Memulai sesuatu untuk pertama kali bagaimanapun sederhananya selalu terasa sulit dan membutuhkan keberanian mencoba serta mengambil resiko. Begitu juga halnya ketika memasuki dunia kerja pertama kali. Saya masih ingat pernah merasa jemu dan lelah ketika tiga bulan pertama bekerja sebagai process engineer meski hanya diminta untuk membaca buku manual dan prosedur operasi saja. Padahal ketika itu belum ada tugas khusus kecuali sekedar mempresentasikan apa yang telah dipelajari dari buku manual dan prosedur operasi di hadapan para senior. Dalam konteks inilah Technofest yang diadakan setiap tahun oleh perusahaan terasa penting. Technofest adalah salah satu dari ratusan program yang harus diikuti oleh para insinyur baru di BP Indonesia dalam rangka mengisi kompetensi yang dipersyaratkan untuk dapat lulus program ini. Ini adalah sebuah festival teknologi dimana mereka mempunyai kesempatan mempresentasikan karyanya dalam bentuk poster. Ada tiga kategori yang diperlombakan tahun ini, yaitu: 1) Business Impact, 2) Technical Excellence, 3) Safety & Operational Risk. Begitulah, kali ini saya mendapat kehormatan menjadi salah satu juri untuk kategori S&OR (Safety & Operational Risk). Pengumuman Pemenang TechnoFest 2014Pendekatan panitia kepada masing-masing calon juri sudah mereka lakukan dua bulan sebelumnya, yaitu sekitar awal Juli. Tentu saja ketika panitia meminta saya menjadi juri saya langsung menyanggupi karena kebetulan juga jadwalnya bertepatan dengan hari libur saya. Setelah melalui persiapan yang cukup panjang, puncak acara Technofest akhirnya selesai diselenggarakan dengan sukses pada tanggal 28 Agustus yang lalu. Pemenang masing-masing kategori pilihan juri adalah sbb:
Jujur sebenarnya hampir semua poster yang ditampilkan dalam TechnoFest 2014 ini bagus-bagus dan topik yang diusung juga bagus-bagus. Sebagai juri memang tidak mudah memilih yang terbaik dari yang bagus-bagus ini. Selamat kepada panitia dan semua peserta TechnoFest 2014. Kami semua menunggu karya nyata anda berikutnya yang bisa memberi dampak positip tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi penduduk setempat, warga Tangguh LNG, dan kita semua sebagai warga negara Indonesia tercinta. Selamat berkarya.
0 Comments
Tepat tanggal 17 Agustus 2014 jam 7 pagi kami pekerja OneTeamTangguh di LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat menyelenggarakan upacara bendera peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 69. Seingat saya ini kali ke 5 saya berkesempatan mengikuti upacara bendera di LNG Site Tangguh karena kebetulan sedang "on-duty". Melalui blog ini saya pernah menulis beberapa dari pengalaman saya ketika itu yaitu di tahun 2012 dan tahun 2013. Silahkan mengklik link berikut: Dirgahayu Indonesiaku ke 67 (2012), Dirgahayu Indonesiaku ke 68 (2013). Lama tidak mendengar lagu-lagu perjuangan membuat saya memperhatikan dengan lebih seksama syair-syairnya dan mencoba berempati atas perjuangan pendahulu-pendahulu kita melawan penjajah. Saya hanya mengetahuinya melalui pelajaran di sekolah atau film dan buku-buku serta diskusi-diskusi di media masa. Namun saya dan mungkin banyak dari kita yang sudah sulit merasakan betapa pedih dan menyakitkan saat mengalami penjajahan oleh bangsa lain di tanah air kita sendiri. Tetapi, apa yang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina yang sejak mereka lahir sudah harus berjuang mempertahankan nyawa, keluarga dan tanah air mereka, mungkin bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya kemerdekaan. Juga tentang artinya perjuangan kemerdekaan dan harga diri sebagai bangsa. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden baru-baru ini seakan sempat membuat kita lupa bahwa kita adalah satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air, Indonesia. Padahal hanya dengan bersatulah kita baru bisa berhasil merdeka meskipun telah mengalami penjajahan yang menghilangkan harga diri dan martabat bangsa selama lebih dari 350 tahun lamanya. Pertempuran dan peperangan yang dilakukan sendiri-sendiri oleh para pejuang kemerdekaan sebelumnya tidaklah mampu mengusir penjajah dari bumi Indonesia pada waktu itu. Kita perlu lebih menyadari lagi pentingnya untuk bersatu agar kita sebagai bangsa bisa berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Beruntung dalam upacara bendera seperti biasanya Panitia membacakan teks Pancasila dan pembukaan UUD 45. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa cita-cita kemerdekaan bangsa kita adalah: "supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas". Selanjutnya UUD 1945 juga dengan jelas menyatakan tujuan bernegara, yaitu: (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan (2) untuk memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Silahkan menilai sendiri ada di mana kita sekarang dan apakah kita memang sudah benar-benar mencapai tujuan kemerdekaan dan bernegara ini.
