerdekaan Indonesia. Sebagai penoetoep marilah kita tengok masa dahoeloe, zaman keemasan Islam. Dahoeloe oemmat Islam telah pernah merasakan hidoep di tanah airnja jang merdeka dan memegang pemerintahan sendiri dengan seloeas-loeasnja. Pada masa itoe dapatlah mereka mentjapai kedoedoekan setinggi-tingginja dan mendapat kemadjoean di segala lapangan hingga mengagoemkan seloeroeh doenia. Tetapi karena mereka lengah, alpa dalam melakoekan kewadjiban, seringkali meloepakan TOEHAN ALLAH s.w.t dan terpengaroeh oleh hawa nafsoenja, maka kemerdekaan mereka dengan moedahnja poen hilang, dan achirnja mereka mendjadi bangsa jang terdjadjah. Karena itoe dalam menoenggoe kemerdekaan jang akan datang ini hendaklah kita bersedia sedja, teroetama dengan menjoesoen tenaga dan kekoeatan kita sendiri sebagai soeatoe bangsa jang berdjiwa ksatria, dengan tidak leopa memohon pertolongan kepada TOEHAN ALLAH s.w.t hingga riwajat lama itoe tidak kembali lagi. TOEHAN ALLAH berfirman dalam Soerat An Nadjm ajat 39-41: “Wa an laisa lil insani illa ma sa’a, wa anna sa’joehoe saufa joera, tsumma joedzahoel djazaal aufa”. Indonesianja: “Dan tidak ada bagi manoesia itoe melainkan barang apa jang mereka oesahakan, dan hasil oesahanja itoe akan dilihatnja, kemoedian mereka akan dibalas dengan balasan jang amat sempoernanja. Artikel ini bagian dari Surat Kabar Soeara Asia koleksi pribadi Rony Widayanto. Dikutip dari JejakIslam.net Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Sahabat tentu masih ingat ada sebuah perusahaan angkutan yg berani tetap melayani permintaan peserta aksi 212 ke Jakarta meskipun ada ancaman larangan dari pihak Kepolisian. Itulah PO Haryanto. Ternyata Bpk. Haryanto adalah seorang mantan TNI (Purn) berpangkat Kopral Kepala yg memutuskan mengambil pensiun dini di usia 43 tahun pada tahun 2002. Tulisan dari Hersubeno Arief berikut ini menarik untuk kita cermati dan mengambil hikmahnya. Pangkat Kopral, Rezeki Lebih dari Jenderal Oleh : Hersubeno Arief Brigjen TNI (Purn) Mazni Harun berdiri dalam posisi sikap sempurna di atas panggung, sambil memberi hormat. Di bawah panggung Kopral Kepala (Kopka) TNI (Purn) Haryanto, membalasnya memberi hormat. Adegan "janggal" itu berlangsung di garasi Perusahaan Otobus (PO) Haryanto di pinggiran Kota Kudus, Rabu sore (7/8). Seorang jenderal memberi hormat seorang kopral —kendati sudah sama-sama pensiun—di luar sebuah kelaziman tradisi militer. Mazni mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI mengaku pantas memberikan penghormatan itu. “Haryanto ini orang yang luar biasa,” ujarnya. Dia sangat terharu dan bangga bisa mengajak sejumlah purnawirawan bersilaturahmi dengan Haryanto. Salah satunya Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin yang pernah menjadi atasan Haryanto di Kodam Jaya. Kopral Haryanto pemilik PO Haryanto adalah mantan anak buah Mazni saat dia menjadi Komandan Batalyon Arhanud 1/1 Kostrad di Serpong Tangerang (1990-1993). Bukan karena Haryanto kini telah menjadi orang sukses, harta kekayaannya melebihi para jenderal. Namun perjuangan dan sikap hidupnya, memang pantas mendapat penghormatan. Bukan hanya dari Mazni. Sejumlah pensiunan perwira tinggi yang hadir di tempat itu juga menyatakan salut dan respeknya terhadap Haryanto. “Jarang orang kaya yang sangat dermawan dan pemurah seperti pak Haryanto, “ ujar mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat. Cerita tentang Haryanto adalah perpaduan antara kegigihan, keuletan, dan keteladanan. Dalam bahasa anak-anak milenial sekarang, Haji Haryanto adalah pengusaha startup yang suskes dan tumbuh besar. Dia