Burung Kasuari di LNG Site Tangguh
Kita tahu bahwa semua proyek tanpa kecuali pasti memberikan dampak negatip disamping dampak positip yang memang diharapkan untuk diperoleh. Proyek eksplorasi gas alam sekaligus pencairannya di Papua Barat, tepatnya di Teluk Bintuni, yang dirintis oleh Arco Indonesia bersama Pertamina dan dilanjutkan oleh BP Indonesia sejak tahun 2000 tidak terkecuali dan telah melewati berbagai tantangan sulit. Dalam hal proyek LNG Tangguh di Teluk Bintuni ini salah satunya yang telah menjadi perhatian sejak awal adalah bagaimana meminimalkan pengaruh negatip terhadap lingkungan sosial budaya Papua termasuk terhadap kawasan hutan di sana. Tantangan tidak hanya dari dalam negeri, tetapi terutama oleh dunia. Maklum, Indonesia khususnya Papua yang masih banyak memiliki hutan perawan, menjadi lokasi andalan dunia untuk mengurangi emisi CO2 lewat hutannya sehingga dikenal sebagai "paru-paru dunia". Itulah sebabnya dari 3000 ha keseluruhan kawasan Kilang LNG Tangguh, hanya 400 ha yang digunakan untuk lokasi pabrik dan pendukungnya. Sisanya dijadikan kawasan hutan lindung yang sekaligus menjadi "buffer zone" untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan sekaligus mencegah agar bahaya yang mungkin terjadi di dalam kilang tidak memberikan dampak negatip kepada masyarakat sekitar. Hutan di dalam kawasan Kilang LNG Tangguh ini dijaga dari penjarahan dan gangguan oleh perusahaan dengan sungguh-sungguh sehingga flora dan fauna yang ada di dalamnya diharapkan dapat tetap lestari. Setiap tahun perusahaan melakukan survei keanekaragaman flora dan fauna guna memastikan seberapa jauh dampak keberadaan kilang terhadap lingkungan. Alhamdulillah, setelah lebih lima tahun beroperasi, terbukti Kilang LNG Tangguh mampu menjaga harmoni dengan alam Papua bukan hanya dengan penghuni hutannya tetapi terlebih lagi dengan masyarakat setempat. Kalau anda berkesempatan mengikuti team survei hutan kawasan Kilang LNG Tangguh anda masih dapat menemukan berbagai jenis kupu-kupu, katak, lebah, babi hutan, rusa, bahkan burung kasuari yang termasuk langka. Salah satu burung kasuari penghuni hutan Kilang LNG Tangguh kerap datang pada waktu-waktu tertentu ketika pekerja sedang menunggu untuk naik boat ke Babo. Anda bisa menikmati gerak lakunya di bawah ini. Sepertinya sang burung terbiasa mendapatkan makanan dari mereka yang sedang menunggu boat sehingga tahu persis kapan dia harus nongol di sini. Selayaknya keberadaan sebuah proyek apapun di tanah air hendaknya mampu memberikan dampak positip sebanyak-banyaknya sementara dampak negatip tidak boleh dilupakan untuk dicarikan solusinya sejak awal proyek dimulai. Inilah antara lain gunanya AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Setelah AMDAL diselesaikan maka kewajiban perusahaan untuk memenuhi komitmen yang diberikan di sana serta tugas pemerintah untuk mengawasi pelaksanaannya secara bijak.
Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|