Momen peringatan hari kemerdekaan RI ke 69 ini semoga menjadi awal bagi kebangkitan Indonesia menjadi negara yang kuat, berdaulat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Aamiin Yaa Robbal aalamiin.
Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan sekali lagi berlebaran di LNG Site Tangguh Teluk Bintuni Papua Barat setelah setahun yang lalu berlebaran di sini juga. Seingat saya mungkin ini sudah kali ke tiga saya berlebaran di LNG site. Sebenarnya tahun ini sudah diatur agar saya mendapat giliran berlebaran di rumah, tetapi Allah berkehendak lain ketika saya harus mengatur jadwal sehubungan dengan pernikahan anak saya di bulan Maret yll sehingga menjadi sulit untuk diubah lagi. Meskipun begitu ternyata ada hikmahnya juga, karena di sepuluh Ramadhan terakhir ini saya ada di LNG site sehingga bisa lebih dekat dengan mesjid, yaitu Mesjid Ar Rahman yang letaknya hanya beberapa meter saja dari Dormitory maupun dari kantor saya. Selama puasa Ramadhan kali ini saya berusaha sedapat mungkin berjamaah di mesjid seperti anjuran Rasulullah. Memang terasa berbeda berjamaah di mesjid apalagi dalam suasana puasa Ramadhan. Lebih khusuk dan lebih khidmat. Yah...semoga Allah Swt berkenan menerimanya dan dicatat sebagai amal soleh. Hari yang ditunggu-tunggupun akhirnya tiba. Iedul Fitri 1435H bertepatan dengan tanggal 28 Juli 2014. Hari Kemenangan. Fitri ada yang mengartikannya berasal dari kata fitrah (sifat sejati diri), tetapi ada juga yang mengatakan berasal dari kata iftor (berbuka). Memang pada 1 Syawal, hari Iedul Fitri umat Islam wajib berbuka dan diharamkan untuk berpuasa. Pagi-pagi sekali saya sudah bersiap-siap ke mesjid di Stinkul untuk shalat Iedul Fitri. Kemeja batik memang sudah kami siapkan dari rumah sebelum berangkat ke site. Begitupun peci Aceh yang sangat jarang saya pakai sehingga masih seperti baru. Saya sarapan dulu ala kadarnya di Mess Hall sesudah shalat shubuh. Segera setelah itu bersama rekan Dani, atau yang biasa dijuluki 'Kolonel', kami termasuk yang paling pagi tiba di mesjid Stinkul bergabung dengan beberapa teman yang sudah lebih dulu mengumandangkan takbir dan tahmid di sana. Khotbah Iedul Fitri singkat padat, intinya mengajak jamaah untuk memanfaatkan momentum agar kebiasaan-kebiasaan baik selama Ramadhan seperti berpuasa, shalat taraweh, bersedekah bisa dilanjutkan di luar Ramadhan. Dianjurkan untuk berpuasa Senin - Kamis, shalat malam di rumah, serta meningkatkan bersedekah. Khotib menjamin tidak ada orang jatuh miskin karena bersedekah. Begitupun puasa melatih kita untuk sabar dan penyebab kita untuk menjadi lebih sehat lahir batin. Sabar sangat penting. Tidak ada pemberian Allah yang paling baik kecuali kesabaran. Mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Begitulah pesan-pesan beliau. Semoga kita diberi kemampuan untuk bisa menjalaninya. Usai shalat langsung kami berdiri berjejer di dalam mesjid dan bermaaf-maafan dengan seluruh jamaah shalat Ied. Kemudian menuju ke Mess Hall untuk bersilaturahim dengan teman-teman lain di sana sambil pesta ketupat lebaran. Menu ketupat tidak pernah saya lewatkan dengan rendangnya. Panitia juga menyajikan penampilan beberapa penyanyi dengan orgen tunggal. Juga ada pemilihan busana muslim paling ok. Tapi acara yang paling heboh adalah foto-foto karena panitia sudah menyiapkan beberapa 'photo booth' yang dihias dengan menarik ala padang pasir.