juga seorang philantropis, dermawan. Lahir sebagai anak ke-6 dari 9 orang bersaudara, Haryanto anak seorang petani miskin. Ketiadaan biaya membuatnya gagal meneruskan studinya di STM. Bermodal ijazah Sekolah Teknik (ST), setingkat SLTP, dia kemudian melamar menjadi prajurit ABRI. Dia beruntung diterima menjadi anggota ABRI dengan pangkat paling rendah, Prajurit Dua. Tugasnya menjadi sopir truk mengangkut alat-alat berat, meriam, dan logistik untuk pasukan. Semangatnya membara untuk mengubah nasib membuat Haryanto mencari penghasilan tambahan selepas dinas. “Saya menjadi sopir omprengan dengan trayek Serpong ke Kota Tangerang,” ujarnya. Dari hasil menabung, dia kemudian bisa membeli angkot. Jumlah angkotnya terus bertambah, sampai mencapai 50. Pangkatnya prajurit, tapi sudah jadi juragan angkot. “ Saya ingat pada tahun 90-an itu Haryanto menyunatkan anaknya dengan mengundang dalang Ki Mantep Sudarsono. Acara digelar di alun-alun Tangerang. Bayarannya kalau gak salah waktu itu sudah Rp 50 juta,” ujar Mazni. Dari Batalyon Arhanud I, Haryanto dimutasi ke Kodam Jaya. Pangdam Jaya saat itu Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin teman satu angkatan Mazni Harun (Akabri 1974). Karena bisnisnya terus membesar, Haryanto akhirnya memutuskan pensiun dini. Dia pensiun pada tahun 2002 pada usia 43 tahun. Dengan modal kucuran dari BRI sebesar Rp 3 miliar, Haryanto membeli 6 armada bus. Usahanya hampir bangkrut ketika krisis ekonomi melanda tahun 2007-2008. Dia terlilit utang ke BRI sebesar Rp 27 miliar. Namun setelah dijadwal ulang pembayarannya, dia mendapat keringanan selama 5 tahun. Dengan bantuan Bank Nagari, dalam waktu 3 tahun utang itu berhasil dilunasi. Usahanya terus tumbuh. Kini dia memiliki 250 armada bus. Terdiri dari bus pariwisata dan bus angkutan kota antar provinsi (AKAP). (Sangat memuliakan anak yatim dan ibunda) Cerita tentang Haryanto tidak hanya berhenti pada keberhasilannya menjadi juragan perusahaan bus, sejumlah restoran, dan pom bensin. Apa yang dilakukannya dengan kekayaan itu justru jauh lebih menarik. Dia menggunakan kekayaannya untuk membantu orang lain dan menebar kebaikan. Dia menampung sejumlah temannya, termasuk para pensiunan tentara, bekerja di perusahaannya. Seorang karyawannya ada yang pensiunan perwira menengah berpangkat Letnan Kolonel. Haryanto saat ini mengurus dan menyantuni 4.000 anak yatim. Dia juga membiayai para hafidz penghafal Al Quran di beberapa pesantren. Setiap tahun dia memberangkatkan puluhan orang, termasuk para karyawannya umroh dan haji. Haryanto juga banyak membangun masjid. Secara personal Haryanto dikenal sebagai pribadi sederhana dan soleh. Dia selalu mengajak karyawannya untuk salat berjamaah lima waktu. Sebuah spanduk di garasi armada busnya bertuliskan sebuah pesan : Apabila Hidupmu Susah. Tengoklah Sudah Benarkah Sholat Berjamaahmu??? Haryanto juga menjalankan puasa sunah yang sangat jarang dilakukan orang. Puasa Dalail Khairat. Puasa sunah yang dilakukan setiap hari sepanjang tahun. Puasa ini dilengkapi dengan membaca salawat nabi dari kitab Dala’il Al Khairat yang ditulis seorang tokoh sufi asal Maroko Imam Al Jazuli. Puasa semacam ini banyak diamalkan oleh santri di Pondok Pesantren Darul Fallah 3 Jekulo, Kudus dan beberapa pesantren lain di Jawa. Selain salat berjamaah tepat waktu, dan puasa dalail, Haryanto punya satu amalan lagi yang menjadi satu kunci keberhasilannya. Dia sangat memuliakan Ibunya. Dia sering terlihat mengendong ibunya, kendati dalam usia 90 tahun masih sangat sehat. Keuletan, kedermawanan, dan sikapnya yang memuliakan anak yatim dan ibunda