Usai shalat shubuh saya segera menuju ke mesjid STEP-3 yang berjarak kurang lebih 2 km dari Dormitory di Central Building LNG Site Tangguh dengan mengenakan batik lengan pendek yang memang sudah disiapkan dari rumah. Sampai di mesjid sudah ada 8 orang dan sayapun bergabung melantunkan takbir dan tahmid. Tidak terasa saatnya shalat Iedul Adha tiba. Khotibnya adalah Dr. Ir. Ahmad kebetulan juga yang dulu pernah menjadi khotib shalat Iedul Fitri juga. Ada tiiga inti pesan beliau saat memberikan khutbah yang sebetulnya beliau sarikan dari sebuah do'a yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu: Allaahumma a'innii 'alaa zikrika, wa syukrika, wa khusnii ibaadatika....ya Allah, jadikanlah aku termasuk hambamu yang senantiasa mengingatmu, senantiasa bersyukur, dan senantiasa mempercantik ibadahku kepadaMu. Beliau mencontohkan nabi Ibrahim AS sebagai seorang hamba yang sangat bersyukur dan ikhlas dalam menyatakan keberpihakannya kepada Tuhannya Allah Swt. Ibrahim AS ketika baru berusia 14 tahun sudah diangkat menjadi nabi dan dibakar oleh kaumnya hidup-hidup. Setelah selamat, beliau menikah dengan Siti Sarah yang sangat cantik. Ibrahim AS terpaksa mengikhlaskan istrinya Siti Sarah direbut Firaun demi menyelamatkan jiwa Siti Sarah. Tiga kali Firaun mencoba menggauli Siti Sarah selalu diakhiri dengan sakit lumpuh. Setiap kalinya pula Firaun meminta Siti Sarah berdoa memohonkan kesembuhannya dan selalu terkabul. Akhirnya Firaun melepas Siti Sarah dan menghadiahi seorang pembantu Siti Hajar. Ibrahim AS pun berkumpul kembali dengan Siti Sarah. Ibrahim kemudian diuji Allah dengan keinginan Sita Sarah untuk memiliki seorang anak. Keinginan mempunyai anak membuat Siti Sarah meminta suaminya Ibrahim AS menikahi Siti Hajar. Namun ketika Siti Hajar melahirkan Ismail AS, karena dikuasai rasa cemburu, Siti Sarah meminta Ibrahim AS meninggalkan Siti Hajar jauh di tengah padang pasir di daerah Mekkah. Tepatnya di daerah sekitar sumur zamzam. Ibrahim AS baru kembali menjenguk anaknya ketika Ismail sudah berusia 7 tahun. Allah Sw kembali menguji Ibrahim AS dengan perintah untuk menyembelih anak laki-laki kesayangannya yaitu Ismail AS. Kedua hamba Allah yang mulia ini dengan tegar dan penuh keyakinan melaksanakan perintah Allah ini. Setelah benar-benar hampir terlaksana, Allah Swt memerintahkan Ibrahim AS mengganti kurban dengan seekor hewan. Begitu luar biasa ujian keimanan yang diberikan Allah kepada Ibrahim AS namun selalu berhasil dilewatinya dengan sempurna. Allaahumma a'innii 'alaa zikrika, wa syukrika, wa khusnii ibaadatika.... Bekerja sesungguhnya adalah ibadah kita kepada Allah Swt asalkan dimulai dengan niat yang benar karena sesungguhnya amal itu tergantung pada niat. Marilah kita jadikan diri termasuk orang yang senantiasa mempercantik pekerjaan kita karena itu sekaligus berarti kita juga sudah termasuk orang yang senantiasa mempercantik ibadah kita kepada Allah Swt. Usai shalat ied saya dapati sepatu yang sudah saya simpan rapih di rak sepatu ternyata basah kehujanan termasuk kaos kakinya. Teringat dengan pesan ustadz untuk selalu ikhlas menerima apapun yang menimpa kita. Di akhir khutbahnya beliau mengingatkan janganlah menjadi orang yang selalu merasa paling menderita di dunia. Jadilah orang yang senantiasa bersyukur. Artinya, justru pada saat seorang ditimpa kemalangan, maka saat itulah ia diuji apakah ia memilih untuk menjadi orang yang senantiasa bersyukur atau menjadi orang yang bersyukur hanya kalau menerima nikmat saja, atau bahkan menjadi orang yang sama sekali tidak pernah bersyukur.
Allahu Akbar...Allahu Akbar....Allahu Akbar....Wa lillaahilhamd... Mohon maaf lahir batin... Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|