Saya juga menyempatkan bersilaturahim dengan teman-teman Produksi di Main Control Building. Mereka 'penjaga gawang' yang mengawal agar pabrik LNG tetap berproduksi dengan lancar dan aman. Beberapa di antara mereka mengatur dengan rekan shift malam agar yang shift pagi bisa mendapat kesempatan shalat ied dulu sebelum bertugas pagi. Alhamdulillah pabrik berjalan dengan lancar sesuai target produksi. Begitulah pengalaman berlebaran di LNG Site Tangguh tahun ini yang singkat, padat, bermakna, meski hanya berlangsung pagi hari saja. Siangnya kami sudah kembali aktif bekerja seperti biasa.
Menjelang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, nampak semangat untuk ikut menentukan nasib negara ini dalam banyak ajang pertemuan-pertemuan resmi dan sosial termasuk di dunia maya. Selain diskusi-diskusi di media elektronik, yang tak kalah serunya justru percakapan-percakapan 'warung kopi'. Guyonan lepas banyak beredar seperti: "Bagi saya keluarga itu nomor satu tapi kalau calon presiden itu nomor dua", begitu celoteh pendukung Capres Cawapres dengan nomor urut dua Jokowi - JK. Lain lagi pendukung Prabowo - Hatta: "Semua orang maunya nomor satu, ya saya pastilah pilih yang nomor satu". Di LNG Site Tangguh, demam pemilu Presiden dan Wapres ini juga terasa. Hampir setiap duduk di meja makan, ada saja teman yang membuka pembicaraan tentang ini baik yang diskusi ringan, sambil berkelakar atau bahkan yang cukup serius dengan mengemukakan berbagai argumen masing-masing. Bagi yang masih ragu menentukan pilihannya, mereka biasanya memilih diam mendengarkan argumen dari masing-masing pendukung. Tidak cukup hanya di meja makan, ternyata ketika sedang melakukan 'management walkdown' untuk memeriksa kesiapan start-up Train-1 nuansa kampanye juga ada terasa. Bagaimana tidak, sewaktu kami membagi kelompok manajemen menjadi dua, tanpa dikomando pendukung Prabowo - Hatta memilih masuk kelompok satu dan pendukung Jokowi - JK memilih kelompok dua. Tapi semuanya berlangsung penuh humor dan sikap menerima serta menghargai pendapat masing-masing. Nampaknya meskipun demokrasi bukanlah solusi yang paling pas untuk kemajuan negara kita tetapi pemahaman kita tentang demokrasi sudah jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun yang lalu ketika reformasi baru digulirkan. Satu hal yang patut kita syukuri adalah kebebasan berpendapat dan berekspresi. Sekarang kita merasa bebas untuk mengemukakan jati diri masing-masing, baik sebagai muslim dengan simbol-simbolnya atau sebagai keturunan tionghoa sekalipun. Kiranya bersatu dalam keberagaman ini bisa terus dibina untuk kekuatan dan kemajuan bangsa kita, Indonesia yang kita cintai...Bineka Tunggal Ika...Bravo Indonesiaku...Selamat memilih Presiden dan Wapres. Ayo pilih yang manapun, asalkan jangan tidak memilih yang manapun alias golput. Lha, katanya mau Indonesia maju kok disuruh memilih pemimpin saja tidak mau?!! Teman-teman tentu tahu pusaran air di tengah sungai? Kalau kita berada dalam pusaran air tersebut, semakin di tengah pusaran, semakin kuat dan dalam badan kita ditarik oleh pusaran sampai ke bawah permukaan sungai. Kalau tenaga kita masih cukup kuat melawan gaya tarik pusaran air itu, selamatlah kita dari tenggelam atau sebaliknya. Begitulah saya mengibaratkan suatu sikap atau pandangan hidup seseorang. Apabila seseorang membiasakan diri berpikir optimis, maka dia akan semakin terdorong untuk menjadi semakin optimis. Sebaliknya seseorang yang terbiasa berpikir pesimis, tanpa dia sadari pikirannya dengan cepat terperangkap pada pemikiran pesimis. Saat itu bisa saja dia tidak mampu lagi berpikir positip, sama seperti orang yang terjebak dalam pusaran air sungai tadi.