menjadi kunci sukses Haryanto. Dia pantas mendapat penghormatan bukan hanya dari para purnawirawan petinggi militer, mantan atasannya, namun juga dari kita semua. End Dr. Ir. Masri Sitanggang dalam situs gipnkri.com menulis bahwa dia betul-betul merasa terganggu dengan tudingan anti NKRI, anti kebhinekaan dan anti Pancasila yang dialamatkan kepada kelompok Islam hanya karena mereka mengamalkan syariat agamanya. Dia tersinggung, marah dan “terpaksa” menuliskan kembali catatan-catan penting sejarah tentang perjuangan memerdekakan bangsa ini; agar jelas kelompok mana berperan sebagai apa: Pahlawan cinta NKRI atau bagian dari penjajah? Menurutnya terpaksa, karena akhlaq Islam mengajarkan umatnya untuk tidak menepuk dada, menyebut-nyebut kebaikan yang pernah dibuatnya. Karena itu pula dia dalam artikelnya itu, banyak mengutip sumber-sumber dari kalangan non muslim. Berikut tulisannya. Perjuangan kemerdekaan muncul karena adanya penjajahan dan itu dimulai sejak Portugis menyerang Kesultanan Malaka di sekitar tahun 1511. Sebelum itu, tidak ada perjuangan kemerdekaan, artinya, tidak ada penjajahan. Meski berbeda suku bangsa dan bahasa di tengah mayoritas muslim, rakyat hidup aman tentram di bawah Pemerintahan Kesultanan. Nusantara ketika itu memang berada di bawah kekuasaan kesultanan-kesultanan di mana antar kesultanan terjalin hubungan erat bahkan hingga ke luar Nusantara; dan perlu diingat, yang namanya Sultan sudah pastilah muslim dan Syariat Islam diberlakukan. Kedatangan Portugis tidak terlepas dari semangat Perang Salib. Dr.W.Bonar Sijabat (dalam KH Saifuddin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia, 1979) menerangkan, sekalipun orang-orang Eropa kocar-kacir akibat pukulan-pukulan dari musuhnya (Islam) dalam bagian terakhir dari Perang Salib, namun takluknya Kerajaan Islam di Granada (Spanyol) tahun 1492 dan berhasilnya Colombus mendarat di benua Amerika membuat Spanyol dan Portugis masuk kepada suatu lonjakan sejarah yang maha hebat. Tetapi itu bukanlah alasan satu-satunya. Menurut Pdt. Dr. Jan S. Aritonang (Sejarah Penjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, 2005), Paus Alexander VI membagi dua kekuasaan di dunia: belahan Barat untuk Spanyol dan belahan Timur untuk Portugis. Paus memberi restu dan mandat kepada kedua negara –sebagai penghargaan atas jasa mereka dalam Perang Salib melawan tentara Islam, untuk menaklukkan kawasan-kawasan yang mereka lalui dan menanamkan Kristen kepada penduduknya. Mandat ini tertuang di dalam Bulla (maklumat) Paus Alexander VI tanggal 4 Mei 1493 dan perjanjian Tordesillas 9 Juni 1494. Karena itulah Hamka (Sejarah Umat Islam IV, 1976) menilai penyerbuan ke negeri-negeri Timur lebih besar karena dorongan kemenangan dan penyiaran agama ketimbang keinginan berniaga. Demikian juga pendapat tokoh gereja Indonesia,TB. Simatupang (Iman Kristen dan Pancasila, 1989), katanya: “ Orang Portugis datang ke Indonesia dengan suatu pengertian teologi dan politik di balik tujuan mereka untuk mematahkan ekonomi orang Islam (yang menguasai perdagangan dari Indonesia ke Eropa), dan menduduki wilayah negeri-negeri lain dalam nama raja Portugal serta memenangkan penduduk negeri-negeri itu untuk Gereja Roma Katolik”. Jan S. Aritonang (2005) menyebut bangsa Barat datang sambil mengibarkan panji-panji Kristen, termasuk tanda salib di bendera kapal-kapal dagang mereka. Di dalam diri penguasa Portugis dan Sepanyol tertanam dendam yang mendalam terhadap Islam, dendam Perang Salib. Dan Semua itu tergambar dalam pidato Panglima Perang Portugis Alfonso Albuquerque di depan pasukannya ketika