![]() Selama ini kita beranggapan bahwa Indonesia kaya akan minyak. Anggapan ini sebenarnya keliru karena kita ternyata lebih banyak memiliki energi lain selain minyak seperti batubara, gas, CBM (Coal Bed Methane), panas bumi, air, BBN (Bahan Bakar Nabati) dan lain-lain. Anggapan keliru lainnya adalah bahwa harga BBM (Bahan Bakar Minyak) harus murah sekali tanpa berpikir bahwa hal ini menyebabkan terkurasnya dana Pemerintah untuk subsidi harga BBM, ketergantungan kita kepada BBM yang berkelanjutan serta kepada impor minyak dan BBM yang makin lama makin besar serta makin sulitnya energi lain berkembang. Sebuah ramalan yang cukup mengkhawatirkan karena berdasarkan fakta-fakta yang ada saat ini bahwa hampir dapat dipastikan Indonesia akan mengalami krisis energi dalam lima tahun ke depan apabila pemerintah gagal mengupayakan pengembangan energi alternatif selain minyak. SKKMIGAS mengatakan cadangan minyak yang tersisa sekarang tidak lebih dari 4 milyar barrel, meskipun ada 44 milyar barel lagi tetapi masih dalam status potensi cadangan. Pemerintah memprediksi Indonesia akan menjadi pengimpor minyak permanen tahun 2018 dimana saat itu produksi minyak nasional hanya 500.000 barrel per hari. Menghadapi kenyataan pahit ini, satu-satunya alternatif solusi adalah dengan mengembangkan sumber energi selain minyak. Sudah saatnya kita mengembangkan potensi sumber daya energi selain minyak. Untuk sumber daya gas alam misalnya, kita masih memiliki cadangan 150 TCF (trilyun standard cubic feet). Sayangnya konversi pemakaian BBM ke gas belum terlihat dan tersosialisasikan dengan baik. Masih banyak kendala termasuk diantaranya trauma masyarakat akibat seringnya kecelakaan karena ketidaktahuan masyarakat dalam penggunaan gas secara aman sebagai pengganti BBM. Akibatnya masyarakat tetap bertahan menggunakan BBM yang dirasakan lebih aman. Pengadaan gas juga masih terkendala dengan ketersediaan infrastruktur gas dalam negeri. FSRU di Lampung contohnya yang dijadwalkan mulai bisa mengkonsumsi gas dari LNG Tangguh tahun ini masih mengalami kendala sehingga LNG Tangguh terpaksa mengalihkannya ke ekspor. Adapun cadangan batubara kita menurut SKKMIGAS mencapai 136 milyar ton. Namun begitu, produksi batubara Indonesia tahun 2006 saja masih sebesar 162 juta ton dimana 120 juta ton diantaranya digunakan untuk keperluan ekspor. Pemerintah mencanangkan peningkatan penggunaan batubara yang saat ini baru sekitar 50%, menjadi 63% dari bauran energi nasional di tahun 2020 untuk sub sektor kelistrikan. Sumber energi alternatif lainnya yang masih kurang dimaksimalkan adalah sumber tenaga angin dan tenaga surya. Dalam konteks ini kita patut menghargai upaya pemerintah daerah Bantul, Yogyakarta yang sejak tahun 2010 berhasil membangun pembangkit listrik tenaga angin dan surya sehingga kawasan Pantai Baru, Pandansimo, Bantul di malam hari tetap terang benderang. Mereka menamakannya Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Bantul. Mari kita dukung upaya Pemerintah baru nanti dalam mengembangkan sumber energi alternatif yang memang harus dilakukan karena kita tidak memiliki pilihan lain. www.Helfia.net, www.HelfiaStore.com, www.GreatWebPortal.com
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|