Apakah analogi ini bisa dipertanggungjawabkan? Silahkan ambil contoh penyanyi yang anda kenal. Silahkan perhatikan bagaimana masa tua penyanyi yang sering melantunkan lagu-lagu sedih, putus-asa, patah hati. Coba bandingkan dengan penyanyi yang sering membawakan lagu-lagu ceria, optimis, gembira. Mari kita perhatikan juga orang-orang yang hidup di desa dengan segalanya serba apa adanya. Kita sering heran bagaimana mereka bisa tetap senang dan bahagia. Kebiasaan mereka yang optimis terhadap kehidupan, membuat mereka bisa tetap tersenyum meskipun menurut orang kota keadaan mereka memprihatinkan. Inilah rahasianya doa yang diucapkan berulang-ulang dengan penuh penghayatan, yang pasti akan dikabulkan Tuhan. Siapapun dia dan apapun agamanya. Oleh karena itu, perhatikanlah segala sesuatu yang kita lakukan berulang-ulang dan menjadi suatu kebiasaan. Apabila kebiasaan itu sesuatu yang positip dan optimistis, maka kita akan terdorong menuju kebahagiaan, tetapi apabila sebaliknya berhati-hatilah jangan sampai anda terperangkap rasa pesimis, putus asa dan bukan tidak mungkin anda terdorong untuk bunuh diri. Marilah kita bangun kebiasaan-kebiasaan baik yang akan membawa kita pada pusat pusaran optimis yang akan mendorong kita menjadi bahagia. Salam bahagia selalu. Bintuni, 27 September 2012 Helfia Nil Chalis www.HelfiaStore007.com www.HelfiaStore.com Sebuah Majalah berjudul "Kabar dari Teluk" atau disingkat KaDaTe yang diterbitkan oleh Tangguh LNG dalam rangka menjalin komunikasi dengan masyarakat di Teluk Bintuni di mana Pabrik LNG Tangguh berdomisili, mendapat tempat cukup terhormat di hati penduduk setempat. Majalah ini terbukti mampu menjembatani kesenjangan informasi antara managemen Tangguh LNG dengan masyarakat di sekitar Teluk Bintuni. Begitupun bagi pekerja LNG Tangguh informasi yang disampaikan oleh majalah ini terbukti juga cukup banyak menarik perhatian. Dalam edisi terakhir misalnya, KaDaTe menginformasikan tentang peresmian pengoperasian listrik PLN di Bintuni oleh Gubernur Papua Barat dalam rubrik "Kabar Utama". Ada juga informasi tentang perbaikan pelabuhan kampung di Babo yang sudah mencapai 80%. Selain itu dalam rubrik "Kabar dari LNG" diinformasikan bahwa masyarakat Teluk Bintuni dan Fakfak sangat mendukung AMDAL yang dilakukan LNG Tangguh untuk proyek pengembangan Train-3. Majalah yang mengusung motto "Jujur dan tidak mengada-ada" ini juga secara rutin menulis rubrik "Sosok". Kali ini yang dibahas dadalah Bapak Daniel Asmorom, Ketua DPRD Teluk Bintuni. Putra asal Moskona ini mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran LNG Tangguh yang telah membawa dampak positip bagi peningkatan kesejahteraan rakyat di kabupaten Teluk Bintuni. Selain itu juga Anna Christine Rumbino yang asli Biak Wondama dan sudah 3 tahun bekerja di LNG Tangguh. Anna mengungkapkan kepada KaDaTe "Selama bekerja di LNG Tanggu, saya mau belajar untuk menghargai orang lain tanpa melihat status mereka. Ini pelajaran berharga yang saya peroleh dan mau saya bagikan kepada rekan-rekan yang lain. Terkadang kita menjadi lupa diri, dan tidak mau untuk belajar rendah hati". Rubrik "Kabar dari Kampung" mengangkat kisah kerjasama Dinkes Teluk Bintuni dan LNG Tangguh dalam melakukan pemantauan dan pendampingan dalam rangka membantu perbaikan gizi balita. Dalam rubrik "Dorang Bicara" (Mereka Bicara), Yusuf Kandani dan Philipus Kabes, Warga Tanah Merah Baru, mengungkapkan harapan mereka agar Pemda Teluk Bintuni dan PLN segera mengalirkan listrik ke kampung Tanah Merah Baru. Adapun rubrik favorit saya adalah rubrik "Para-para mob", guyonan ala Papua dari KaDaTe. Berikut beberapa di antaranya: Piring Pake Pagar Ada paitua satu, kebetulan