akan menyerang kerajaan Islam Malaka ( Hamka, 1976): “Adalah satu pengabdian maha besar dari kita kepada Tuhan apabila kita telah dapat mengusir orang Arab dari daerah ini kelak, sehingga nyala pelita ajaran Muhammad itu padam dan tidak akan bangkit lagi untuk selama-lamanya”. Pada bagian lain pidatonya, dikatakan : “…karena saya yakin apabila semenanjung Malaka ini telah kita rebut dari tangan mereka, Kaum Muslimin itu, dengan sendirinya Kairo dan Mekkah jadi tanah tandus yang tidak ada penduduknya lagi. Dan orang Venesia sendiri tidak akan dapat berniaga rempah-rempah kalau tidak membeli kepada kita”. Bagian akhir pidato ini membuktikan hal lain, yakni eratnya hubungan negeri-negeri Islam saat itu, betapa negeri Melayu ini tidak terpisahkan dengan (sejarah) negeri Islam di mana pun. Saifuddin Zuhri (1979) bahkan mengatakan bahwa peranan Kerajaan Pasai di Aceh sangat besar dalam mempertahankan Masjid Aqsha pada masa Perang Salib. Karena itu pula kemudian dapat dipahami mengapa Mesir (Kairo) dan negara-negara Islam menjadi negara pertama yang mengakui Kemerdekaan RI, sementara negara Barat Kristen sangat terlambat. Di mana-mana di Nusantara ini Portugis menghadapi kekuatan Islam yang dipimpin para Sultan dan Ulama. Meski Kesultanan Malaka dan Kerajaan Islam Pasai di Aceh dapat ditaklukkan, tetapi ambisi Portugis untuk menguasai Sunda Kelapa dapat dipatahkan oleh Sultan Fatahillah yang kemudian memberi nama Jayakarta (Jakarta) untuk daerah itu. Di Ternate, setelah terjadi beberapa kali konflik senjata, terdapat kesepakatan antara Portugis dan Sultan Khairun: perdagangan boleh dimonopoli Portugis, tapi bidang agama Sultan Khairun yang berwenang. Namun seperti dikatakan T.B. Simatupang (1989) bahwa misi Portugis ke Indonesia adalah menduduki wilayah dalam nama raja Portugal serta memenangkan penduduk negerinya untuk Gereja Roma Katolik, maka keadaan tetap tidak aman; umat Islam di mana-mana mendapat tekanan. Akhirnya Sultan Khairun membolehkan penyiaran Kristen dengan catatan harus dilakukan di daerah yang penduduknya belum Islam, yakni Ambon. Di Ternate, karena pendudukya sudah Islam, Portugis hanya boleh berdagang. Ini ditempuh Sultan karena Baginda merasa bertanggung jawab terhadap aqidah rakyatnya. Tetapi oleh Portugis dibalik, Ambon dijadikan pusat perdagangan dan Ternate dijadikan pusat penyiaran Kristen, yang menyebabkan Sultan memaklumkan’’Perang Sabil’’. Kepada pasukannya, Baginda memerintahkan untuk mengusir semua orang Kristen dari Ternate, baik orang Portugis maupun pribumi. Mengapa ? Menurut Hamka (1976), orang-orang yang telah memeluk Kristen tidak mau mengakui kekuasaan Sultan lagi. “Dan yang lebih berbahaya daripada itu”, tulis Hamka,“ialah bahwa seketika terjadi perselisihan-perselisihan di antara Sultan dengan Gabnor, orang-orang Krsiten anak negeri selalu berpihak kepada Potugis, bahkan ada yang menjadi mata-mata Portugis.” Jan S. Aritonang (2005) mengonfirmasi adanya missionaris Portugis bersama Kristen anak negeri yang tewas dalam beberapa kali bentrokan melawan pihak kesultanan, yang memberi bukti bahwa anak negeri yang telah Kristen memang berada di pihak Penjajah. Ketika Portugis terdesak dan kemudian meminta damai, Sultan bersedia bersahabat lagi asal portugis tidak menjadikan Ternate sebagai pusat penyiaran Kristen. Ini menunjukkan betapa faktor agama menjadi begitu penting dalam hubungan kedua bangsa ini. Perjanjian damai ditandatangani, Sultan memegang Al-Quran dan Gubernur Portugis memegang Injil; do’a dipimpin oleh qadi Islam. Tapi sayang, Sultan di bunuh ketika bersantap dalam jamuan makan yang sengaja dibuat oleh Portugis untuk menghormati perjanjian suci itu, Pebruari 1570. Suatu penghianatan yang sangat keji, yang membakar semangat perang total melawan Portugis. Sultan Babullah, pengganti Sultan Khairun, mengepung benteng penjajah Portugis di Ambon. Terbukti pula Raja Bacan, yang telah memeluk Kristen, membantu Portugis yang terkepung dengan menyuplai bahan makanan. Bukan main murkanya Sultan Babullah sehingga mengancam akan memusnahkan kerajaan Bacan. Takut akan ancaman, Bacan berhenti menyuplai bahan makanan. Benteng Ambon jatuh ke tangan Pasukan Islam, Portugis lari ke Malaka. Sultan Babullah menyatakan tidak akan membunuh Kristen anak negeri dan tidak akan dipaksa masuk Islam asal mereka tunduk kepada kekuasaan Sultan. Masuklah ke era kolonial Kristen Protestan Belanda. Sudah umum pula diketahui bahwa mereka yang tampil memimpin perjuangan mengusir Belanda adalah para pemuka agama Islam. Clefford Greetz (dalam A. Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah : Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, 1995) menyebut perlawanan menentang Belanda ini sebagai “pemberontakan Santri’’. Simbol-simbol perjuangan dan selogannya menonjolkan semangat Islam, semangat jihad dan kesediaan mati syahid. Imam Bonjol di Padang dengan perang Paderinya, Teuku Umar dan Cik Ditiro di Aceh dengan “Perang Sabil” melawan orang “kape”-nya, Diponegoro di Jawa dengan“Perang Sabil” dan jubah putihnya, begitu juga Sultan Hasanuddin di Sulawesi dan Si Singamangaraja ke XII di Toba. Suryanegara (1995) menyebut, penyebaran Kristen menjadi pangkal perlawanan Si Singamangaraja XII (SSM XII) terhadap Belanda. Ini sejalan dengan pernyataan J.P.G.Westhoff, : ”Untuk tetap memiliki jajahan-jajahan kita, sebagian besar adalah tergantung dari pengkristenan rakyat.” Jan S Aritonang (2005) menyebut SSM XII menentang Zending Kristen dikarenakan Zending dijadikan alat pemerintah Hindia Belanda untuk menguasai wilayahnya. Menurut Suryanegara(1995) daerah–daerah yang telah dipengaruhi Kristen secara administrasi diserahkan oleh misionaris kepada Belanda. Untuk itu pemerintah Belanda merasa berhutang budi kepada missionaris Nomensen sehingga ia diberi bintang Officer van Oranje-Nassau. Fakta-fakta yang disampaikan Suryanegara (1995) berupa kliping koran yang diterbitkan Belanda dan kenyataan bahwa dalam perlawanannya menentang Belanda Raja Toba itu dibantu oleh Panglima Nali dari Minangkabau dan Panglima Teuku Mohammad dari Aceh, meyakinkan Bahwa SSM XII adalah muslim. Bagaimana sikap orang-orang yang telah “ditunjuki” Belanda kepada Kristen? T.B. Simatupang(1989) menuturkan : “Orang-orang Kristen yang menjadi nasionalis –yang berarti menentang Belanda, dianggap oleh gereja sebagai tidak lagi orang-orang Kristen yang baik.” Sementara tokoh Kristen lainnya, Dr. Mulia (dalam Simatupang 1989) mengakui adaya kesan bahwa misi Kristen di Tapanuli, Minabasa dan Maluku hanya melayani tata hidup kolonial dan kapitalis. Artinya, gereja secara lembaga tidak berada pada barisan perjuangan kemerdekaan, melainkan di pihak penjajah Belanda. Uraian Ahmad Mansur Suryanegara (Api Sejarah 2, 2012) ini perlu juga dicatat. Kongres Nasional Syarikat Islam di Bandung, 17-24 Juni 1916, memutuskan memelopori tuntutan pemerintahan sendiri, berjuang untuk Indonesia merdeka dan tegaknya pemerintahan yang demokratis dengan adanya parlemen. Lain dari itu, para pemimpin Islam berupaya membangun organisasi kesenjataan modern melalui Indie Weerbar Actie, untuk membangkitkan kembali semangat keprajuritan pemuda. Namun tuntutan Indie Weerbar itu itu ditolak