pace ko pergi ikut acara makan sumbang atau penggalangan dana. Pas acara makan, jadi pace ko pergi isi makanan, tapi makanan pace isi di piring banyak sekali. Setelah isi makanan, paitua mau minta permisi sama orang-orang masih berdiri antri, untuk duduk makan. Karena buru-buru, makanan yang begitu banyak di piring, sebagian tumpah kena anak kecil satu yang duduk di sebelah paitua. Anak kecil ko kaget, trus berdiri baru tegur paitua begini... "Om..kalau mau isi makanan banyak-banyak begitu tuu, ko beli piring yang pake pagar boleh...supaya tara tumpah kena orang lain!!". Titik Makan Koma Ada murid SD kelas 2 lagi pelajaran menulis dan membaca. Jadi de coba tulis di papan tulis apa yang ibu guru sampaikan trus de baca. Di papan tulis anak murid ko tulis begini: "budimakanikanwatimakannasi". Begitu lihat tulisan di papan tulis, ibu guru langsung marah. Mace ko kaseh tahu sama anak murid supaya kalo menulis atau membaca harus memperhatikan tanda baca seperti tanda titik atau koma. "Jang baca langsung-langsung (sambung).... Ko cepat baca ulang..!" Karena grogi takut kena marah, dengan buru-buru anak murid ini ko baca ulang: "Budi makan ikan Wati makan nasi titik makan koma!!". Sesuatu yang sudah terbiasa kita lakukan apalagi kalau sudah berlangsung sangat lama biasanya sangat sulit untuk dirubah. Ini terbukti ketika saya bertugas di LNG Site Tangguh baru-baru ini. Selama beberapa tahun sejak bergabung dengan LNG Tangguh dan bertugas di LNG Site saya mendapat satu buah mobil untuk berkendara dari kantor ke MCB (Main Control Building) yang jaraknya kurang lebih 2 km. Perjalanan yang hanya 2 km ini membutuhkan sekitar 10 - 15 menit karena kecepatan maksimum dibatasi hanya 30 km/jam. Kunci mobil selalu langsung saya kantongi kalau saya tiba di Gedung Administrasi sebelum masuk kantor. Kebiasaan ini harus terhenti ketika semua kendaraan manajemen di"pool", karena setelah memakai mobil, saya harus mengembalikan kuncinya di "pool" dalam kotak kunci di ruang sekretaris. Beberapa kali terjadi saya lupa mengembalikannya. Agar tidak lupa, saya membiasakan untuk tidak mengantongi kunci ketika sampai di Gedung Administrasi, sehingga ketika masuk kantor langsung ingat untuk mengembalikannya ke dalam kotak kunci "pool". Satu rota berjalan lancar dengan cara ini. Rota kali ini ada kejadian lucu. Begini kisahnya. Usai dari meeting di MCB saya kembali ke kantor. Setelah menindaklanjuti beberapa hal, saya kembali ke MCB untuk inspeksi pabrik. Saya lihat kunci mobil di "pool" dalam kotak kunci hanya satu buah yaitu JP-001. Dalam hati saya berpikir "Ke mana aja, ya mobil-mobil ini kok kuncinya tinggal satu". Tanpa pikir panjang saya ambil saja kunci JP-001 dan mencatatnya dalam buku. Ketika di parkiran sepintas saya lihat ada mobil JP-006 yang tadi pagi saya pakai. Kembali saya berpikir: "Kenapa mobilnya ada tetapi kok kuncinya tidak ada di pool?". Sayapun melanjutkan perjalanan dengan JP-001 ke MCB dan terus ke pabrik. Sekembalinya dari inspeksi pabrik saya menuju JP-001 di parkiran untuk pulang ke Gedung Administrasi. Anehnya remote control mobil tidak berfungsi. Berkali-kali saya coba tetap tidak bisa. Saya coba buka manual juga tidak bisa. Saya periksa remote controlnya, barulah ketahuan masalahnya. Ternyata itu kunci remote control JP-006. Lantas ke mana kunci remote control JP-001? Kan tadi saya yang bawa sendir mobil JP-001?. Saya periksa lagi saku celana, eh...kunci mobil JP-001 memang ada di sana. Baru saya sadar bahwa tadi pagi ternyata saya belum mengembalikan kunci mobil JP-006 ke "pool". Jadi saya tadi membawa kedua kunci mobil itu ke dalam pabrik. Pantas saja saku celana saya terasa lebih berat dari biasanya.