Belanda. Ini terjadi karena pimpinan partai-partai non religius dan sekuler seperti Parindra, Gerindo, Parpindo serta partai non Islam seperti Partai Kristen dan Partai Katolik dengan politik asosiasinya berpihak dan memertahankan pemerintahan penjajah Belanda. Mengutip A.K. Pringgodigdo, Suryanegara (2012) mengatakan sikap partai-partai Kristen itu sebagai akibat partai tersebut dipimpin oleh orang Belanda. Begitulah perjuangan Ummat Islam memerdekaan bangsa ini dari penjajah Katolik Portugis, begitu pula di masa penjajah Protestan Belanda serta Inggris dan demikian juga di masa mempertahankan kemerdekaan dari sekutu. Pada masa serangan sekutu, Resolusi Jihad Ulama dan teriakan Takbir Bung Tomo serta kepemimpinan Jendral Sudirman adalah legenda rakyat muslim Indonesia mempertahankan NKRI yang tak boleh dilupakan. Akhirnya Dr. Ir. Masri Sitanggang menghimbau kita jujurlah pada sejarah, agar kita bisa saling hormat dan menghargai. Jujur pulalah dalam bernegara agar Indonesia benar-benar menjadi milik bersama. Jangan ada dusta di antara kita, agar bangsa ini bisa tumbuh besar dan kuat dengan rakyat yang rukun dan damai. Meski di antara kita ada yang “ditunjuki” oleh penjajah (Portugis atau Belanda), tinggalkanlah cara-cara bangsa asing itu. Jadilah sepenuhnya bangsa Indonesia. Janganlah Umat Islam dituduh anti NKRI, anti kebhinekaan, radikal dan lain semacamnya karena itu menyakitkan. Tuduhan itu hanya layak dilontarkan oleh penjajah dan itu berarti membangkitkan kenangan lama: perlawanan umat Islam menentang penjajah dan antek-anteknya !. Wallahu a’lam bishshawab. Apakah betul hipnotis dapat menyembuhkan berbagai keluhan sakit atau penyakit? Orang sudah lama mengenal hipnotis sebagai satu cara untuk sembuh dari penyakit. Apakah segala penyakit bisa disembuhkan lewat hipnotis? Tentu saja tidak. Jenis penyakit fisik yang bukan akibat psikologis tidak termasuk di dalamnya. Dalam sebuah proses penyembuhan penyakit, faktor-faktor psikologis penderita menjadi penentu bahkan penelitian menemukan 80% kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis ini. Di sinilah peran terapi hipnotis dalam membantu penyembuhan dari penyakit. Dengan kata lain bukanlah terapi hipnotis itu yang bisa menyembuhkan tetapi dia membantu proses kesembuhan dengan memberikan sugesti positip ke dalam alam bawah sadar pasien. Penerapan teknis terapi hipnotis antara lain misalnya dalam membantu ibu-ibu bersalin. Saya punya pengalaman sendiri ketika istri akan melahirkan anak pertama dan juga yang kedua. Dalam dua kesempatan tersebut istri saya sudah terlambat 2 minggu dari perkiraan dokter. Saya dan istri sepakat untuk melakukan terapi hipnotis. Berbekal pengetahuan teknik hipnotis yang saya pelajari ketika mahasiswa, alhamdulillah hipnotis berjalan dengan baik. Malam hari saya melakukan terapi hipnotis terhadap istri, subuh istri melahirkan. Bahkan pada anak ke dua kami, bidan yang membantu persalinan heran dan sangat takjub atas ketenangan istri saya menghadapi persalinan. "Saya sudah tiga puluh tahun melayani persalinan ibu-ibu hamil, baru kali ini saya melihat sendiri betapa tenang ibu menghadapi persalinan ini." demikian pengakuan bidan tersebut. Dalam kesempatan lain seorang teman yang ingin berhenti merokok, berhasil berhenti total setelah menjalani satu kali sesi terapi hipnotis. Merubah kebiasaan buruk dengan terapi hipnotis menjadi jauh lebih mudah. Termasuk misalnya merubah pola makan dalam rangka diet. Melalui sugesti alam bawah sadar, kebiasaan buruknya bisa berhenti seketika. Namun, tergantung tingkat keparahannya terkadang kebiasaan buruk itu bisa kembali lagi setelah beberapa waktu. Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan beberapa kali sesi terapi hipnotis jika kebiasaan buruk itu telah berlangsung bertahun-tahun. Saya juga punya pengalaman melakukan terapi hipnotis terhadap seorang keponakan yang sedang menghadapi test masuk perguruan tinggi. Beberapa waktu setelah sesi hipnotis ibunya bercerita bahwa anaknya sudah ikut beberapa kali dry run test dengan hasil yang selalu sama. Sehari setelah dihipnotis nilai dry run test anaknya meninggat empat point. Sebuah hasil yang mengejutkan kami.
Terlalu sering kita mendengar kata hipnotis yang terbayang di pikiran kita adalah praktek penipuan dengan menggunakan ilmu hipnotis. Sering juga hipnotis disandingkan dengan ilmu sihir atau sulap bahkan magic. Tetapi apa sebenarnya ilmu hipnotis itu? Mari kita bahas berdasarkan apa yang saya telah ketahui melalui berbagai buku dan pengalaman pribadi. Saya ingin mulai dulu dengan pengalaman pribadi. Saya mengenal dunia hipnotis ketika saya masih mahasiswa di Bandung. Ketika itu saya sangat senang belajar mandiri alias otodidak tentang berbagai hal. Saya sering ke toko buku Gramedia favorit saya ketika itu. Saya tertarik pada sebuah buku kecil tipis tentang belajar hipnotis. Di dalamnya ada petunjuk praktis bagaimana menghipnotis seseorang. Singkat kata buku kecil itupun saya beli dan saya baca tuntas. Kebetulan saya tinggal di Asrama Sumatera Selatan di Jalan Purnawarman No. 57 yang ketika itu masih dikelola oleh Yayasan Batanghari Sembilan (sekarang telah dimiliki perorangan dan asrama ditutup). Teman-teman yang tinggal bersama di asrama itu berjumlah hampir 20 orang. Sayapun buka praktek hipnotis kepada teman-teman di asrama yang memang banyak penasaran tentang apa itu hipnotis. Diluar dugaan saya dari lima orang yang saya hipnotis semuanya berhasil seperti yang dikatakan di dalam buku kecil yang saya beli itu. Ada yang ingin berhenti dari kebiasaan merokok, bahkan ada yang sempat kecanduan obat-obat terlarang berhasil meninggalkan kebiasaan buruk mereka itu. Bagaimana cara kerjanya hipnotis? Secara gamblang bisa disimpulkan bahwa hipnotis itu sebenarnya adalah cara memberikan saran dan arahan kepada seseorang melalui alam bawa sadarnya. Oleh karena yang bekerja mengikuti sara dan arahan itu adalah alam bawah sadarnya, maka sering terlihat sebagai hal yang luar biasa seperti sihir atau sulap. Sebagaimana ilmu pada umumnya, ilmu hipnotispun bersifat netral. Dia bisa digunakan untuk kebaikan dan bisa juga digunakan untuk kejahatan seperti penipuan. Otak manusia bekerja dengan dua alam pikiran yakni melalui alam sadar dan alam bawah sadar. Segala informasi yang diterima otak melalui panca indera terlebih dulu disaring oleh alam sadar melalui sebuah proses yang dikenal sebagai proses berpikir kritis (critical thinking process). Melalui proses ini dilakukan pemilahan dimana hanya informasi yang dianggap penting bagi kehidupan pribadi diri yang bersangkutan akan disimpan ke dalam alam bawah sadar. Semua hal yang disimpan dalam alam bawah sadar bertahan lama. Alam bawah sadar ini pula yang lebih banyak mengendalikan pola pikir, keputusan dan tingkah lakunya. Segala hal yang dikerjakan otomatis atau tanpa dipikir dikendalikan oleh alam bawah sadar ini. Kesimpulannya hipnotis adalah cara untuk menembus proses berpikir kritis seseorang sehingga apa yang disampaikan kepada subyek terhipnotis akan langsung disimpan dalam alam bawah sadarnya. Banyak metoda untuk menembus alam bawah sadar ini. Salah satunya dengan membawa subyek ke keadaan alpha yaitu keadaan antara tidur dan bangun. Hipnotis adalah sebuah ilmu pengetahuan yang bisa digolongkan sebagai cabang dari psikologi manusia. Dia bisa memberi manfaat kalau digunakan untuk kebaikan. Dia juga bisa merusak jika digunakan untuk kejahatan. Hipnotis bukan sihir atau magic ataupun sulap. Dia memang ada, nyata dan bukan mitos.