Kalau begitu, mungkin karena sudah terbiasa, ketika turun dari mobil di parkiran Gedung Administrasi pagi itu, secara refleks saya langsung mengantongi kunci. Akibatnya saya lupa untuk mengembalikan kunci mobil JP-006 ke pool sebelum masuk kantor. Ketika saya perlu mobil lagi, saya juga tidak ingat kalau saya masih memegang kunci mobil JP-006 itu sehingga saya meminjam JP-001 untuk ke MCB. Begitu juga ketika saya melihat JP-006 ada di parkiran, tetap belum ingat. Pikiran hanya fokus untuk segera ke pabrik. Begitulah, kedua kunci mobil JP-001 dan JP-006 menemani saya pagi itu dari kantor ke pabrik dan kembali ke kantor. Ha...ha..ha.. akibat faktor "u" barangkali... Mulai tanggal 17 February 2014 yll. LNG Tangguh bersama-sama dengan PLN meresmikan dimulainya suplai listrik ke Kabupaten Bintuni, Papua Barat, menyusul sukses pemasangan dan start-up saluran listrik dari Pabrik LNG Tangguh di Teluk Bintuni. Hal ini merupakan tonggak sejarah dimulainya pemasokan 4 Mega Watts (MW) listrik dari LNG Tangguh. (Lihat juga postingan tahun 2012 di sini). "Untuk pertama kalinya penduduk Bintuni akan memiliki listrik dalam jangka panjang yang akan dikirim dari Pabrik LNG Tangguh dan didistribusikan oleh PLN", demikian William Lin, Regional President Asia Pasific BP mengungkapkan sekaligus mengharapkan agar dalam bulan-bulan mendatang ada kelanjutannya sehingga lebih banyak lagi masyarakant Teluk Bintuni yang bisa menikmati manfaat listrik ini. William Lin melanjutkan bahwa hal ini merupakan bagian dari komitmen BP dari rencana ekspansi Tangguh serta kesadaran akan pentingnya untuk mendukung pengembangan Papua Barat. "Kami ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat, khususnya wilayah administrasi Teluk Bintuni dan UP4B atas dukungan mereka terhadap proyek ini." Sementara itu Presiden Direktur PLN, Nur Pamudji mengatakan, "PLN akan terus menambah rasio kelistrikan dengan menambah pasokan dan distribusi listrik antara lain dengan bersinergi bersama berbagai pihak". Pada waktu distart-up, listrik yang dialirkan ke Bintuni mencapai 1,8 MW dan pelan-pelan naik mencapai puncaknya 2,4MW. Dengan keberhasilan ini diperkirakan puncak beban di Bintuni dan daerah sekitarnya akan cepat naik mencapai 3 sampai 4 MW. Kesepakatan pemasokan dan penggunaan listrik yang ditandatangani oleh BP dan PLN pada tanggal 3 Desember 2013 mencakup pemasokan 4 MW listrik ke PLN selama 20 tahun untuk daerah sekitar Pabrik LNG Tangguh di Teluk Bintuni. BP sudah memiliki pengalaman 45 tahun di Indonesia dan merupakan salah satu investor asing terbesar di negara kita. Kegiatan BP didominasi dengan bisnis eksplorasi dan produksi yang salah satunya adalah operasi LNG Tangguh di propinsi Papua Barat yang mulai beroperasi pertengahan 2009. Kegiatan ekspansi sedang berlangsung untuk penambahan LNG train ke tiga. Tangguh dioperasikan oleh BP Indonesia sebagai kontraktor SKK Migas. BP memegang 37.16% saham dalam proyek ini. Partner kontrak Tangguh lainnya adalah MI Berau B.V. (16.30%), CNOOC Muturi Ltd. (13.90%), Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. (12.23%), KG Berau/KG Wiriagar (10.00%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7.35%), and Talisman Wiriagar Overseas Ltd. (3.06%). Adapun PLN adalah salah satu BUMN yang sekarang