Helfia Nil Chalis www.HelfiaNet.com www.HelfiaStore.com Selama ini kita beranggapan bahwa Indonesia kaya akan minyak. Anggapan ini sebenarnya keliru karena kita ternyata lebih banyak memiliki energi lain selain minyak seperti batubara, gas, CBM (Coal Bed Methane), panas bumi, air, BBN (Bahan Bakar Nabati) dan lain-lain. Anggapan keliru lainnya adalah bahwa harga BBM (Bahan Bakar Minyak) harus murah sekali tanpa berpikir bahwa hal ini menyebabkan terkurasnya dana Pemerintah untuk subsidi harga BBM, ketergantungan kita kepada BBM yang berkelanjutan serta kepada impor minyak dan BBM yang makin lama makin besar serta makin sulitnya energi lain berkembang. Sebuah ramalan yang cukup mengkhawatirkan karena berdasarkan fakta-fakta yang ada saat ini bahwa hampir dapat dipastikan Indonesia akan mengalami krisis energi dalam lima tahun ke depan apabila pemerintah gagal mengupayakan pengembangan energi alternatif selain minyak. SKKMIGAS mengatakan cadangan minyak yang tersisa sekarang tidak lebih dari 4 milyar barrel, meskipun ada 44 milyar barel lagi tetapi masih dalam status potensi cadangan. Pemerintah memprediksi Indonesia akan menjadi pengimpor minyak permanen tahun 2018 dimana saat itu produksi minyak nasional hanya 500.000 barrel per hari. Menghadapi kenyataan pahit ini, satu-satunya alternatif solusi adalah dengan mengembangkan sumber energi selain minyak. Sudah saatnya kita mengembangkan potensi sumber daya energi selain minyak. Untuk sumber daya gas alam misalnya, kita masih memiliki cadangan 150 TCF (trilyun standard cubic feet). Sayangnya konversi pemakaian BBM ke gas belum terlihat dan tersosialisasikan dengan baik. Masih banyak kendala termasuk diantaranya trauma masyarakat akibat seringnya kecelakaan karena ketidaktahuan masyarakat dalam penggunaan gas secara aman sebagai pengganti BBM. Akibatnya masyarakat tetap bertahan menggunakan BBM yang dirasakan lebih aman. Pengadaan gas juga masih terkendala dengan ketersediaan infrastruktur gas dalam negeri. FSRU di Lampung contohnya yang dijadwalkan mulai bisa mengkonsumsi gas dari LNG Tangguh tahun ini masih mengalami kendala sehingga LNG Tangguh terpaksa mengalihkannya ke ekspor. Adapun cadangan batubara kita menurut SKKMIGAS mencapai 136 milyar ton. Namun begitu, produksi batubara Indonesia tahun 2006 saja masih sebesar 162 juta ton dimana 120 juta ton diantaranya digunakan untuk keperluan ekspor. Pemerintah mencanangkan peningkatan penggunaan batubara yang saat ini baru sekitar 50%, menjadi 63% dari bauran energi nasional di tahun 2020 untuk sub sektor kelistrikan. Sumber energi alternatif lainnya yang masih kurang dimaksimalkan adalah sumber tenaga angin dan tenaga surya. Dalam konteks ini kita patut menghargai upaya pemerintah daerah Bantul, Yogyakarta yang sejak tahun 2010 berhasil membangun pembangkit listrik tenaga angin dan surya sehingga kawasan Pantai Baru, Pandansimo, Bantul di malam hari tetap terang benderang. Mereka menamakannya Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Bantul. Mari kita dukung upaya Pemerintah baru nanti dalam mengembangkan sumber energi alternatif yang memang harus dilakukan karena kita tidak memiliki pilihan lain. www.Helfia.net, www.HelfiaStore.com, www.GreatWebPortal.com |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|