memiliki 11 anak perusahaan, termasuk 5 perusahaan yang terkait dengan pembangkitan listrik. Perusahaan lainnya terkait dengan berbagai bisnis lain yang mendukung operasi PLN. PLN memiliki dan mengelola pembangkitan, transmisi dan distribusi listrik ke seluruh wilayah Indonesia. PLN memilik 54 juta pelanggan dan masih punya ruang untuk tumbuh memberikan rasio penggunaan kelistrikan di Indonesian berada pada tingkatan 80% dengan laju pertumbuhan lebih dari 8% per tahun. PLNG berkomitmen menyediakan pelayanan terbaik bagi pelanggannya di seluruh Indonesia, mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil untuk mengurangi biaya produksi dan terus meningkatkan penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Setiap orang tentu pernah mengalami lupa. Misalnya lupa untuk mengerjakan sebuah tugas penting dengan berbagai macam alasan. Saya sering merencanakan mengerjakan sesuatu ketika dalam perjalanan ke kantor seperti membalas e-mail dari teman yang sudah sehari belum sempat dibaca. Namun, begitu saya membuka laptop terlihat beberapa e-mail lain yang masuk dan lebih urgent. Langsung saya membukanya sehingga lupa dengan niat awal untuk membalas e-mail yang dikirim teman kemarin itu. Begitu seterusnya sampai sudah lewat beberapa hari dan teman yang mengirim e-mail itu mengingatkan saya. Sehubungan dengan 'lupa' ini saya ingin berbagi pengalaman saya beberapa hari yang lalu ketika sedang bertugas di LNG Site Tangguh. Sudah sejak akhir tahun yang lalu semua kendaraaan manajemen di"pool" untuk lebih mengefektifkan penggunaannya. Akibatnya kebiasaan lama saya menyimpan barang dalam mobil harus dihentikan karena bisa jadi tidak menentu rimbanya kalau kebetulah mobil itu dipakai oleh teman yang lain. Alat pelindung diri misalnya tidak bisa lagi ditinggalkan dalam mobil. Setiap manajer sudah mendapat sebuah loker di lantai bawah Gedung Administrasi untuk menyimpan alat pelindung diri seperti helm keselamatan, sepatu keselamatan, sarung tangan dll. Malam itu saya menerima titipan raket badminton. Ketika itu saya menggunakan mobil "pool" manajemen. Tentu saja saya tidak bisa meninggalkan raket badminton itu di dalam mobil. Tetapi ketika sampai di kantor, saya lupa. Kunci mobil sudah saya kembalikan, Saya baru ingat tentang raket itu ketika hari sudah malam. Kalau saya ambil waktu itu hari sudah malam dan tempat parkirnya lumayan jauh. Kalau saya tidak ambil besok pagi, saya juga kuatir jadi gak jelas keberadaan raket itu nantinya. Apa akal supaya saya tidak lupa besok pagi untuk mengambilnya dan menyimpannya? Saya teringat pernah membaca buku "Mega Memory" tentang bagaimana agar tidak lupa. Saya langsung ambil selembar kertas kecil dan mencatat sesuatu untuk mengingatkan saya pagi-pagi besok sebelum berangkat ke kantor. Besok paginya betul saja setelah membaca catatan saya itu saya ingat untuk mengambil raket dari dalam mobil. Tapi ketika sudah di kantor siapa bisa menjamin saya tidak lupa lagi. Maka sebelum keluar kamar saya ubah letak Kartu Identitas saya yang biasanya digantung di sebelah kanan menjadi di kiri. Bukan hanya itu, saya juga merubah handphone yang biasanya saya simpan di kantong kiri ke kantong kanan. Alhamdulillah, kiat ini berhasil. Benar saja, saya hampir lupa lagi seperti biasanya, tetapi ketika saya merogoh handphone di saku kiri tidak ada, seketika itu saya ingat harus mengambil raket dalam mobil. Terus terang baru kali ini saya praktekkan apa yang saya baca dari buku "Mega Memory" dan ternyata hasilnya cukup jitu. Andapun bisa mempraktekkan kiat ini. Dalam buku itu teknik ini disebut dengan "pegging", yaitu mengasosiasikan satu hal terhadap hal lainnya yang ingin kita ingat. Otak kita dalam mengingat adalah dengan cara mengaitkan satu hal atau benda dengan benda lainnya yang sudah kita ingat dengan baik. Dalam hal contoh tadi, letak Kartu Identitas dan letak handphone dalam saku celana adalah dua hal yang sudah saya ingat dengan baik karena sudah terbiasa. Inilah yang saya kaitkan dengan raket yang masih ada di dalam mobil untuk diambil. Semoga tips ini bermanfaat. Sepintas tidak ada yang aneh dengan foto di samping ini. Sayapun ketika menggunakan pakaian coverall seragam Tangguh LNG ini juga tidak merasakan ada sesuatu yang lain dari biasanya. Pagi itu saya sudah ikut dua kali meeting di MCB (Main Control Building) juga tidak ada yang merasa aneh dengan seragam yang saya gunakan. Sampai ketika makan siang saya duduk semeja dengan Franky teman dari Jakarta yang sedang bertugas di LNG Site. Langsung saja teman ini bertanya, "Pak Helfia apa sudah ganti nama Syarifuddin Zainuddin?". Dengan agak heran, tetapi cepat saya menyadari dan memeriksa nama di sebelah kanan pakaian seragam coverall yang saya pakai. Benar saja, nama yang tertera di sana "Syarifuddin Zainuddin", teman saya di Maintenance yang sudah saya kenal sejak di LNG Badak dan bergabung di LNG Tangguh sampai sekarang. Hal yang sama pernah terjadi 2 tahun yang lalu. Saya menduga kali ini bagian laundry Indocater juga melakukan kesalahan yang sama dengan menaruh seragam teman saya Syarifuddin Zainuddin ke kamar saya di DB-504 dan mungkin seragam milik saya dikirim ke kamarnya DA-504. Ketika saya memakai seragam itu pagi-pagi saya tidak merasa pakaiannya kekecilan, tetapi setelah teman di Messhall tadi memberitahu hal itu, baru saya sadar kalau memang agak sempit dan lengannya agak lebih pendek. Segera saya telpon teman saya Syarifuddin Zainuddin dan ternyata dugaan saya benar adanya. Pakaian seragam saya ada di kamarnya DA-504 tapi kebetulan dia sempat memperhatikan jadi tidak sampai terpakai ke tempat kerja. Diapun sebelum ini juga pernah mengalami hal yang sama dan sempat memakai seragam kerja teman yang lain tetapi segera sadar kalau ada yang salah karena ukurannya berbeda. Makan malam di Messhall saya ketemu Syarifuddin. Langsung saja saya dekati dan foto buat kenang-kenangan. Saya mungkin perlu lebih teliti lagi kalau memakai seragam coverall agar jangan sampai terulang yang ketiga kalinya. Memang mengelola laundry untuk 300 an orang di Dormitory LNG Site Tangguh tentu merupakan tantangan tersendiri. Kamipun bisa memaklumi kalau 2 tahun sekali mengalami kesalahan seperti ini. Seandainya hal yang seperti ini terjadi di pabrik LNG tentu ceritanya akan lain. Biasanya setiap peralatan sudah diberi ID atau tag number yang unik agar mengurangi kemungkinan tertukar. Khusus untuk pressure relief valve ada prosedur tersendiri untuk mengatur pencabutan dan pemasangan kembali agar tidak tertukar. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|